KATA PENGANTAR
Penyusun
i
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................ i
DAFTAR ISI ........................................................................................... ii
1. TUJUAN ..................................................................................... 1
2. DASAR TEORI .......................................................................... 1
3. ALAT DAN BAHAN ................................................................. 14
4. SPESIFIKASI PERALATAN ..................................................... 16
5. PROSEDUR PRAKTIKUM ....................................................... 18
6. GAMBAR SKEMA PENGUJIAN ............................................. 20
7. PERHITUNGAN ........................................................................ 20
8. JAWABAN PERTANYAAN .................................................... 25
9. KESIMPULAN ........................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 34
ii
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
PENUKAR KALOR
(HEAT EXCHANGER TYPE SHELL AND TUBE)
1. TUJUAN PRAKTIKUM
Mengetahui unjuk kerja Alat Penukar Kalor dan mempelajari karakteristik
yang dihasilkan dari perpindahan kalor antara fluida panas dan fluida dingin.
2. DASAR TEORI
Heat exchanger merupakan alat penukar kalor yang sangat penting dalam
proses industri. Prinsip kerja heat exchanger adalah perpindahan panas dari fluida
panas menuju fluida dingin. Heat exchanger dapat digunakan untuk memanaskan
dan mendinginkan fluida. Sebelum fluida masuk ke reaktor, biasanya fluida
dimasukan terlebih dahulu ke dalam alat penukar kalor agar suhu fluida sesuai
dengan spesifikasi jenis reaktor yang digunakan. Di dunia industri, heat
exchanger merupakan unit alat yang berperan dalam berbagai unit operasi,
misalnya dalam industri obat-obatan farmasi, industri perminyakan, industri
makanan-minuman dan lain-lain.
Percobaan dalam skala kecil (skala laboratorium) ini dimaksudkan agar
praktikan lebih memahami tentang kecepatan transfer panas, keefektifan, jenis dan
berbagai macam hal yang menyangkut heat exchanger agar ilmu pengetahuan ini
dapat diterapkan pada skala yang lebih besar, yaitu skala industri.
Dalam industri proses kimia masalah perpindahan energi atau panas adalah
hal yang sangat banyak dilakukan. Sebagaimana diketahui bahwa panas dapat
berlangsung lewat tiga cara, dimana mekanisme perpindahan panas itu sendiri
berlainan adanya. Adapun perpindahan itu dapat dilaksanakan dengan:
1. Secara molekular, yang disebut dengan konduksi
2. Secara aliran yang disebut dengan perpindahan konveksi.
3. Secara gelombang elektromagnetik, yang disebut dengan radiasi.
Pada heat exchanger menyangkut konduksi dan konveksi (Sitompul, 1993).
1
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
B A’
2
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Exchanger ini menyediakan true counter current flow dan cocok untuk
extreme temperature crossing, tekanan tinggi dan rendah untuk kebutuhan surface
area yang moderat (range surface area: 1 – 6000 ft2). Hairpin heat exchanger
tersedia dalam :
- Single tube (double pipe) atau berbagai tabung dalam suatu hairpin shell
(multitube),
- Bare tubes, finned tube, U-Tubes,
- Straight tubes,
- Fixed tube sheets
Double pipe heat exchanger sangatlah berguna karena ini bisa digunakan
dan dipasang pada pipe-fitting dari bagian standar dan menghasilkan luas
permukaan panas yang besar. Ukuran standar dari tees dan return head diberikan
pada tabel 1.
Tabel 1. double Pipe Exchanger fittings
Outer Pipe, IPS Inner Pipe, IPS
3 1¼
2½ 1¼
3 2
4 3
(source : Kern, “Process Heat Transfer”, 1983)
Double pipe exchangers biasanya dipasang dalam 12-, 15- atau 20-ft
Panjang efektif, panjang efektif dapat membuat jarak dalam each leg over di mana
terjadi perpindahan panas dan mengeluarkan inner pipe yang menonjol melewati
the exchanger section. (Kern, 1983).
Susunan dari concentric tube ditunjukan pada gambar di bawah ini. Aliran
dalam type heat exchanger dapat bersifat cocurrent atau counter current dimana
aliran fluida panas ada pada inner pipe dan fluida dingin pada annulus pipe.
