Anda di halaman 1dari 14

4.1.

2 klasifikasi dan gambar hasil pengamatan plankton


Klasifikasi
 Trachelophyllum apiculatum
Regnum Protista
Divisio Sarcodina
Class Suctoria
Ordo Holotrichida
Familia Holophrydae
Genus Trachelopyllum
Spesies Trachelophyllum apiculatum

 Sagita minima
Regnum Protista
Divisio Sarcodina
Class Sagittoidea
Ordo Aphraghmophora
Familia Sagittidae
Genus sagita
Spesies Sagita minima

 Dinobryon stipitatum
Regnum Plantae
Divisio Protozoa
Class Mastigiphora
Ordo Chrysomanadales
Familia Ochromonadaceae
Genus Dinobryon
Spesies Dinobryon stipitatum

16
 Hyalosphenia cuncata
Regnum Plantae
Divisio Rhodophyta
Class Granuloreticulosa
Ordo Testacealobosa
Familia Centropysidae
Genus Hyalosphenia
Spesies Hyalosphenia cuncata

 Zygnemopsis circumcarinatum
Regnum Plantae
Divisio Rhodophyta
Class Cholorophyta
Ordo Cholorophyceae
Familia Zignematales
Genus Zygnemopsis
Spesies Zygnemopsis circumcarinatum

 Pleurodiscus borinquenae
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Class Chlorophyceae
Ordo Zynematales
Familia Zygnemaceae
Genus Pleurodiscus
Spesies Pleurodiscus borinquenae

17
 Astramoeba radiosa
Regnum Protista
Divisio Sarcodina
Class Granuloreticulosa
Ordo Testacealobosa
Familia Hyalosceae
Genus Astromoeba
Spesies Astramoeba radiosa

 Anaplectus grnulosus
Regnum Protista
Divisio Sarcodina
Class Adenopherea
Ordo Rhabditia
Familia Chephalobidae
Genus Anaplectus
Spesies Anaplectus grnulosus

 Stauronies Sp.
Regnum Plantae
Divisio Chrysophyta
Class Bacillariophyceae
Ordo Pannales
Familia Naviculaceae
Genus Stauronies
Spesies Stauronies Sp.

18
 Enchelyyodon elegans
Regnum Protista
Divisio Sarcodina
Class Suctoria
Ordo Holotrichida
Familia Holophryidae
Genus Enchelyyodon
Spesies Enchelyyodon elegans

 Spirling major
Regnum Plantae
Divisio Cyanophyta
Class Cyanophyceae
Ordo Oscillatoriales
Familia Oscillatoriaceae
Genus Spirling
Spesies Spirling major

 . Synedra asus
Regnum Plantae
Divisio Crysophyta
Class Bacillariophyceae
Ordo Pennales
Familia Fragilariaceae
Genus Synedra
Spesies Synedra asus

19
 Strogonium sticticum
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Class Chlorophyceae
Ordo Zygnematales
Familia Zynemataceae
Genus Sirogonium
Spesies Strogonium sticticum

 Fragilaria capucina

Regnum Plantae
Divisio Chrysopyta
Class Bacillariophyceae
Ordo Bacillariales
Familia Fragilariacea
Genus Fragilaria
Spesies Fragilaria capucina

 Bacillaria paxillifera
Regnum Plantae
Divisio Ochrophyta
Class Bacillariophyceae
Ordo Bacillariales
Familia Bacillariaceae
Genus Bacillaria
Spesies Bacillaria paxillifera

20
 Raphidiophrys elegans
Kingdom Protista
Phyllum Sarcodina
Class Actinophryceae
Ordo Actinophrydia
Familia Raphidiophryidae
Genus Raphidiophrys
Spesies Raphidiophrys elegans

 Closterium gracile
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Class Chlorophyceae
Ordo Zygnematales
Familia Desmidiaceae
Genus Closterium
Spesies Closterium gracile

