Anda di halaman 1dari 8

PORTOFOLIO

EKLAMPSIA

Oleh:

dr. Fifi Adrias

Pendamping

dr. Azizah

dr. Lovita

PROGRAM DOKTER INTERNSIP

RSUD RM PRATOMO BAGAN SIAPIAPI ROKAN HILIR

2014
Borang Portofolio
Nama Peserta : dr. Fifi Adrias

Nama Wahana: RSUD RM Pratomo Bagan Siapiapi Rokan Hilir

Topik : Eklampsia

Tanggal Kasus : Desember 2014

Nama Pasien : Ny. S Nomor RM : 031921

Tanggal Presentasi : 28/01/2015 Pendamping : dr. Azizah


dr. Lovita
Tempat Presentasi : RSUD RM Pratomo Bagan Siapiapi Rokan hilir

Objektif Presentasi :

 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka

 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa

 Neonatus  Bayi  Anak  Remaja  Dewasa  Lansia  Bumil

Deskripsi : Perempuan , 19 tahun, primigravida. Dibawa ke IGD kebidanan RSUD Dr. RM.
Pratomo pukul 23:00 dalam kejang.
Tujuan : Merecall penegakan diagnosis dan manajemen eklampsia.

Bahan  Tinjauan Pustaka  Riset  Kasus  Audit


Bahasan :
Cara  Diskusi  Presentasi dan Diskusi  Email  Pos
Membahas:

Data Pasien Nama : Ny. S No. Reg: 031921


Nama Ruangan : Poli Penyakit Dalam Telp : - Masuk RS : 11 Desember

Data Utama untuk bahan diskusi :


1. Diagnosis : Eklampsia

1
2. Riwayat Kehamilan Sekarang :
Pasien dibawa keluarga dan bidan desa dalam keadaan kejang. Kejang berlangsung ±5
menit, degan ditandai kaku seluruh tubuh. Menurut keterangan bidan desa dan keluarga
pukul 21:00 WIB, pasien di bawa ke praktek bidan desa dengan keluhan keluar lender darah
dari kemaluan pasien dan di sertai perut mules-mules semakin sering. Sebelum kejang
pasien mengeluh nyeri kepala, dan penglihatan kabur, saat di tensi jam 21:00, tensi pasien
180/110 mmHg, namun pasien belum kejang, Djj 160x/m. Sekitar pukul 22:55 Wib, pasien
mulai kejang dan ngorok, tensi pasien masih sama 180/110 mmHg. Pasien langsung dibawa
ke rumah sakit. Sesampai di IGD pasien langsung di beri diazepam 1 ampul, dan injeksi
MgSo4 20% 4 gram. Keluarga pasien mengaku selaa hamil pasien tidak pernah mengaami
kejang dan tekanan darah tinggi. Pemeriksaan kehamilan dilakukan tidak secara teratur,
hanya pada bulan ke 8 pasien memeriksakan kehamilannya.
3. Riwayat Haid :
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : 25 hari
Lamanya : 5-7 ari
HPHT : 3 maret 2014
HPL : 10 Desember 2014
4. Riwayat Perkawinan :
Menikah 1 ali, lamanya 1 tahun. Usia pasien saat menikah 18 tahun, usia suami 28 tahun.
5. Riwayat Penyakit Dahulu :
Keluarga mengatakan jika pasien mnederita darah tingg sebelum hamil.
Keluarga mengatakan pasien pernah mengalami kejang-kejang.
Keluarga mengatakn pasien tidak menderita sakit jantun, asma, DM maupun alergi.
6. Riwayat Penyakit Keluarga :
Dikeluarga pasien tidak ada yang menderita darah tinggi, kencing manis, penyakit jantung,
maupun asma
7. Riwayat imunisasi selama hamil:
8. Pasien pernah mendapat imunisasi selama kehamilan 1 kali.

2
Daftar Pustaka :
1. Cunningham, dkk. 2009. Obstetri William. Edisi XVIII. Jakarta: EGC
2. Klapholz, dkk. 1998. Seri Skema Diagnosis dan Penatalaksanaan Obstetric. Edisi III.
Jakarta: BInarupa Aksara
3. Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Kb untuk
pendidikan Bidan. Jakarta: EGC
Hasil Pembelajaran:
1. Penegakan diagnosis pasien eklampsia
2. Tatalaksana pasien eklampsia
3. Pencegahan eklampsia

3
Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio
Subjektif :
Keluhan Utama : Kejang
Riwayat Penyakit Sekarang: pasien dibawa dalam keadaan kejang ±5 menit. Pasien
primigravida, aterm, inpartu. Pasien belum mendapatkan penobatan apapun. Pasien di bawa
le bidan dengan keluhan mulas dan keluar lender darah dari kemaluan. Sebelum kejang
pasien mengeluh penglihatan kabur dan nyeri kepala.
Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Sakit serupa (-)
Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat keluhan serupa (-)
Anamnesis Sistem :
 Serebrospinal : demam (-), sakit kepala (-), kejang (+)
 Kardiovaskuler : nyeri dada (-), keringat dingin (-)
 Respirasi : sesak nafas (-), Batuk (-), pilek (-)
 Gastrointestinal : BAB (+) normal, Mual (-), Muntah (-)
 Genitouri : BAK (+) normal
 Intergumentum : bercak merah kecil-kecil dilengan atas (-)