3
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
T2 T1 T1 T2
t1 t2 t2
t1
T T
T1
T1
T2 T2
t2
t1
L L
(a) (b)
T
T
T1
t2
T2
t1
L L
(c) (d)
Gambar 3 Double pipe heat exchanger aliran cocurrent dan counter current
Pada susunan cocurrent maka fluida di dalam tube sebelah dalam (inner
tubes) maupun yang di luar tube (dalam annulus), artinya satu lintasan tanpa
cabang. Sedangkan pada aliran counter current, di dalam tube sebelah dalam dan
fluida di dalam annulus masing-masing mempunyai cabang seperti terlihat pada
gambar 4 dan gambar 5.
4
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
b) Kerugian
1. Bagian hairpin adalah desain khusus yang mana secara normal tidak
dibangun untuk industri standar dimanapun selain ASME code.
2. Bagian multiple hairpin tidaklah selisih secara ekonomis bersaing dengan
single shell dan tube heat exchanger.
3. Desain penutup memerlukan gasket khusus.
(Kern, 1983).
(a) (b)
Gambar 6. Shell and Tube, (a) Square pitch dan (b) Triangular pitch
5
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan
pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).
6
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Kerugian penggunaan shell and tube heat exchanger adalah semakin besar
jumlah lewatan maka semakin banyak panas yang diserap tetapi semakin sulit
perawatannya
(Kern, 1983).
7
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Hot outlet
Cold Cold
inlet outlet
L
T1
qk
T2
8
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
qc hc . A.Ts T
Fluid
T∞
hc qc
Ts T T
qc
1 Rc
hc . A
Q = U . A. (Ta – Tb)
Ta Tb
U.A.(Ta – Tb) = 1 1
hc, a . A k.A hc ,b . A
1 1
U.A =
1
L
1 R
hc, a . A hc,b . A
9
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
1
U=
1 L 1
hc , a k hc ,b .
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
1 1
Rf
Ud U
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
10
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Ta L h c ,b
T1 q
fluida b
fluida a k
T2 Tb
hc,a
q hc.a . A (Ta T1 )
q
Ta T1
h c.a A
Transfer panas konduksi dari permukaan dinding sebelah kiri ke sebelah kanan.
k.A
q (T1 T2 )
L
q
T1 T2
k.A L
q hc.b . A.(T2 Tb )
q
T2 Tb
hc.b . A
11
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Penjumlahannya adalah:
Ta Tb
q T T
1 L 1 a b
hc , a kA hc ,b
Ta Tb T
q
1
L
1 R
hc, a kA hc ,b
(Tim Dosen PS Teknik Kimia, 2009).
LMTD
ΔTa ΔTb
ΔTa
ln
ΔTb
(Kern, 1983).
Ta
Tb
mc
Tc, in dA
Tc, out
0 Atotal
Area
12
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
LMTD
T1 t2 T2 t1
ln
T1 t2
T2 t1
Th, in
mh
dTh
Th, out
Ta T
Tc, out
dTc
mc
Tc, in dA
0 Atotal
Area
LMTD
T1 t1 T2 t2
ln
T1 t1
T2 t2
7. Keefektifan
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/ perbandingan transfer panas aktual
dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi.
Keefektifan heat exchanger (ε)
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa
menentukan kecepatan transfer panas:
q q act ε.q max
13
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
1. Seperangkat alat penukar kalor jenis shell & tube dan double pipe.
Gambar 15. Seperangkat APK jenis shell & tube dan double pipe
14
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
(a) (b)
(c) (d)
(e) (f)
Gambar 16. Beberapa komponen penyusun rangkaian APK: (a) shell & tube
APK; (b) double pipe APK; (c) radiator; (d) pompa air; (e) system akuisisi data;
(f) pressure gauge
2. Untai uji alat penukar kalor yang terdiri dari sirkulasi fluida (air) panas,
sirkulasi fluida (air) dingin, dan sistem akuisisi data.
