Oleh:
DEDDY YURIA PRANATA DAMANIK
NIM. 105100301111003
i
ii
iii
KATA PENGANTAR
Penulis
iv
ABSTRAK
MANAJEMEN PENGADAAN BAHAN BAKU TEH HIJAU
DI PT RUMPUN SARI KEMUNING - 1
KARANGANYAR – JAWA TENGAH
Oleh
DEDDY YURIA PRANATA DAMANIK
105100301111003
v
DAFTAR ISI
vii
V.4 Pengendalian (Controling) ............................................68
DAFTAR PUSTAKA..............................................................71
LAMPIRAN ...........................................................................75
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Tujuan
3
Tabel II.1 Kandungan Zat dalam Daun Teh
Komposisi Kimia Persentase
(%)
Air 9,51
Bahan Nitrogen 24,50
Dextrin 6,44
Tannin 15,56
Pectin, dll 16,02
Serat 11,58
Abu 5,65
Total 100
2. Ketenagakerjaan
3. Proses Produksi
6
b. Tata letak produk (product layout)
Tata letak produk (product layout) dipilih apabila proses
produksinya telah distandardisasikan dan berproduksi dalam
jumlah yang besar. Setiap produk akan melalui tahapan operasi
yang sama sejak dari awal sampai akhir.
c. Tata letak posisi tetap (fixed layout)
Tata letak posisi tetap (fixed layout) dipilih apabila
karena ukuran, bentuk ataupun karakteristik lain menyebabkan
produknya tidak mungkin atau sukar untuk dipindahkan. Dengan
demikian, produk tetap di tempat, sedangkan peralatan dan
tenaga kerja yang mendatangi produk.
4. Mesin dan Peralatan
1. Manual
Mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan untuk
melaksanakan proses produksi dengan tangan.
2. Mekanis
Mesin dan peralatan yang digunakan untuk keperluan
tertentu (baik bersifat umum atau khusus).
3. Automatis
Mesin dan peralatan yang digunakan secara full otomatis.
Kegiatan produksi produksi dikendalikan dalam unit produksi
dengan sistem pengendalian otomatis tertentu, serta
kegiatan sistem produksi terkendali dengan ruang
pengendalian khusus merupakan contoh dari mesin dan
peralatan automatis ini.
5. Pengendalian Mutu
7. Pemasaran
8
Pengadaan mencakup pembelian peralatan, material,
perlengkapan, tenaga kerja dan jasa yang dibutuhkan untuk
pembangunan dan pelaksanaan suatu proyek. Dalam hal ini
juga termasuk segala aktivitas yang berkaitan dengannya
seperti pengangkutan dan pengiriman, penentuan rute dan
pengapalan, penanganan material dan peralatan,
pertanggungjawaban serta penyimpanan barang, dokumen
penerimaan rampung dan pelepasan akhir dari barang surplus
(kelebihan) pada akhir pekerjaan (Sudinarto, 2003).
Bahan baku merupakan salah satu faktor produksi yang
sangat penting dalam suatu sistem produksi. Bahan baku
berkaitan erat dengan produk akhir, baik dari segi kualitas
maupun kuantitasnya. Kebijakan pengadaan bahan baku
menjadi salah satu persoalan penting bagi pihak manajemen
(Rangkuti, 2004). Pucuk daun teh merupakan bahan hasil
pertanian yang mudah rusak dan tidak tahan lama. Untuk
mengantisipasi permasalahan tersebut diperlukan manajemen
pengadaan bahan baku (Sudinarto, 2003).
9
BAB III METODE PELAKSANAAN
11
Tabel III.1 Jadwal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang (PKL)
12
13
14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
15
perwakilannya di Puloayang Raya blok OR kawasan industri
Pulogadung, Jakarta. Perkebunan Rumpun Sari Kemuning
terletak di sebelah barat lereng Gunung Lawu, yaitu kira-kira 40
km dari Stasiun Balapan dan 8 km dari Tawamangu. Lokasi
perkebunan Kemuning dan pabrik secara keseluruhan adalah
sebagai berikut:
Desa : Kemuning
Kecamatan : Ngargoyoso
Kabupaten : Karanganyar
Karesidenan : Surakarta
Provinsi : Jawa Tengah
Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Timur : Perhutani Gunung Lawu
Barat : Kebun Karet PTP XVIII
Utara : Kecamatan Jenawi
Selatan : Ngadungan Kecamatan Ngargoyoso
Dilihat dari letak geografisnya, perkebunan teh PT
Rumpun Sari Kemuning - 1 terletak pada 7,4oLS – 7,5o LS dan
11,1oBT – 11,25oBT. PT Rumpun Sari Kemuning terletak pada
ketinggian 800-1540m dari atas permukaan laut dengan
kemiringan 30o – 400. Pemilihan lokasi perkebunan atau pabrik
dilakukan dengan beberapa pertimbangan, seperti ketersediaan
bahan baku dan bahan penolong, fasilitas transportasi, iklim,
dan faktor sosial. PT Rumpun Sari Kemuning - 1 sebagai
perusahaan yang berlokasi di Desa Kemuning didirikan dengan
pertimbangan berbagai aspek, seperti akses transportasi yang
baik, ketersediaan bahan baku yang terjamin, ketersediaan air
yang kontiniu, dan sebagainya. Untuk kelemahan di lokasi ini
sendiri, yaitu sulitnya tenaga kerja yang akan digunakan
sebagai tenaga pemetik pada kebun, hal ini terjadi dikarenakan
masyarakat sekitar yang banyak merantau ataupun bekerja
keluar daerah sehingga tenaga kerja yang akan dipakai semakin
sedikit. Lokasi PT Rumpun Sari Kemuning - 1 dapat dilihat pada
Lampiran 1, sedangkan untuk peta kebun PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 dapat dilihat pada Lampiran 2.
16
IV. 3 Struktur Organisasi
Pengaturan dan kebijakan sepenuhnya PT Rumpun Sari
Kemuning - 1berada pada direksi yang berkedudukan di Jl.
Pemuda No. 145, Semarang, Jawa Tengah. Untuk menjalankan
tugas dan program dari direksi diserahkan kepada bagian
organisasi perkebunan teh PT Rumpun Sari Kemuning - 1.
Bentuk organisasi yang diterapkan di PT Rumpun Sari
Kemuning – 1 adalah sistem lini atau garis. Sistem ini di setiap
bawahan bertanggung jawab kepada setiap atasannya menurut
garis vertikal. Sistem garis atau lini ini merupakan wewenang
yaitu atasan mendelegasikan sebagian wewenang kepada
bawahannya begitu seterusnya.
Struktur organisasi garis memiliki keuntungan yaitu
memudahkan pengendalian kegiatan-kegiatan perusahaan dan
mempermudah sistem pengupahaan, motivasi dan
pengendalian yang sederhana dan informal, sedangkan
kekurangan dari struktur organisasi ini adalah sangat tergantung
pada pimpinan perusahaan, sehingga pimpinan menanggung
beban pekerjaan yang cukup besar dan kegiatan-kegiatan lebih
terpusat pada operasi harian (Soegoto, 2009). Struktur
organisasi PT Rumpun Sari Kemuning - 1 dapat dilihat pada
Lampiran 3, sedangkan untuk pembagian wewenang masing-
masing jabatan dapat dilihat pada Lampiran 4.
IV.4 Ketenagakerjaan
IV.4.1 Perencanaan Tenaga Kerja
Perencanaan tenaga kerja adalah proses penentuan
kebutuhan tenaga kerja dalam suatu organisasi atau
perusahaan. Perencanaan tenaga kerja yang dilakukan oleh
perusahaan bertujuan untuk (Hariandja, 2002):
- Memastikan jumlah tenaga kerja untuk pekerjaan yang
tepat, di tempat yang tepat, dan pada waktu yang tepat
(right man in the right place and in the right time)
- Mengurangi pergantian tenaga kerja (turn over) yang
berlebihan & absensi yang tinggi.
17
- Meramalkan kebutuhan masa depan yaitu ketersediaan
pembiayaan.
- Memfasilitasi program pelatihan dan pengembangan.