Objektif :
Kesadaran : soporo koma
Nadi : 94 kali/menit
Nafas : 30 kali/menit
Suhu : 36,8 ⁰C
Tekanan Darah : 180/110 mmHg

Status Generalis:
Kepala : Tidak ditemukan kelainan
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), Sklera ikterik (-/-), edema palpebra (-/-)
Muka : Udem (-)
Mulut dan tenggorokan : mukosa mulut sianosis (-), lidah kotor (-), tonsil membesar (-)
Leher : KGB tidak membesar.
Thoraks : DBN
Abdomen : DBN
4
Ekstremitas : oedem - -
+ +

Status Obstetrik
 Pemeriksaan Luar
Leopold 1 : 3 jari bawah procesus xyphoideus (32 cm), di fundus teraba bagian lunak,
tidak melenting, kesan bokong
Leopold 2 : teraba tahanan terbesar pada sebelah kiri, teraba bagian kecil pada bagian
kanan, kesan punggung kiri, letak janin memanjang
Leopold 3 : bagian tebawah teraba bagian keras, bulat dan melenting, kesan kepala.
Leopold 4 : sudah masuk PAP (3/5)

DJJ : 160x/menit
His : 4x/10’/40’’
TBJ : 3100 gram

 Pemeriksaan Dalam
Vaginal Toucher :
Portio : lunak
Pembukaan serviks : 7cm
Ketuban :+
Bagian terendah janin : kepala
Penurunan : hodge II
Petunjuk : tidak dapat dinilai

 Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : - Hb: 12,4 gr%
Protenuria : +++
Assesment :
Eklampsia adalah kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan atau masa nifas
yang di tandai dengan kejang (bukan timbul akibat keliann syaraf) dan atau koma dimana
sebelumnya sudah menimbulkan gejala preeclampsia (Klapholz, dkk. 1998).

5
Umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya preeclampsia dan terjadinya
gejala-gejala nyeri kepala didaerah frontal, gangguan penglihatan, mual, nyeri di uluhati atau
nyeri perut kuadran kanan atas dan hiperrefleksia. Untuk menegakkan diagnosis eklampsia
umumnya tidak sukar. Dengan danya tanda dan gejala preeclampsia yaitu 2 dari trias tanda
utama (hipertensi, oedem, proteinuria) yang disusul oleh kejang. ( Cunningham, dkk, 1995)
Tuuan utam pengobatan eklampsia dalah menghentikan berulangnya serangan kejang
dan mengakhiri kehamilan secepatnya dengan cara yang aman setelah keadaan ibu
mengizinkan. Penangan dasar untuk eklampsia adalah : ( Manuaba, 1998)
1. Pengendalian kejang
2. Koreksi hipoksia dan asidosis
3. Penurunan tekanan darah bila meningkat nyata
4. Langkah-langkah menuju persalinan segra setalh ibu bebas kejang dan sadar
kembali
Perwatan dan pengobatan intensif diteruskan untuk 48 jam. Bila teana darah turun maka
pemberian obat penenang dikurangi setelah 24 jam postpartum untuk kemudian lambat laun
dihentikan.
Secara umum timbulnya eklampsia dapat dicegah atau dikurangi frekuensinya. Usaha-
usah untuk menurunkan frekuensi terdiri atas :
1. Meningkatkan jumlah balai oemeriksaan antenatal dan mengusahakan agar semua
wanita hamil memeriksakan diri sejak hamil muda
2. Mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda preeclampsia dan mengobatinya segera
apabila ditemukan
3. Mengakhiri kehamilan sedapat-dapatnya pada kehamilan 37 minggu keatas apabila
setelah dirawat ada tanda-tanda preeclampsia tidak juga dapat dihilangkan (
Cunningham, dkk, 1995)

Plan :
Diagnosis :
Primigravida hamil aterm inpartu kala 1 fase aktif dengan eklampsia inpartum, janin tunggal
hidup, presentasi kepala

6
Penatalaksanaan :
- O2 3-5 l/m
- Pasang Goedel untuk melindungi lidah
- Ivfd RL
- Inj. MgSo4 40% 4gr IVselama 5 menit dilanjutkan dengan MgSo4 drip
- Kateter menetap
- Nifedipin 10 mg.
- Rencana SC setelah kejang berhenti

Pendidikan :
1. Inform consent kepada anggota keluarga tentang prognosis pasien
2. Mengingat kembali penegakan diagnosis hipertensi dalam kehamilan
3. Mengingat kembali penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan
4. Mengingat kembali prognosis serta pencegahan hipertensi dalam kehamilan serta
komplikasi

Anda mungkin juga menyukai