Anda di halaman 1dari 12

PENGEMBANGAN MODEL PENDIDIKAN KARAKTER TERINTEGRASI

DALAM PEMBELAJARAN BIDANG STUDI


DI SEKOLAH DASAR

Darmiyati Zuchdi, Zuhdan Kun Prasetya, dan Muhsinatun Siasah Masruri


Universitas Negeri Yogyakarta (e-mail: darmiyati@uny.ac.id)

Abstract: The Development of a Character Education Model Integrated into


Subject Matters in Elementary School. This article is based on the results of the
first year study of a three-year study aiming to develop a character education
model using a comprehensive approach integrated into the learning of the
Indonesian language, science, and social studies in elementary school, together
with the development of a school culture. The research subjects comprised four
elementary schools in the Province of Yogyakarta, Indonesia. The results of this
study revealed that an effective model of character education is one implementing
a comprehensive approach integrated into subject matters, using multimethods i.e.
inculcation, modeling, value facilitation, and soflt skills development, accompanied
by the development of a positive school culture; the school principal and staff
members, teachers, and parents should be involved in the practice of character
education; and the activities should be conducted in class, out of class, and at
home.

Keywords: character education, comprehensive approach, integrated learning,


school culture

PENDAHULUAN meningkatkan keefektifan proses pem-


Pendidikan karakter di sekolah me- belajarannya disertai pengembangan
rupakan kebutuhan vital agar generasi kultur yang positif. Sekolah dasar men-
penerus dapat dibekali dengan kemam- jadi basis pengembangan karakter pada
puan-kemampuan dasar yang tidak saja jenjang pendidikan formal, oleh karena
mampu menjadikannya life-long learners itu sangat diperlukan model pendidik-
sebagai salah satu karakter penting an karakter yang efektif.
untuk hidup di era informasi yang ber- Penelitian terdahulu (Zuchdi, dkk.:
sifat global, tetapi juga mampu ber- 2006) pada semua jenjang pendidikan
fungsi dengan peran serta yang positif di Daerah Istimewa Yogyakarta menun-
baik sebagai pribadi,sebagai anggota ke- jukkan hasil antara lain bahwa: (1) kon-
luarga, sebagai warga negara, maupun teks institusional sekolah masih belum
warga dunia. Untuk itu harus dilaku- secara optimal mendukung pelaksana-
kan upaya-upaya instrumental untuk an pendidikan karakter; (2) strategi in-

1
2

doktrinasi masih digunakan meskipun nelitian ini ialah model pendidikan ka-
porsinya tidak terlalu besar, kadar pem- rakter yang terpadu dalam pembelajar-
berian teladan masih perlu ditambah; an bidang studi yang didukung oleh
fasilitasi nilai yang sangat sesuai untuk pengembangan kultur sekolah, yang
melatih kemampuan membuat kepu- dapat meningkatkan baik hasil belajar
tusan justru tidak banyak digunakan, murid-murid dalam bidang studi mau-
pengembangan keterampilan hidup pun perilaku mereka sesuai dengan
(soft skills) yang terkait dengan nilai nilai-nilai target yang dipadukan
dan moralitas juga belum maksimal; Istilah komprehensif yang diguna-
dan (3) iklim pendidikan karakter be- kan dalam pendidikan karakter men-
lum sepenuhnya kondusif. Beberapa sa- cakup berbagai aspek. Pertama, isinya
ran yang diajukan antara lain: (1) setiap harus komprehensif, meliputi semua
lembaga pendidikan mulai dari taman- permasalahan yang berkaitan dengan
kanak-kanak sampai sekolah menengah pilihan nilai-nilai yang bersifat pribadi
atas, bahkan perguruan tinggi hendak- sampai pertanyaan-pertanyaan menge-
nya memiliki program pendidikan ka- nai etika secara umum. Kedua, metode-
rakter yang terintegrasi dengan semua nya harus komprehensif. Termasuk di
bidang studi melalui kegiatan baik intra dalamnya inkulkasi (penanaman) nilai,
maupun ekstrakurikuler; dan (2) kon- pemberian teladan, fasilitasi pembuatan
teks intitusional sekolah dan iklim pem- keputusan moral secara bertanggung
belajaran harus kondusif untuk pem- jawab, dan pengembangan keterampil-
bentukan karakter. an hidup (soft skills). Ketiga, pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian dan sa- karakter hendaknya terjadi dalam kese-
ran-saran tersebut, sangat urgen upaya luruhan proses pendidikan di kelas, da-
pengembangan model pendidikan ka- lam kegiatan ekstrakurikuler, dalam pro-
rakter pada jenjang sekolah dasar yang ses bimbingan dan penyuluhan, dalam
terintegrasi dalam bidang-bidang studi, upacara-upacara pemberian pengharga-
dengan pendekatan komprehensif, yang an, dan semua kegiatan. Yang terakhir,
disertai pengembangan kultur sekolah pendidikan karakter hendaknya terjadi
(konteks institusional sekolah). Bidang melalui kehidupan dalam masyarakat.
studi Bahasa Indonesia, Ilmu Pengeta- Orang tua, lembaga keagamaan, pene-
huan Alam, dan Ilmu Pengetahuan So- gak hukum, polisi, organisasi kemasya-
sial dipilih untuk pengintegrasian pen- rakatan, semua perlu berpartisipasi da-
didikan karakter karena ketiga bidang lam pendidikan nilai. Konsistensi se-
ini memungkinkan sekali untuk diajar- mua pihak dalam melaksanakan pendi-
kan secara tematis lintas bidang studi . dikan nilai mempengaruhi karakter ge-
Berdasarkan latar belakang di atas, nerasi muda (Kirschenbaum, 1995:9-10).
masalah penelitian ini dapat dirumus- Dari segi metode, pendekatan kom-
kan: model pendidikan karakter dengan prehensif meliputi: inkulkasi (inculcat-
pendekatan komprehensif yang bagai- ion), keteladanan (modeling), fasilitasi
manakah yang efektif untuk sekolah (facilitation), dan pengembangan kete-
dasar? Produk yang diharapkan dari pe- rampilan (skill building).