- Memastikan organisasi responsif terhadap perubahan
lingkungan dan teknologi.
- Meningkatkan produktivitas yang membantu untuk
mencapai tujuan organisasi.
18
berdasarkan beberapa golongan yaitu karyawan staff, non
staff, dan bulanan yang menjadi tanggung jawab direksi pusat,
sedangkan karyawan harian, tetap, musiman dan borongan
merupakan karyawan yang bekerja dalam shift-shift yang telah
ditentukan oleh perusahaan dan diacak secara berkala.
Sistem pengaturan jam kerja yang dilaksanakan PT
Rumpun Sari Kemuning - 1 adalah:
a. Jam kerja untuk pekerja pabrik/karyawan shift.
- Shift 1 pukul 07.00-14.00 WIB
- Shift 2 pukul 14.00-21.00 WIB
- Shift 3 pukul 21.00-01.00 WIB
Karyawan yang bekerja dalam shift tersebut tidak
dialokasikan jam istirahat, istirahat yang dilakukan karyawan
yang bekerja dalam shift bergantian dengan karyawan lainnya
yang bekerja pada satu shift karena karyawan yang bekerja
dalam shift alat dan mesin yang digunakan terus berproduksi
dan jika ada lembur maka ada penambahan waktu hingga 2 jam
yang berlaku untuk shift 1 dan shift 2, sedangkan shift 3 tidak
ada lembur karena waktu yang sudah cukup larut malam. Untuk
pekerja pabrik ini didominasi oleh pekerja laki-laki meskipun ada
beberapa orang perempuan, hal ini dipengaruhi oleh tingkat
pekerjaan yang memang membutuhkan banyak tenaga dan
khusus untuk shift 3, semua pekerjanya adalah laki-laki.
b. Jam kerja untuk karyawan non-shift.
Karyawan non-shift bekerja 8 jam sehari, yaitu mulai
pukul 06.00-14.00 WIB untuk pekerja kebun sedangkan untuk
pekerja kantor bekerja 7 jam sehari Untuk jam istirahat, yaitu
pada pukul 12.00-13.00 WIB.
IV.4.2 Kompensasi
20
tetap dan lain-lain yang berkaitan dengan sosial
kemasyarakatan.
h. Sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh
pegawai, karyawan staff dan karyawan tetap selama
jam kerja, seperti mobil dan sepeda motor dinas.
21
IV.5.2 Mesin dan Peralatan
Mesin produksi merupakan salah satu syarat pokok
dalam mendirikan suatu industri atau usaha. Mesin dan
peralatan merupakan salah satu faktor penting di dalam proses
produksi teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning - 1. Oleh
karena itu, pemilihan serta penempatan mesin dan peralatan
yang sesuai sangat menunjang kelancaran proses produksi.
Mesin dan peralatan yang tepat harus memenuhi desain proses
dan produk perusahaan serta dapat memperlancar arus barang
atau material dalam jalur produksi (Assauri, 2004).
Secara umum jenis mesin dan peralatan yang digunakan
dalam kegiatan produksi di PT Rumpun Sari Kemuning - 1
bersifat semi otomatis dan ada juga yang manual. Mesin dan
peralatan tersebut mempunyai fungsi dan kapasitas yang dapat
meningkatkan produktivitas produk akhir. Kerja mesin adalah
saat mesin-mesin itu digunakan dan perawatan yang dilakukan
adalah setiap minggu sedangkan untuk kebersihan dilakukan
setiap sebelum menggunakan dan setelah menggunakan alat
tersebut. Mesin peralatan produksi yang bersifat manual
merupakan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan
untuk melaksanakan proses produksi dengan tangan atau kerja
manusia. Mesin dan peralatan produksi semi otomatis
merupakan mesin dan peralatan yang digunakan untuk
keperluan tertentu (baik bersifat umum atau khusus)
(Tampubolon, 2004). Fungsi dan nama alat yang digunakan PT
Rumpun Sari Kemuning - 1 disajikan pada Tabel VI.3 Untuk
gambar mesin dan peralatan yang digunakan di PT Rumpun
Sari Kemuning - 1 dapat dilihat pada Lampiran 7.
22
Tabel IV.1 Mesin dan Peralatan yang digunakan PT RSK - 1
Nama Alat Fungsi Kapasitas
Produksi
Timbangan Mengetahui 100 kg
(manual) berat pucuk
daun teh
23
Tabel IV.1 Mesin dan Peralatan yang digunakan PT RSK - 1
(lanjutan)
Nama Alat Fungsi Kapasitas
Produksi
Ball Tea Mengeringkan daun 800kg-1000g /12
(otomatis) teh jam untuk ukuran
kecil dan 1800-
2000 kg untuk
ukuran besar
24
IV.5.3 Proses Pengolahan
b. Penggulungan
Proses penggulungan bertujuan untuk mememarkan
daun, membentuk gulungan awal dan untuk mengeluarkan
25
cairan gel dari daun yang melekatkan daun sehingga dapat
menggulung. Pada pucuk teh yang masih muda, kandungan
cairan (gel) pada daun relatif lebih banyak daripada daun teh
tua, sehingga pucuk teh yang masih muda relatif mudah
menggulung. Proses diupayakan dapat mencapai tingkat
penggulungan secara optimum dengan menekan tingkat
hancur seminimal mungkin.
Alat yang digunakan dalam proses penggulungan
adalah Jackson Roller. Cara kerja mesin penggulungan
adalah daun teh layu dari mesin pelayuan ditimbang
sebanyak 80 kg dan waktu yang digunakan 15 – 20 menit,
kemudian dihampar supaya cepat dingin, daun teh masuk
melalui hopper ditampung dalam silinder dank arena adanya
perputaran dan goyangan silinder nampan sehingga daun
akan tergulung. Pucuk yang telah melalui tahap
penggulungan secepatnya dilakukan tahap pengeringan awal
dengan ECP (Endless Chain Pressure) untuk mencegah
fermentasi. Fermentasi bisa terjadi karena sel-sel daun yang
telah pecah akan bereaksi dengan oksigen bebas.
c. Pengeringan Awal
Pengeringan awal bertujuan untuk mengurangi kadar
air pucuk yang telah tergulung menjadi + 65%, untuk
mempertahankan gulungan supaya gulungan tidak pudar
dengan pengurangan kadar air sedikit demi sedikit, inaktifasi
enzim polifenol oksiduste sehingga proses fermentasi tidak
terjadi. Aktivitas enzim polifenol oksiduste akan terhenti pada
suhu 90oC.
Proses pengeringan awal pada PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 menggunakan mesin ECP (Endless Chain
Pressure) dengan kapasitas 150kg, dengan suhu pemanasan
110-125oC yang dikontrol menggunakan termostat dengan
lama proses + 30 menit. Hasil pengeringan ini berupa pucuk
yang bila diremas tidak keluar air dan tidak hancur serta
warna tetap hijau. Apabila suhu pengeringan terlalu tinggi
akan didapat hasil yang terlalu kering. Bila suhu terlalu
26
rendah maka sisa enzim menjadi aktif dan daya penguapan
air menjadi rendah.
d. Pengeringan Semi
Proses pengeringan semi bertujuan untuk mengurangi
kadar air menjadi 35% dan membentuk gulungan melintir atau
spiral. Pengeringan semi di PT Rumpun Sari Kemuning - 1
menggunakan Rotary Dryer kapasitas 80-90 kg. Suhu yang
digunakan adalah 80oC dengan waktu 45-60 menit.
e. Pengeringan Akhir
Pengeringan akhir bertujuan untuk mengurangi kadar
air menjadi 3-4%, dan membentuk gulungan yang sempurna
(bulat, melintir, dan mengkilat). Proses ini menggunakan mesin
Ball Tea, yang merupakan silinder dengan kecepatan putar 17-
19 rpm. Waktu yang dibutuhkan untuk pengeringan akhir
antara 8-12 jam dengan suhu 100oC. Kadar air maksimal untuk
teh kering yang dihasilkan dari Ball Tea adalah 3-4%. Jika
kadar air teh lebih dari 4%, maka teh masih kurang kering dan
mengurangi umur simpan, sedangkan jika kadar air kurang
dari 3% mengakibatkan teh terlalu kering sehingga mudah
hancur pada saat sortasi dan akan masuk pada kualiltas lokal.
