Anda di halaman 1dari 1

ULASAN JURNAL

Analisis Kasus Sedimentasi di Tiga Titik Kawasan Water Front City


Iqbal Noverio Praditya
Program Studi Teknik Sipil, Jurusan Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi
Kalimantan
Jl. Soekarno-Hatta Km.15, Balikpapan Utara
E-mail: 07141004@itk.ac.id

Pembangunan kawasan Water Front City (Kota Pinggiran Pantai) sebagai perwujudan Visi
dan Misi Kota Bandar Lampung yaitu “Menjadikan Kota Bandar Lampung sebagai kota yang
Berbudaya, Nyaman, dan Berkelanjutan” tentunya tidak lepas dari dampak-dampak morfologi
yang mengganggu garis pantai. Pekerjaan WFC tentunya akan meningkatkan proses transpor
sedimen pada pesisir pantai, sehingga diperlukan analisis khusus terkait sedimentasi agar jumlah
transportasi sedimen yang dihasilkan dan pengaruh-pengaruh yang timbul dapat diketahui. Untuk
mendapatkan hasil analisis, maka diperlukan data transportasi sedimen, transformasi proyeksi
peta, sampel sedimentasi pada tiga titik yang didapatkan dengan survey dan investigasi guna
mengetahui karakteristik dan penyebaran lokasi sedimentasi yang kemudian diolah dan
dilaksanakan Analisis Data serta Perhitungan.
Analisis transportasi sedimen pada tiga titik, yaitu Titik A (Pelabuhan Panjang), Titik B
(Karang Maritim), dan Titik C (Pelanhan Srengsem) yang memperhitungkan faktor terjadinya
sedimentasi pada pantai (Pasang Surut Air Laut, Kecepatan Angin, Gelombang Angin Pecah) yaitu
menggunakan Persamaan CERC. Dengan menggunakan persamaan CERC, dapat diketahui Laju
Perpindahan Berat Basah (Il) dan Laju Perpindahan Volume Sedimen (Ql) yang sangat potensial,
tergantung pada jumlah material litoral dimana sebagian besar laju perpindahan dihubungkan
dengan komponen longshore yang disebut energi atau power fluks.
Sepanjang kawasan WFC, data yang didapatkan adalaha MWL sebesar 0,92 m berdasarkan
hasil simulasi model matematika arus akibat pasang surut dengan kisaran 1,6 m (hasil survey
tertinggi), kecepatan arus maksimal 0,08 m/det yang mengindikasikan erosi yang rendah, arah arus
saat pasang naik ke daratan dan saat turun mengarah tegak lurus garis pantai, sudut gelombang
pecah sebesar 30o, dan tinggi gelombang dari variasi tinggi muka air adalah 1,6 m dengan tinggi
gelombang pecah adalah 0,5 m. Dari tinjauan karakteristik, sedimen pada kawasan Pantai Bandar
Lampung berupa butiran pasir, batu-batu kerikil dan lumpur dengan diameter yang beragam.
Dengan tabulasi persamaan CERC maka didapatkan besar transportasi sedimen pada Titik A
sebesar 1.600.790,685 m3/th/m’, pada Titik B sebesar 412.719,255 m3/th/m’ dan pada Titik C
sebesar 805.925,811 m3/th/m’. Angka ini muncul akibat dari pergerakan angin dan gelombang
yang dating dari arah tenggara sehingga mengakibatkan gelombang pecah. Selain itu, pergerakan
sedimen dipengaruhi oleh arus terbesar yang berada pada Pelabuhan Srengsem dan daerah sekitar
Pelabuhan Panjang yang merupakan lokasi rekalamasi terbesar.

Anda mungkin juga menyukai