Laporan Ion Exchange Fix
Laporan Ion Exchange Fix
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai jenis operasi di industri membutuhkan air yang meliputi air proses, air umpan
boiler, dan air pendingin. Ketiga jenis air ini memerlukan tingkat pengolahan yang
berbeda, tergantung pada sumber air baku yang diambil dan maksud penggunaan dari air
hasil olahan tersebut.
Pada prinsipnya pengolahan air bertujuan untuk memindahkan zat padat yang terkandung
dalam air yang dapat dalam bentuk terlarut, tersuspensi atau koloid sehingga dicapai
kualitas air yang memenuhi persyaratan yang sesuai dengan maksud penggunaannya.
Salah satu metoda dalam pengolahan air adalah pertukaran ion (ion exchange). Metoda
pertukaran ion ini adalah metoda pengolahan air yang bertujuan untuk mengurangi ion-ion
yang tidak dikehendaki baik kation maupun anion yang ada dalam air. Air yang dihasilkan
dari proses pertukaran ion banyak digunakan untuk air umpan boiler dan air untuk
berbagai proses
1.2 Tujuan
1. Melaksanakan operasi pertukaran ion, operasi backwash, dan regenerasi pada resin
kation dan resin anion
2. Menganalisis kesadahan total, mengukur DHL, kekeruhan dan pH
1
BAB II
LANDASAN TEORI
Pertukaran ion melibatkan butiran-butiran resin dengan permukaan yang bermuatan positif
(kation) atau negatif (anion). Biasanya resin-resin tersebut memiliki pori-pori kecil untuk
menambah luas permukaan kontak. Sebagai contoh gambaran, salah satu jenis resin ion
exchange adalah berupa molekul ikatan hidrokarbon kompleks yang sangat panjang dengan
ujung rantai mengikat ion H+ untuk resin kation, dan OH- untuk resin anion.
Pertukaran ion (ion exchange) merupakan suatu metoda penghilangan mineral air yang
ditujukan untuk mengambil semua ion kation dan anion dalam air. Umumnya media yang
digunakan dalam pertukaran ion adalah resin alam atau sintetis. Pada saat terjadi
pertukaran ion maka ion yang terlarut dalam air akan terserap ke dalam resin penukar ion
dan resin akan melepaskan ion lainnya dalam kesetaraan ekuivalen. Resin penukar ion
terdiri dari dua macam yaitu:
2
1. Resin penukar kation (cation exchange resin)
Resin penukar kation mempunyai kemampuan untuk menyerap/menukar kation-kation
seperti Ca, Mg, Na dan lain-lain yang ada dalam air. Resin penukar kation terdiri dari
penukar kation asam kuat (strong acid exchanger) dan resin penukar kation asam lemah
(weak acid exchanger)
2. Resin penukar anion (anion exchange resin)
Resin penukar anion mempunyai kemampuan untuk menyerap/menukar anion-anion
yang ada dalam air. Resin penukar anion terdiri dari penukar anion basa kuat (strong
base exchanger) dan resin penukar anion basa lemah (weak base exchanger)
Apabila resin sudah jenuh maka haris dilakukan regenereasi. Siklus regenerasi terdiri
dari 4 tahapan yaitu :
1. Backwash
Backwash dilakukan untuk mengambil material yang terakumulasi diunggun sekaligus
mengaduk unggun resin. Backwash dlakukan secara kontinu selama 10 menit atau
sampai effluent backwash terlihat jernih. Air yang digunakan ketika backwash adalah air
yang bersih hasil proses filtrasi. Air sisa backwash sebaiknya dialirkan ke unit
pengolahan air bersih.
2. Regenerasi
Regenerasi dilakukan setelah backwash selesai. Regenerasi mengalir ke unggn resin dari
atas ke bawah dengan laju rendah 0,5-1 gpm/ft2 resin. Aliran regeneran dikeluarkan
lewat bawah tangki dan diolah diunit pengolahan limbah.
3. Pembilasan lambat
Pembilasan lambat (slow rinse) dilakukan dengan air melalui bagian atas unggun resin ke
bawah. Pembilasan lambat ini akan menyempurnakan proses regenerasi dengan
mengadakan kontak antara resin dan regeneran sampai diunggun resin paling bawah.
4. Pembilasan cepat
Setelah pembilasan lambat (slow rinse) dilakukan pembilasan cepat (fast rinse) dengan
cara mengalirkan air bersih melalui unggun bagian atas dengan kecepatan tinggi. Air
pembilasan akan mengambil sisa garam regeneran di dalam unggun. Setelah pembilasan
cepat, resin dapat digunakan kembali untuk proses pertukaran ion.
