Anda di halaman 1dari 6

POLITEKNIK NEGERI PADANG

JOB IV
PENGUKURAN SEDERHANA DENGAN SIPAT DATAR

I. LOKASI DAN WAKTU


Hari /Tanggal : Rabu / 23 Maret 2016
Pukul : 11.45 – 15.00
Lokasi : Halaman Depan Laboratorium Sipil Politeknik Negeri Padang
Kelompok : IV ( Empat )

II. TUJUAN DAN MAKSUD


Setelah mahasiswa mempelajari dan memahami cara kerja serta bagian dan
fungsi alat sipat data, Mahasiswa dapat melakukan pengukuran menggunakan alat
sipat datar berupa pengukuran jarak, beda tinggi, dan sudut horizontal.

III. DASAR TEORI


Kemiringan adalah bidang yang terbentuk dari perbandingan perubahan jarak
vertikal dan horizontal.
Prinsip penentuan beda tinggi dengan menyipat datar mempunyai maksud
untuk menentukan beda – beda tinggi antara titik – titik pada permukaan bumi
sebagai acuan digunakan MSL
Pada pengukuran beda tinggi antara beberapa titik dari jalur yang
direncanakan kita menggunakan sipat datar, kemudian untuk melihat ketinggian
digunakan alat yang bernama ”Rambu Ukur”

100 = Konstanta pengkali

BA = Batas atas

BB = Batas tengah

BT = Batas bawah

WINA ASTUTI
1511031010
POLITEKNIK NEGERI PADANG

dAB = 100 x ( BA – BB )
beda tinggi = tinggi alat – BT

3 CARA PENGUKURAN PADA ALAT SIPAT DATAR

1. Alat sipat datar di tempatkan pada stasion yang diketahui ketinggiannya


dengan demikian dapat dihitung : tinggi alat, tinggi garis bidik

HB =T–b
HB = HA + ta – b
hAB = HB – HA

2. Alat sipat datar diantara 2 stasion

hAB = a – b
hBA = b – a

WINA ASTUTI
1511031010
POLITEKNIK NEGERI PADANG

bila titik A ( HA ) , maka titik B


HB = HA + hAB = HA + a – b = t – b
2. Alat sipat datar diluar stasion

hAB = a – b
bila tinggi stasion C = HC ,
maka HB = HC + tc – b = T – b
HAB = HB – HA

VI. BUKU ACUAN


 Ilmu-kontruksi.blogspot.com/2013/01/pengukuran-sipat-datar.html
 Information sheet IUT 1 Politeknik Negeri Padang.

V. PERALATAN DAN BAHAN


1. Alat ukur sipat datar
2. Meteran
3. Patok
4. Rambu Ukur
5. Payung
6. Statif

WINA ASTUTI
1511031010
POLITEKNIK NEGERI PADANG

VI. KESELAMATAN KERJA


1. Mempelajari dan memahami konsep sebelum praktikum
2. Periksalah alat-alat- ukur sebelum digunakan
3. Persiapkan posisi pengukuran
4. Berhati – hati dalam menggunakan alat
5. Setelah selesai bersihkan dan simpan alat pada tempatnya

VII. LANGKAH KERJA


1) Tentukan lokasi pengukuran
2) Siapkan alat yang dibutuhkan, tentukan titik pada lokasi dengan patok
3) Pasang alat sipat datar, dengan cara pemasangannya yaitu dengan cara
meletakkan waterpas diatas kepala statif yang telah kita letakkan terlebih dahulu
4) Gantungkan Unting-unting pada gantungan yang terdapat pada kaki statif
5) Tepatkan statif berada diatas patok dengan melihat posisi unting-unting berada
tepat ditengah- tengah patok yang dinginkan
6) Setelah itu seimbangkan keadaan “NIVO KOTAK” dengan bantuan 3 sekrup
penyetel
7) Dirikan Rambu ukur pada titik yang sudah ditentukan
8) Teropong dan arahkan kearah rambu ukur, terlebih dahulu di bidik dengan
menggunakan “VISIER”

Rambu A

Rambu B

9) Catat Hasil pengukuran

WINA ASTUTI
1511031010
POLITEKNIK NEGERI PADANG

VIII. PENGOLAHAN DATA


DATA PRIBADI
NAMA TITIK ARAH BACAAN RAMBU TINGGI JARAK BEDA
RAMBU ALAT (m) TINGGI
BA BT BB
I 1,385 1,289 1,193 19.2m 0,051
WINA D 1,340
II 3,021 2,845 2,678 33,4m -1,505

DATA KELOMPOK
NAMA TITIK ARAH BACAAN RAMBU TINGGI JARAK BEDA
RAMBU ALAT (m) TINGGI
BA BT BB
TYO A I 3,323 3,228 3.130 1,375 19,3m -1,851
II 1,447 1,286 1,114 33.3m 0,068
FEBY B I 1,523 1,429 1,332 1,465 19,1m 0,036
II 3,161 2,992 2,827 33,4m -1,527
NOFTAR C I 1,316 1,222 1,125 1,250 19,1m 0,037
II 2,934 2,789 2,080 13,4m -1,53
WINA D I 1,385 1,289 1,193 1,340 19,2m 0,051
II 3,012 2,845 2,678 33,4m -1,505
EDO E I 1,377 1,282 1,155 1,538 22,2m 0,256
II 3,153 2,985 2.822 33,2m 1,448

 Jarak optis = 100 ( BA – BB )


 Beda tinggi = tinggi alat – BT
 Sudut horizontal = Selisih dua arah
* JARAK SEBENARNYA ;
A ke I = 19,19 m
A ke II = 33,35 m
* RATA – RATA JARAK KELOMPOK
A ke I = 19,78 m
A ke II = 29,32 m

WINA ASTUTI
1511031010
POLITEKNIK NEGERI PADANG

* RATA – RATA BEDA TINGGI KELOMPOK


A ke I = - 0,2942
A ke II = -1,1883

IX. HASIL & ANALISA


1. Selisih jarak pribadi dengan jarak sebenarnya
Arah A1 = Jarak pribadi – Jarak sebenarnya
= 19,2 – 19,19
= 0,01 m
Arah A2 = Jarak pribadi – Jarak sebenarnya
= 33,4 – 33,35
= 0,05 m
2. Selisih jarak pribadi dengan jarak rata –rata kelompok
A1 = 19,2 – 19,78
= -0,58 m
A2 = 33,4 – 29,32
= 4,08 m
3. Selisih beda tinggi pribadi dengan rata – rata beda tinggi kelompok
A1 = 0,051 – (- 0,2942)
= 0,03452m
A2 = -1,505 – (-1,1883)
=- 0,3167 m

X. KESIMPULAN
 Pengukuran dinyatakan akurat apabila data yang diperoleh tidak melewati
batas toleransi < 10 cm , jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diperoleh
diatas masih dalam batas toleransi
 Diperlukan pemahaman agar memudahkan dalam mengoperasikan alat
ukur sipat datar dan juga harus memiliki ketelitian yang tinggi dalam
melakukan pembacaan
 Meminimalisir kesalahan – kesalahan kasar seperti salah baca, salah tulis,
salah dengar

WINA ASTUTI
1511031010

Anda mungkin juga menyukai