4.3 Pendarahan Antepartum
4.3 Pendarahan Antepartum
WAKTU
DOSEN
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 1
SUB TOPIK
Solusio plasenta
Plasenta previa
Insersio velamentosa
Plasenta sirkumvalata
OBJEKTIF PERILAKU SISWA
Setelah membaca akhir perkuliahan, mahasiswa dapat :
1. Menjelaskan tentang solusio plasenta
2. Menjelaskan tentang plasenta previa
3. Menjelaskan tentang insersio velamentosa
4. Menjelaskan tentang ruptur sinus marginalis
5. Menjelaskan tentang plasenta sirkumvalata
REFERENSI
1. Cunningham, F.Gary et.al. Obstetri William Edisi 21 vol 1 dan 2. Jakarta :
EGC; 2006.
2. POGI- JNPKKR.Buku Acuan Pelayanan Obstetri Neonatal dan Emergensi
Dasar. Jakarta : Depkes RI; 2005
3. Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid I, Jakarta : EGC;1998
4. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta:JNPKKR-POGI; 2001
5. Saifuddin, Abdul Bari dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Jakarta: YBPSP-MNH PROGRAM; 2002.
6. Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB untuk Pendidikan
Bidan. EGC. Jakarta. 1998.
7. Llewellyn-Jones Derek. Dasar-dasar Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
Hipokrates. 2001.
8. Saefudin AB, dkk. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : YBP-SP. 2002
9. Mochtar R. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta; 1998
10. Varney H. Buku Saku Bidan. EGC. Jakarta;2000
PENDAHULUAN
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 2
Perdarahan pada kehamilan harus selalu dianggap sebagai suatu kelainan yang
berbahaya. Yang dimaksud dengan perdarahan antepartum adalah perdarahan pada
triwulan terakhir dari kehamilan. Batas teoritis antara kehamilan muda dan
kehamilan tua adalah kehamilan 22 minggu, mengingat kemungkinan hidup janin
diluar uterus. Perdarahan setelah kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan
lebih berbahaya daripada sebelum kehamilan 22 minggu, oleh karena itu
memerlukan penanganan yang berbeda. Pada setiap perdarahan antepartum pertama-
tama harus selalu dipikirkan bahwa hal itu bersumber pada kelainan plasenta, karena
perdarahan antepartum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta,
sedangkan kelainan serviks tidak seberapa berbahaya.
1. SOLUSIO PLASENTA
Pengertian
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta dari tempat implantasinya yang normal
pada uterus sebelum janin dilahirkan. Definisi ini berlaku dengan masa gestasi diatas
22 minggu atau berat janin diatas 500 gram. Istilah solusio plasenta juga dikenal
dengan istilah abruptio plasenta atau separasi prematur dari plasenta. Plasenta dapat
lepas seluruhnya yang disebut solusio plasenta totalis atau terlepas sebagian yang
disebut solusio plasenta parsialis atau terlepas hanya pada sebagian kecil pinggir
plasenta yang sering disebut ruptur sinus marginalis.
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 3
Penyebab
1. Trauma langsung
Terjatuh terutama tertelungkup
Gambaran klinis
1. Solusio plasenta ringan
Terlepas < 25% luas plasenta
Keadaan Umum ibu dan janin baik
Biasa ditemukan setelah persalinan
2. Solusio Plasenta Sedang
Terlepas 25%-60%
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 4
Penatalaksanaan
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 5
Lakukan uji pembekuan darah, kegagalan terbentuknya bekuan darah setelah 7 menit
atau terbentuknya bekuan darah lunak yang mudah terpecah menunjukan adanya
koagulapati.
Jika terjadi perdarahan hebat (nyata atau tersembunyi) lakukan persalinan segera.
1. Seksio caesarea
2. Partus pervaginam
janin hidup, gawat janin, pembukaan lengkap dan bagian terendah didasar
panggul.
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 6
1. Pemasangan infus
2. Tanpa melakukan pemeriksaan dalam/vaginal toucher
3. Diantar petugas yang dapat memberikan pertolongan
4. Mempersiapkan donor dari keluarga atau masyarakat
5. Menyertakan keterangan tentang apa yang telah dilakukan untuk memberikan
pertolongan pertama
2. PLASENTA PREVIA
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 7
Definisi :
Plasenta previa adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat
yang tidak normal, yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh ostium uteri internum. Implantasi yang normal ialah pada
dinding depan atau dinding belakang rahim didaerah fundus uteri. klasifikasi
plasenta previa didasarkan atas terabanya jaringan plasenta melalui pembukaan
jalan lahir pada waktu tertentu.