 Rabdolaimus sp
Kingdom Protista
Phyllum Sarcodina
Class Adenophprea
Ordo Araeolaimida
Familia Rabdolaceae
Genus Rabdolaimus
Spesies Rabdolaimus sp

21
 Podiastrum boryanum
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Class Chlorophyceae
Ordo Chlorococcales
Familia Hydrodiatyaceae
Genus Pediastrum
Spesies Podiastrum boryanum

 Anaplectus grnolosus
Kingdom Protista
Phyllum Sarcodina
Class Adenophprea
Ordo Rhabditia
Familia Cephalobidae
Genus Anaplectus
Spesies Anaplectus grnolosus

 Astromoeba radiosa
Regnum Plantae
Divisio Chlorophyta
Class Granuloreticulosa
Ordo Testacealobosa
Familia Hyalodisceae
Genus Astromoeba
Spesies Astromoeba radiosa

22
4.2 Pembahasan

Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas


dan kuantitas akibat pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan
harus dapat beradaptasi dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan
menggunakan gas-gas yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga
sebagai penunjang lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan
produktivitas biologis. Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisika
dan kimia suatu perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor
abiotik yang sesuai dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan. Ekosistem perairan
merupakan ekosistem yang selalu mengalami perubahan kualitas dan kuantitas akibat
pengaruh variasi abiotik tersebut. Oleh karena itu, organisme perairan harus dapat beradaptasi
dalam mencari nutrisi dan menjalankan kelangsungan hidup dengan menggunakan gas-gas
yang terlarut pada perairan tersebut. Pengaruh variasi abiotik ini juga sebagai penunjang
lingkungan secara keseluruhan yang memungkinkan adanya perubahan produktivitas
biologis. Dengan adanya praktikum ini, kita dapat menentukan kualitas fisikadan kimia suatu
perairan sehingga dapat menambah wawasan tentang variasi faktor abiotik yang sesuai
dengan kelangsungan kehidupan organisme perairan sehingga kita dapat mengaplikasikan hal
tersebut di bidang perikanan dan konsevasi alam.
Dalam pengukuran pH perairan menggunakan kertas pH dan pH meter dengan cara
mencelupkan kertas pH kedalam perairan lalu amati perubahan yang terjadi pada kertas
tersebut dan sesuaikan dengan menggunakan pH meter. Adapun pH perairan yang diperoleh
adalah 6. Ini artinya pH perairan waduk FAPERIKA adalah normal, tidak asam dan juga
tidak basa.
Kemudian Hasil pengamatan dari parameter kimia mengenai nilai derajat keasaman
(pH) perairan menggunakan kertas lakmus yang dicelupkan kedalam perairan lalu amati
prubahan yang terjadi pada kertas tersebut. selama pengamatan menunjukkan bahwa perairan
danau tambing memiliki tingkat keasaman yaitu 6, ini artinya pH perairan danau tambing
adalah normal ,tidak asam dan juga tidak basa. Nilai ph optimum untuk pertumbuhan
plankton diperairan tawar menurut Harris (1986) adalah berkisar antara 6-9, sehingga kondisi
perairan danau tambing tampaknya cukup mendukung untuk pertumbuhan plankton.
Kemudian hasil pengamatan salinitas (kadar garam) pada perairan danau tambing sebesar 0,5

