Anda di halaman 1dari 2

Bab 2

Dalam komunikasi yang kami praktikan kemarin, dari setiap anggota kelompok rata-rata mendapat
permasalahan yaitu kurangnya mendapatkan perhatian dari responden. Responden terkadang lebih
fokus terhadap handphone, teman atau lingkungan sekitar dibandingkan dengan lawan
komunikasinya. Terkandang responden kurang tanggap karena merasa lelah atau sudah bosan
karena diwawancarai oleh beberapa orang yang sebelum kami. Ada pula responden yang merokok
sehingga membuat praktikan itu sendiri kurang nyaman dalam melakukan komunikasi.

Terkadang lingkungan juga mempengaruhi fokus praktikan maupun responden, seperti halnya jika
komunikasi di daerah sekitar parkiran atau jalan raya. Suara kendaraan yang berisik membuat
praktikan atau responden perlu mengulang kembali pertanyaan ataupun jawaban karena tidak
terdengar dengan jelas akibat suara kendaraan yang terlalu keras.

Bahasa juga menjadi kendala dalam komunikasi, ada responden yang menggunakan Bahasa jawa
sehingga kami sebagai praktikan ada beberapa yang kurang mengerti. Latar belakang responden juga
ada beberapa yang pengetahuannya luas, ada yang pengetahuannya kurang, masalah fisik juga
seperti responden yang sudah lanjut usia yang sudah memiliki keterbatasan pendengaran yang
menjadi kendala juga dalam melakukan komunikasi. Beberapa hal tersebut yang menjadi kendala
dalam melakukan komunikasi.

Bab 3

Dari beberapa permasalahan yang telah dituliskan di atas, terdapat beberapa penyelesaian yang
dapat dilakukan, yaitu dengan menerapkan empati dalam komunikasi, komunikasi mendengar aktif,
dan menerapkan komunikasi efektif (materi kuliah Ibu Rahmawati Wulansari dan Anna Sotyania W).

Dalam komunikasi, empati sangat dibutuhkan untuk membuat komunikasi dapat berjalan dengan
lancar. Menerapkan empati dalam komunikasi dapat diwujudkan dengan beberapa cara. Beberapa
cara di antaranya yang dapat diterapkan dalam komunikasi ini, yaitu membuka diri dan menciptakan
orang tua batin yang empatik.

Saat melakukan komunikasi, praktikan harus bisa membuka dirinya dan menciptakan orang tua batin
yang empatik agar dia dapat melihat permasalah tersebut tidak hanya dari sisi praktikan, tetapi juga
responden. Terkadang responden tidak memberikan perhatiannya kepada praktikan secara penuh
karena dia memiliki alasan tersendiri atau memiliki cara pandang yang berbeda dengan responden.
Mungkin saja topik yang dibicarakan oleh praktikan tidak cukup menarik untuk membuat responden
memperhatikannya, cara pembawaan praktikan, atau suasana tempat yang digunakan tidak
mendukung komunikasi tersebut berlangsung.

Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan jembatan yang dapat menghubungkan komunikasi. Saat
komunikasi mengalami kendala dalam pemahaman, praktikan sebaiknya mempelajari bahasa lokal
yang digunakan oleh masyarakat setempat meski hanya sedikit. Tidak perlu semua yang dimengerti,
bagi mereka yang merupakan pemula dan masih asing dengan bahasa lokal yang digunakan hanya
perlu memahami beberapa poin-poin penting dalam percakapan tersebut.
Tidak semua responden memiliki latar belakang yang sama dengan praktikan. Berbagai latar
belakang dapat muncul dalam praktek di lapangan. Saat hal tersebut terjadi, praktikan ada baiknya
menyesuaikan diri dengan latar belakang responden, sebagai contoh saat berbicara dengan seorang
driver tidak mungkin praktikan membicarakan masalah pertanian. Penggunaan komunikasi yang
efektik juga berperan dalam kasus ini

Bab 4

Dari beberapa data responden yang diperoleh, muncul beberapa hambatan dalam berkomunikasi.
Hambatan-hambatan ini dapat diatasi dengan menerapkan empati dalam berkomunikasi dan
komunikasi mendengar aktif sehingga tercipta komunikasi yang efektif

Anda mungkin juga menyukai