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
3

Inkulkasi (penanaman) nilai memi- Model ESQ adalah mekanisme menge-


liki ciri-ciri sebagai berikut:(1) mengko- lola kecerdasan intelektual, emosional,
munikasikan kepercayaan disertai alas- dan spiritual.
an yangmendasarinya; (2) memperlaku- Pendidikan karakter yang diintegra-
kan orang lain secara adil; (3) meng- sikan dalam pembelajaran berbagai bi-
hargai pandangan orang lain; (4) me- dang studi dapat memberikan penga-
ngemukakan keragu-raguan atau pera- laman yang bermakna bagi murid-mu-
saan tidak percaya disertai dengan alas- rid karena mereka memahami, mengin-
an, dan dengan rasa hormat; (5) tidak ternalisasi, dan mengaktualisasikannya
sepenuhnya mengontrol lingkungan un- melalui poses pembelajaran. Dengan de-
tuk meningkatkan kemungkinan pe- mikian, nilai-nilai tersebut dapat terse-
nyampaian nilai-nilai yang dikehen- rap secara alami lewat kegiatan sehari-
daki, dan mencegah kemungkinan pe- hari. Apabila nilai-nilai tersebut juga
nyampaian nilai-nilai yang tidak dike- dikembangan melalui kultur sekolah,
hendaki; (6) menciptakan pengalaman maka kemungkinan besar pendidikan
sosial dan emosional mengenai nilai-ni- karakter lebih efektif. Pembentukan ka-
lai yang dikehendaki, tidak secara eks- rakter harus menjadi prioritas utama
trem; (7) membuat aturan, memberikan karena sudah terbukti bahwa dalam
penghargaan, dan memberikan konse- kehidupan masyarakat sangat banyak
kuensi disertai alasan; (8) tetap mem- masalah yang ditimbulkan oleh karak-
buka komunikasi dengan pihak yang ti- ter yang tidak baik. Lebih-lebih apabila
dak setuju; dan (9) memberikan kebebas- kita mendambakan kebahagiaan dalam
an bagi adanya perilaku yang berbeda- kehidupan akhirat.
beda, apabila sampai pada tingkat yang Salah satu tujuan belajar bahasa In-
tidak dapat diterima, diarahkan untuk donesia ialah untuk mempelajari bi-
memberikan kemungkinan berubah. dang-bidang yang lain. Dengan kata
Dalam hal pendidikan karakter, lain, belajar bahasa hendaknya fungsi-
Ary Ginajar Agustian adalah pribadi onal, di samping menguasai kaidah ba-
yang sangat peduli terhadap pemben- hasa, murid-murid harus mengguna-
tukan karakter bangsa Indonesia, de- kannya untuk berbagai keperluan, ter-
ngan landasan teoretis dan pengem- masuk untuk mengembangkan karak-
bangan model yang dirancang secara ter yang baik. Misalnya supaya subjek
matang (Suyata dan Zuchdi, 2007: 1-22). didik berperilaku jujur, pembelajaran
Pendidikan karakter yang dipraktik- bahasa dapat diberi muatan nilai-nilai
kannya berbasis keyakinan dan nilai- kejujuran.
nilai dan menuju ke realisasi keyakinan Ada dua prinsip untuk mencapai
dan nilai-nilai tersebut. Hal ini dijelas- keterpaduan dalam pembelajaran ba-
kan dalam model ESQ, yaitu sinergi an- hasa. Prinsip yang pertama, keefektifan
tara kecerdasan spiritual sebagai basis komunikasi secara luas dan prinsip
nilai utama, kecerdasan emosional se- kedua, situasi pembelajaran bahasa me-
bagai landasan mental, dan kecerdasan nurut konteks. Prinsip perpaduan yang
intelektual sebagai solusi hal-hal teknis. paling mendasar ialah bahwa pembe-