23
o/oo.. Salinitas menggambarkan padatan total di dalam air. Setelah semua karbonat
dikonversi menjadi oksida, semua bromide dan iodide digantikan oleh klorida dan semua
bahan anorganik telah dioksida. Menurut Agrifishery (2010), menyatakan bahawa salinitas
dapat diamati dengan menggunakan alat yang disebut refraktometer atau salinometer. Satuan
untuk pengukuran salinitas adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (%). Dan Nilai
salinitas perairan tawar biasanya kurang dari 5 o/oo. Dan perairan payau antara 0,50o/oo-30
o/oo.
Menurut Krebs (1978) Faktor fisika kimia yaitu faktor yang menentukan
distribusi dari biota air adalah sifat fisika-kimia perairan. Organisme yang dapat
disesuaikan dengan kondisi sifat fisika-kimia yang akan mampu hidup.
Penyebaran jenis dan hewan akkuatik ditentukan oleh kualitas lingkungan yang
ada seperti sifat fisika, kimia, biologisnya menambahkan bahwa kehidupan biota
perairan dipengaruhi oleh volume air mengalir, kecepatan arus, temperatur, pH
dan konsentrasi oksigen terlarut.

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari praktikum perairan lentik


(tergenang) yang dilakukan pada tiga bagian area dari Danau tambing yaitu area
inlet (area masuknya air), area tengah, dan area outlet (area keluarnya air) Di
dapatkan hasil analisis parameter fisika, kimia dan biologi yaitu sebagai berikut.
Danau tambing memiliki pH 6 yang berada dipinggir sungai. Warna perairan
secara visual adalah kebiruan dan tipe substratnya adalah lumpur. Selain itu saat
pagi hari memiliki suhu 17° C. Dan pada siang hari 18 ° C. Perbedaan suhu tidak
terlalu jauh karena kedalamannya relatif dangkal. Berdasarkan pengamatan
menggunakan secchi disk, kecerahan air sungai pada stasius 1 (autlet/daerah
keluarnya air) yaitu 0,87m sedangkan pada stasiun 2 (tengah) yaitu 1,7m dan pada
stasiun 3 (intlet/daerah masuknya air) yaitu 1,3m termasuk perairan kecerahan
kurang baik.

Kemudian hasil pengamatan parameter biologis mengenai keadaan komunitas


plankton di perairan danau tambing berdasarkan komposisi jenis dan keanekaragamannya. Di
dapatkan hasil identifikasi yang menunjukkan bahwa di bagian permukaan perairan danau
tambing di temukan sebanyak 13 jenis terdiri dari 9 jenis fFtoplankton yaitu, Sagita

24
minima, Dinobryan stiitarum, Hyalosphenia cuneata, Zygnemopsis
circumcarinatum, Pleurodiscus boringquenae, Spiruling major, Synedra acus,
Fragilaria capucina, , Strogonium sticticum. Dan 4 jenis zooplankton yaitu .
Trachelophyllum apiculatum, Astramoeba radiosa, Anaplects granulosus,
Enchelyodon elegans. Dari hasil pengamatan yang diperoleh mengenai identifikasi jenis
keanekaragaman plankton menunjukkan bahwa di perairan danau tambing masih dalam
kondisi baik, meskipun kelimpahan plankton masih sangat rendah yaitu sekitar 13 jenis

PH yang dapatkan adalah 6,0 Menurut Effendi (2003) Derajat keasaman


berpengaruh sangat besar terhadap kehidupan hewan dan tumbuhan air serta
mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia. Nilai pH dapat dipengaruhi
anatara lain buangan industri dan rumah tangga. Derajat krasaman (pH) berkaitan
erat dengan karbondioksida dan alkalinitas, semakin tinggi pH, semakin tinggi
alkalinitas dan semakin rendah kadar kandungan dioksida bebas. pH merupakan
tingkat derajat keasaman yang dimiliki setiap unsur, pH juga berpengaruh
terhadap setiap organisme, karena setiap organisme atau individu memiliki
ketentuan pada derajat keasaman (pH) berapa mereka dapat hidup (Mahidda,
1984).

Kecerahan air yang kami lakukan termasuk pada kecerahan kurang baik
yaitu pada (stasiun 1) 0,87m, (stasiun 2) 1,7m dan pada (stasiun 3) 1,3m.
Kecerahan adalah besarnya intensitas cahaya di dalam air yang disebabkan oleh
adanya partikel koloid dan tersuspensi seperti lumpur, pasir, bahan organik dan
mikroorganisme termasuk plankton. Semakin tinggi tingkat kecerahan suatu
perairan, maka semakin tinggi pula kecerahan yang masuk ke dalam air, sehingga
lapisan air yang produktif akan menjadi lebih stabil (Kembarawati, 2000).