3
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat dan Bahan
ALAT BAHAN
Gelas Kimia 1 L (1 buah) Air
Gelas Kimia 50 mL (2 buah) Resin penukar kation
Gelas Kimia 250 mL (2 buah) Indikator EBT 1 gram
Gelas Kimia 400 mL (2 buah) EDTA 0,01 M 50 mL
Erlenmeyer 250 mL (3 buah) Larutan buffer pH 10 40 mL
Pipet Ukur 10 mL (1 buah)
Pipet seukuran 10 mL (1 buah)
Pipet Ukur 5 mL (1 buah)
Pipet tetes (2 buah)
Buret 25 mL (1 buah)
Botol Semprot 500 mL (1 buah)
Spatula
Ember
pH-meter
Konduktometer
Turbidimeter
4
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Umpan : - Laju alir = 1 gpm/ft2
- Konsentrasi :
DHL = 0,271 mS
Total Hardness = 165 mg/L CaCO3
pH = 5,20
Kekeruhan = 8,42 NTU
Suhu = 27,9˚C
Effluent
Tabel 2. Data Pengamatan
Waktu (menit) DHL (mS) Total Hardness (mg/L CaCO3) pH T (˚C) Kekeruhan (NTU)
3 0,186 55 5,47 27,3 1,83
6 0,148 0 5,27 26,8 1,58
7 0,258 0 5,19 26,6 1,69
8 0,259 0 5,00 27,3 1,13
10 0,264 0 4,93 27,1 1,23
5
4.2.3 Grafik pada proses pertukaran kation
0.28
0.26
0.24
DHL (mS)
0.22
0.2
0.18
0.16
0.14
0 2 4 6 8 10 12
waktu (menit)
5.5
5.4
5.3
pH
5.2
5.1
4.9
0 2 4 6 8 10 12
waktu (menit)
6
180
160
140
Total Hardness (mg/L CaCO3)
120
100
80
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
-20
waktu (menit)
4.3 Pembahasan
Air yang keluar dari resin kation nilai total hardness-nya semakin berkurang. Pada kondisi
awal air umpan memiliki nilai total hardness sebesar 165 mg/L CaCO3, pada menit ke tiga
nilai total hardness berkurang menjadi 55 mg/L CaCO3 dan pada menit selanjutnya sampai
dengan akhir proses pertukaran kation air yang keluar tidak memiliki nilai total hardness. Hal
ini menunjukkan bahwa air yang keluar dari resin semakin lama kandungan ion-ion logam
seperti Ca2+, Mg2+ semakin berkurang dan sampai akhirnya tidak terdapat lagi kandungan
ion-ion logam tersebut pada air yang sudah melewati resin penukar kation.
Air yang keluar dari resin kation pHnya menjadi asam. Hal ini dikarenakan kation yang
berada dalam sampel seperti ion Ca2+ dan Mg2+ ditukar dengan ion H+. Ion Ca2+ dan Mg2+
jika bertemu dengan anion seperti Cl-, SO42-, dan lain-lain akan membentuk garam. Garam-
garam ini cenderung bersifat netral. Kation yang berada didalam sampel akan ditukar dengan
ion H+ sehingga konsentrasi H+ pada sampel yang keluar dari resin kation semakin banyak.
Jumlah konsentrasi H+ yang semakin besar akan menyebabkan pH semakin asam. Namun
pada saat sebelum sampel dimasukkan ke dalam resin pHnya lebih rendah dibandingkan pada
saat setelah sampel melewati resin kation. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
diantaranya suhu serta kondisi dari pH meter yang dipakai untuk mengukur larutan lain
sehingga mempengaruhi hasil pengukuran pH.
7
Resin kation masih dalam kondisi baik. Hal ini dapat dilihat dari hubungan antara total
hardness dan waktu. Dimana semakin lamanya waktu proses pertukaran kation kandungan
ion-ion logamnya semakin berkurang dan akhirnya tidak terkandung lagi ion-ion logam pada
air yang keluar dari resin kation. Hal ini menunjukkan bahwa resin penukar kation bekerja
dengan baik, karena ion-ion logam telah ditukar dengan H+ yang menyebabkan air yang
keluar lebih berifat asam.
8
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil praktikum pertukaran kation dapat diektahui kondisi resin kation masih baik.
Hal ini diketahui dari :
1. Nilai DHL dari larutan yang keluar dari resin semakin berkurang
2. pH larutan yang keluar dari resin semakin asam
3. Nilai total hardness larutan yang keluar dari resin semakin berkurang.
5.2 Saran
9
DAFTAR PUSTAKA
Betz,1991, “Betz Handbook of Industrial Water Conditioning”, 9th edition, Betz Laboratories
Inc., USA
Eckenfelder, Jr, W.W., 1989, “Industrial Water Poluution Control”, 2nd edition, McGraw-
Hill, Tokyo
Rahayu E.S., Soeswanto B. 2001,”Pengolahan Air Industri:, Jurusan Teknik Kimia Polban,
Bandung
10
LAMPIRAN
Perhitungan Total hardness
1. Pada saat kondisi awal
1000
Total hardness = x ml EDTA x M EDTA x Mr CaCO3
ml sampel
100
= x 1,65 ml x 0,01 M x 100
10 ml
= 165 mg/L CaCO3
11
12