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi


4

lajaran bahasa akan optimal jika di- salah sains dan sosial. Kedua, exploring
usahakan dalam konteks yang bermak- and discovering (process of science domain),
na. Kegiatan yang dilakukan oleh mu- yakni penggunaan beberapa proses
rid-murid, pengalaman berkomunikasi sains untuk belajar bagaimana para
secara aktif, dan proses berpikir yang saintis berpikir dan bekerja (Rezba,
mereka alami membuat mereka men- dkk., 1995). Ketiga, imagining and creat-
jadi penyimak dan pembaca yang cer- ing (creativity domain). Terdapat bebe-
das, serta pembicara dan penulis yang rapa kemampuan penting manusia da-
kreatif. Apabila pembelajaran bahasa lam domain ini, yaitu mengkombinasi-
tidak bermakna bagi murid-murid dan kan beberapa objek dan ide melalui
tidak memiliki tujuan yang jelas, mu- cara-cara baru; menghasilkan alternatif
rid-murid akan mengalami kegagalan atau menggunakan objek yang tidak
dalam belajar bahasa dan juga kegagal- biasa digunakan;mengimajinasikan; me-
an dalam mengamalkan nilai-nilai yang mimpikan; dan menghasilkan ide-ide
dipadukan. yang luar biasa. Keempat, feeling and va-
Pentingnya sains, bagi pengem- luing (attitudinal domain). Ranah ini
bangan karakter warga masyarakat dan mencakup: pengembangan sikap positif
negara telah menjadi perhatian para terhadap sains secara umum, sains di
pengembang pendidikan sains di bebe- sekolah, dan para guru sains; pengem-
rapa negara, misalnya Amerika Serikat bangan sikap positip terhadap diri sen-
dan negara-negara anggota Organizat- diri, misalnya ungkapan yang mencer-
ion for Economic Cooperation and Develop- minkan rasa percaya diri ”I can do it!”;
ment (OECD) melalui PISA (Rustaman, pengembangan kepekaan, dan penghar-
2007: 24). Sains diyakini berperan pen- gaan, terhadap perasaan orang lain; dan
tingdalam pengembangan karakter war- pengambilan keputusan tentang masa-
ga masyarakat dan negara karena ke- lah-masalah sosial dan lingkungan.
majuan produk sains yang amat pesat, Kelima, using and applying (application
keampuhan proses sains yang dapat and connection domain). Yang termasuk
ditransfer pada berbagai bidang lain, ranah penerapan adalah: mengamati
dan kekentalan muatan nilai, sikap, dan contoh konsep-konsep sains dalam ke-
moral di dalam sains (Rutherford & hidupan sehari-hari; menerapkan kon-
Ahlgren, 1990). sep-konsep dan keterampilan-keteram-
Allan J. MacCormack dan Robert E. pilan sains yang telah dipelajari untuk
Yager (Prasetyo, 1998: 146-151) sejak ta- masalah-masalah teknologi sehari-hari;
hun 1989 mengembangkan lima ranah mengambil keputusan untuk diri sen-
dalam taksonomi untuk pendidikan diri yang berkaitan dengan kesehatan,
sains. Kelima ranah tersebut seperti gizi, dan gaya hidup berdasarkan pe-
berikut. Pertama, knowing and under- ngetahuan sains daripada berdasarkan
standing (knowledge domain). Termasuk: apa yang ”didengar” dan yang ”dikata-
fakta, konsep, hukum (prinsip-prinsip), kan” atau emosi; serta memadukan
beberapa hipotesis dan teori yang di- sains dengan subjek-subjek lain.
gunakan para saintis, dan masalah-ma-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
5

