Anda di halaman 1dari 14

Perdarahan Antepartum 0

MATA KULIAH Patologi Kebidanan

WAKTU

DOSEN

TOPIK Perdarahan Antepartum

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 1

SUB TOPIK

Solusio plasenta

Plasenta previa

Insersio velamentosa

Ruptur sinus marginalis

Plasenta sirkumvalata
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang solusio plasenta
2. Menjelaskan tentang plasenta previa
3. Menjelaskan tentang insersio velamentosa
4. Menjelaskan tentang ruptur sinus marginalis
5. Menjelaskan tentang plasenta sirkumvalata

REFERENSI
1. Cunningham, F.Gary et.al. Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta :
EGC; 2006.
2. POGI- JNPKKR.Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi
Dasar. Jakarta : Depkes RI; 2005
3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC;1998
4. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI; 2001
5. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBPSP-MNH PROGRAM; 2002.
6. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. EGC. Jakarta. 1998.
7. Llewellyn-Jones Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
Hipokrates. 2001.
8. Saefudin AB, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP. 2002
9. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta; 1998
10. Varney H. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta;2000

PENDAHULUAN

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 2

Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang
berbahaya. Yang dimaksud dengan perdarahan antepartum adalah perdarahan pada
triwulan terakhir dari kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tua adalah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin
diluar uterus. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan
lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu
memerlukan penanganan yang berbeda. Pada setiap perdarahan antepartum pertama-
tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, karena
perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,
sedangkan kelainan serviks tidak seberapa berbahaya.

1. SOLUSIO PLASENTA

Pengertian

Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal
pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas
22 minggu atau berat janin diatas 500 gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal
dengan istilah abruptio plasenta atau separasi prematur dari plasenta. Plasenta dapat
lepas seluruhnya yang disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian yang
disebut solusio plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil pinggir
plasenta yang sering disebut ruptur sinus marginalis.

Penyulit terhadap ibu dapat dalam bentuk :

1. Berkurangnya darah dalam sirkulasi darah umum


2. Terjadi penurunan tekanan darah, peningkatan nadi dan pernapasan
3. Penderita tampak anemis
4. Dapat menimbulkan gangguan pembekuan darah, karena terjadi pembekuan
intravaskuler yang diikuti hemolisis darah sehingga fibrinogen makin
berkurang dan memudahkan terjadinya perdarahan

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 3

5. Setelah persalinan dapat menimbulkan perdarahan postpartum karena atonia


uteri atau gangguan pembekuan darah
6. Menimbulkan gangguan fungsi ginjal dan terjadi emboli yang menimbulkan
komplikasi sekunder
7. Peningkatan timbunan darah dibelakang plasenta dapat menyebabkan rahim
yang keras, padat dan kaku
8. Penyulit terhadap janin dalam rahim, tergantung luas plasenta yang lepas,
dimana dapat menimbulkan asfiksia ringan sampai kematian janin dalam
rahim.

Penyebab
1. Trauma langsung
 Terjatuh terutama tertelungkup

 Tendangan anak yang sedang digendong

 Trauma eksternal lainnya

2. Trauma akibat tindakan kebidanan


– Versi luar
– Pemecahan ketuban
– Persalinan anak kedua pada hamil kembar
3. Predisposisi
– Hamil usia tua
– Tekanan darah tinggi / PE
– Kekurangan asam folat

Gambaran klinis
1. Solusio plasenta ringan
 Terlepas < 25% luas plasenta
 Keadaan Umum ibu dan janin baik
 Biasa ditemukan setelah persalinan
2. Solusio Plasenta Sedang
 Terlepas 25%-60%

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 4

 Perdarahan dengan nyeri


 Perut tegang
 Janin asfiksia ringan s/d sedang
 Ketuban menonjol
 Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
3. Solusio Plasenta Berat
 Terlepas > 60%
 Perdarahan dengan nyeri
 Janin biasanya mati
 KU ibu buruk tidak sesuai dgn perdarahan yg tampak
 Dapat terjadi gangguan pembekuan darah
Uterus Couvelair à atonia uteri
Diagnosis
 Anamnesis
Perdarahan dengan nyeri
 Pemeriksaan fisik
 KU ibu tidak sesuai jumlah perdarahan
 Anemis
 Perut tegang dan nyeri
 Pemeriksaan obstetri
 Kontraksi uterus terus menerus
 Palpasi sulit, KU janin bisa normal – asfiksia – mati
 PD: terdapat pembukaan, ketuban menonjol
 Pemeriksaan penunjang
USG

Penatalaksanaan

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 5

Lakukan uji pembekuan darah, kegagalan terbentuknya bekuan darah setelah 7 menit
atau terbentuknya bekuan darah lunak yang mudah terpecah menunjukan adanya
koagulapati.