Kedalaman air yang kami dapatkan adalah 3,35 m yang berada ditengah
sungai, karena sungai yang kami amati dbagian hilir yang masih dangkal.
Menurut Odum (1988) Pada sungai dapat dijumpai tingkat yang lebih tua dari
hulu ke hilir, perubahan lebih terlihat pada bagian atas aliran air, dan komposisi
kimia berubah dengan cepat. Dan komposisi komunitas berubah sewajarnya yang
lebih jelas pada kilometer pertama dibanding lima puluh (50) kilometer terakhir.

25
Kedalaman juga dipengaruhi oleh zona yaitu zona hulu, zona hilir dan zona
tengah.

Interaksi antara komponen abiotik dengan biotic. Tingkat kedalaman


perairan mempengaruhi jumlah organisme di dalamnya. Organisme masih
terdapat dalam jumlah melimpah pada permukaan perairan dan kolam perairan.
Jumlah intensitas cahaya yang menembus permukaan perairan dan kolam,
mempengaruhi kelimpahan organisme terutama yang dapat melakukan proses
fotosisntesis. Pada kedalaman dasar, maka dapat dioastikan jumlah organisme
yang melimpah adalah organisme yang tidak dapat melakukan proses
fotosisntesis, seperti bentos. Kecerahan air dipengaruhi oleh beberapa factor,
diantaranya kepadatan tersuspensi dan waktu pengamatan. Semakin tinggi jumlah
padatan yang tersuspensi maka tingkat kecerahan semakin rendah yang
menyebabkan sedikitnya cahaya matahari yang masuk ke perairan sehingga
jumlah organismeyang terbatas pada jenis zooplankton.Waktu pengamatan juga
mempengaruhi kelimpahan plankton. Ketika suhuh tinggi, plankton akan begerak
mencari tempat yang lebih optimal untuk proses pertumbuhannya. Adanya
keterkaitan yang kompleks, perubahan lingkungan yang terjadi dalam komunitas
akan menyebabkan perubahan satu atau lebih populasi yang ada di dalamnya. Hal
ini memungkinkan terjadinya pergantian populasi oleh kelompok organisme lain
yang dapat dibedakan sebagai sebuah komunitas lain yang baru. Sehingga
organisme suatu populasi dapat menjadi indicator bagi perubahan lingkungan
(Ravera, 1978).

Interaksi antara komponen biotik penyusun ekosistem perairan Pada daerah


sekitar banyak terdapat pepohonan. Daun-daunan yang terjatuh ke perairan akan
tenggelam ke dasar dan selanjutnya akan mengalami pembusukan. Penguraian
tersebut akan menghasilkan nutrisi sebagai sumber unsur hara yang akan
dimanfaatkan oleh organisme perairan lainnya, seperti bentos dan fitoplankton
sebagai produsen primer merupakan sumber makanan bagi zooplankton.
Selanjutnya zooplankton merupakan makanan bagi organisme pada tingkat trofik
yang lebih tinggi, seperti nekton. Interaksi komponen biotic yang terdapat di Situ

26
Gede merupakan tipe grassing food chain, yaitu perpindahan energi makanan
terjadi dari sumber daya tumbuhan melalui seri organisme (tumbuhan – herbivore
– karnivora ) (Odum 1993).