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ada- Oleh karena itu, pembelajaran IPS
lah mata pelajaran yang mengkaji se- harus mengintegrasikan nilai-nilai un-
perangkat peristiwa, fakta, konsep, dan tuk mengembangkan karakter warga
generalisasi yang berkaitan dengan isu negara yang baik. Beberapa pendekatan
sosial. Melalui mata pelajaran IPS, pe- yang dapat digunakan untuk mengem-
serta didik diarahkan untuk dapat men- bangkan keterampilan menilai (valuing)
jadi warga negara Indonesia yang de- dan moral reasoning antara lain cognitive-
mokratis, dan bertanggungjawab, serta developmental approach, character develop-
warga dunia yang cinta damai. Selan- ment, values clarification, and values ana-
jutnya dinyatakan bahwa IPS pada jen- lysis (Skeel, 1995:196). Namun pende-
jang SD/MI bertujuan agar peserta di- katan yang dipandang efektif untuk
dik memiliki: (1) kemampuan mengenal pendidikan karakter adalah pendekatan
konsep-konsep yang berkaitan dengan komprehensif seperti yang telah disaji-
kehidupan masyarakat dan lingkung- kan pada bagian depan.
annya; (2) kemampuan berpikir logis
dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, me- METODE
mecahkan masalah, dan keterampilan Tahapan penelitian pengembangan
dalam kehidupan sosial; (3) komitmen model pendidikan karakter kompre-
dan kesadaran terhadap nilai-nilai so- hensif ini adalah sebagai berikut.
sial dan kemanusiaan; dan (4) kemam-
puan berkomunikasi, bekerjasama, dan Tahap Pembuatan Desain dan Uji Coba
berkompetisi dalam masyarakat yang Terbatas (Tahun I)
majemuk di tingkat lokal, nasional, dan Berdasarkan kajian teori dan hasil
global (Permen Diknas No, 22, 2006). penelitian yang relevan, dirancang mo-
Untuk meningkatkan kompetensi del pendidikan karakter komprehensif
kewarganegaraan, peserta didik perlu yang terintegrasi dalam pembelajaran
dilatih untuk membahas fenomena- Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS di
fenomena sosial yang terjadi di masya- MI/SD dan pengembangan kultur
rakat. Fenomena sosial bersifat sangat sekolah yang kondusif. Kemudian di-
kompleks, menyangkut berbagai aspek lakukan ujicoba model di empat MI/SD
kehidupan. Oleh karena itu, pembaha- di Kabupaten Sleman dan Kota Yogya-
sannya memerlukan dukungan dari karta oleh tim dosen peneliti yang me-
berbagai disiplin ilmu. Generasi muda ngembangkan kultur sekolah dan oleh
perlu dibantu untuk mengembangkan 4 orang mahasiswa S-2 (2 orang meng-
kemampuan dalam membuat keputus- integrasikan pendidikan karakter da-
an-keputusan yang rasional dan infor- lam pembelajaran Bahasa Indonesia, 1
matif untuk kebaikan masyarakat, se- orang dalam IPA, dan 1 orang dalam
bagai warganegara dalam masyarakat IPS). Data hasil ujicoba dianalisis untuk
yang demokratis dan memiliki keane- mengetahui keefektifan model. Kriteria
karagaman budaya, dalam kehidupan yang digunakan adalah peningkatan
dunia yang saling tergantung. suasana sekolah dan perilaku yang se-
suai dengan nilai-nilai: kejujuran, kedi-

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi


6

siplinan, kesabaran, kerja sama, tang- ibadah, serta suasana sekolah dikum-
gung jawab, keadilan, kepedulian, dan pulkan dengan angket, sedangkan ak-
ketaatan beribadah pada siswa, guru, tualisasi nilai-nilai tersebut dalam peri-
pimpinan sekolah, dan pegawai admi- laku sehari-hari digali dengan peng-
nistrasi, serta peningkatan secara signi- amatan. Data hasil studi dikumpulkan
fikan hasil studi Bahasa Indonesia, IPA, dengan tes dan pengamatan.
dan IPS. Teknik analisis data yang diguna-
kan meliputi: (1) MANOVA dengan ta-
Tahap Pilot Project (Tahun II) raf signifikansi 5% untuk menghitung
Model yang sudah direvisi akan perbedaan skor rerata hasil tes dan ang-
diuji ulang lagi oleh 6 orang mahasiswa ket sebelum dan sesudah eksperimen;
S-2 dalam bentuk penelitian tindakan, (2) analisis dengan statistik deskriptif
dengan subjek uji yang lebih luas dan dan kualitatif untuk menemukan pola
lebih bervariasi karakteristiknya. Subjek perubahan perilaku berdasarkan data
uji pada tahap pilot project ini adalah hasil pengamatan. Apabila pada tahap
MI/SD di Kabupaten Bantul, Kulonpro- ujicoba, setelah eksperimen ditemukan
go, Gunungkidul, dan Kota Yogyakar- perbedaan yang signifikan antara skor
ta. rerata kelompok eksperimen dan ke-
lompok kontrol, dan ditemukan pe-
Tahap Diseminasi (Tahun III) ningkatan kultur sekolah, disimpulkan
Pada tahap ini model pendidikan bahwa Model Pendidikan Karakter de-
karakter dengan pendekatan kompre- ngan Pendekatan Komprehensif yang
hensif, terintegrasi dalam pembelajaran dikembangkan melalui penelitian ini la-
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS, yang yak diuji lagi pada tahap pilot projek de-
didukung oleh kultur sekolah yang ngan subjek uji yang lebih luas. Ke-
kondusif, diimplementasikan di sebagi- mudian dilanjutkan pada tahap disemi-
an besar MI/SD di DIY, bekerjasama nasi dengan subjek yang lebih luas dan
dengan Dinas Pendidikan Provinsi DIY. lebih bervariasi karakteristiknya se-
Hasil implementasi ini akan dijadikan hingga dapat dijadikan dasar untuk
dasar pembuatan usulan kebijakan da- pengajuan usul kebijakan dalam bidang
lam bidang pendidikan karakter. pendidikan karakter.
Tulisan ini dikembangkan dari hasil
penelitian Tahun I. Dengan kata lain PENGINTEGRASIAN PENDIDIKAN
isinya terbatas pada hasil pengembang- KARAKTER DALAM PEMBELAJAR-
an desain model dan hasil ujicoba mo- AN
del pendidikan karakter. Dalam penelitian Hibah Pasca ini
Teknik pengumpulan data yang di- ada dua penelitian tentang pengintegra-
gunakan adalah sebagai berikut. Data sian pendidikan karakter dalam pem-
mengenai pemahaman dan sikap terha- belajaran Bahasa Indonesia, yaitu yang
dap nilai-nilai kejujuran, keadilan, ke- dilakukan oleh Umi Faizah, mengenai
disiplinan, kerjasama, tanggung jawab, keefektifan cerita bergambar untuk pen-
kepedulian, kesabaran, dan ketaatan ber- didikan nilai dan keterampilan me-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
7

