Hepatoma Dan USG Hati PDF
Hepatoma Dan USG Hati PDF
Abdul Rasyid
Laboratorium Radiologi FK USU/RS H. Adam Malik Medan
Abstrak: Kanker hati hepato selular (hepatoma) adalah kanker nomor lima tersering di Indonesia.
Walaupun angka kejadian dan kematiannya tinggi tetapi penyebab pasti belum diketahui. Perlu dicari
faktor pencetus terjadinya kanker ini. Dikumpulkan data-data penderita kanker ini selama 5 tahun
dan dicari hubungannya dengan sirrhois hati, hepatitis B, dan hepatitis C dimana ketiga penyakit ini
adalah penyakit hati tersering di Indonesia. Dari 483 kasus ternyata 367 orang (76%) berhubungan
erat dengan ketiga penyakit ini dan sisanya 116 orang (24%) tidak ada hubungannya. Dari 367 orang
penderita hepatoma ini ternyata 232 orang (63%) penderita bersamaan dengan sirrhosis hati dan 91
orang (25%) bersamaan dengan hepatitis B dan 44 orang (12%) dengan hepatitis C yang kesemuanya
berjumlah 367 orang (76%). Sedangkan 116 orang (24%) lagi tidak berhubungan sama sekali dengan
sirrhosis hati, HBV ataupun HCV.
Abstract: Hepatocellular carcinoma (hepatoma) is the fifth commonest cancer in Indonesia. Even the
morbidity and mortality rate is high but still there is no one prove of the exact cause. 483 cases found
within the year 2001 – 2005 was being evaluated and try to find it’s correlation with other commonest
hepatic disease in indonesia like liver cirrhosis, hepatitis B and hepatitis C. This data showed 367
cases (76%) have close correlation while 116 cases (24%) none. Among the 367 cases, 232 cases
(63%) have liver cirrhosis and 91 cases (25%) hepatitis B and 44 cases (12%) have hepatitis C.
mendeteksi hepatoma noduler berdiameter kecil berhubungan dengan ketiga penyakit ini dan
dari 2cm. USG merupakan sarana diagnostik sisanya 80% berhubungan dengan kebiasaan
yang tidak invasif, tanpa efek samping, biaya konsumsi alkohol yang berlebihan, faktor kimia
murah, mudah dilakukan, dan alat USG hitam industri, dan faktor lainnya.4
putih ini sudah tersedia di pusat-pusat kesehatan Dari kajian epidemiologi dan biologi
di Indonesia dan lagi biaya murah.13,14 molekuler di Indonesia sudah terbukti bahwa
penyakit ini berhubungan erat dengan sirrhosis
BAHAN DAN CARA hati, hepatitis virus B aktif ataupun hepatitis B
Data-data kasus hepatoma sejak 1 Januari carrier, dan hepatitis C dan semua mereka ini
2000 – 31 Desember 2000 yang dikumpulkan di termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang
Rumah Sakit Adam Malik Medan, Klinik berisiko tinggi untuk mendapatkan kanker hati
Spesialis Bunda, dan Rumah Sakit PTPN II ini.5
Medan yang terdeteksi dengan USG dengan Secara epidemiologi, Indonesia dikelompokkan
positif Alphafetoprotein dikumpulkan, diteliti sebagai daerah endemi sedang sampai tinggi
ulang, dan dicatat apakah penderita secara hepatitis B di dunia. Hal ini diungkapkan oleh
bersamaan menderita hepatitis viral B (HBV), Achmad Sujudi waktu itu sebagai Menteri
hepatitis viral C (HCV) atau juga penderita Kesehatan dalam jumpa pers “Pekan Peduli
sirrhosis hati, dengan atau tanpa HBV atau Hepatitis B di Indonesia” tahun 2003, dan
HCV. dikatakannya jumlah penderita hepatitis B
adalah 15 - 20 juta penduduk, sedangkan jumlah
HASIL penderita hepatitis C adalah 7 – 8 juta orang dan
Selama kurun waktu 5 tahun sejak Januari pada masa ini jumlah ini terus meningkat.