Ball Tea yang digunakan di PT Rumpun Sari Kemuning
- 1 ada 2 jenis, yaitu Ball Tea berkapasitas besar dan kecil.
Ball Tea besar berkapasitas 1800-2000 kg, waktu
pengeringannya 10-13 jam, dengan suhu 125-1500C. Untuk
Ball Tea kecil berkapasitas 800-1000 kg, waktu
pengeringannya 7-8 jam, dengan suhu pengeringan 100-
1250C. Setelah proses pengeringan akhir selesai, maka
dilakukan proses polishing yang bertujuan untuk
menyeragamkan warna teh kering menjadi agak mengkilat.
Proses polishing ini ada dua macam yaitu polishing sebelum
dan sesudah sortasi.
Polishing sebelum sortasi dilakukan dengan Ball Tea
selama 1,5 jam (1 jam tanpa menggunakan blower, dan 0,5
27
jam menggunakan panas dari blower tapi alat tetap berputar).
Teh hasil polishing ini adalah keringan murni yang selanjutnya
dilakukan analisa kering. Polisihing sesudah sortasi dan
sebelum pengemasan dilakukan dengan Ball Tea dengan
waktu yang lebih lama yaitu sekitar 2-3 jam (15 menit
menggunakan blower dengan pemanasan dan selama 1 jam
45 menit menggunakan blower tanpa pemanasan), polishing
ini bertujuan untuk memperkuat pilinan pada teh, dan untuk
menurunkan kadar air sebelum teh hijau dikemas.
f. Sortasi
Proses sortasi bertujuan untuk memisahkan produk teh
Berdasarkan mutu mutunya masing-masing, menyeragamkan
bentuk dan ukuran juga memisahkan teh dari benda-benda
asing yang tidak diinginkan. Grading di PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 dibedakan menjadi 2 mutu, yaitu:
- Mutu 1 (eksport) terdiri dari PSK (Peko Super Kecil),
PSB (Peko Super Besar), CM (Chun Me).
- Mutu 2(lokal) terdiri dari Lokal 1, Lokal 2, Kempring,
Tulang, dan Dust.
Selain Mutu 1 dan Mutu 2adalah keringan murn, yaitu
hasil keringan Ball Tea yang belum disortir Berdasarkan Mutu
nya. Proses sortasi dilakukan dengan 4 alat, yaitu Meksy,
Middleton, Winnower, Separator. Mesin Meksy digunakan
untuk memisahkan partikel berdasarkan besar kecinya partikel
teh. Mesin Middleton digunakan untuk memisahkan tulang dari
komponen teh lainnya. Mesin Winnower berfungsi untuk
memisahkan partikel teh Berdasarkan perbedaan berat ringan
partikel. Mesin separator sebagai finishing atau pembersihan
Mutu 1 dari tulang-tulang kecil. Untuk SOP produksi teh hijau
di PT Rumpun Sari Kemuning - 1 tidak terdapat pada setiap
stasiun pengolahan, pemberian atau penempelan label SOP
hanya terdapat di beberapa bagian saja, seperti di
laboratorium, penerimaan pucuk teh dan didalam gudang.
Pemberian label SOP seharusnya pada setiap stasiun
28
pengolahan, agar karyawan atau operator yang bertugas
selalu berpedoman terhadap SOP yang telah ditetapkan untuk
masing-masing stasiun pengolahan. SOP proses pengolahan
teh hijau di PT Rumpun Sari Kemuning - 1 dapat dilihat pada
Lampiran 9.
29
a. PSK: urutan pengemasannya dengan inner yang
terbuat dari plastik anti lembab sebagai kemasan
primer, karung plastik yang terbuat dari plastik
sebagai kemasan sekunder, karung goni yang
terbuat dari serat rosella sebagai kemasan tersier,
dan karung plastik yang terbuat dari plastik dengan
corak garis warna hijau di tengah sebagai kemasan
kuartener. Gambar kemasan Peko Super Kecil
dapat dilihat pada Gambar IV.1.
30
Gambar IV. 2 Kemasan Peko Super Besar
c. CM: urutan pengemasannya dengan inner yang
terbuat dari plastik anti lembab sebagai kemasan
primer, karung plastik yang terbuat dari plastik
sebagai kemasan sekunder, karung goni yang
terbuat dari serat rosella sebagai kemasan tersier,
dan karung plastik yang terbuat dari plastik yang
diberi tanda. Cara menjahit karung dilakukan 5 kali
penjahitan, yaitu 1 kali di karung plastik pertama, 2
kali penjahitan di karung goni dan karung plastik
kedua. Gambar PSB dalam kemasan dapat dilihat
pada Gambar IV.3.
31
2. Mutu 2
Mutu 2terdiri dari Lokal 1, Lokal 2, kempring, tulang,
dust. Cara pengemasan Mutu 2dilakukan dengan menggunakan
2 plastik dengan urutan 1 lembar plastik inner ukuran 0,2 x 75 x
115 cm dan 1 lembar karung plastik ukuran 75 x 115 cm.
Gambar mutu 2 dalam kemasan dapat dilihat pada Gambar
IV.4.
33
digunakan oleh perusahaan PT Rumpun Sari Kemuning - 1
menggunakan tipe aliran produk odd angel. Pola aliran bahan
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 dapat dilihat pada Lampiran 11.
Pola aliran bahan digolongkan ke dalam pola aliran odd angel
angel karena dalam proses produksi terdapat beberapa
pembelokan aliran bahan yang tidak beraturan untuk diolah ke
proses selanjutnya sehingga ketika digambarkan pola
alirannya akan berbentuk seperti pola yang tidak beraturan.
Pola aliran bahan pada PT Rumpun Sari Kemuning - 1
termasuk odd angle dapat terlihat seperti salah satu contoh
ketika proses pengemasan. Proses ini dilakukan diluar pabrik
dan setelah proses pengemasan selesai produk dibawa
kembali kedalam gudang yang ada di dalam pabrik melewati
area sortasi yang sudah dilewati sebelumnya, sehinggan
alirannya tampak tidak beraturan.
34
MS yang terdiri dari pucuk muda dan tangkai muda. Jika
bahan baku pucuk teh dapat memenuhi Mutu Standar yang
telah ditetapkan maka bahan baku pucuk teh tersebut
dikategorikan sebagai bahan baku petikan halus yang
nantinya akan akan digunakan sebagai bahan baku untuk
kualitas eksport, dan sebaliknya jika bahan baku pucuk teh
tersebut hasil persentasenya dibawah mutu standar yang
telah ditentukan maka bahan baku pucuk teh tersebut
dikategorikan sebagai bahan baku petikan kasar dan yang
akan digunakan sebagai bahan baku untuk lokal. Untuk
bahan baku yang termasuk TMS (Tidak Memenuhi Standar)
terdiri atas tangkai tua, burung tua, lembaran tua, daun rusak
akibat cacar dan rusak fisik akibat kesalahan manusia
(pemetik). Proses analisa pucuk dilakukan dengan
mengambil beberapa sampel pucuk teh dan kemudian
dibawa ke dalam laboratorium oleh petugas penganalisa
pucuk. Hasil analisa pucuk ini digunakan sebagai
pengendalian untuk menentukan kualitas produk olahan
akhir. Adapun prosedur analisa yang digunakan oleh PT
Rumpun Sari Kemuning - 1 untuk menentukan bahan baku
yang berkualitas dengan cara:
- Diambil contoh secara acak per blok dari tiap-tiap
waring sebanyak satu genggam kemudian dicampur
rata.
- Diambil lagi contoh dari campuran sebanyak 200 gr.
- Dilakukan pemisahan antara pucuk yang halus
dengan pucuk yang kasar yang dilakukan dengan
pematahan. Proses pematahannya dilakukan dengan
mematahkan pucuk dari bagian bawah hingga
terdapat bagian dimana pucuk dapat patah. Bagian
dimana pucuk dapat patah keatas termasuk pada
pucuk yang halus, sedangkan bagian yang tidak
dapat dipatahkan atau bagian bawah dari titik patah
termasuk pada pucuk yang kasar dan pada pucuk
yang rusak sisa dari daun-daun teh yang tersisa.