3. Fluida (air)
4. Flexible hose
15
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
16
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
T outlet (⁰C) 50 50
Koefisien Konveksi 535 456
(h)(W/m2K)
Fouling (W/m2K) 5000 4300
Uc : 241 W/m2K
Ud : 125 W/m2K
Aliran : Countercurrent
17
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
5. PROSEDUR PRAKTIKUM
Tahap pengujian alat penukar kalor adalah sebagai berikut :
1. Pasang sambungan selang silikon dengan terminal-terminal alat penukaran
kalor yang akan diuji (shell & tube atau double pipe).
2. Pasang termokopel pada posisi-posisi yang telah ditentukan untuk masing-
masing termokopel.
3. Periksa ketinggian air dalam tangki pemanas, apakah telah mencapai batas
yang telah ditentukan.
4. Masukkan fluida (air) kedalam tangki masing-masing sirkuit, biarkan air
memenuhi seluruh rangkaian sistem baik untuk sirkuit fluida panas maupun
sirkuit fluida dingin.
5. Periksa temperatur yang akan diukur pada termometer dan catat selisih
antara sisi masuk dan sisi keluar untuk fluida panas maupun fluida dingin.
6. Nyalakan komputer dan data logger dengan terlebih dahulu meng-ON-kan
tombol switch pada panel kontrol untuk komputer.
7. Log-in ke computer dan buka file akusisi dengan melakukan double klik
pada file.
8. Nyalakan pompa sirkulasi masing-masing sirkuit dengan menekan tombol
ON (hijau) pada switch pompa di panel kontrol.
9. Atur laju aliran fluida masing-masing sirkuit sesuai tugas yang diberikan
dengan cara mengatur pembukaan katup-katup.
10. Nyalakan pemanas dengan menekan tombol ON pada switch pemanas di
panel kontrol.
11. Atur regulator pemanas sampai temperatur fluida masuk APK sesuai dengan
tugas yang diberikan.
12. Atur seluruh peralatan kontrol sehingga sistem beroperasi pada kondisi yang
telah sesuai dengan kondisi yang ditugaskan.
13. Pengambilan data dilakukan setelah kondisi operasi stabil (stedy) selama 5
menit. Lakukan perekaman data selama 5 menit berikutnya.
14. Setelah pengujian selesai, matikan pemanas dengan menekan tombol OFF
untuk pemanas di panel kontrol.
18
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
TUGAS
1. Jelaskan mengenai alat penukar kalor jenis tubular (tubular heat exchanger)
dan sebutkan contoh-contoh jenisnya!
2. Jelaskan tentang APK jenis shell and tube!
- Proses perpindahan kalor dengan rumus-rumus dasar yang dipergunakan
- Jenis-jenis front end stationary head, shell, dan rear end head masing-masing
minimum 3 tipe.
- Sebutkan 3 bagian utama dari APK jenis double pipe!
3. Sebutkan jenis-jenis APK yang lain dengan contoh atau fungsinya
4. Lakukan praktikum sesuai dengan kondisi disain dan minimal pada satu titik
lain di luar kondisi disain.
5. Jelaskan cara menghitung NTU dan
19
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
7. PERHITUNGAN
Data hasil percobaan pertama
Shell & Tube / Double Pipe Heat Exchange
Waktu Tube Side (L/min) Shell Side (L/min)
F Ti To ΔT ΔP Q F Ti To ΔT ΔP Q ΔQ
(menit) Kg/min 0C 0
C 0C Pa W Kg/min 0C 0
C 0C Pa W %
2 7,336 29 29 0 1211,3 - 4,195 28 29 1 1397,6 - -
4 7,143 30 29 1 1194,0 - 4,191 28 29 1 1382,6 - -
6 7,122 30 29 1 1184,0 - 4,195 29 29 0 1389,9 - -
8 7,343 30 29 1 1185,3 - 4,171 29 29 0 1394,4 - -
10 7,287 30 30 0 1171,3 - 4,173 29 30 1 1386,7 - -
Rata 2 7,2642 29,8 29,2 0,6 1189,18 - 4,185 28,6 29,2 0,6 1390,24 - -
20
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
(Th 2 t c 2 ) (Th1 t c1 )
TLM
T t
ln h 2 c 2
Th1 t c1
21
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
- Bilangan Reynolds
.di.V
Re 747,241
(Bilangan di atas menunjukkan aliran laminar)
- Bilangan Nusselt
𝑑
3,66+0.0668( 𝑖⁄𝐿)𝑅𝑒 𝑃𝑟
𝑁𝑢 = 𝑑 2 = 5,052
1+0.04[( 𝑖⁄𝐿)𝑅𝑒 𝑃𝑟 ]3
- htube (hi)
k
hi Nu.