2000 - Desember 2005 ditemukan 483 penderita Data statistik menunjukkan bahwa pada
hepatoma positif dengan USG dan 12.5% kasus sirrhosis hati akan ditemukan
Alphafetoprotein. Dari jumlah ini ditemukan kanker jenis ini dalam kurun waktu 3 tahun.4
232 orang penderita (63%) bersamaan dengan Orang dengan hepatitis B kronis dan hepatitis C
sirrhosis hati dan 91 orang bersamaan dengan kronis berpotensi berkembang menjadi sirrhosis
hepatitis B (25%) dan 44 orang (12%) dengan hati dan selanjutnya mendapatkan kanker hati
hepatitis C yang semuanya berjumlah 367 orang selular. Kira-kira 50% dari hepatitis B dan 60%
(76%). Sedangkan 116 orang lagi (24%) tidak - 80% hepatitis C berkembang menjadi hepatitis
berhubungan sama sekali dengan sirrhosis hati, kronis dan dalam waktu 20 – 30 tahun kemudian
HBV ataupun HCV. Gambaran USG yang hepatitis tersebut menjadi sirrhosis akhirnya.2
dijumpai pada penelitian-penelitian ini adalah Dengan demikian diperhitungkan 4% penderita
noduler, massive ataupun diffuse dan ada juga hepatitis B dan 37% hepatitis C pada akhirnya
massa yang besar berdiameter sampai 10 cm. akan mendapatkan komplikasi kanker ini.
Hampir 75% penderita sudah dalam stadium Penularan hepatis B dari ibu ke anak
lanjut. umumnya terjadi sewaktu proses persalinan dan
ini terutama terjadi pada daerah endemik.
DISKUSI Umumnya ini terjadi dari ibu yang darahnya
Dari 483 kasus ternyata 367 orang (76%) dijumpai HbeAg positif, tapi hal ini bisa juga
berhubungan erat dengan ketiga penyakit ini terjadi pada keadaan e antigen tidak dijumpai
dan sisanya 116 orang (24%) tidak ada umumnya bayi yang terinfeksi akan menjadi
hubungannya. Dari 367 orang penderita carriers dengan insiden yang tinggi dari HbeAg
hepatoma ternyata 232 orang penderita (63%) positip dan biasanya asimptomatik (tanpa gejala)
bersamaan dengan sirrhosis hati dan 91 orang dan sebagian dari bayi berlanjut menjadi
bersamaan dengan hepatitis B (25%) dan 44 hepatitis kronis dengan risiko pada usia dewasa
orang (12%) dengan hepatitis C yang terbentuk sirrhosis hati dan kanker hati hepato
kesemuanya berjumlah 367 orang (76%). selular. Dan satu di antara 5 orang akan
Sedangkan 116 orang lagi (24%) tidak meninggal oleh kanker hati ini.15
berhubungan sama sekali dengan sirrhosis hati, Maka dapatlah diperhitungkan berapa
HBV, ataupun HCV. Data yang hampir banyak penduduk Indonesia yang terancam
bersamaan didapati di negara Cina yang mendapatkan kanker hepato selular yang
mendapati bahwa pada 70% penderita hepatoma mematikan ini yaitu dari faktor sirrhosis hati,
juga didapati menderita salah satu dari sirhosis hepatitis B, dan hepatitis C, belum lagi dari
hati atau hepatitis B atau hepatitis C.5 Di Eropa, faktor lainnya.5
menurut penelitian Anzol dkk. hanya 20% yang
Dari data epidemiologi yang ada, tampak terlihat dengan color doppler itu sehingga dapat
adanya satu kelompok bahan kimia yaitu ditentukan resistensi index dan pulsatily index
Aflatoksin B1 yang tak kalah pentingnya sebagai dengan demikian dapat memastikan apakah
penyebab terjadinya kanker hati pada manusia. pembuluh darah yang mengelilingi nodule itu
Aflatoksin B1 ini dihasilkan oleh jamur adalah neovascularisasi (pembuluh darah baru).