Transfusi darah segar

Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) lakukan persalinan segera.

1. Seksio caesarea

a. janin hidup, gawat janin tetapi persalinan pervaginam tidak dapat


dilaksanakan dengan segera (pembukaan belum lengkap)
b. janin mati tetapi kondisi serviks tidak memungkinkan persalinan pervaginam
dapat berlangsung dalam waktu singkat
c. persiapan, cukup dilakukan penanggulangan awal dan segera lahirkan bayi
karena operasi merupakan satu-satunya cara efektif untuk menghentikan
perdarahan

2. Partus pervaginam

janin hidup, gawat janin, pembukaan lengkap dan bagian terendah didasar
panggul.

a. Amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian percepat kala 2 dengan


ekstraksi forcep/vakum
b. Janin telah meninggal dan pembukaan serviks lebih dari 2 cm
c. Lakukan amniotomi (bila ketuban belum pecah) kemudian akselerasi dengan
5 unit oksitosin dalam dextrose 5% atau RL, tetesan diatur sesuai dengan
kondisi kontraksi uterus.
d. Setelah persalinan, gangguan pembekuan darah akan membaik dalam waktu
24 jam, kecuali bila jumlah trombosit sangat rendah (perbaikan baru terjadi
dalam 2-4 hari kemudian.

Sikap bidan dalam menghadapi solusio plasenta

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 6

Bidan merupakan tenaga andalan masyarakat untuk dapat memberikan pertolongan


kebidanan, sehingga diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian
ibu maupun perinatal. Dalam menghadapi perdarahan pada kehamilan, sikap bidan
yang paling utama adalah melakukan rujukan ke rumah sakit.

Penatalaksanaan pada saat merujuk:

1. Pemasangan infus
2. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher
3. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
4. Mempersiapkan donor dari keluarga atau masyarakat
5. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan
pertolongan pertama

Plasenta Previa Solusio Plasenta


Kejadian Hamil trim III Hamil trim III
Darah segar Darah lama/merah tua
Inpartu
Anamnesis Perdarahan tanpa nyeri Perdarahan dengan nyeri
Kedaan umum Sesuai jumlah perdarahan Tidak sesuai jumlah perdarahan
Palpasi Normal, janin kelainan letak Nyeri, tegang
Janin Asfiksia, Asfiksia s/d mati
Mati bila HB < 5 gr%

2. PLASENTA PREVIA

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 7

 Definisi :
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang normal ialah pada
dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. klasifikasi
plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan
jalan lahir pada waktu tertentu.
 0,3-0,6%
 Bentuk klinis:
a. Plasenta previa totalis : jika seluruh pembukaan (ostium uteri internum)
tertutup oleh jaringan plasenta
b. Plasenta previa parsialis : hanya sebagian pembukaan yang tertutup oleh
jaringan plasenta
c. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan
d. Plasenta letak rendah : plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai
ke ostium uteri internum, pinggir plasenta kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir
pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir

Faktor risiko
1. Umur ibu muda atau > 35 tahun
2. Paritas banyak
3. Endometrium cacat
Bekas persalinan dengan jarak pendek
Bekas operasi, kuretase/plasenta manual
Mioma uteri / polip
Malnutrisi

Gambaran klinik

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 8

a. Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna
merah segar
b. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi perdarahan berikutnya
hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya
c. Timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat
menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
d. Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul dan atau disertai
dengan kelainan letak plasenta yang berada dibawah janin
e. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi, teraba jaringan plasenta

Diagnosis
1. Anamnesis
 UK 28 minggu
 Perdarahan tiba-tiba, tidak nyeri, tanpa sebab
 Perdarahan dapat berulang
2. Inspeksi
 Darah segar
 KU ibu normal s/d syok
3. Obstetri
 Janin normal s/d asfiksia / mati
 Kelainan letak
 PD OK
4. Penunjang
 USG

