Anda di halaman 1dari 5

Optimasi Formula KAMUS (Krim alami anti Pediculus) : Krim

Ekstrak Allium ascalonicum L. sebagai Pembasmi Pediculus humanus


capitis

Belva Amalia Destaty dan Siti Rochmah Nur Laely

SMA SAINS WAHID HASYIM

smasains@gmail.com

A. LATAR BELAKANG

Kami hidup di lingkungan pondok pesantren dengan problematika kutu rambut yang
membuat kami harus melakukan berbagai cara untuk membasminya. Sempat terngiang di kepala
kami bagaimana cara membasmi kutu rambut dengan cara instant yang namun memiliki efek
samping yang ringan. Oleh karena itu, saya dan rekan saya ingin meneliti dan memformulasikan
bahan herbal yang memiliki efek samping cukup ringan dan efektif untuk membasmi kutu rambut.

Pediculus humanus capitis atau kutu rambut merupakan hewan parasit yang sangat
merugikan manusia. Kutu rambut merupakan serangga kecil yang hidup dan bermukim di kepala
manusia dengan menghisap darah sebagai energi melalui kulit kepala. Rambut yang dihinggapi
kutu biasanya akan terasa sangat gatal, sehingga manusia melakukan penggarukan secara terus
menerus. Hal ini akan berinfeksi pada bagian belakang. Penyakit ini biasanya ditemui pada
kondisi rambut yang kotor, lembab, berketombe dan jelas tidak terawat.

Penularan kutu rambut hanya berlaku antar individu, bukan berasal dari hewan, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Untuk kontak langsung, umumnya terjadi ketika rambut
seseorang bersentuhan dengan rambut orang yang telah teinfestasi kutu rambut. Penularan tipe
inilah yang kerap kali terjadi. Sedangkan kontak tidak langsung terjadi hanya melalui perantara
pribadi dengan memakai system pemakaian bersama dengan penderita, seperti sikat rambut, sisir,
bantal, baju, seprei, earphone, selimut, kerudung, handuk dan lain-lain.

Masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan sisir serit yang dipakai secara rutin untuk kutu
rambut secara dini. Sisir dengan desain gigi yang sangat rapat sekitar 0,2-0,3 mm dapat
menyaring dan mengangkap makhluk parasit yang sangat pesat perkembangbiakannya ini, baik
untuk telur, anak, maupun kutu dewasa. Metode sederhana ini dapat dilakukan dalam dua kondisi,
yakni ketika rambut kering atau basah. Selain itu, terdapat pula cara instannya, yakni pemakaian
produk berbahan kimia yang hingga saat ini masih saja membumi, seperti peditox. Produk ini
akan bekerja secara instant dan tidak mengakibatkan rasa panas pada kulit kepala. Tetapi, cara
instan seperti ini telah banyak memicu kerugian besar bagi kesehatan, seperti infeksi pada kulit
kepala karena pengikisan yang disebabkan oleh reaksi kimia, kerusakan saraf pada otak,
kerusakan hati dan ginjal serta penyakit kanker. Oleh karena itu, sebaiknya masyarakat memakai
obat alami yang lebih baik dalam mengobati infestasi kutu dengan efek samping yang lebih
sedikit seperti yang telah kami formulasikan. Formulasi ini sudah disediakan dalam bentuk krim
herbal berbahan dasar bawang merah dengan campuran yang sudah ditentukan dan dijamin lebih
aman untuk digunakan. Formulasi herbal ini akan bekerja secara cepat dan efektif untuk
menuntaskan masalah kutu rambut.

Metode pembasmi kutu dengan bawang merah tentu tidak asing lagi di telinga masyarakat
umum karena ini merupakan warisan yang turun temurun sudah diterapkan oleh nenek moyang
kita. Akan tetapi, metode itu tentu menuai kerugian yang tidak sedikit. Dengan hanya mengiris-
iris bawang merah lalu dioleskan ke kulit kepala dan rambut berulang kali, itu tidak menjamin
bebas dari efek samping meskipun termasuk anggota bahan herbal dan rempah-rempah. Ketika
bawang merah secara langsung dipakai sebagai metode yang dibilang cukup aman dan efektif
oleh masyarakat setempat, bahan ini akan menimbulkan rasa panas, lengket, dan memberi aroma
yang tidak sedap ketika diaplikasikan ke kulit kepala.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana formulasi optimal dari sediaan krim Ekstrak Allium ascalonicum L.?
2. Berapa konsentrasi emulsifying agent yang dibutuhkan untuk formula optimal sediaan
krim Ekstrak Allium ascalonicum L.?
3. Apakah produk pembasmi kutu secara instant berbahan dasar bawang merah layak
digunakan dan dipasarkan?

C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memformulasikan krim Ekstrak Allium ascalonicum L. sebagai pembasmi kutu
secara optimal.
2. Mengetahui konsentrasi optimal emulsifying agent yang dibutuhkan untuk formula
optimal sediaan krim Ekstrak Allium ascalonicum L.
3. Membuat produk pembasmi kutu yang instant dan layak untuk digunakan dan
dipasarkan.

D. MANFAAT PENELITIAN
1. Memudahkan masyarakat untuk membasmi kutu rambut melalui sediaan krim yang
mudah diaplikasikan.
2. Mengurangi kerugian yg diakibatkan dari efek samping bahan kimia tambahan pada
produk pembasmi kutu yang sudah ada.
3. Menambah nilai guna bawang merah sebagai Sumber Daya Alam
4. Mengurangi limbah organik.
5. Mengurangi kerugian bahan kimia tambahan yang berdampak buruk bagi kesehatan
6. Membantu perekonomian masyarakat

E. METODE PENELITIAN
1. METODE PENGUMPULAN DATA

Memformulasikan Krim, Ekstrak Bawang Merah


Studi Literature

Memformulasika Sediaan Krim Dengan Berbagai Konsentrasi Emulisfying Agent


Eksperimen

Uji Kontrol Kualitas


Eksperimen

Kesimpulan : Formula Yang Layak Dipasarkan


2. CARA KERJA

Disiapkan Bawang Merah

Dimaserasi Menggunakan Metanol

Disaring Menggunakan Corong Buchner

Didapatkan Ekstrak Bawang Merah

Disiapkan Cmc-na Dengan Berbagai Konsentrasi 0.75% , 0.5% , 0.25%

Dicampurkan Dengan Ekstrak Bawang Merah

Diaduk Menggunakan Stirrer

Ditambahkan Pewangi

Diukur Parameter Uji Kontrol Kualitas Antara Lain Organoleptis, PH, Viskositas, Pengendapan

3. BAHAN :
 Bawang merah 500 gr
 Metanol 99% 1 l
 CMC-Na 0.75%, 0.05%, 0.25%
 Akuades secukupnya
 Fragarance
4. ALAT :
 Mortir + stamper
 Corong buchner
 Stirrer
 Gelas beker
 Gelas ukur
5. METODE ANALISIS DATA

Dengan membandingkan penerimaan konsumen melalui tingkat viskusitas dan


kestabilan sediaan krim dengan berbagai konsentrasi CMC-Na sebagai emulsifying agent.

F. DAFTAR PUSTAKA
[1] Anonim. 2016. Bawang Merah Jadi Bahan Dasar Obat Pembasmi Kutu.
www.unairnews.ac.id [10 Mei 2017]
[2] Ansel, Howard. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. UI Press. Jakarta.
[3] Langley, Chris dan Dawn Belcher. 2008. Fast Track : Pharmacentical Compounding and
Dispensing. Pharmaceutical Press. UK.

Anda mungkin juga menyukai