Anda di halaman 1dari 10

TUGAS

INSTRUMENTASI
(JENIS - JENIS ALAT GELAS LABORATORIUM)

DISUSUN OLEH :

Rabi’unnisa Sulaimah

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Kemenkes Mataram
Jurusan D IV Analis Kesehatan
2017/2018
JENIS-JENIS ALAT GELAS LABORATORIUM

1. Adaptor (Adapter)
Adaptor adalah salah satu peralatan yang terbuat dari gelas
dengan bentuk melengkung. Adaptor merupakan salah satu
komponen /seperangkat peralatan destilasi sebagai penyambung
pipa pendingin (condenser).
Ujung adaptor yang besar dihubungkan dengan ujung pipa
pendingin, sedangkan ujung kecil dimasukkan ke dalam
wadah/gelas penampung destilat.
Kapasitas adaptor berbagai macam, yaitu:
 panjang 60 mm, dengan ukuran socket 14/23 mm
 panjang 95 mm, dengan ukuran socket 19/26 mm
 panjang 120 mm, dengan ukuran socket 19/26 mm
 panjang 200 mm, dengan ukuran socket 24/26 mm

2. Buret (Burette)
Buret adalah peralatan gelas yang bentuknya silidris memanjang yang mempunyai skala mm
pada bagian luarnya dan terdapat kran pada sisi bawahnya. Buret sering digunakan pada
titrasi asam basa. Buret digunakan untuk menambahkan larutan pereaksi di mana volume
penambahan harus diketahui/dicatat.
Kapasitas buret yang tersedia adalah:
 ukuran 10 ml dengan sub skala 0,05 ml
 ukuran 25 ml dengan sub skala 0,1 ml
 ukuran 50 ml dengan sub skala 0,1 ml
 ukuran 100 ml dengan sub skala 0,2 ml
Cara menggunakan buret:

 Pasang buret pada statif, dengan ujung yang sedikit jauh


dengan permukaan meja
 Isi buret dengan larutan yang diinginkan melebihi volume
yang tertera di skala paling atas
 Buka kran buret, biarkan larutan mengalir hingga tidak ada gelembung udara pada kran.
 Matikan kran, lalu bersihkan permukaan ujung nuret dengan tissue kering yang bersih.
 Buka kran sedikit lalu tepatkan dengan volume buret tersebut.
 Letakkan bejana Erlenmeyer yang berisi larutan yang akan direaksikan dibawah ujung
buret.
 Buka kran buret sedikit untuk meneteskan larutan pereaksi sehingga dapat tejadi reaksi
titrasi/ volumetri.
 Titrasi dihentikan ketika sudah tercapai titik akhir titrasi (TAT).
3. Botol Tetes (Dropping Bottle)
Botol tetes terbuat dari gelas tetapi ada juga yang terbuat dari
plastic tahan bahan kimia yang dilengkapi dengan penutup yang
terbuat dari polietilen dan juga alat tetes. Botol tetes sering
digunakan dalam laboratorium kimia analisis. Kegunaan botol
tetes adalah untuk menyimpan larutan indicator yang biasanya
digunakan dalam proses analisis kuantitatif dengan titrasi.
Adapun kapasitas botol tetes yang tersedia adalah ukuran 30 ml,
60 ml, 125 ml, dan 250 ml.

4. Desikator (Desicator)
Desikator merupakan salah satu peralatan yang sering digunakan di laboratorium kimia
anorganik.
Desikator berfungsi untuk melakukan pengeringan bahan kimia dengan menggunakan zat
higroskopis (zat yang dapat menyerap uap air dari udara).
Tempat bagian bawah digunakan untuk meletakkan zat
higroskopis tersebut.
Cara menggunakan Desikator :
 Buka tutup desikator dengan cara menggeser tutupnya
kesamping
 Menaruh silika gel di bawah
 Menaruh saringan yang terbuat dari porselin
 Menaruh median di atas saringan
 Sebelum menutup oleskan sedikit vaselin di bibir tutup
 Menutup kembali tutup desikator sama seperti saat membukanya
 Atur kran dan usahakan tidak ada udara di dalam desikato

5. Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask/Conical Flash)


Erlenmeyer merupakan salah satu alat gelas yang sering digunakan
dalam laboratorium. Bentuk leher Erlenmeyer yang sempit berfungsi
untuk mengurangi penguapan zat cair dalam pemanasan dan
mencegah zat cair tumpah ketika dilakukan pengadukan. Erlenmeyer
biasanya digunakan untuk analisis kuantitatif secara volumetri
(titrasi) bersamaan dengan buret. Pada sisi luar tabung Erlenmeyer
terdapat skala yang menunjukkan perkiraan volum cairan.
Terdapat berbagai macam ukuran Erlenmeyer mulai dari ukuran 25
ml sampai dengan ukuarn 5000 ml.

6. Gelas Beker/Gelas Piala (Beker Glass)


Gelas beker juga banyak digunakan di laboratorium kimia. Gelas beker digunakan untuk
melarutkan suatu padatan/kristal, untuk mencampurkan cairan, untuk memanaskan larutan,
dan dapat juga digunakan untuk mengukur volume kasar suatu zat cair atau larutan tertentu.
Atau dengan kata lain, untuk menampung larutan atau cairan dengan tingkat ketelitian yang
sangat rendah.
Gelas beker berbentuk silinder dengan alas datar. Gelas beker yang
dapat dipanaskan haruslah terbuat dari bahan pyrex karena tahan
panas sampai suhu 150oC dan tidak mudah retak.
Terdapat berbagai macam ukuran gelas beker mulai dari 25 ml
sampai dengan ukuarn 5000 ml.

7. Gelas Ukur (Graduated Cylinder, Measuring Cylinder)


Gelas ukur berbentuk pipa yang terbuat dari kaca dan/ plastic
yang mempunyai kaki/dudukan sehingga dapat ditegakkan. Pada
bagian atas gelas ukur terdapat bibir tuang yang berfungsi untuk
menuangkan cairan atau larutan sedangkan bagian badan tabung
terdapat skala ukur. Gelas ukur berfungsi untuk mengukur suatu
cairan dan/ larutan dengan volume tertentu yang tidak
memerlukan ketelitian tingkat tinggi.
Gelas ukur mempunyai beberapa kapasitas mulai dari ukuran 5
ml sampai dengan 2000 ml.

8. Labu Takar (Volumetric Flash)


Labu takar merupakan peralatan yang banya digunakan pada
laboratorium kimia analisis. Labu takar berbentuk alas bulat
dengan leher panjang dan mulut sempit. Pada leher tabung
terdapat garis batas yang menunjukkan volume sesuai dengan
yang tertera pada labu takar tersebut. Labu takar dilengkapi
dengan penutup yang terbuat dari polietilen maupun gelas.
Labu takar berfungsi untuk melakukan pengenceran sampai
dengan volume tertentu sebagaimana tertera pada labu takar
tersebut. Pembacaan volume larutan dilakukan pada tanda yang
melingkar pada leher dengan membaca meniscus.
Labu takar mempunya beberapa kapasitas mulai dari 5 ml sampai dengan 2000 ml.

Cara menggunakan labu takar:

 Timbang bahan yang akan diencerkan, masukkan kedalam labu takar.