di
246,235 W / m 2 0C
Shell side
4,185
F = 4,185 kg/menit = 0,06975kg / s
60
22
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
Ti = 28,6oC
To= 29,2oC
28,6 29,2
Tf = 28,9 0 C
2
4
3
F 0,06975 m
V s 3,688 x10 4 m / s
A 0,19m x995,44
2
- Bilangan Reynolds
.di.V
Re 49,188
23
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
- Bilangan Nusselt
𝑑
3,66 + 0.0668 ( 𝑖⁄𝐿) 𝑅𝑒 𝑃𝑟
𝑁𝑢 = 2 = 4,439
𝑑
1 + 0.04[( 𝑖⁄𝐿) 𝑅𝑒 𝑃𝑟 ]3
hshell = (ho)
k 0,618
ho Nu. 4,439. 24,939 W / m 2 0C
d0 0,11
- Nilai U
Dengan data dari spesifikasi APK shell & tube, maka:
Luas Ai 2 ri 2 .0,00635 0,04
1
Uo 8,613 W/ 0C.m
Ao 1 Ao ln( ro / ri ) 1
Ai hi 2kL ho
- Nilai Q
A o .OD1 .L(Nt - Ntp) Q U o . A.TLM
3,14.0,0127.0,7.20 Maka, 3,30.0,56.0
0,56 m 2
0 Watt
24
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
8. JAWABAN PERTANYAAN
1. Alat penukar kalor jenis tubular (Tubular Heat Exchanger), adalah alat penukar
kalor yang bertujuan untuk memanfaatkan panas suatu aliran fluida yang lain.
Maka akan terjadi dua fungsi sekaligus, yaitu :
• Memanaskan fluida
• Mendinginkan fluida yang panas
Suhu yang masuk dan keluar kedua jenis fluida diatur sesuai dengan
kebutuhannya. Pada gambar diperlihatkan sebuah heat exchanger, dimana
fluida yang berada didalam tube adalah air, disebelah luar dari tube fluida yang
mengalir adalah kerosene yang semuanya berada didalam shell.
Contoh jenis-jenis dari tubular heat exchanger antara lain: jenis shell and tube,
double pipe, u-tube, straight tube.
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 19. (a) shell and tube, (b) double pipe, (c) u-tube, (d) straight tube.
25
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
2. Penjelasan perpindahan kalor APK jenis shell dan tube. Shell sangat
ditentukan oleh keadaan tube yang akan ditempat kan didaIamnya. Shell dapat
dibuat dari sebuah pipa yang berdiameter besar atau dapat juga dibuat pada sebuah
pelat logam yang diroll. Shell merupakan badan penukar kalor dimana
didalamnya terdapat tube bundle (berkas pipa). Kedua ujung shell ini akan
diberi penutup yang dipasangkan dengan flens. Kadang - kadang permukaan
dalam shell dilengkapi dengan alur untuk menempatkan berkas pipa pada posisi
yang baik di dalam shell . Untuk temperatur operasi yang sangat tinggi,
kadang-kadang shell dibagi dua dan disambungkan dengan sambungan
ekspansi.
Tubes atau pipa-pipa memegang peranan yang sangat penting di dalam penukar
kalor. Dinding pipa merupakan bidang pemisah kedua jenis fluida yang mengalir
di dalamnya dan sekaligus berfungsi sebagai bidang perpindahan panas. Bahan dan
ketebalan dnding pipa harus dipilih agar diperoleh penghantaran panas yang
baik dan juga harus mampu bekerja pada tekanan operasi fluida kerjanya. Susunan
tubes biasanya dipasang menurut konfigurasi segitiga atau segi empat
- Proses perpindahan kalor APK jenis shell and tube, dengan rumus-rumus dasar
telah dijelaskan pada bagian perhitungan.