Aspergillus flavus yang terkontaminasi dan Dengan begitu dapat dipastikan keberadaan
melekat pada permukaan makanan seperti beras, neovascularisasi ini maka akurasi diagnosa
kacang, gandum, jagung, dan kacang kedelai kanker meningkat jadi 90%. Dan bila sewaktu
yang disimpan pada tempat yang panas dan pemeriksaan dengan CDFI USG ini diberikan
lembap. Bagi Indonesia, pemeriksaan yang suntikan zat kontras pada penderita maka alat ini
dilakukan beberapa tahun lalu menunjukkan mampu mendeteksi neovascularisasi yang
pencemaran Aflatoksin B1 itu cukup tinggi pada menyusup di dalam nodule yang belum terlihat
beberapa jenis makanan. Diduga Aflatoksin B1 di dalam nodule tersebut sehingga akurasi
memegang peran sebagai faktor pemicu mutasi diagnosa meningkat jadi 95% dan lebih-lebih
P53 gen sel hati yang seterusnya menimbulkan lagi dapat mendeteksi kanker berukuran lebih
kanker sel hati. Pasalnya, iklim Indonesia yang kecil dari 1cm.16,17
lembap memudahkan tumbuhnya jamur ini pada Dengan Color Doppler Flow Imaging USG
bahan makanan yang tersimpan lama. Data dari ini memungkinkan kita melihat tumor trombus
berbagai rumah sakit di Indonesia menunjukkan di dalam vena porta sekalipun kecil dan apakah
ada 20% kasus kanker hati tak menunjukkan trombus tersebut menimbulkan oklusi total atau
kaitan dengan infeksi hepatitis B maupun partial dan apakah ada kanalisasi di dalam
trombus yang memungkinkan darah masih bisa
hepatitis C. Sayangnya tak dilakukan
mengalir melalui trombus tersebut. Dari hasil
pemeriksaan Aflatoksin. Hanya disebutkan
USG ini sudah bisa diarahkan dengan tepat
dugaan bahwa kasus kanker hati itu berhubungan
tindakan apa yang paling tepat dan sesuai untuk
dengan virus lain atau karsinogen termasuk
penderita yaitu apakah pada penderita dilakukan
Aflatoksin B1.
reseksi hepatektomi partial atau tidak, apakah
Faktor lain lagi yaitu haemochromatosis bisa di-embolisasi atau tidak, ataukah hanya
yaitu penumpukan zat besi di dalam hati, dan dilakukan infus sitostatik intra- arterial saja. Bila
nyatanya pada 30% pasien haemochromatosis sudah jelas terdapat tumor trombus di dalam
ini timbul kanker hati. Masih ada lagi sederetan vena porta yang besar pada penderita, maka
panjang nama-nama zat-zat kimia yang juga tindakan operatif dan embolisasi sudah hampir
disebut-sebut dapat menimbulkan kanker hati tidak berarti lagi dan satu-satunya cara adalah
ini. transplantasi hati.2.18
Walaupun dengan peralatan USG hitam
putih (grey scale) konvensional dapat dideteksi KESIMPULAN
kanker berdiameter 2cm – 3cm dan dengan USG Walaupun penyebab pasti dari hepatoma
hitam putih yang diperlengkapi dengan belum diketahui tetapi sudah dapat diprediksi
perangkat lunak baru yang dikenal dengan nama adanya faktor pemicu terjadinya kanker hati
harmonik sistem16 dapat mendeteksi kanker yang merupakan kanker nomor lima tersering di
berdiameter 1cm – 2cm, namun nilai akurasi Indonesia dengan angka kematian yang tinggi
diagnosanya hanya 70% karena dengan alat ini ini yaitu faktor sirrhosis hati, hepatitis B, dan
hanya dapat melihat adanya gambaran nodule hepattis C dan mereka dimasukkan ke dalam
(tumor berbentuk bulat) berwarna kehitaman kelompok komunitas berisiko tinggi.
padat batas jelas dikelilingi oleh bayangan garis
hitam yang melingkar yang terletak di bayangan SARAN
hati yang keabu-abuan.14 Dengan peralatan USG 1. Perlu penyuluhan pada penduduk mengenai
color doppler yang sudah dapat memberikan bahaya kanker hati dan penyuluhan bahaya
warna dan melihat pembuluh darah yang ada di penyakit hepatitis B dan C serta sirrhosis
sekeliling nodule sehingga jadi jelas bahwa garis hati yang dianggap bertanggung jawab
warna hitam yang melingkari nodule itu adalah dalam terjadinya kanker hati ini.
pembuluh darah sehingga dengan demikian 2. Perlu diteruskan usaha-usaha pencegahan
akurasi diagnosa meningkat jadi 80%. Lebih timbulnya hepatitis B dan hepatitis C
canggih lagi kini alat USG dengan perangkat dengan usaha imunisasi terhadap bayi dan
lunak lengkap Color Doppler Flow Imaging orang dewasa yang dapat menurunkan
(CDFI) USG yang dapat melihat kecepatan dan jumlah kasus hepatitis yang berarti juga
arah aliran darah di dalam pembuluh darah yang