 Masukkan larutan pengencer sampai sebelum garis melingkar perlahan-lahan dengan
corong.
 Tepatkan larutan pengencer dengan pipet tetes sampai garis batas tanpa corong, miniskus
bawah untuk larutan tidak berwarna dan miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
 Tutup dengan penutup labu takar, lalu bolak-balik untuk menghomogenkan.
9. Pipet Tetes (Pipette, Pipettor, Chemical Dropper)
Pipet tetes merupakan salah satu peralatan laboratorium yang
digunakan untuk memindahkan atau menambahkan larutan
kimia ke bahan kimia lainnya. Biasanya bahan yang
dipindahkan ini volumenya sangat sedikit atau hanya
beberapa tetes saja. pipet tetes ini memiliki ujung yang
runcing sehingga cukup rentan terhadap pecah. ada beberapa
pipet tetes yang memiliki hitungan 20 tetes = 1mL

10. Tabung Reaksi (Test Tube, Culture Tube)


Pada umumnya, tabung reaksi tidak memiliki ukuran sama
sekali. Karena itulah tabung reaksi ini biasanya digunakan
hanya Tabung reaksi merupakan salah satu peralatan yang
paling sebagai tempat pengujian reaksi atau wadah
campuran yang tidak memerlukan satuan volume.
Misalnya uji suatu larutan yang di tetes oleh zat lainnya.

11. Botol Timbang (Weight Bottle)


Botol timbang berfungsi untuk menimbang bahan kimia terutama
bahan cair dan pasta serta bahan yang bersifat higroskopis,
contohnya: NaOH dan Na2CO3. Biasanya apabila didalam
timbangan tersebut ingin mengurangi jumlahnya atau melebihkan
jumlahnya dapat menggunakan pipet tetes dan botol ini harus
selalu dalam keadaan tertutup untuk mengurangi penguapan pada
zat kimia tertentu.

12. Corong Gelas (Funnel Conical)


Corong gelas biasanya digunakan untuk memindahkan suatu
bahan/larutan dari satu tempat ke tempat yang lain, terutama pada
tempat yang bermulut kecil. Corong juga dapat digunakan untuk
tempat kertas saring pada saat kita akan ,menyaring suatu bahan.

13. Urinometer
Alat yang digunakan untuk mengukur
berat jenis (BJ) urine secara langsung.
Pengukuran BJ dengan alat ini
memerlukan volume urine minimal 40
ml. Bila volume urine kurang, dapat
dilakukan pengenceran.
Hasil pemeriksaan BJ urine (urinometer) dikoreksi terhadap :
a. Suhu
Perbedaan antara suhu kamar dan suhu tera, yaitu:
 Setiap kenaikan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan meningkatkan 1satuan BJ
pada akhir perhitungan.
 Setiap penurunan 3° C suhu kamar terhadap suhu tera, akan menurunkan 1satuan BJ
pada akhir perhitungan.
b. Protein
Setiap kenaikan 0,4 Gram protein/100 ml urine, akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir
perhitungan.
c. Glukosa
Setiap kenaikan 0,3 gram glukosa/100 ml urine akan menurunkan 1satuan BJ pada akhir
perhitungan.
Perhitungan BJ dengan urinometer menggunakan rumus perhitungan. Rumus perhitungan BJ
urine dengan menggunakan urinometer beik pada urine yang telah diencerkan/ tidak
diencerkan, dikoreksi terhadap suhu (temperature), protein dan glukosa.

14. Pipet Volume (Pipette Volumetric)


Pipet ini berbentuk panjang ramping dengan gondok atau cembungan dibagian tengahnya.
Digunakan untuk mengambil sampel dalam bentuk larutan dengan volume yang tepat seperti
yang tertera di gondok pipet tersebut.
Cara menggunakan pipet :
 Hisap larutan dengan bantuan alat karet penghisap (pushball)
melebihi batas skala yang melingkar
 Bersihkan permukaan luar ujung pipet dengan tissue kering
yang bersih.
 Keluarkan larutan perlahanlahan dengan ujung pipet tidak
menyentuh larutan sampel awal, tepat sampai garis melingkar
dengan ketentuan miniskus bawah untuk larutan idak
berwarna dan miniskus atas untuk larutan yang berwarna.
 Keluarkan sampel larutan tersebut kedalam instrument/wadah
baru yang diinginkan (missal: Erlenmeyer) dengan dialirkan tanpa meniup ujung pipet.
Bila masih ada sisa diujungnya, biarkan saja.

