Anda di halaman 1dari 3

Diabetes alias Penyakit Kencing Manis

Posted on April 15, 2011 by Tim Olvista


Apa yang Dimaksud Diabetes?
Diabetes (diabetes mellitus) disebut juga penyakit kencing manis atau penyakit gula.
Sebagian besar dari apa yang kita makan adalah diubah menjadi glukosa. Glukosa
adalah bentuk gula dalam darah, glukosa adalah sumber bahan bakar utama bagi
tubuh kita.
Saat makanan dicerna dalam tubuh, glukosa akan masuk ke dalam darah. Sel-sel kita
menggunakan glukosa untuk energi dan pertumbuhan. Namun, glukosa tidak dapat
masuk sel tanpa adanya insulin. Insulin membantu menyiapkan glukosa agar dapat
diserap oleh sel-sel tubuh. Insulin membersihkan glukosa dari darah dan
membantunya memasuki sel-sel tubuh seperti otot, hati dan jaringan lemak.
Apa itu Insulin?
Insulin adalah hormon yang dihasilkan oleh pankreas. Insulin merupakan salah satu
hormon yang berguna untuk mengontrol kadar glukosa dalam darah. Setelah makan
atau minum yang mengandung glukosa, maka kadar glukosa darah meningkat.
Peningkatan kadar glukosa darah akan merangsang pankreas mengeluarkan insulin
dalam jumlah yang cukup untuk memindahkan glukosa dalam darah ke dalam sel-
sel, dan menurunkan tingkat glukosa darah secara perlahan. Penting dijaga agar
insulin berfungsi dengan baik karena kadar glukosa darah yang terlalu rendah atau
terlalu tinggi yang berbahaya bagi tubuh. Kadar glukosa darah yang terlalu rendah
disebut hypoglycaemia sedangkan kadar glukosa darah yang terlalu tinggi disebut
hyperglycaemia. Insulin juga merupakan sinyal kontrol bagi system tubuh lainnya,
seperti asam amino oleh sel-sel tubuh.
Kadar Glukosa Darah
Berapa kadar glukosa darah yang disebut tinggi? Seseorang dikatakan menderita
diabetes jika memiliki kadar glukosa darah setelah puasa 8 jam >126 mg/dL dan
pada tes sewaktu-waktu >200 mg/dL.
Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi dimana akan meningkat setelah
makan dan kembali normal dalam waktu 2 jam.
Kadar glukosa darah yang normal pada pagi hari setelah malam sebelumnya
berpuasa adalah 70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah biasanya kurang dari
120-140 mg/dL pada 2 jam setelah makan atau minum cairan yang mengandung
glukosa maupun karbohidrat lainnya.
Kriteria Diagnostik Glukosa Darah (mg/dL)
Tes Glukosa Bukan Pra
Darah Diabetes Diabetes Diabetes
Setelah Puasa < 110 110-125 > 126
8 jam
Sewaktu-
waktu < 110 110-199 > 200
Orang dengan diabetes memiliki kondisi di mana jumlah glukosa dalam darah terlalu
tinggi (hyperglycemia). Hal ini disebabkan karena tubuh tidak cukup memproduksi
insulin, tidak menghasilkan insulin, atau sel-sel tubuh yang tidak merespon dengan
baik insulin yang dihasilkan pankreas. Akibatnya terlalu banyak glukosa
terkonsentrasi di dalam darah. Kelebihan glukosa darah ini akhirnya dikeluarkan
dari tubuh melalui air seni. Jadi, meskipun telah banyak glukosa dalam darah, sel-sel
tidak menyerapnya untuk menghasilkan energi dan kebutuhan pertumbuhan

Jika glukosa tidak dapat digunakan oleh sel, tubuh memecah lemak sebagai
alternatif sumber energi. Hasil samping pemecahan lemak tersebut adalah bahan
kimia yang disebut keton. Keton adalah senyawa kimia yang beracun yang dapat
menyebabkan darah menjadi asam (ketoasidosis) Jika terlalu banyak keton
menumpuk di aliran darah maka dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang
serius.

Gejala-Gejala Diabetes
Diabetes dan sering kali tidak terdiagnosa karena gejalanya tampak tidak berbahaya
dan sering kali terlihat normal. Gejala Umum diabetes antara lain:
1. Sering buang air kecil
2. Rasa haus yang berlebihan
3. Rasa Lapar yang berlebihan
4. Berat badan turun secara tidak biasa
5. Lemah dan lesu
6. Pengelihatan buram
Diabetes Tipe 1
Diabetes tipe 1 juga dikenal sebagai insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM).
Pada diabetes tipe 1, pankreas tidak lagi menghasilkan insulin atau menghasilkan
insulin dalam jumlah yang sangat sedikit. Hal ini terjadi karena terjadinya kerusakan
permanen pada sel-sel penghasil insulin (sel-sel beta) pankreas.
Diabetes tipe 1 biasanya berkembang dalam beberapa bulan dan gejalanya sangat
jelas, tetapi gejalanya dapat dengan cepat berkurang dengan perawatan yang tepat.
Diabetes tipe 1 biasanya terjadi pada orang yang berusia di bawah 40 dan biasa pula
terjadi pada anak-anak.
Diabetes Tipe 2
Diabetes tipe 2 juga disebut sebagai non-insulin dependen diabetes mellitus
(NIDDM).
Diabetes tipe 2 terjadi akibat kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas,
gangguan kerja insulin (resistensi insulin), atau keduanya. Kasus diabetes terbanyak
adalah tipe 2 yang umumnya mempunyai latar belakang resistensi insulin. Resistensi
insulin merupakan karakteristik bawaan dan diperparah dengan terdapatnya ekstra
lemak tubuh.
Saat kelainan berkembang, pankreas melemah, dan produksi insulin berkurang
sampai akhirnya suntikan insulin mungkin diperlukan. Kebanyakan penderita
diabetes tipe 2 tidak perlu insulin, setidaknya pada tahap awal atau tengah dari
penyakit.
Diabetes tipe 2 biasanya muncul pada orang berusia usia 40 tahun ke atas, tetapi
telah dapat dilihat pada orang dewasa muda.
Siapa yang Beresiko Terkena Diabetes Tipe 2?
Ada beberapa faktor risiko untuk diabetes tipe 2, yang paling penting diantaranya
adalah kecenderungan diwarisi, kegemukan dan kurangnya aktivitas fisik.
 Faktor keturunan
 Obesitas atau kegemukan
 Kurangnya aktivitas fisik atau olahraga
Pra-Diabetes
Pra-diabetes merupakan kondisi dimana tingkat glukosa darah yang lebih tinggi
daripada normal tetapi tidak cukup tinggi untuk diagnosa dari diabetes. Orang-orang
dengan pra-diabetes berada pada risiko semakin tinggi untuk terkena diabetes tipe 2
dan penyakit jantung dan stroke. Berita baiknya adalah jika Anda memiliki pra-
diabetes, Anda dapat mengurangi risiko terkena diabetes. Dengan menurunkan berat
badan secara benar dan aktivitas fisik sedang, Anda dapat menunda atau mencegah
diabetes tipe 2 dan bahkan mengembalikan kadar glukosa darah pada tingkat
normal. Sangat disarankan penderita pra-diabetes untuk memantau kadar glukosa
darahnya secara teratur.

Anda mungkin juga menyukai