Anda di halaman 1dari 4

NAMA: LUTFI SUHADA

NIM: E1A017117
MATKUL: PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
KELOMPOK: 6
KELAS: A

KONSEP NAWACITA KE-6


Pada poin keenam Nawa Cita ini pemerintah diharapkan dapat membangun
infrastruktur yang dapat mendorong produktivitas masyarakat sehingga dapat mengubah
Indonesia menjadi negara produktif sekaligus meningkatkan daya saing negara. Dalam
membangun infrastruktur tersebut pemerintah harus dapat menarik investor agar mau
menanamkan modalnya untuk pembangunan infrastruktur dengan cara menciptakan efisiensi
perijinan berinvestasi di Indonesia.

Pemerintah akan meningkatkan produktivitas akyat dan daya saing di pasar


internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia
lainnya. Untuk itu pemerintah akan membangun infrastruktur jalan baru sepanjang 2000
kilometer dan memperbaiki jalan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Papua.

Membangun 10 pelabuhan baru dan merenovasi yang lama, membangun 10 kawasan


industri baru berikut pengembangan untuk hunian buruhnya. Pemerintah juga akan
membangun pasar tradisional di seluruh Indonesia dan memodernisasikan pasar tradisional
yang telah ada. Dan juga akan menciptakan layanan satu atap untuk investasi, efisiensi
perijinan bisnis menjadi maksimal 15 hari, meluncurkan insentif kebijakan fiskal dan non
fiskal untuk mendorong investasi sektor hulu dan menengah.

Pemerintah akan mendorong BUMN menjadi agen pembangunan, mendirikan secara


khusus Bank Pembangunan dan infrastruktur. Kami berkomitmen meningkatkan anggaran
riset untuk mendorong inovasi teknologi dan menjadikan instansi urusan hak cipta dan paten
bekerja proaktif melayani para inovator dan para inventor.

Pemeritah akan membangun sejumlah science dan techno park di daerah-daerah,


politeknik dan SMK-SMK dengan prasarana dan sarana dengan teknologi terkini. Kami juga
akan meningkatkan daya saing ini akan memanfaatkan potensi yang belum tergarap dengan
baik tetapi memberi peluang besar untuk meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi
nasional yaitu industri manufaktur, industri pangan, sektor maritim dan pariwisata.

IMPLEMENTASI

Kita terus tingkatkan produktivitas sebagai kunci peningkatkan pertumbuhan ekonomi


nasional, kesejahteraan dan kualitas kehidupan masyarakat serta daya saing nasional, “ kata
Dirjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Bambang Satrio Lelono yang
mewakili Menaker M Hanif Dhakiri
Menaker Hanif sekaligua Ketua Lembaga Produktivitas Nasional ( LPN) mengatakan
percepatan pelaksanaan dan perluasan GNP2DS menjadi keharusan dan perlu didukung
semua pemangku kepentingan secara lebih sinergis dan berkesinambungan.

"Perlu pemahaman, kesadaran dan komitmen dari stakeholder sebagai modal dasar
meningkatkan kemampuan perencanaan dan pelaksanaan GNP2DS,"

Untuk melaksanakan Nawacita ke-6 Kemenkop dan UKM mengusung program utama
yaitu: “Peningkatan peran Koperasi dan UMKM untuk mewujudkan Kedaulatan Pangan,
Kedaulatan Energi, Pariwisata dan Peningkatan Perekonomian Masyarakat Pesisir”, dengan
program/kegiatan unggulan sebagai berikut:

1. Penataan Data Koperasi dan UMKM

Sebagai upaya memperoleh akurasi dan validitas data Koperasi dan UMKM
dilakukan dengan metode/strategi:
- Melakukan penertiban legalitas kelembagaan Koperasi baik Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota
yang berpotensi tidak aktif dengan pembekuan Badan Hukum nya. Dari data 209.488 unit
Koperasi, yang tidak aktif sebesar 29,7% atau 61.449 unit. Untuk itu, maka pada tanggal 26
Mei 2015 lalu telah dikeluarkan Sertifikat Nomor Induk Koperasi (NIK) untuk koperasi yang
aktif dan tercatat di data base Kemenkop dan UKM.
- Pengumpulan data UMKM melalui sinergi dengan K/L terkait Pusat/Daerah yang
melakukan program pemberdayaan KUMKM. Berdasarkan verifikasi per 28 Februari 2015
sebanyak 47.524.526 unit secara by name by addres.