15. Pipet Ukur


Merupakan pipet yang digunakan untuk mengambil sample
dalam bentuk larutan dengan tepat dan teliti. Pipet ini
memiliki volume dengan skala pada bagian batangnya.
Pipet ini tersedia dalam berbagai ukuran volume misalnya
0,5 ml, 1 ml, 5 ml, dan 10 ml.
Cara pemakaian pipet:
 Hisap larutan dengan pipet tersebut melebihi skala
teratas pada pipet.
 Bersihkan permukaan ujung pipet dengan menggunakan
tissue kering yang bersih.
 Tepatkan sampai skala teratas tanpa ujung pipet
menyentuh sampel awal dengan miniskus bawah untuk
larutan yang tidak berwarna dan miniskus atas untuk
larutan berwarna.
 Keluarkan larutan ke tempat yang ditentukan sesuai dengan volume yang diinginkan,
perlahanlahan.
 Jika larutan dalam pipet masih tersisa kembalikan ke tempat sampel awal.

16. Corong Pisah (Separatory Funnel)

Corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan dalam


proses ekstraksi untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu
campuran antara dua fase pelarut yang berbeda . Corong pemisah
berbentuk kerucut yang ditutupi setengah bola. Ia mempunyai
penyumbat di atasnya dan keran di bawahnya. Corong pemisah yang
digunakan dalam laboratorium terbuat dari kaca borosilikat dan kerannya
terbuat dari kaca ataupun Teflon. Ukuran corong pemisah bervariasi
antara 50 mL sampai 3 L. Cara menggunakannya :

 campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup


dalam keadaan tertutup.
 Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan
kiri dalam posisi horisontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan
baik.
 Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah melalui
katup secara pelan.
 Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.

17. Kondensor (Condensers)


Kondensor terbuat dari gelas boroksilat , umumnya dapat
dirangkai dengan alat gelas lain untuk berbagai
keperluan.Kondensor adalah alat untuk membuat kondensasi
bahan pendingin gas dari kompresor dengan suhu tinggi dan
tekanan tinggi. Untuk penempatanya sendiri, kondensor
ditempatkan diluar ruangan yang sedang didinginkan, agar dapat
membuang panasnya keluar.
Fungsi kondensor adalah mengkondensasikan uap bekas dari turbin menjadi air
kondensatemelalui pipa-pipa pendingin agar dapat disirkulasikan kembali. Selain itu
digunakan untuk menggembungkan atau mendinginkan uap yang terjadi pada proses reaksi,
sintesa, atau pada sistem destilasi, ekstraksi, saponifikasi, esterifikasi, metilasi dan
sebagainya.

18. Labu Kjeldahl (Kjeldahl Flasks)


Labu Kjeldahl adalah suatu perangkat laboratorium yang berbentuk
seperti labu ukur namun bagian dasarnya berbentuk bulat sempurna
sehingga labu Kjeldahl tidak dapat berdiri dengan sendirinya. Oleh
karena itu, beaker glass sering digunakan sebagai penyanggah labu
Kjeldahl. Labu Kjeldahl terbuat dari gelas boroksilikat, dengan
kapasitas 50 – 1000 mL.
Labu Kjeldahl sering digunakan pada proses destruksi protein atau
analisa protein dengan menggunakan metode Kjeldahl. Pada analisa
protein ( destruksi ), sampel yang akan diuji dimasukkan kedalam labu
Kjeldahl secukupnya. Kemudian tambahkan dengan pelarut ( pada
umumnya Kalium Sulfat atau Asam Sulfat) lalu dipanaskan hingga
mendidih dan berhenti berasap. Dinginkan, lalu hubungkan dengan alat
destilasi.