35
- Dihitung presentase pucuk yang termasuk petikan
pucuk halus, kasar, dan rusak, dengan
menggunakan rumus analisa kualitas pucuk basah
sebagai berikut:
36
pelaksanaannya disesuaikan dengan masing-masing instruksi
kerja yang ada. Pengawasan dilakukan oleh masing-masing
mandor pada tiap-tiap proses.
a. Penerimaan Pucuk
Pengendalian mutu proses penerimaan pucuk dilakukan
dengan pembatasan tumpukan waring pada saat proses
penimbangan, yaitu hanya dengan 3 tumpukan dalam sekali
proses penimbangan dan diangkut menggunakan hand truck
ke tempat penghamparan pucuk. Pucuk yang tercecer
diusahakn untuk tidak terinjak dan apabila masih layak dapat
di masukkan kembali ke dalam waring.
b. Pelayuan
Pengontrolan pucuk selama pelayuan ini digunakan
untuk mendapatkan pucuk yang tepat layu sehingga baik dan
siap untuk proses selanjutnya. Parameter yang perlu di
control dalam proses ini adalah suhu ruang, kelembapan
ruangan, waktu pelayuan, kadar air dan kondisi pucuk. Suhu
yang digunakan selama proses pelayuan sebesar 80-120oC
dan waktunya 4-8 menit. Proses pelayuan akan dihentikan
apabila kadar air dari pucuk mencapai 60-70% yang dapat
diketahui dengan menggunakan thermometer higroskopis.
c. Penggulungan
Proses penggulungan dilakukan setelah proses
pelayuan selesai menggunakan Jackson Roller. Waktu
penggulungan merupakan parameter yang harus
diperhatikan, karena jika waktu melebihi kisaran 15-20 menit
maka pucuk tidak akan menggulung. Selain itu, jumlah pucuk
yang dimasukkan ke dalam mesin juga tidak boleh lebih dari
80 kg.
d. Pengeringan
Proses yang harus dikontrol selama proses
pengeringan:
37
- Suhu dari mesin yang digunakan, untuk pengeringan
awal 110-125oC, pengeringan semi 80oC, dan
pengeringan akhir sebesar 100oC.
- Waktu pengeringan, untuk pengeringan awal ± 30
menit, pengeringan semi 45-60 menit, dan
pengeringan akhir 8-12 jam.
- Kapasitas pucuk yang masuk ke dalam mesin
pengering, untuk pengeringan awal sebanyak 150
kg, pengeringan semi sebanyak 80-90 kg, dan
pengeringan akhir sebanyak 1800-2000 kg untuk ball
tea ukuran besar serta 800-1000 kg untuk ball tea
ukuran kecil.
e. Sortasi
Proses sortasi merupakan proses yang bertujuan
untuk mendapatkan produk teh yang sesuai dengan jenis
mutunya. Ukuran partikel, berat partikel dan bentuk partikel
menjadi jaminan untuk mutu produk. Pada tahap ini teh
yang sebelumnya sudah dikeringkan akan di sortasi dengan
menggunakan 4 alat, yaitu Meksy digunakan untuk
memisahkan partikel berdasarkan besar kecinya partikel
teh. Middleton digunakan untuk memisahkan tulang dari
komponen teh lainnya Winnower berfungsi untuk
memisahkan partikel teh Berdasarkan perbedaan berat
ringan partikel. dan separator sebagai finishing atau
pembersihan Mutu 1 dari tulang-tulang kecil. Dalam proses
sortasi ini hal yang perlu diperhatikan juga adalah kapasitas
teh yang dimasukkan ke dalam mesin sortasi.
f. Pengemasan
Pengawasan proses pengemasan dilakukan dengan
menguji ada tidaknya kebocoran, lubang, ataupun
abnormalitas bentuk kemasan yang dipakai. Pengisian
kemasan harus disesuaikan dengan volume standar untuk
masing-masing jenis mutu teh.
38
IV.7.3 Pengendalian Mutu Produk Akhir
Tahap terakhir dalam pengolahan teh hijau adalah
pengepakan dan penggudangan (penyimpanan). Sampel
diambil untuk dilakukan analisis sebelum dikemas dan
disimpan di gudang. Pada tahap ini teh yang dipasarkan
masih berupa teh murni yang untuk selanjutnya dijual ke
produsen teh komersial seperti perusahaan teh di Slawi,
perusahaan teh poci, dan ekspor ke Afghanistan. Pada
tahap ini, jenis mutu terbagi atas peko, jikeng, bubuk, dan
tulang. Pengendalian mutu produk akhir dilakukan untuk
memastikan spesifikasi teknis telah terkontrol dengan baik
dari penerimaan bahan baku sampai pengemasan dan
untuk melihat kesesuaian produk yang dihasilkan dengan
parameter-parameter mutu teh hijau yang ditetapkan.
39
Gambar IV.5 Peko Super Besar
40
c. CM (Chun Me)
Teh hijau yang partikelnya tergulung padat
memanjang, berwarna hitam kehijauan sampai hitam,
bercampur serat dan tulang 2%, lolos ayakan diameter 2
mesh dan tertahan ayakan 4 mesh. Gambar CM dapat
dilihat pada Gambar IV.7.
41
sampai kuning kecoklatan. Tulang asalnya dari tangkai
pucuk tanaman teh,karakteristiknya adalah bentuk daun
gagang, warna hijau kehitam-hitaman dan aroma wangi
tidak apek. Gambar tulang dapat dilihat pada Gamabr
IV.10. Lokal 1, partikelnya berupa teh hijau yang tergulung
longgar dan kurang terpilin, berwarna hijau kehitaman
sampai kuning kecoklatan, komposisinya terdiri dari peko
maksimal 10%, jikeng, kempring, dan dust (bubuk), dan
tercampur tulang 10%, lolos ayakan 8 mesh dan tertahan
10 mesh. Gambar Lokal 1 dapat dilihat pada Gambar IV.11.
Lokal 2, partikelnya berupa sebagian besar adalah jikeng
yakni dari daun teh tua yang masih mau menggulung,
tergulung longgar, dan kurang terpilin, berwarna hijau
kehitaman sampai kuning kecoklatan, bercampur tulang
10%, lolos ayakan 10 mesh dan tertahan di ayakan 13
mesh. Untuk gambar jenis-jenis Lokal 2 dapat dilihat pada
Gambar IV.12.
42
Gambar IV.10 Tulang Gambar IV.11 Lokal
1
43
1. Analisis Kering
Analisis kering dilakukan untuk mengetahui
persentase fraksi-fraksi yang dihasilkan pada hari itu.
Fraksi- fraksi pada teh hijau adalah peko, jikeng, bubuk,
kempring, dan tulang. Tujuan analisis kering adalah
mencocokkan apakah produk yang dihasilkan sudah baik
atau tidak sehingga dapat diketahui kesalahan yang terjadi
pada prosesnya. Cara yang digunakan untuk analisis
kering sebagai berikut:
45
IV.8 Sanitasi dan Limbah
IV.8.1 Sanitasi
Sanitasi merupakan suatu faktor yang penting dan
harus selalu diperhatikan, karena suatu perusahaan yang
menggunakan tenaga manusia harus selalu diperhatikan
keamanan para karyawan serta timbulnya bahaya selama
proses pengolahan, baik didalam maupun diluar perusahaan.
Sanitasi juga dapat menentukan mutu dari suatu produk, oleh
karena itu perlu diperhatikan dalam penanganan sanitasi
yaitu meliputi sanitasi bahan baku, sanitasi peralatan, dan
sanitasi pekerja.
