Anda di halaman 1dari 7

Selayang Pandang Reproduksi Gender

di Indonesia

seldor pekerjaan tertentu, misalnya pe-


1. Pengantar kerjaan di bkjang kesehatan. khususnya
paramedis, buruh-buruh pabrik dl industri
'bandingkan dengan mass sekitar tertentu , misslnya industri rokok, dan se-
D seabad yang Ialu, ketika Kartin i d'"
bust frustrasl secara psikologis maupun
bagainya. Padahal, seperti yang dika-
takan oleh Pujiwati Sajogyo (1983), seti-
sostal dan bahkan politik, Nang gerak daknya menurut data stat istik tahun 1961
wanita se karang mi amatlah luas, peran dan 1971, jumlah penduduk Indones ia
yang mereka sandaogdan jalankan smat yang berjenis kelamin wanita lebih dan
beraneka ragam. Apabila Kartini me- 50% dan keseluruhan penduduk negen
ngalami hambatan da n tantangan ya ng ters ebut .
keras dal am mewujud kan s spirasi pen- selaln itu, masih teruepet banyak per-
didikan dan kerjanya. sekarang ini ham- soalan lain yang dihadapi oren wanita ,
batan semacam ltu, setidaknya secara yang menunjukkan betapa konsep ke-
resmi. dapat dikatakan lenyap sarna setaraan yang dinyatakan secara idea l
sekafi. Undang-Undang oasar 1945 se- caiam Undang-Undang Oasar 1945 di
cam hukum memberikan hak dan kewa- atas, masihlah amat jauh da n kenyalaan.
jban yangsarna pada wanitadan Iski-Iak.! Ada persoa lan masih amat rendah nya
dalam segala hal, baik dalam hal pend j- Uookat upah yang dlberikan pada pekerja
dikan. memperoleh pekerjaan yang /a- wanita, ada soal masih amat rendahnya
yak, maupun dalam hal pengambilan tingkat ketra~lan wanita untuk banyak
keputusan politik dalam berbagai sektor bkjang pekerjaan di sektor publ ik, ada
kehidupan. Karena itu, seperti yang se- perscaten kekerasan yang selalu men-
ring dinyatakan oleh banysk pihak. teru- gancam dan ditimpakan pada wanita. dan
lama plhak Pemerintah, tidaklah meng- banyak lagl yang lai nnya .
herankan epetxta banysk waoita yang Kenyataan ketimpangan di atas dapat
letah menempuh berbagai maeam bi- saja dikembalikan kepada faldor historis,
dang pendidikan, menduduld berbagai yaitu bahwa titik berangkat wanita dalam
macam lapangan pekerjaan, melakukan melaksanakan hak-hak kesetaraannya
perjalanan ke berbagal tempat, baik di seperu yang diimperatifkan oleh Undang-
dalam negen maupun dlluar neqeri, dan Undang Oasardlatas tidak sarna dengan
sebagainya . lakl-Iakl. langkah pertama yang diambil
Tentu saja , seeara kua ntitatif, dapat wanita dala m memper1uas ruang gerak-
dipastikan bahwa porslruang gerak yang nya, dalam membangun kemandirian psi-
diisi oleh wanita di etas masih jauh lebih kok>gis, sosial, ekonoml , maupun pou-
sedikit dibandingkan porsr yang diisi olen tiknya, lertambat mung kin selama pe-
laki-lakL Oi antara lebih sepuluh kemen- luhan eteu ratusan tahun dibandingkan
trtan di Indonesia, hanya ada dua orang dengan langkah pertama yang diambil
rnenten ya ng berjenls kelamin wanita. Oi oleh laki-Iaki. KeUka wanita memasuki
antara rtbuan atau jutaan warga yang berbagai bidang kehidupan dl luar soal
bekerja di bid ang kemiliteran, roongkin kerumahtanggan dan pertanian. misa~
hanya ratusan yang berjenis kelamin nya , 5elaki sudah menduduki berbagai
wanita . Populasi warga berjenis kelamin posisi panting , posis i kepemimpinan
wanita yang memperfihatkan angka yang yang meneOlukan. K arena itu , tidaklah
relatif tinggi mungldn hanya pada sektor- mengherankan apabila w anita masih

32 Humanionl VIOkJtJ/wr- NOII'e",ber 1997

Anda mungkin juga menyukai