19. Labu Didih (Boilling Flask)

Labu didih adalah alat


laboratorium yang terbuat dari
gelas (Glass ware) yang berbentuk seperti labu dengan berbagai jenis leher, yaitu ada yang
single neck, double neck, dan triple neck. Labu didih ada yang bagian dasarnya berbentuk
bundar (round bottom) dan ada juga yang rata (flat bottom). Labu didih biasanya terbuat dari
kaca tahan panas pada suhu 120-300 ‘C. Ukurannya beragam, mulai dari 250 mL sampai
2000 mL. Fungsi labu didih (boiling flask) adalah untuk memanaskan larutan dan
menyimpan larutan. Sebelum menggunakan labu didih terlebih dahulu labu didih dicuci
menggunakan air atau Aquades, jangan sampai masih terdapat kotoran di dasar labu didih
ketika akan digunakan. Ketikaakan memanaskan larutan terlebih dahulu labu didih diisi oleh
batu didih. Fungsi dari batu didihsendiri yaitu untuk meratakan panas sehingga panas
menjadi homogen pada seluruh bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih.

20. Bunsen
Pemanas yang bentuknya seperti tabung yang berisi bahan bakar dan
memiliki sumbu yang dapat menghasilkan api. Bahan bakarnya
macam-macam, ada yang dari alcohol, spiritus, dan minyak gas..
Fungsi : Untuk menciptakan suasana steril

21. Termometer
Fungsi :
Untuk mengukur suhu ruangan dan mengukur suhu suatu
cairan tertentu alat juga perlu di sterilkan tetapi tidak harus
mensterilkannya dengan autoklaf

22. Botol Pereaksi (Reagent Bottles)


Botol pereaksi terbuat dari boroksilikat, atau gelas soda, ada yang
jernih-transparan dan amber. Botol mempunyai mulut atau leher
lebar dan normal dengan kapasitas 50 – 10.000 mL dilengkapi
dengan tutup yang terbuat dari kaca asah.

Fungsi : menyimpan larutan, khusus untuk penyimpanan asam


yang berasap botol dilengkapi dengan penutup bahan atau kap
asam.

23. Batang Pengaduk (Strirring Rod)


Terbuat dari gelas, polietilen atau logam yang dibungkus
dengan polietilen. Batang pengaduuk mempunyai panjang
sesuai dengan keperluan. Batang pengaduk umumnya bergaris
tengah 2 – 4 mm dan mempunyai panjang yang bervariasi 6 –
30 cm.
Fungsi :

 Digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi yang


umumnya berada pada gelas kimia, Erlenmeyer atau tabung
reaksi.
 Digunakan pula sebagai alat bantu untuk memindahkan cairan dari suatu bejana ke bejana
lain.
 Digunakan dalam pemisahan campuran dekantasi.
24. Gelas Arloji (Watch Glasses)
Terbuat dari gelas boroksilat, mempunyai diameter yang
bervariasi antara 30 – 200 mm, berbentuk seperti piring
namun mempunyai permukaan yang cekung kedalam dan
tembus pandang.
Fungsi :

 Wadah menimbang zat padat dan untuk menutup labu


pada proses pemanasan.
 Tempat saat menimbang bahan kimia
 Tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator
 Untuk menahan sampel kecil untuk pengamatan dibawah mikroskop berdaya rendah
 Sebagai penutup untuk labu dan beckerglass saat pemanasan

25. Corong Buchner (Buchner Funnels)


Corong Buchner dari porselin atau gelas boroksilikat. Corong
penggunaannya dibantu dengan labu hisap yang dihubungkan
dengan pompa hisap / vakum. Diameter corong Buchner 26 – 380
mm. Corong mempunyai dasar yang berpori kasar dan jika akan
digunakan harus diletakkan kertas saring yang mempunyai
diameter sama dengan corong atau lempeng berpori.
Fungsi : digunakan untuk menyaring dengan cepat terutama jika
digunakan pelarut yang mudah menguap.

Anda mungkin juga menyukai