nyimak dan membaca di MI (Madrasah lian, kedisiplinan serta tanggung jawab,


Ibtidaiyah) Negeri Tempel, dan oleh dan ketaatan beribadah. Untuk itu di-
Zidniyati, mengenai keefektifan metode kenakan tindakan berupa pendirian “wa-
bermain peran untuk pendidikan nilai rung kejujuran”, “pengembalian barang
dan keterampilan berbicara di MI Al- temuan”, “pelaporan kejadian oleh ke-
huda, Karangnongko, Sleman. Hasil ke- tua kelas”, dan “pemantuan ketaatan
dua penelitian tersebut menunjukkan melaksanakan ibadah” dengan bantuan
bahwa penggunaan cerita bergambar orang tua murid. Menyadari bahwa
dan metode bermain peran efektif un- pengembangan karakter secara kompre-
tuk meningkatkan pengamalan nilai ke- hensif harus meliputi ranah pemikiran,
jujuran, kesabaran, dan ketaatan ber- perasaan, dan perilaku, maka temuan
ibadah, serta keterampilan berbahasa pengembangan kultur dikelompokkan
Indonesia. Abstrak terlampir. menjadi dua bagian. Bagian pertama ber-
Penelitian Anasufi Banawi di SD isi pendapat dan perasaan responden
Muhammadiyah Demangan menghasil- mengenai pengamalan nilai-nilai terse-
kan temuan bahwa model pembelajar- but, yang diberi judul “pandangan war-
an IPA berbasis karakter efektif untuk ga sekolah” Data tentang hal ini diung-
meningkatkan nilai-nilai kejujuran, tang- kap dengan instrumen berbentuk ang-
gung jawab, dan ketaatan beribadah, ket tertutup. Bagian kedua menggam-
serta hasil belajar IPA baik dalam ranah barkan perilaku responden, yang diung-
kognitif, afektif, maupun psikomotor. kap dengan instrumen berbentuk ang-
Abstrak terlampir. ket terbuka dan lembar observasi. Ba-
Baharudin melakukan eksperimen gian kedua ini diberi judul “perilaku
mengenai keefektifan pendekatan ARCS warga sekolah.
(attention, relevance, confidence, dan satis-
faction) untuk internalisasi nilai-nilai PANDANGAN WARGA SEKOLAH
dalam pembelajara IPS di SD Negeri Responden penelitian mengenai sua-
Tukangan. Hasilnya menunjukkan bah- sana sekolah sebelum perlakuan: 191
wa pendekatan tersebut efektif untuk orang (61 guru, 88 siswa, 40 orang tua
meningkatkan nilai-nilai kejujuran, ke- murid, dan 4 kepala sekolah), sedang-
adilan, kepedulian, dan ketaatan ber- kan sesudah perlakuan: 283 orang (52
ibadah, serta hasil belajar IPS bagi guru, 134 siswa, 40 orang tua murid,
anak-anak yang bertipe kepribadian dan 4 kepala sekolah). Deskripsi hasil
ekstrovet. (Penggolongan anak berda- penelitian tentang suasana sekolah di
sarkan tipe kepribadian ini masih perlu MIAl-Huda, MI Negeri Tempel, SD Mu-
diteliti lebih mendalam). Abstrak pene- hammadiyah. Demangan dan SD Nege-
litian terlampir. ri Tukangan adalah sebagai berikut ini.
Suasana sekolah disini menggambarkan
PENGEMBANGAN KULTUR kesabaran, kerjasama, kepedulian, keju-
Penelitian pengembangan kultur di- juran, ketaatan beribadah, kedisiplinan,
fokuskan pada pengembangan nilai ke- dan kenyamanan semua warga sekolah
jujuran, kesabaran, kerja sama, kepedu-