0,3-0,6%
Bentuk klinis:
a. Plasenta previa totalis : jika seluruh pembukaan (ostium uteri internum)
tertutup oleh jaringan plasenta
b. Plasenta previa parsialis : hanya sebagian pembukaan yang tertutup oleh
jaringan plasenta
c. Plasenta previa marginalis : tepi plasenta berada tepat pada pinggir
pembukaan
d. Plasenta letak rendah : plasenta yang implantasinya rendah tapi tidak sampai
ke ostium uteri internum, pinggir plasenta kira-kira 3 atau 4 cm diatas pinggir
pembukaan, sehingga tidak akan teraba pada pembukaan jalan lahir
Faktor risiko
1. Umur ibu muda atau > 35 tahun
2. Paritas banyak
3. Endometrium cacat
Bekas persalinan dengan jarak pendek
Bekas operasi, kuretase/plasenta manual
Mioma uteri / polip
Malnutrisi
Gambaran klinik
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 8
a. Perdarahan tanpa sebab, tanpa rasa nyeri serta berulang, darah berwarna
merah segar
b. Perdarahan pertama biasanya tidak banyak, tetapi perdarahan berikutnya
hampir selalu lebih banyak dari sebelumnya
c. Timbulnya penyulit pada ibu yaitu anemia sampai syok dan pada janin dapat
menimbulkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
d. Bagian terbawah janin belum masuk pintu atas panggul dan atau disertai
dengan kelainan letak plasenta yang berada dibawah janin
e. Pemeriksaan dalam dilakukan diatas meja operasi, teraba jaringan plasenta
Diagnosis
1. Anamnesis
UK 28 minggu
Perdarahan tiba-tiba, tidak nyeri, tanpa sebab
Perdarahan dapat berulang
2. Inspeksi
Darah segar
KU ibu normal s/d syok
3. Obstetri
Janin normal s/d asfiksia / mati
Kelainan letak
PD OK
4. Penunjang
USG
Komplikasi
Pada ibu
a. Perdarahan pascasalin
b. Syok hipovolemik
c. Infeksi-sepsis
d. Laserasi serviks
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 9
e. Plasenta akreta
f. Emboli udara (jarang)
g. Kelainan koagulapati sampai syok
h. Kematian
Pada anak
a. hipoksia
b. anemia
c. prolaps tali pusat
d. prolaps plasenta
e. prenaturiotas atau lahir mati
f. kematian
Pengelolaan
Bidan / fasilitas terbatas :
Rujuk, persiapan
Pemasangan infus
Donor darah
Diantar petugas
Fasilitas memadai :
Terminasi kehamilan
Aterm / hampir aterm
Gawat janin, perdarahan banyak, berlangsung terus, berulang
Ekspektatif
Perdarahan berhenti
Janin masih prematur & KU baik
3. INSERSIO VELAMENTOSA
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 10
Insersio velamentosa adalah tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta,
tetapi pada selaput janin sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara
amnion dan korion menuju plasenta.
Patofisiologi
Pada insersio velamentosa tali pusat dihubungkan dengan plasenta oleh pembuluh-
pembuluh darah yang berjalan dalam selaput janin. Kalau pembuluh darah tersebut
berjalan di daerah oestium uteri internum maka disebut vasa previa.
Untuk menegakan diagnosis vasa previa agak sukar dan memerlukan pengalaman,
disamping jumlahnya tidak terlalu banyak bila dapat ditemukan pada pembukaan
dalam, maka satu-satunya sikap adalah mengirim penderita ke rumah sakit untuk
persalinan dengan primer seksio sesarea. Vasa previa ini sangat berbahaya karena
pada waktu ketuban pecah, vasa previa dapat terkoyak dan menimbulkan perdarahan
yang berasal dari anak. Gejalanya ialah perdarahan segera setelah ketuban pecah dan
karena perdarahan ini berasal dari anak maka dengan cepat bunyi jantung anak
menjadi buruk.
Ruptur sinus marginalis merupakan perdarahan yang sebagian besar baru diketahui
setelah persalinan pada waktu persalinan, perdarahan terjadi tanpa sakit dan
menjelang pembukaan lengkap. Karena perdarahan terjadi pada saat pembukaan
mendekati lengkap, maka bahaya untuk ibu maupun janinnya tidak terlalu besar.
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 11
Pada permukaan foetal dekat pada pinggir plasenta terdapat cincin putih. Cincin
putih ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan disebelah luarnya terdiri
dari vili yang timbul ke samping, dibawah desidua. Sebagai akibatnya pinggir
plasenta mudah terlepas dari dinding uterus dan perdarahan ini menyebabkan
perdarahan antepartum. Hal ini tidak dapat diketahui sebelum plasenta diperiksa pada
akhir kehamilan.
4. PLASENTA SIRKUMVALATA
Plasenta sirkumvalata adalah plasenta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir
terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jaringan di
sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh ke samping di bawah desidua. Jadi
bukan villus pancang. Diduga bahwa chorion frondosum terlalu kecil dan untuk
mencukupi kebutuhan, villi menyerbu ke dalam desidua di luar permukaan
frondosuin, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.
EVALUASI
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 12
3. Tali pusat yang tidak berinsersi pada jaringan plasenta, tetapi pada selaput janin
sehingga pembuluh darah umblikus berjalan diantara amnion dan korion
menuju plasenta
a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab B
Patologi Kebidanan
Perdarahan Antepartum 13
a. Solusio plasenta
b. Insersio velamentosa
c. Plasenta previa
d. Plasenta sirkumvalata
Jawab C
Patologi Kebidanan