- Jenis-jenis front end stationary head antara lain: channel and removable cover,
bonnet (integral cover), channel integral with tube sheet and removable cover,
special high pressure closure.
26
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 20. (a) Channel and removable cover, (b) bonnet (integral
cover), (c) channel integral with tube sheet and removable cover, (d)
special high pressure clossure.
- Jenis shell: one pass shell, two pass shell with longitudinal baffle, split flow,
double split flow, divided flow, cross flow, kettle type reboiler.
(a) (b)
27
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
(c) (d)
(d) (e)
(f)
Gambar 21. (a) one pass shell, (b) two pass shell with logitude baffle, (c) split
flow, (d) double split flow, (e) divided flow, (f) kettle type reboiler,(g) cross flow.
- Jenis rear end : fixed tube sheet, outside packed floating head, floating head
with backing device, pull through floating, u-tube bundle, packed floating tube
sheet with lantern ring.
28
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
(g) (h)
Gambar 22. (a) fixed tube sheet, (b) outside packed floating head, (c)
packed floating tube sheet with lantern ring,(d) outside packed floating
head, (e) floating head with backing device, (f) ) pull through floating head,
(g) u-tube bundle, (h )externally sealed floating tube sheet.
- 3 bagian utama double pipe heat exchanger yaitu elbow pipe, internal pipe, dan
external pipe. Elbow pipe berfungsi sebagai penyambung pipa untuk
meneruskan aliran fluida, sementara internal dan external pipe berfungsi
sebagai wadah bagi fluida untuk melakukan perpindahan panas.
29
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
30
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
31
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
1
U
1 A1 ln( ro / ri ) Ai 1
ht 2kL Ao ho
A .d i .L
𝐶𝑚𝑖𝑛 = 𝑚̇. 𝐶
1
1⁄ 1+exp(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶 2 ) ⁄2
𝜀 = 2 {1 + 𝐶 + (1 + 𝐶 2 ) 2 × 1 }
1+𝑒𝑥𝑝(−𝑁𝑇𝑈(1+𝐶 2 ) ⁄2
𝐶𝑚𝑖𝑛
𝐶=
𝐶𝑚𝑎𝑥
𝐶𝑚𝑎𝑥 > 𝐶𝑚𝑖𝑛
32
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
KESIMPULAN
a. Semakin besar nilai Q, semakin besar pula efisiensi APK. Hal ini terjadi
karena nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (h) semakin besar, yang
mengakibatkan kalor yang dihantarkan juga semakin besar.
b. Bilangan Reynold yang didapat dalam perhitungan menunjukkan bahwa aliran
yang terjadi dalam heat exchanger adalah aliran laminar.
c. Besarnya debit aliran menentukan besarnya nilai koefisien perpindahan
konveksi.
d. Waktu mempengaruhi peningkatan suhu pada tube side dan shell side, waktu
berbanding lurus dengan peningkatan suhu.
e. Adanya berbagai kesalahan dan penyimpangan disebabkan faktor pengotor
yang tinggi serta karena aliran flowrate yang tidak stabil yang akan
mengganggu keefektifan heat exchanger.
33
Kevin Sanjaya (515110007)
Bernadi Ksatria Putra (515110018)
Terry Gunawan (515110019)
Morgen Tandinata (515110023)
DAFTAR PUSTAKA
Foust, 1980, Principles of Unit Operation, 2edJohn Willey and Sons, New York.
Geankoplis, J. C, 1983, Transport and Unit Operation, 2nd edition, Allyn and
Brown, Ind Massachusset.
Hambali, Desnata dan Harto Tanujaya. 2006. Buku Panduan Praktikum Prestasi
Mesin. Jakarta: Universitas Tarumanagara.
Kern, D.Q, 1983,Process Heat Transfer, McGraw Hill Book Company, New
York.
Sitompul, T.M, 1993, Alat Penukar Kalor, Citra Niaga Rajawali, Jakarta.
Tim Dosen Teknik PS Kimia, 2009, Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2,
Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Lambumg
Mangkurat, Banjarbaru.
34