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi


8

setelah dilakukan perlakuan yang di- inginkan warga sekolah sangat taat
uraikan sebagai berikut. beribadah, namun kenyataannya be-
 Para guru, orang tua siswa, siswa, lum tercapai secara maksimal.
dan kepala sekolah umumnya meng-  Para guru, orang tua siswa, siswa
inginkan sangat sering muncul kesa- dan kepala sekolah umumnya meng-
baran, demikian pula kenyataannya inginkan warga sekolah sangat disip-
(keadaan sekarang) sangat sering lin, kenyataannya sampai pada kate-
muncul. Hal ini berarti bahwa pada gori disiplin.
umumnya para guru dan pimpinan  Para guru, orang tua siswa, siswa
sekolah sudah tergolong sabar. dan kepala sekolah umumnya meng-
 Para guru, orang tua siswa, siswa, inginkan lingkungan sekolah yang
dan kepala sekolah umumnya ham- sangat nyaman, adapun menurut ke-
pir tidak ada perubahan keiginan, nyataan yang ada tergolong nyaman.
yaitu sangat sering terjadi kerja sa-
ma, dan memang kenyataannya juga PERILAKU WARGA SEKOLAH
hanya sering terjadi. Artinya, meski- Hasil penelitian mengenai kultur se-
pun belum maksimal, kerja sama di kolah, yang menggambarkan perilaku
sekolah sudah bagus. warga sekolah, diperoleh melalui: lapor-
 Para guru, orang tua siswa, siswa, an kelas, obervasi ketaatan beribadah,
dan kepala sekolah umumnya meng- dan observasi kejujuran di dalam dan
inginkan adanya kepedulian yang di luar kelas, di tempat pengembalian
sangat tinggi, namun kenyataannya barang temuan, serta di warung kejujur-
baru sampai pada kategori tinggi. an.
 Para guru, orang tua siswa, siswa Hasil penelitian melalui laporan ke-
dan kepala sekolah umumnya meng- las dari siswa, diperoleh sekumpulan
inginkan sering terjadi perilaku jujur, informasi sebagai berikut.
demikian pula kenyataan yang ter-
jadi.
 Para guru, orang tua siswa, siswa
dan kepala sekolah umumnya meng-

Sebelum Tindakan
Tabel 1. Laporan Kelas tentang Ketertiban, Kedisiplinan

Sekolah
Aspek SD SD Muh. MI MIN Rerata
Tukangan Demangan Al Huda Tempel
1 Ketertiban kurang Kurang kurang cukup kurang
2 Kedisiplinan kurang Kurang cukup baik cukup
3 Kejujuran kurang Cukup kurang baik cukup
4 Rasa Persaudaraan baik Baik baik baik baik

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
Data pada Tabel 1 memberikan in- juga uang tidak dilaporkan kapada
formasi bahwa sebelum dilakukan tin- guru, juga tidak dikembalikan kepa-
dakan kondisinya seperti berikut. da pemiliknya. Pada saat ulangan,
 Secara umum ketertiban di sekolah masih banyak yang mencontek buku
termasuk kategori kurang. atau pekerjaan teman.
 Pada umumnya kedisiplinan murid-  Rasa persaudaraan di antara segenap
murid dapat dinyatakan cukup. warga sekolah sudah baik, walaupun
 Kejujuran murid-murid masih sangat kadang-kadang masih ada anak yang
memprihatinkan. Temuan barang dan berkelahi.

Setelah Tindakan
Tabel 2. Laporan Kelas tentang Ketertiban, Kedisiplinan, Kejujuran, dan Rasa
Persaudaraan

Sekolah
Aspek SD SD Muh. MI MIN Rerata
Tukangan Demangan Al Huda Tempel
1 Ketertiban Cukup cukup baik baik hampir baik
2 Kedisiplinan Cukup cukup baik baik hampir baik
3 Kejujuran Baik baik baik baik baik
4 Rasa Persaudaraan Baik baik baik Baik baik

Setelah tindakan, ada peningkatan kelas lima sekolah dasar yang benar-
dalam keempat aspek tersebut, walau- benar melaksanakan dengan tertib tan-
pun belum maksimal. pa pernah meninggalkannya.
 Ketertiban dan kedisiplinan berkem-
bang hingga sampai pada level ham-
pir baik. PERILAKU JUJUR
 Kejujuran meningkat menjadi baik Perilaku jujur dalam penelitian ini
dan rasa persaudaraan tetap baik. diamati dengan tiga lembar observasi,
yang terdiri atas: pengembalian barang/
KETAATAN BERIBADAH uang temuan, perilaku jujur di dalam
Data ketaatan beribadah diperoleh dan di luar kelas, dan perilaku di wa-
lewat pengamatan guru dan orang tua. rung kejujuran.
Berdasarkan hasil penelitian ini dike- Di tiga sekolah yang diteliti, setiap
tahui bahwa siswa yang “sangat taat” kelas menyediakan tempat untuk ba-
beribadah baik di SD maupun MI ma- rang-barang temuan. Hanya MI Al Hu-
sih sangat kecil (13, 68%). Data ini khu- da yang belum menyediakannya. Ber-
sus berasal dari orang tua kelas lima. dasarkan observasi, diketahui bahwa
Oleh karena itu, temuan ini berarti siswa yang menemukan barang atau
bahwa dalam melaksanakan ibadah, uang, sebagian besar mengembalikan-
misalnya sholat bagi yang beragama nya kepada pemiliknya, menyerahkan
Islam, baru sebagian kecil anak-anak kepada guru, atau memasukkan ke da-
9
10