2. Fasilitasi Penguatan Peran Koperasi Unit Desa (KUD)

Untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Kemenkop dan UKM akan berusaha


mengembalikan distribusi pupuk bersubsidi kepada petani melalui Koperasi Unit Desa
(KUD). Kemenkop dan UKM telah mengadakan koordinasi dengan K/L terkait yaitu:
Kemendag, Kementan, dan PT. Pupuk Indonesia untuk memperkuat peran koperasi sebagai
Penyalur yaitu 126 Calon Distributor dan 626 Calon Pengecer yang telah dicanangkan di
Malang, Jatim tanggal 7 Maret 2015 dan akan diperluas di provinsi lainnya yang siap.
Dengan program pupuk tersebut petani anggota KUD memperoleh kepastian pupuk tepat
waktu, tepat jumlah, tepat kualitas dan tepat harga serta meningkatkan hubungan anggota
dengan Koperasi/KUD.

3) Fasilitasi Pembebasan Biaya Akta Notaris

Untuk meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing, Kemenkop dan UKM
memberikan fasilitasi APBN untuk pembebasan biaya pembuatan akta koperasi bagi pelaku
usaha mikro potensial melalui kerjasama notaris yang direncanakan sebanyak 5.000 akta
melalui kerjasama dengan Ikatan Notaris Indonesia (INI).

4) Fasilitasi Kemudahan Perizinan Usaha Mikro Dan Kecil


Tindak lanjut dari Perpres No 98 Tahun 2014 tentang Perizinan Usaha Mikro dan
Kecil, Kemenkop dan UKM telah melalukan MoU dengan Kemendagri, Kemendag dan BRI
tanggal 23 Januari 2015 dengan menyusun Rencana Aksi dan Pedoman berdasarkan Perpres
dimaksud yaitu pemberian ijin untuk Usaha Mikro dan Kecil tidak dikenakan biaya dan
cukup 1 lembar dan dikeluarkan oleh Camat.

Dengan adanya fasilitas terpadu satu tempat itu, permohonan sampai memperoleh ijin
usaha cukup di satu tempat. Termasuk pendelegasian wewenang dari Bupati atau Walikota ke
Camat terkait perijinan usaha, tanda daftar usaha, paten, usaha kecil. Dengan mendapat
legalitas usaha tersebut, UMK diharapkan bisa mengakses kredit perbankan, khususnya kredit
dari Bank BRI.

5) Fasilitasi Sertifikasi HAKI Bagi Produk UMKM

Kemenkop dan UKM dan Kemenkum HAM telah mengadakan MoU pada tanggal 5
Maret 2015 berupa mengratiskan pembuatan Sertifikasi Hak Kekayaan Intelektual (HAKI)
bagi pelaku UKM. Program/kegiatan ini diluncurkan karena banyaknya produk produk
unggulan yang dihasilkan pelaku UKM Indonesia telah dicuri oleh negara lain. Untuk itu,
diperlukan paten atas desain produk sehingga kekayaan seni, budaya, dan kreativitas
Indonesia tetap terjaga. Guna mempermudah pendaftaran HAKI secara gratis, Kemenkop dan
UKM dan Kemenkum HAM menggunakan
pendaftaran secara online.

6) Fasilitasi SNI/ISO dan Kehalalan Produk


Untuk memfasilitasi pelaku UKM dalam melakukan standardisasi produk baik
SNI/ISO dan kehalalan produk Kemenkop dan UKM telah mengadakan kerjasama dengan
Badan Nasional Standardisasi Produk (BNSP) untuk memberikan standardisasi atas produk
terutama dalam mendorong produk UKM mampu bersaing dalam pasar MEA.

7) Fasilitasi Pemasaran Produk-Produk Koperasi dan UMKM


Dalam Nawacita ke-6 program aksi ke-5 dinyatakan “Kami akan membangun
sekurang-kurangnya 5000 pasar tradisional pasar tradisional di seluruh Indonesia dan
memodernisasikan pasar tradisional yang telah ada”. Program aksi tersebut sudah
dilaksanakan oleh Kemenkop dan UKM sejak TA 2003-2014 telah merevitalisasi Pasar
Tradisional sebanyak 532 unit di 33 Provinsi pada 346 Kab/Kota, dengan Total anggaran Rp.
501,2 M. Rencana Tahun 2015 sebanyak 68 unit dengan Total Anggaran Rp. 64,215 M.

