Oleh:
KUPANG
2016
BENTONIT
1.1 PENDAHULUAN
Berbagai jenis sumber daya mineral dapat digolongkan berdasarkan kegunaannya.
Pertama adalah unsur-unsur kimia yang berguna karena sifat logamnya, antara lain besi,
alumunium, mangan, titanium, tembaga, timah hitam, dan seng. Kedua adalah bahan-
bahan bukan logam antara lain natrium klorida, kalsium fosfat, belerang, pasir, batu, batu
bara, minyak tanah, gas bumi, dan air.
Sumber daya mineral memiliki dua pengertian. Pertama, sebagai salah satu
komponen sumber daya alam yang sehari-hari dikenal sebagai bahan tambang atau bahan
galian, mamiliki kemampuan untuk menunjang berbagai aspek kehidupan secara alami
serta untuk keperluan berbagai bahan baku industri. Kedua, sebagai bahan galian yang
terdiri dari bebatuan, kelompok mineral, atau individu, sedangkan untuk memperolehnya
diperlukan teknolgi pencarian dan pengelolaan.
Mineral merupakan bahan pembentuk batuan yang tersusun oleh ikatan dari satu
atau lebih unsur bukan logam dan atau melalui berbagai proses kimiawi dan fisika yang
secara alami seiring dengan peristiwa geologi. Peristiwa yang berkaitan dengan
pembentukan mineral dan bebatuan adalah magnetik kegunungapian, seimentasi, serta
kegiatan karena perubahan kondisi lingkungan (proses metamorfik).
Mineral dan bebatuan pada umumnya bersifat padat, kecuali minyak dan gas bumi
yang masing-masing bersifat gas dan cair. Bahan galian memiliki sifat kelangkaan,
keterbatasan, dan tidak dapat diperbarui. Artinya, keberadaannya pada berbagai tempat di
bumi tidak merata (ada kawasan yang berlimpah dan ada kawasan yang tidak ada). Oleh
karena itu, jika bahan galian habis karena ditambang, untuk memperolehnya harus dicari di
tempat yang lain. Keadaan tersebut memberikan acuan terhadap keterbatasan cadangan
yang dimiliki oleh suatu kawasan atau negara. Sehubungan dengan hal itu, sumber daya
mineral memiliki peranan dan andil yang cukup penting bagi penentuan strategi politik,
ekonomi, pembangunan, dan ketahanan suatu negara. Salah satu mineral atau bahan galian
yang penting bagi kehidupan manusia adalah bentonit. Kegunaan utama bentonit antara
lain : sebagai pembuatan lumpur pemboran, bahan pengadsorbsi, bahan tambahan dalam
pembuatan detergen, dan dalam industry kertas. Untuk lebih jelasnya dalam makalah ini
akan dibahas mengenai pembentukan bentonit, deskripsi bentonit, potensi bentonit di
Indonesia, cara penambangannya, cara pengolahannya serta kegunaannya.
Al4 Si8 O20 (OH)4 + 3H+ Al3 Si8 O20(OH)2 + Al3+ + 2 H2O
Gambar Skema Struktuk Bentonit
Pada kondisi di atas separuh dari atom Al berpindah dari struktur bersama
dengan gugus hidroksil, sehingga terjadi perubahan gugus oktahedral menjadi gugus
tetrahedral. Atom Al yang tersisa masih terkoordinasi dalam rangkaian tetrahedral dengan
empat atom oksigen tersisa (Thomas et al, 1984). Perubahan dari gugus oktahedral
menjadi tetrahedral membuat kisi kristal bermuatan negatif. Muatan negatif pada
permukaan kristal dapat dinetralkan oleh logam-logam alkali dan alkali tanah yang
terdapat pada bentonit. Ikatan antara ion Al dengan kation penetral tersebut adalah ikatan
ion yang mudah diputuskan, karena kation-kation tersebut bukan bagian dari kerangka
bentonit sehingga dapat dengan mudah dipertukarkan. Selanjutnya, Ion H+ yang berasal
dari asam akan menggantikan kation-kation logam alkali dan alkali tanah dari bentonit.