Komplikasi

Pada ibu

a. Perdarahan pascasalin
b. Syok hipovolemik
c. Infeksi-sepsis
d. Laserasi serviks

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 9

e. Plasenta akreta
f. Emboli udara (jarang)
g. Kelainan koagulapati sampai syok
h. Kematian

Pada anak

a. hipoksia
b. anemia
c. prolaps tali pusat
d. prolaps plasenta
e. prenaturiotas atau lahir mati
f. kematian

Pengelolaan
 Bidan / fasilitas terbatas :
 Rujuk, persiapan
 Pemasangan infus
 Donor darah
 Diantar petugas
 Fasilitas memadai :
 Terminasi kehamilan
 Aterm / hampir aterm
 Gawat janin, perdarahan banyak, berlangsung terus, berulang
 Ekspektatif
 Perdarahan berhenti
 Janin masih prematur & KU baik

3. INSERSIO VELAMENTOSA
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 10

Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta,
tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara
amnion dan korion menuju plasenta.

Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-
pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut
berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa.

Tanda dan gejala


Tanda dan gejalanya belum diketahui secara pasti, perdarahan pada insersi
velamentosa ini terlihat jika telah terjadi vasa previa yaitu perdarahan segera setelah
ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi
jantung anak menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.

Untuk menegakan diagnosis vasa previa agak sukar dan memerlukan pengalaman,
disamping jumlahnya tidak terlalu banyak bila dapat ditemukan pada pembukaan
dalam, maka satu-satunya sikap adalah mengirim penderita ke rumah sakit untuk
persalinan dengan primer seksio sesarea. Vasa previa ini sangat berbahaya karena
pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak dan menimbulkan perdarahan
yang berasal dari anak. Gejalanya ialah perdarahan segera setelah ketuban pecah dan
karena perdarahan ini berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak
menjadi buruk.

4. RUPTUR SINUS MARGINALIS

Ruptur sinus marginalis merupakan perdarahan yang sebagian besar baru diketahui
setelah persalinan pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit dan
menjelang pembukaan lengkap. Karena perdarahan terjadi pada saat pembukaan
mendekati lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun janinnya tidak terlalu besar.

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 11

Selama perkembangan amnion dan korion melipat kebelakang disekeliling tepi-tepi


plasenta. Dengan demikian korion ini masih berkesinambungan dengan tepi plasenta
tapi pelekatannya melipat kebelakang pada permukaan foetal.

Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat cincin putih. Cincin
putih ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan disebelah luarnya terdiri
dari vili yang timbul ke samping, dibawah desidua. Sebagai akibatnya pinggir
plasenta mudah terlepas dari dinding uterus dan perdarahan ini menyebabkan
perdarahan antepartum. Hal ini tidak dapat diketahui sebelum plasenta diperiksa pada
akhir kehamilan.

4. PLASENTA SIRKUMVALATA
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir
terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di
sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Jadi
bukan villus pancang. Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk
mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua di luar permukaan
frondosuin, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.

Insidensinya lebih kurang 2 - 18%. Beberapa ahli mengatakan bahwa plasenta


sirkumvalata sering menyebabkan abortus dan solutio plasenta. Bila cincin putih ini
letaknya dekat sekali ke pinggir plasenta, disebut plasenta marginata. Kedua-duanya
disebut sebagai plasenta ekstrakorial. Pada plasenta marginata mungkin terjadi adeksi
dari selaput sehingga plasenta lahir telanjang. Tertinggalnya selaput ini dapat
menyebabkan perdarahan dan infeksi. Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat
ditegakkan setelah plasenta lahir, tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten
atau hidrorea.

EVALUASI

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 12

1. Terlepasnya plasenta yang berimplantasi normal sebelum waktunya, pada


kehamilan trimester III
a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab A

2. Plasenta yang berimplantasi di Segmen Bawah Rahim sehingga menutupi


sebagian atau seluruh OUI
a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab C

3. Tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin
sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion
menuju plasenta
a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab B

4. Perdarahan dengan nyeri, merupakan tanda khas:


a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab A

5. Hamil trimester III mengeluarkan Darah segar, merupakan tanda:

Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 13

a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab C

Patologi Kebidanan

Anda mungkin juga menyukai