lam tempat barang/uang temuan. De- vance, confidence, satisfaction) dalam IPS.
mikian pula halnya jika ada barang- Semua metode dan strategi tersebut se-
barang orang lain yang terbawa. laras dengan empat metode dalam pen-
Perilaku ketidakjujuran yang masih dekatan komprehensif, yakni inkulkasi,
dilakukan oleh beberapa siswa di luar keteladanan, fasilitasi nilai, dan pe-
kelas ialah tidak mengerjakan PR sen- ngembangan life skills. Aktor atau pen-
diri, sedangkan yang terjadi di dalam didiknya tidak hanya guru agama dan
kelas adalah mencontek pekerjaan te- PKN, tetapi juga guru-guru bidang stu-
man. di yang lain, pimpinan sekolah, bahkan
Berdasarkan hasil pengamatan di orang tua. Tempat pendidikan karakter
warung kejujuran, kejujuran murid- di sekolah selain di kelas juga di luar
murid sudah bagus. Hal ini terbukti da- kelas dalam kehidupan sehari-hari, ter-
ri laporan pengelola warung bahwa se- masuk di warung.
tiap hari mereka tidak pernah merugi. Pendidikan dalam keluarga, antara
lain mengenai ketaatan beribadah ma-
PEMBAHASAN sih perlu ditingkatkan karena baru
Pendidikan karakter dengan pende- 13,65 % dari murid-murid yang diteliti
katan komprehensif yang diintegrasi- yang masuk kategori sangat taat ber-
kan ke dalam pembelajaran Bahasa In- ibadah. Pengertian beribadah tidak
donesia, IPA, dan IPS, didukung dengan hanya terbatas yang bersifat ritual te-
pengembangan kultur sekolah, terbukti tapi juga yang menyangkut pengamal-
efektif untuk meningkatkan pengamal- an ajaran agama dalam kehidupan se-
an nilai-nilai target yang ingin dicapai, hari-hari, sebagai wujud dari kecerdas-
sekaligus juga meningkatkan hasil be- an religius. Seperti dinyatakan oleh
lajar Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Tasmara, kecerdasan religius yang be-
Temuan ini mendukung pandangan rupa kecintaan kepada Yang Maha
Kirchenbaum (1995) bahwa keberhasil- Kuasa melahirkan rasa tanggung jawab,
an pendekatan karakter hanya dapat yang menggerakkan manusia untuk
dicapai dengan menggunakan multi- mengabdi kepada negara, profesi, dan
pendekatan (komprehensif). tugas-tugas kemanusiaan secara umum
Istilah komprehensif yang dimak- sehingga melaksanakan tugas sebaik-
sudkan mencakup isi, metode dan stra- baiknya (Zuchdi, 2009; 108-109).
tegi, aktor atu pendidik, dan tempat. Keterlibatan orang tua secara aktif
Dalam penelitian isi pendidikan nilai dalam penelitian ini hanya dalam me-
disampaikan lewat tiga pelajaran, yaitu mantau ketaatan beribadah anak-anak.
Bahasa Indonesia, IPA, dan IPS. Metode Namun, pengembangan nilai-nilai ke-
dan srategi yang digunakan bermaca- jujuran, kesabaran, kerja sama, ketertib-
macam, antara lain penggunaan cerita an dan kedisiplinan, serta nilai-nilai la-
bergambar dan bermain peran dalam in yang menjadi target pendidikan ka-
pembelajaran Bahasa Indonesia, strategi rakter di sekolah seharusnya juga dilak-
holistik (kognitif, afektif, psikomotor) sanakan secara sungguh-sungguh da-
dalam IPA, dan ARCS (attention, rele- lam keluarga. Pengembangan nilai-nilai