1. Sanitasi Bahan Baku
Sanitasi bahan baku dimaksudkan bahan baku bersih
dari kontaminan. Usaha sanitasi bahan baku dimulai sejak
pemetikan. Pucuk-pucuk yang dipetik diusahakan bebas dari
kontaminan. Kontaminasi yang dapat terikut adalah kotoran
dari tanah dan debu. Truk sebagai alat pengangkut pucuk
sebelum digunakan hendaknya dicuci bersih dari kotoran
maupun tanah. Lantai yang digunakan sebagai tempat
penghamparan pucuk daun diusahakan bersih dati kotoran.
Sanitasi bahan baku di PT. Rumpun Sari Kemuning
sudah cukup baik yang dapat dilihat dari penanganan pucuk
teh mulai dari pemetikan sampai daun teh siap untuk
diproses. Wadah untuk menampung pupuk sudah cukup baik
dan bersih, truk pengangkut sudah dicuci sebelum digunakan
untuk mengangkut dan tempat penghamparan pucuk telah
dibersihkan sebelumnya. Proses sanitasi bahan baku
dilakukan oleh karyawan pada bagian penerimaan bahan
baku.
2. Sanitasi Peralatan dan Mesin
Peralatan dan mesin merupakan sarana yang
digunakan untuk perlakuan bahan sehingga menjadi olahan
yaitu berupa teh hijau. Peralatan yang digunakan selalu
kontak langsung dengan bahan yang diolah. Bagian tersebut
harus memiliki permukaan yang halus, tidak mudah
46
mengelupas dan mudah dibersihkan sehingga produk tidak
terkontaminasi.
Tata letak peralatan cukup baik karena sudah cukup
mendukung kelancaran proses yang dilakukan. Penempatan
dan jarak antara mesin yang satu dengan yang lain cukup
longgar dan memberikan ruang gerak yang cukup dan
menjamin keselamatan bagi pekerja. Untuk menjamin
kelancaran proses pengolahan, lantai penghamparan dan
mesin-mesin setiap kali selesai produksi harus selalu dijaga
kebersihannya. Pengontrolan juga dilakukan guna
mengetahui keadaan mesin secara keseluruhan. Faktor lain
yang harus diperhatikan adalah penerangan, karena apabila
penerangan kurang baik terutama pada malam hari akan
mempengaruhi kinerja para karyawan dan juga kualitas dari
produk. Proses sanitasi peralatan dan mesin di PT Rumpun
Sari Kemuning - 1 dilakukan operator untuk setiap stasiun
mesin dengan pertimbangan operator tersebut yang
menguasai mesin tempat dia berada sehingga dianggap lebih
paham untuk pemeliharaan mesin tersebut.
3. Sanitasi Pekerja
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kondisi pekerja
yang tidak sesuai akan menyebabkan gangguan yang akan
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pekerja, sanitasi
terhadap pekerja sangat penting dilakukan mengingat
pekerja merupakan pihak yang berhubungan langsung
dengan proses pengolahan yang berlangsung. Pengendalian
terhadap sanitasi pekerja dengan pemberian perlengakapan
kerja, pelayanan kesehatan dan penyediaan sarana lain
selama melakukan pekerjaan.
Kebiasaan pekerja yang kurang tanggap dan peka
terhadap kebersihan cenderung menganggap hasil olahan
telah diperlakukan sebagaimana mestinya. Ketidak-
tanggapan ini dapat mengakibatkan peningkatan
pencemaran. Sikap para pekerja yang kurang
memperhatikan kelengkapan pakaian kerja bisa
menyebabkan peningkatan pencemaran, misalnya tidak
47
memakai penutup kepala sehingga memungkinkan adanya
rambut yang terikut dan tercampur kedalam bahan yang
diolah. Untuk mengatasi permasalahan tersebut PT Rumpun
Sari Kemuning - 1 memberikan perlengkapan pekerja yang
semestinya digunakan selama pekerja, perlengkapan yang
digunakan seperti penutup kepala, masker, sepatu, sarung
tangan, ataupun pakaian harian. PT Rumpun Sari Kemuning
- 1 juga menyediakan beberapa wastafel dan kamar mandi
sebagai tempat untuk para karyawan untuk cuci tangan dan
sebagainya.
IV.9.2 Limbah
Limbah pengolahan teh hijau di PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 terdiri dari 3 jenis limbah yang dihasilkan,
antara lain limbah padat, cair dan gas.
a. Limbah Padat
Limbah padat yang dihasilkan berupa debu, rumput,
batang teh tua dan pucuk teh yang gosong selama proses
pengolahan. Limbah padat yang dihasilkan relatif sedikit dan
tidak membahayakan lingkungan dan hasil limbah padat ini
digunakan sebagai pupuk pada tanaman dilingkungan sekitar
pabrik yang bersifat sebagai pupuk alami. Proses pembuatan
pupuk alami ini dilakukan oleh karyawan pada bagian
tanaman.
b. Limbah Cair
Untuk limbah cair berasal dari air radiator diesel. Air
tersebut keluar dari mesin kemudian ditampung pada bak
dan dibiarkan sampai dingin, setelah dingin air tersebut baru
dialirkan ke sungai. Air radiator diesel tidak dimanfaatkan lagi
tetapi hanya dialirkan ke sungai. Syarat air yang dapat
dibuang ke sungai. BOD merupakan gambaran dari jumlah
oksigen yang dibutuhkan mikroorganisme dalam
menguraikan (mendekomposisi) bahan organik. Nilai BOD
rata-rata normal berkisar 31 mg/l. Nilai rata-rata ini
menandakan bahwa masih dibatas normal. (COD)
48
merupakan suatu parameter yang sering digunakan secara
luas sebagai suatu ukuran kekuatan pencemaran dari limbah
domestik maupun industri. Hasil pengukuran COD
menunjukkan kisaran 84 mg/l, berarti limbah masih normal
dan tidak terlalu berbahaya.
c. Limbah Gas
Limbah gas yang dihasilkan dari perusahaan ini
berupa asap yang berasal dari mesin pembakaran. Asap
tersebut mengandung fluorida yang dalam konsentrasi besar
dapat mengganggu kesehatan. Asap tesebut dibuang melalui
cerobong asap dan tidak terdapat pemanfaatan terhadap
limbah gas yang dihasilkan, akan tetapi secara berkala
dilakukan pemantauan oleh pihak yang berkaitan dengan
lingkungan hidup terhadap limbah gas yang dihasilkan
sehingga kualitas udara di sekitar pabrik dapat tetap terjaga.
49
melindungi badan karyawan menggunakan baju (werpak,
celana panjang dan baju lengan panjang). Akan tetapi,
karyawan yang berada PT Rumpun Sari Kemuning - 1 masih
belum mengikuti keseluruhan dari program K3 yange telah
dberikan perusahaaan, walaupun sudah ada peraturan
tertulis dari perusahaan akan pentingnya kesehatan dan
keselamatan kerja. Hal ini dikarenakan tenaga kerja yang
kurang patuh akan aturan-aturan dari perusahaan, serta
kurangnya pemantauan pada saat proses produksi.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja, dijelaskan
pada pasal 3 poin 1 bahwa keselamatan kerja perlu
diterapkan untuk:
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan
- Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
- Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang
berbahaya
- Memberi pertolongan pada kecelakaan
- Memberi alat-alat perlindungan diri pada pekerja
- Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan
getaran
- Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat
kerja baik fisik maupun psikis, peracunan, infeksi dan
penularan
- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
- Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
- Menyelenggarakan penyedaran udara yang cukup
- Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja,
lingkungan, cara dan proses kerjanya
- Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang,
binatang, tanaman atau barang
50
- Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
- Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar
muat, perlakuan dan penyimpanan barang
- Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada
pekerja yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah
tinggi
Sementara itu, pada pasal 5 dijelaskan bahwa
pelaksanaan terhadap K3 dilakukan langsung oleh direktur
perusahaan, pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja.
Menurut Silaban (2003), setiap ancaman terhadap keselamatan
dan kesehatan kerja harus dicegah. Karena ancaman seperti itu
akan membawa kerugian baik material, moril maupun waktu
terutama terhadap kesejahteraan tenaga kerja dan keluarganya.
IV.11 Pemasaran
Segmenting
Segmentasi pasar merupakan proses pengelompokan
pasar ke dalam segmen yang berbeda-beda, sedangkan
segmen pasar adalah sekelompok pembeli yang memiliki
karakteristik yang sama dan memberikan respons yang sama
terhadap aktivitas pemasaran tertentu (Simamora, 2003).