Penelitian ini bertujuan untuk melakukan regenerasi bentonit bekas sehingga mampu
memucatkan CPO dan mempelajari pengaruh konsentrasi HCl dan temperatur terhadap
proses regenerasi bentonit bekas.
2. Proses hidrotermal
Proses hydrothermal mempengaruhi alterasi yang sangat lemah sehingga
mineral-mineral yang kaya akan magnesium seperti hornblende dan biotit
cenderung membentuk chlorit. Pada alterasi lemah kehadiran unsur-unsur logam
alkali dan alkali tanah, kecuali kalium, mineral-mineral mika, ferromagnesia dan
feldspar plagioklas umumnya akan membentuk montmorilonit terutama disebabkan
adanya magnesium.
Kehadiran kalium baik yang berasal dari feldspar ataupun mika primer yang
terbentuk karena alterasi hydrothermal membentuk zona-zona lingkaran dengan
susunan serisit, kaolinit, montmorilonit dan chlorit.
3. Proses transformasi/detrivikasi
Proses tranformasi (ubahan) dari abu vulkanis yang mempunyai komposisi
gelas akan menjadi mineral lempung (devitrivikasi) yang lebih sempurna terutama
pada daerah danau, lautan dan cekungan sedimentasi. Tranformasi dari gunung
berapi yang sempurna akan terjadi apabila debu gunung api diendapkan dalam
cekungan seperti danau dan laut. Bentonit yang terjadi akibat proses tranformasi
umumnya bercampur dengan sedimen laut lainnya yang berasal dari daratan seperti
batu pasir dan lanau.
4. Proses pengendapan kimia
Proses pengendapan bentonit secara kimiawi dapat berbentuk tidak saja dari
tufa tetapi dapat berupa endapan sedimen dalam suasana basa (alkali) yang sangat
silikan (authigenic neoformation). Minera-mineral yang terbentuk secara
sedimentasi dan tidak berasosiasi dengan tufa adalah attapulgit, sepeolit, dan
monmorilonit, terbentuk pada cekungan sedimen yang bersifat basa dimana unsur
pembentukannya antara lain karbonat, silika pipih, phospat laut dan unsur lainnya
yang bersenyawa dengan unsur alluminium dan magnesium.
Berdasarkan kenampakan di lapangan terutama pengamatan secara
megaskopis terhadap beberapa singkapan bentonit yang muncul pada beberapa
daerah diketahui bahwa endapan bentonit yang terbentuk pada daerah Wonosari
dan sekitarnya, terjadi karena adanya proses pelapukan secara dominan yang
dicirikan dengan adanya perubahan warna pada beberapa daerah yang masih
termasuk di dalam proses pembentukannya dimana adanya cekungan dan daerah
dataran sedang.
2. Bahan pengadsorbsi
Kegunaan lain bentonit jenis ini yang berkaitan dengan adanya ion H+ hasil
aktivasi asam adalah sebagai katalis pada proses pemurnian senyawa aromatik
(benzena, toluena, ksilena) dari olefin.
3. Pengecoran
Bentonit digunakan sebagai material pengikat pada persiapan cetakan pasir
yang digunakan untuk mencetak besi, baja, dan pengecoran non-besi. Sifat khas
dari Bentonit menghasilkan pasir cetak dengan kemampuan mengalir dan
memadat yang baik, serta stabil pada suhu tinggi.
4. Proses pembuatan pelet bijih besi
Bentonit digunakan sebagai material pengikat dalam produksi bijih besi.
Melalui proses ini, biji besi yang halus diubah menjadi pelet bulat yang cocok
digunakan sebagai material dasar dalam tanur tinggi untuk produksi besi kasar.
5. Konstruksi dan teknik sipil
Sifat tiksotropik lumpur Na-bentonit digunakan untuk menahan dinding
diafragma dan lubang pondasi agar tidak runtuh sebelum dimasukkan campuran
semen. Selain itu, bentonit digunakan juga pada pengeboran yang arahnya
horizontal dan pengeboran minyak bumi sebagai media pembawa tanah hasil
pengeboran keluar ke permukaan.