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY
11

tersebut juga perlu dilakukan di ling- lain berpikir kritis, kreatif, berkomuni-
kungan masyarakat, terutama melalui kasi efektif, dan dapat mengatasi masa-
institusi keagamaan, organisasi pemu- lah). Semua warga sekolah (pimpinan
da, dan organisasi wanita. sekolah, semua guru, semua murid, pe-
Dalam hal pengembangan kultur gawai administrasi, bahkan juga pen-
sekolah, Lickona (1991) menyarankan jaga sekolah serta pengelola warung
pengembangan kultur yang positif da- sekolah) dan orang tua murid serta
lam enam elemen, yaitu kepemimpinan pemuka masyarakat perlu bekerja se-
kepala sekolah, disiplin sekolah dan ke- cara kolaboratif dalam melaksanakan
teladanan, rasa persaudaraan, praktik program pendidikan karakter. Tempat
kepemimpinan yang demokratis, sua- pelaksanaan pendidikan karakter baik
sana kehidupan bermoral, dan pening- di dalam kelas maupun di luar kelas
katan kesadaran akan pentingnya mo- dalam berbagai kegiatan, termasuk ke-
ralitas. Semua ini dicoba diterapkan da- giatan di rumah dan dalam lingkungan
lam penelitian ini, meskipun kadarnya masyarakat dengan melibatkan partisi-
masih terbatas. Dari semua elemen ter- pasi orang tua murid.
sebut, ternyata kepemimpinan kepala Berdasarkan kesimpulan tersebut di-
sekolah sangat menonjol pengaruhnya. sarankan: (1) perlu dilanjutkan peneliti-
Kepemimpinan Kepala MIN Tempel an tahap II (tahap pilot project), untuk
yang sangat bagus, yaitu kreatif, ino- melakukan uji model dengan subjek uji
vatif, bijaksana, dan adil, ternyata mem- yang lebih luas; dan (2) perlu dilaksana-
bawa dampak positif dalam pengem- kan penelitian serupa dengan penginte-
bangan perilaku tertib, disiplin, jujur, grasian pendidikan karakter dalam bi-
memiliki rasa persaudaraan. Hal ini ter- dang seni dan olahraga.
bukti dari temuan bahwa dalam keem-
pat aspek tersebut, MIN Tempel berada UCAPAN TERIMA KASIH
pada kategori baik. Penelitian Hibah Pasca Multitahun
ini dibiayai oleh Direktorat Penelitian
KESIMPULAN dan Pengabdian kepada Masyarakat,
Berdasarkan hasil penelitian dan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi,
pembahasan peneliti Hibah Pasca 2009 Departemen Pendidikan Nasional. Ka-
dapat ditarik kesimpulan bahwa model mi ucapkan terima kasih kepada se-
pendidikan karakter yang efektif ada- mua pihak yang telah memberikan ban-
lah yang menggunakan pendekatan tuan, termasuk Kepala MIN Tempel, MI
komprehensif. Pembelajarannya tidak Alhuda, SD Muhammadiyah Demang-
hanya melalui bidang studi tertentu, an, dan SDN Tukangan, beserta guru,
tetapi diintegrasikan ke dalam berbagai murid, dan orang tua murid yang telah
bidang studi. Metode dan strategi yang berpartisipasi secara kooperatif.
digunakan bervariasi yang sedapat
mungkin mencakup inkulkasi (lawan
indoktrinasi), keteladana, fasilitasi nilai,
dan pengembangan soft skills (antara

Pengembangan Model Pendidikan Karakter Terintegrasi


12

DAFTAR PUSTAKA Literacy: New York: Oxford Uni-


versity Press.
Kirschenbaum, H. 1995. Enhance Values
and Morality in Schools and Youth
Savege & Armstrong. 1996. Effective
Settings. Boston: Allyn and Ba-
Teaching in Elementary Social Stu-
con.
dies, New Yearsey: Printice Hall.

Lickona, Thomas. 1991. Educating for


Skeel, Dorothy J. 1995. Elmentary Social
Character. New York: Bantams
Studies: Challenges for Tomorrow’s
Books.
World, Orlando, Florida: Har-
court Brace & Company.
Loucks-Horsley, S., et al. 1990. Elemen-
tary School Science for the ’90’s.
Suyata dan Darmiyati Zuchdi. 2007.
Andover, MA: Network.
“Ary Ginanjar Agustian dan Ge-
rakan Pembaruan Pendidikan Ka-
Prasetyo, Zuhdan K. Taksonomi untuk
rakter dengan Optimalisasi Kecer-
Pendidikan Fisika (Sains) Yogya-
dasan Emosional Spiritual”. Pi-
karta: Cakrawala Pendidikan Maja-
dato Promotor pada Pemberian Gelar
lah Ilmiah Kependidikan. Edisi Khu-
Doctor Honoris Causa dalam Bidang
sus Dies, Mei 1998, 146-151.
Pendidikan Karakter kepada Ary Gi-
nanjar Agustian. Yogyakarta: Uni-
Permen Diknas No. 22 Tahun 2006.
versitas Negeri Yogyakarta.
Jakarta: Depdiknas.
Zuchdi, Darmiyati. 2009. Humanisasi
Rezba, Richard J., dkk. 1995. Learning
Pendidikan: Menemukan Kembali
and Assessing Science Process
Pendidikan yang Manusiawi. Jakar-
Skills. 3rd Edition. Dubuque,
ta: Bumi Aksara.
Iowa: Kendall/Hunt Pub. Co.

Zuchdi, Darmiyati, dkk. 2006. Pendi-


Rustaman, Nuryani Y. 2007. Basic Scien-
dikan Karakter Melalui Pengem-
tific Inquiry in Science Education
bangan Keterampilan Hidup da-
and Its Assessment. Keynote Spea-
lam Kurikulum Persekolahan.
ker in the First International Se-
Laporan Penelitian Hibah Pasca
minar of Science Education on
2005-2006. Yogyakarta: Lembaga
“Science Education Facing
Penelitian UNY.
Againt the Challenges of the 21st
Century”. Indonesia University
of Education, Bandung: 27 Octo-
ber 2007.

Rutherford, F.J., and Ahlgren, A. 1990.


Science for All Americans: Scientific

Cakrawala Pendidikan, Mei 2010, Th. XXIX, Edisi Khusus Dies Natalis UNY

Anda mungkin juga menyukai