Konsumen yang dibidik oleh perusahaan PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 , yaitu pelaku usaha kalangan menengah dan
kalangan atas. Jenis kelamin dari pembeli bisa perempuan
maupun laki-laki dari muda hingga tua. Konsumen melakukan
pembelian secara dengan cara tender dan dengan
menandatangani kontrak kerja sama dengan batas waktu
tertentu tergantung kesepakatan kedua pihak.
51
Targetting
Target pasar adalah bagaimana cara menempatkan dengan
tepat sebuah perusahaan dalam segmen target market yang
sudah dipilih sebelumnya (Kartajaya dkk, 2005). Pada PT
Rumpun Sari Kemuning - 1, membidik perusahaan –perusahaan
yang bergerak dibidang pangan yang berbahan baku teh hijau
dan pedagang yang membeli dalam jumlah besar. Target-target
ini dipilih karena dianggap paling bisa menghasilkan laba bagi
perusahaan.
Positioning
Product positioning adalah bagaimana konsumen
mendefinisikan produk pada atribut-atribut yang penting apabila
diperbandingkan secara relatif dengan produk pesaing
(Simamora, 2003). Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
perkebunan dan juga pengolahan, maka PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 harus bisa menjadi perusahaan yang dapat
memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. PT Rumpun
Sari Kemuning - 1 menempatkan posisinya sebagai market
challengers, karena produk yang dihasilkan PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 masih harus bersaing dengan produk dari
perusahaan lain yang merupakan pesaing PT Rumpun Sari
Kemuning - 1. Dalam hal ini, PT Rumpun Sari Kemuning - 1
harus dapat mengetahui kelemahan produk pesaing, kemudian
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 harus dapat menyerang balik
para pesaing dengan manghasilkan produk yang lebih bagus
dan lebih unggul dari produk para pesaing.
52
perintah pengeluaran barang. Segala transaksi atau pembelian,
dan harga ditentukan oleh direksi pusat yang berkantor di
Jakarta. PT Rumpun Sari Kemuning - 1 hanya melayani dalam
menyediakan bahan baku. Deskripsi produk dapat dapat dilihat
pada Lampiran 15.
b. Price (harga)
Penetapan harga produk yang dipasarkan
ditentukan berdasarkan kesepakatan yang telah ditentukan
antara perusahaan dengan pembeli jika pemasaran dilakukan
dengan sistem tender maupun kontrak. PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 sama sekali tidak mengetahui berapa nominal
harga teh hijau per karung untuk masing-masing mutu yang
dibeli, harga hanya ditentukan direksi pusat dan PT Rumpun
Sari Kemuning - 1 hanya memproduksi saja. Selain itu, terdapat
beberapa faktor yang turut mempengaruhi penetapan harga
produk, yaitu:
- Fluktuasi nilai tukar Dollar terhadap Rupiah. Harga teh
juga dipengaruhi oleh nilai Dollar, karena teh merupakan
salah satu komoditi yang dipasarkan secara internasional.
- Perubahan musim. Musim akan mempengaruhi harga jual
produk secara tidak langsung. Jika musim hujan cukup
panjang, maka akan jadi penghalang selama proses
pemetikan, sehingga terkadang target yang ditetapkan
perusahaan seringkali tidak tercapai dan secara otomatis
produksi pun akan mengalami penurunan. Sementara
permintaan pasar meningkat, hal ini dapat menyebabkan
kelangkaan dan menjadikan harga teh naik di pasaran.
- Pajak ekspor. Peraturan pemerintah mengenai pajak
untuk produk dalam negeri yang diekspor akan menjadi
pertimbangan dalam penentuan harga jual teh. Dengan
adanya pembatasan ekspor pula maka dapat berimbas
pada penjualan teh, sehingga perlu adanya penyesuaian
antara permintaan dengan suplai produk.
53
c. Place (tempat)
Daerah pemasaran teh kering PT Rumpun Sari
Kemuning untuk daerah lokal , seperti Solo ,PT KBP Chandra
yang berlokasi di Bandung, Tri Bintang Interglobal yang
berlokasi di Sukabumi, APM yang berlokasi di Cianjur, Ngawi,
Bantul dan CV Budi Karya yang berlokasi di Rembang.
Pengiriman juga dilakukan ke luar Indonesia, seperti negara
Afganistan, Arab Saudi dan Jepang melalui kantor pusat yang
berada di Jakarta.
d. Promotion (promosi)
Promosi produk yang dilakukan oleh PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 dengan cara pemasaran melalui tender dibawah
koordinasi direksi pusat yang dilakukan setiap hari. Tender
dilakukan dengan calon pembeli menetapkan harga beli produk
yang akan dipertimbangkan oleh perusahaan dalam hal ini
direksi pusat sebelum menyepakati harga yang ditawarkan. Jika
terjadi kata sepakat, maka direksi pusat akan memberitahukan
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 untuk memproduksi barang
sesuai permintaan yang telah diberitahukan. Selain dengan
sistem tender, pemasaran juga dilakukan dengan kontrak
pembelian yaitu pembeli menentukan kuantitas pembelian
produk dengan kesepakatan kedua belah pihak. Pemenuhan
kontrak disesuaikan dengan kemampuan perusahaan dalam
memproduksi produk yang dibutuhkan. Kontrak yang dilakukan
dapat berupa kontrak jangka panjang maupun kontrak dalam
waktu tertentu.Pengiriman barang menyusul sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Pengiriman barang dilakukan dengan
dengan dua cara yaitu:
54
- Lokho gudang pembeli
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 sebagai pihak yang
melakukan pengiriman barang ke pihak konsumen sehingga
semua resiko yang terjadi selama pengiriman menjadi tanggung
jawab PT Rumpun Sari Kemuning - 1.
55
56
BAB V TUGAS KHUSUS
57
datang. Syarat mutlak suatu perencanaan harus mempunyai
tujuan yang jelas dan mudah dimengerti. Perencanaan harus
terukur dan mempunyai standar tertentu (Baroto, 2002).
Perencanaan merupakan proses dasar manajemen untuk
menentukan tujuan dan langkah-langkah yang harus dilakukan
agar tujuan dapat tercapai. Pada dasarnya semua perusahaan
mengadakan perencanaan bahan baku dengan tujuan pokok
menekan biaya produksi dan memaksimalkan laba dalam
waktu tertentu. Umumnya, dalam suatu perencanaan seorang
manajer atau pengambil keputusan akan memulai dengan
menjawab pertanyaan 5W dan 1H sebagai berikut:
a. What
Menjawab pertanyaan mengenai apa yang akan dicapai
dan dirumuskan dalam suatu tujuan tertentu. Perencanaan itu
dilakukan untuk memenuhi permintaan atau target yang
ditentukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning - 1. Target yang
ditentukan yakni berat kering dan berat basah pucuk daun teh
yang masuk ke pabrik, sehingga PT Rumpun Sari Kemuning - 1
perlu melakukan taksiran setiap bulannya. Dalam pengadaan
pucuk daun teh, dilakukan perencanaan mengenai jumlah pucuk
daun teh yang akan diolah oleh PT Rumpun Sari Kemuning -
1, Karanganyar.
b. Why
Menjawab pertanyaan tersebut, mengapa hal itu menjadi
tujuan. Perencanaan dilakukan oleh PT Rumpun Sari Kemuning
- 1 untuk memenuhi permintaan dari para konsumennya dalam
hal ini direksi pusat yang berkantor di Jakarta yang menjadi
perantara antara PT Rumpun Sari Kemuning - 1 dengan
konsumen atau calon pembeli. Selain itu juga perencanaan
dilakukan untuk memenuhi target yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
58
c. Where
Manajer benar-benar mempertanggungjawabkan
pemilihan lokasi. yaitu kebun yang dipilih untuk dipetik.