Selain itu juga telah dilaksanakan penataan 18.199 Umikro 240 Koperasi dengan
Total Anggaran Rp 122,6 M dan pada Tahun 2015 akan dilaksanakan di 1.000 kawasan
Pedagang Kaki Lima (PKL), serta pengembangan toko ritel modern UKM Mart dan Koperasi
sebagai Pusat Distribusi yang dikelola oleh 224 Koperasi. Penataan Toko Koperasi UKM
Mart TA 2011-2014 sebanyak 388 unit di 33 Propinsi pada 207 Kab/Kota, dengan Total
Anggaran Rp. 25,22 M.

8) Penumbuhan Serta Pengembangan Wirausaha Baru


Rasio wirausaha Indonesia saat ini adalah 1,65% atau 4.114.933 orang dari
jumlah ideal suatu negara minimal 2% atau sebesar 4.987.792 orang. Apabila dibandingkan
dengan negara lain seperti: Malaysia, Singapura, Jepang dan USA, maka perlu untuk terus
ditingkatkan. Kurun waktu 2015-2019, pemerintah menargetkan penciptaan 1 juta wirausaha
baru. Kemenkop dan UKM mendapat target 50.000 wirausaha baru untuk mencapai target
2% wirausaha dalam 5 tahun.

Konsep dasar pengembangan wirausaha dengan melakukan scalling-up (menaik


kelaskan) dari Usaha Mikro ke Kecil, Kecil Ke Menengah, dan Menengah ke Besar. Dalam
mendukung visi dan misi presiden terutama pencapaian swasembada pangan dan peningkatan
kesejahteraan masyarakat pesisir, peningkatan kapasitas SDM KUMKM difokuskan kegiatan
pelatihan kewirausahaan bagi keluarga petani dan nelayan.

9) Fasilitasi Pembiayaan Bagi Pelaku Koperasi dan UMKM


Melalui Lembaga Penyalur Dana Bergulir (LPDB-KUMKM) Kemenkop dan UKM.
Pembiayaan ini difokuskan untuk mendukung Nawacita dengan bunga 5%/tahun yang
diprioritaskan untuk peningkatan produktivitas dan penguatan daya saing Koperasi dan UKM
guna mendukung: Ketahanan pangan dan energi, Pariwisata dan ekonomi kreatif,
Kemaritiman (pemberdayaan wilayah dan masyarakat pesisir), dan sektor-sektor yang
menyerap tenaga kerja dan UKM strategis.

Melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR).


Pembiayaan ini difokuskan untuk pemberian pinjaman bagi UMKM disektor Hulu yaitu:
Pertanian, Perikanan, Industri Kecil; dan Sektor perdagangan terkait dalam mendukung
bidang tersebut. Lewat upayaKemenkop dan UKM, Pemerintah akhirnya menurunkan tingkat
suku bunga KUR dari 22% per tahun menjadi 12% yang mulai berlaku pada Bulan Juli 2015,
dengan total dana yang dialokasikan untuk KUR pada tahun 2015 mencapai Rp 30 triliun.
Kemenkop dan UKM terus berupaya untuk mengusulkan agar bunga KUR dapat turun
menjadi 9% pada tahun depan.

10) Fasilitasi Dukungan Pemasaran Bagi Pelaku Koperasi dan UKM Melalui Lembaga
Layanan Pemasaran (LLP-KUKM) Kemenkop dan UKM

Kemenkop dan UKM telah menyediakan Gedung SMESCO Sebagai pusat pemasaran
produk-produk unggulan daerah seluruh Indonesiaantara lain: kerajinan, garmen, fashion,
alas kaki dan berbagai produk kreatif lainnya. Tempat tersebut juga dijadikan pusat inkubasi
untuk melahirkan wirausaha muda yang kreatif dan inovatif.

Hambatan dari nawa cita yang ke 6 yaitu:

1. Melemahnya gairah pasar dan lesunya perekonomian


2. Melemahnya nilai tukar rupiah
3. Tidak kompaknya anggota kabinet, dimana terdapat menteri yang menjelek-jelekan
presiden.

Anda mungkin juga menyukai