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada perairan sungai palolo


dengan melihat ke tiga stasiun yang telah di tentukan yaitu stasiun 1 di bagian
kanan tengah kiri , stasiun 2 di kanan tengah kiri, dan stasiun ke 3 di kanan
tengah kiri . Pada stasiun I di peroleh keadaan fisik kimia lingkungan yaitu; Suhu
udara 27°C, kuat arus 0,42, dengan substrak dasar berpasir, dan sampel
Zooplankton yang di peroleh adalah Raphdiophiys elegans sedangkan sampel
Fitoplankton Baccillaria paxillifera, dan Closterium gracile. Pada stasiun II
berada di kanan tengah kiri dengan keadaan fisik kimia lingkungan yaitu Suhu
udara 27°C, kuat arus 0,42, dengan substrak dasar berpasir, dan sampel
Zooplankton yang di peroleh adalah Anaplectus granulosus sedangkan sampel
Fitoplankton sagita minima, dan Rabdolamus Sp. Pada stasiun III berada di
kanan tengah kiri dengan keadaan fisik kimia lingkungan yaitu Suhu udara 27°C,
kuat arus 0,42, substrak dasar pasir, dan sampel Zooplankton yang di peroleh
adalah Anaplectus granulosus, Astramoeba radiosa sedangkan sampel
Fitoplankton pedastrum boryanum.

27
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimplan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Phytoplankton adalah termasuk bentuk biota tanaman yang bersifat
autotrophic dan menyumbang secara langsung terhadap keberadaan pakan di
permukaan air dengan mengembangkan protoplasmanya dan cadangan
makanan secara langsung dari karbon dioksida dan larutan garam di laut
sedangkan Zooplankton merupakan anggota plankton yang bersifat hewani,
sangat beraneka ragam dan terdiri dari bermacam larva dan bentuk dewasa
yang mewakili hampir seluruh filum hewan.
2. Sampel yang di temukan pada perairan lentik yaitu danau di daerah stasiun 1
yaitu Trachelophyllum apiculatum, Sagita minima, Dinobryan stiitarum,
Hyalosphenia cuneata, Zygnemopsis circumcarinatum, sedangkan pada
stasiun 2 yaitu Sagita minima, Zygnemopsis circumcarinatum, Pleurodiscus
boringquenae, Astramoeba radiosa, Anaplects granulosus, Sedangkan pada
stasiun 3 yaitu Zygnemopsis circumcarinatum, Spiruling major, Synedra
acus, Fragilaria capucina, Enchelyodon elegans, Strogonium sticticum.
Sedangkan pada perairan lotik yaitu sungai di daerah stasiun 1 ditemukan
Bccillaria paxillusora, Raphidiophrys elegans, Closterium gracile. pada
stasiun 2 yaitu Sagita minima, Rabdolaimus.sp, Anaplactus. Dan pada stasiun
3 yaitu Pediastrum boryanum, Anaplectus grnulosus,Astromoeba radiosa
3. Parameter fisika yang diukur meliputi suhu, kekeruhan, kecepatan arus, dan
subtrat dasar. Sedangkan parameter kimia yang diukur yaitu pH air yang
diukur dengan menggunakan kertas lakmus dan salinitas diamati
menggunakan salinometer.

28
4. Adapun pemanfaatan penggunaan video pada praktikum perairan lentik yaitu
untuk memberikan informasi mengenai perairan danau tambing dan sungai
palolo dan jenis-jenis sampel yang peroleh.

5.2 Saran
Adapun saran yang dapat saya berikan yaitu diharapkan pada praktikum - praktikum
selanjutnya semua anggota kelompok dapat bekerja secara objektif serta dapat melengkapi
alat-alat yang akan digunakan dan Demi menjaga kualitas air di danau tambing dan sungai
palolo, diharapkan kepada semua pihak agar tidak mencemari air tersebut. Kualitas perairan
danau tambing dan sungai palolo saat ini adalah baik, namun apabila tidak dijaga maka akan
berkurang kualitasnya. Oleh karena itu marilah bersama-sama kita jaga agar air tersebut tetap
sesuai dengan baku mutu yang ditentukan dan tidak tercemar.

29

Anda mungkin juga menyukai