Tentunya keputusan pemilihan tempat tersebut harus dapat di
pertanggungjawabkan aspek-aspek seperti, aspek ekonomi,
sosial, dan teknis. Pemilihan lokasi ini juga sangat berpengaruh
terhadap besar kecilnya pucuk dan teh yang akan diterima
perusahaan untuk selanjutnya dilakukan proses produksi.
d. When
Dalam hal ini manajer atau para pengambil keputusan
harus dapat dengan tepat menentukan jadwal pekerjaan yang
harus diselesaikan dan menentukan waktu yang tepat untuk
kedatangan pucuk daun teh dipabrik agar proses produksi
berjalan terus. Perencanaan yang dilakukan oleh PT Rumpun
Sari Kemuning- 1 adalah taksiran yang meliputi kebun yang
siap dipanen dan jumlah pemetik yang bekerja. Proses
perencanaan ini harus dilakukan setiap hari.
e. Who
Manajer harus dapat mempertanggungjawabkan mengapa
harus orang-orang itu yang dipilih untuk melaksanakan
pekerjaan seperti mandor dan pemetik. Untuk memperkirakan
jumlah tenaga pemetik yang akan digunakan PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 diperhitungkan luas kebun yang akan dipanen
sehingga tidak akan terjadi kelebihan mapun kekurangan
tenaga pemetik.
f. How
Dalam hal ini terdapat hubungan mengenai cara
melaksanakan pekerjaan. Manajer tidak selalu harus
memberikan bimbingan untuk melaksanakan pekerjaan, tetapi
pekerjaan ini harus dapat dilakukan oleh staff manajer.
Bimbingan yang diberikan dapat berupa sistem, penjadwalan
penerimaan pucuk daun teh. Jadwal penerimaan pucuk daun
teh yang tepat akan menentukan proses produksi berjalan baik
59
atau tidak. Pembuatan jadwal penerimaan pucuk daun teh
dilakukan berdasarkan fakta produktivitas kebun yang dipilih
untuk dilakukan pemetikan, perencanaan tenaga pemetik,
perencanaan bahan penunjang, dan berdasarkan estimasi
pucuk yang didapatkan dari kebun. Dengan adanya
penyelesaian tersebut akan dapat meningkatkan efektivitas
produksi.
60
- Membagi tugas kepada bawahan
- Mengecek kelengkapan alat penerimaan (timbangan)
- Melakukan penimbangan pucuk yang masuk dan
selanjutnya dihampar diatas hamparan sesuai kapasitas
masing-masing hamparan
- Mengawasi pembersihan hamparan dan ruang pelayuan
- Mengontrol suhu di masing-masing hamparan
- Membuat laporan timbangan hasil kebun kepada
koordinator pengolahan
- Menyusun rencana kerja dan anggaran
- Membuat estimasi kebutuhan tenaga kerja
Proses penerimaan pucuk mempunyai tenaga kerja di
beberapa bagian, yaitu Karyawan Penimbangan yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
62
WIB, dan diangkut ke pabrik pukul 10.00 WIB. Untuk siang
hari pemetikan dilaksanakan pada pukul 10.00-12.30 WIB, dan
pengangkutan pukul 13.00. Gambar pada saat pemetikan
dapat dilihat pada Gambar V.13, penimbangan pucuk daun teh
sebelum dikirim dapat dilihat pada Gambar V.14, sedangkan
Gambar V.15 merupakan pucuk daun teh yang siap dikirim ke
pabrik.
63
Gambar V.2 Penimbangan pucuk daun teh sebelum
dikirim
64
1. Diambil contoh secara acak per blok dari tiap-tiap waring
sebanyak satu genggam kemudian dicampur rata.
2. Diambil lagi contoh dari campuran sebanyak 200 gr.
3. Dilakukan pemisahan antara pucuk yang halus dengan
pucuk yang kasar yang dilakukan dengan pematahan.
Proses pematahannya dilakukan dengan mematahkan
pucuk dari bagian bawah hingga terdapat bagian dimana
pucuk dapat patah. Bagian dimana pucuk dapat patah
keatas termasuk pada pucuk yang halus, sedangkan bagian
yang tidak dapat dipatahkan atau bagian bawah dari titik
patah termasuk pada pucuk yang kasar dan pada pucuk
yang rusak sisa dari daun-daun teh yang tersisa.
4. Dihitung presentase pucuk yang termasuk petikan pucuk
halus, kasar, dan rusak, dengan menggunakan rumus
analisa kualitas pucuk basah sebagai berikut:
B. Analisis Pucuk
Analisis pucuk merupakan kegiatan pemisahan pucuk
yang didasarkan pada bagian muda dan tua serta bagian yang
rusak yang dinyatakan dalam persen. Pucuk yang rusak yaitu
pucuk yang sobek dan terlipat. Tujuan analisis pucuk yang
akan diolah, menentukan harga pucuk serta memperkirakan
mutu teh jadi yang dihasilkan (Setiawati, 2001)
Untuk mengetahui mutu bahan baku tersebut sesuai
dengan standar dan dapat dikategorikan sebagai bahan baku
yang baik untuk diolah, PT Rumpun Sari Kemuning - 1
malakukan analisa mutu pucuk bahan baku. Analisa pucuk ini
digunakan untuk memisahkan antara pucuk halus dengan
pucuk kasar serta pucuk yang rusak dan bertujuan untuk
mengetahui persentase bahan baku yang termasuk dalam
Mutu Standar (MS) dan bahan baku yang Tidak Memenuhi
Standar (TMS). Syarat minimal untuk analisa pucuk yang
sudah ditetapkan oleh perusahaan adalah 40% MS yang terdiri
65
dari pucuk muda dan tangkai muda. Jika bahan baku pucuk
teh dapat memenuhi Mutu Standar yang telah ditetapkan maka
bahan baku pucuk teh tersebut dikategorikan sebagai bahan
baku petikan halus yang nantinya akan akan digunakan
sebagai bahan baku untuk kualitas eksport, dan sebaliknya jika
bahan baku pucuk teh tersebut hasil persentasenya dibawah
Mutu standar yang telah ditentukan maka bahan baku pucuk
teh tersebut dikategorikan sebagai bahan baku petikan kasar
dan yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk lokal.
Untuk bahan baku pucuk yang termasuk TMS (Tidak
Memenuhi Standar) terdiri atas tangkai tua, burung tua,
lembaran tua, daun rusak akibat cacar dan rusak fisik akibat
kesalahan manusia (pemetik). Hasil analisa pucuk ini
digunakan sebagai pengendalian dan dasar untuk menentukan
kualitas produk olahan akhir.
66
- Isian hamparan 30 kg/m2 sampai 40 kg/m2
- Pengambilan contoh pucuk sebanyak 200 gram secara
acak di hamparan setiap mandor per Afdeling untuk bahan
analisa pucuk. Selanjutnya dilakukan analisa pucuk secara
potes pada batas kegetasan pucuk MS ≥ 40%.
- Pencatatan data isian dimasing-masing hamparan. Untuk
gambar hamparan sebelum dan sesudah pembeberan
pucuk dapat dilihat pada Gambar V.16 dan Gambar V.17.
Gambar V.4
68
VI KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
69
VI.2 Saran
70
DAFTAR PUSTAKA
71
Hermani dan Rahardjo, M. 2006. Tanaman Berkhasiat
Antioksidan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Kartajaya, H. Hermawan, M. Yuswohady. Taufik. 2005. MarkPlus
On Strategy. Mizan. Bandung.
72
Tampubolon, P., 2004. Mesin dan Peralatan Industri. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Tuminah, S. 2004. Teh [ Camelia sinensis O.K. Var. Assamica
(Mast)] sebagai Salah Satu Sumber Antioksidan.
Jurnal Kesehatan. Cermin Dunia Kedokteran No. 144:
52-53.
Venkatesan, S. and Ganapathy. 2004. Impact of Nitrogen and
Potassium Fertilizer Application on Quality of CTC
Teas. Food Chemistry 84(3): 325-328.
73
74
Lampiran 1. Lokasi PT Rumpun Sari Kemuning - 1
Skala 1:1000
Keterangan:
A = PT Rumpun Sari Kemuning - 1
75
Lampiran 2. Peta Kebun PT Rumpun Sari Kemuning - 1
Skala 1:1000
76
Lampiran 3. Struktur Organisasi PT Rumpun Sari Kemuning - 1
77
78
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1
1. Manajer
Tugas dan tanggung jawab manajer adalah:
a. Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi semua
kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi,
administrasi, penguasaan materi, atau personal serta
penanganan wilayah perkebunan termasuk harta dan
kekayaan perusahaan.
b. Melaksanakan perencanaan Direksi.
c. Mengumpulkan dan mengajukan usulan-usulan
maupun pendapatan untuk perbaikan.
d. Memperhatikan kesejahteraan karyawan.
Wewenang yang dimiliki manager adalah:
a. Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan
bawahan, instansi pemerintah, dan organisasi
masyarakat mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan tugasnya.
b. Menentukan keputusan prinsipil dan kebijaksanaan
dalam hal yang berhubungan dengan pelaksanaan
tugas sesuai dengan garis-garis yang telah
ditetapkan Direksi.
2. Kepala Tata Usaha
Tugas, wewenang, dan tanggung jawab kepala tata
usaha adalah:
a. Mewakili pimpinan apabila ditunjuk atau apabila
pimpinan berhalangan.
b. Menyiapkan kebutuhan dana kepda masing-masing
departemen dari Direksi atau kantor Head office.
c. Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan
sesuai dengan fungsinya serta memelihara
hubungan baik demi kelancaran tugas operasional.
d. Mengontrol tugas-tugas administrasi bagian umum.
79
e. Atas persetujuan Manajer melaksanakan pembelian
bahan dan barang berskala besar untuk keperluan
perusahaan.
80
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 (lanjutan)
3. Kepala Tanaman
Tugas kepala tanaman adalah:
a. Mengawasi segala kegiatan yang ada pada kebun
dan pengelolaannya.
b. Membantu Manajer dalam mengevaluasi kesalahan
karyawan.
c. Melaksanakan konsolidusti pada kebun bilamana
ada serangan HPT ( Hama Penyakit Tanaman) dan
kematian tanaman.
d. Memberitahukan pada Manajer apabila ada
serangan HPT.
e. Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman
dan pemetikan di kebun pada afdeling yang
dikuasainya.
4. Kepala Pabrik dan Teknik
Tugas dan wewenang kepala pabrik adalah:
a. Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun
antara lain untuk angkutan bahan/pucuk, pupuk,
karyawan dll.
b. Berkewajiban memelihara infrastruktur dan
bangunan
c. Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan
pekerjaan pengelolaan bahan dasar dari kebun
sampai menjadi produk siap kirim.
d. Menjalankan administrasi produksi pengolahan
sesuai kebijaksanaan.
5. Kerani Gudang Material
Tugas dan tanggung jawab dari kerani gudang material
adalah:
81
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 (lanjutan)
83
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 (lanjutan)
84
c. Mengawasi tenaga kerja pemetik dan mengontrol
pemetikan yang dilakukan oleh pemetik.
85
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 (lanjutan)
86
Lampiran 4. Pembagian Wewenang Masing-Masing Jabatan di
PT Rumpun Sari Kemuning - 1 (lanjutan
87
88
Lampiran 5 . Perincian Jumlah Karyawan di PT Rumpun Sari
Kemuning - 1
Administratur 1 1
Ka. Tata Usaha/Data - 1 1
base
Kr. Keuangan/Kasir 1 1
Kr. Gud. Mat / Analisa 1 1
Kr. Pers. /Umum 1 1
Kr. Tanaman 1 1
Satpam 4 2 6
Driver 1 1
Pembantu 3 3
Office Boy 1 1
Tukang Kebun 1 1
Jumlah 2 9 1 6 18
2. TANAMAN
Ka. Afdeling 1 1
Koord. HPT 1 1
Mandor Panen 13 13
Mandor Rawat 4 4
Kerani Timbang 4 4
Tenaga Panen 428 428
Tenaga Rawat 67 67
EWS 1 1
Jumlah 2 21 0 496 519
3. PABRIK/TEKN-IK 0
Ka. Pabrik 3
Mandor Olah 3 1
Mandor Sortasi 1 1
89
Kerani Timbang 1 1
90
Lampiran 5 . Perincian Jumlah Karyawan PT Rumpun Sari
Kemuning - 1 (lanjutan)
Keterangan:
91
Lampiran 6. Jenis-jenis Petikan Bahan Baku Teh Hijau di PT
Rumpun Sari Kemuning - 1
Peko P+1
P+2 P+3
B+1M B+2M
92
Lampiran 7. Mesin dan Peralatan di PT Rumpun Sari
Kemuning - 1
a. Timbangan
b. Hand Truck
93
c. Rotary Panner tampak depan
e. Jackson Roller
94
f. ECP (Endless Chain Pressure) tampak depan
h. Meksy
95
i. Middelton
j. Suction Winnower
k. Separator
96
Lampiran 8. Diagram Alir Pengolahan Teh Hijau Rumpun Sari
Kemuning - 1
Pucuk Teh
Pelayuan
(Rotary Panner, 4 s.d 8 menit, 80-120oC, KA 60 s.d 70 %)
Penggulungan
(Jackson Roller, waktu 15-20 menit)
Pengeringan awal
(ECP waktu 30 menit, suhu 110-125oC)
Pengeringan semi
(Rotary Dryer, suhu 80oC dan waktu 45-60 menit.)
Pengeringan akhir
(Ball Tea 8 s.d 12 jam, suhu 100oC)
Sortasi
( Meksy, suction winnner, middleton dan separator)
97
98
Lampiran 9. SOP Pengolahan Teh Hijau di PT Rumpun Sari
Kemuning - 1
I.Penerimaan Pucuk
1. Pucuk datang langsung ditimbang.
2. Dibuka waringnya langsung dibeber dan diwiwir.
3. Ketebalan maksimal saat dibeber 40 cm.
4. Dibalik dan diwiwir setiap 2 jam.
II. Pelayuan (Rotarry Panner)
1. Pengisian pucuk setelah mesin panas (suhu diset 90-
100 °C).
2. Pengisian pucuk melalui conveyor yang diatur
ketebalannya.
3. Pucuk tidak boleh ditumpuk di depan corong pengisian
Rotarry Panner.
4. Setelah selesai proses, sisa pucuk harus bersih dari
mesin Rotarry Panner.
III. Penggulungan (Open Top Roller)
1. Pucuk layu didinginkan baru digiling.
2. Pengisian roller harus ditimbang dan mesin dalam
kondisi jalan.
3. Setiap proses ditentukan waktunya.
4. Setiap kali proses selesai, teh harus dibersihkan dari
roller.
IV. Pengeringan I (ECP)
1. Pengisian pucuk setelah mesin panas.
2. Pengisian pucuk diatur ketebalannya.
3. Setiap proses ditentukan waktu dan suhunya (110-135
°C).
4. Hasil kering ECP tidak boleh ditumpuk.
5. Setiap kali proses selesai, sisa pucuk harus dibersihkan
dari mesin ECP.
V. Pengeringan II (Rotarry Dryer dan Ball Tea)
1. Pengisian ke dalam mesin harus ditimbang.
2. Memasukkan teh dengan alat sekop plastik (tidak boleh
pakai karung).
3. Setiap kali proses ditentukan waktu dan suhunya.
99
Lampiran 10. Tata Letak Fasilitas Produksi PT Rumpun Sari Kemuning - 1
Skala 1:1000
100
1
HAMPARA N
2
3
Ball
Tea
RP JR
besar
5 RP JR H
Ball
4 A
Tea JR M
kecil 9 P
Packing
8 A 10
Ball R
Tea 111
HAMPARAN ECP
kecil 7 A
N
BT kecil
6 ECP
B
Skala 1:1000
T
b R R R R R R R
D D D D D D D
Gudang W
i
Middleton
Middleton
R. R.
ge tur Meksy
ns bin Separ
et ator
101
Lampiran 12. Penilaian Rasa Air Seduhan
No. Nilai Rasa Air Seduhan
1. 47;49 (very good quality)
cii
4. D Hijau kecoklatan dan suram (dull)
ciii
civ