TINJAUAN PUSTAKA
agen. Principal adalah pihak yang memberikan mandate kepada pihak lain yaitu
agen, untuk melakukan semua kegiatan atas nama prinsipal dalam kapasitasnya
Dalam teori agensi baik principal maupun agen merupakan pelaku utama
informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan secara riil dan menyeluruh. Posisi,
fungsi, situasi, tujuan, kepentingan dan latar belakang prinsipal dan agen yang
berbeda akan menimbulkan pertentangan dan tarik menarik kepentingan satu sama
lain.
serta antara pemilik perusahaan dan kreditur (Brigham dan Gapenski, 1996).
12
13
legitimasi atas kinerja yang mereka lakukan. Di sisi lain kreditur membutuhkan
auditor untuk memastikan bahwa dana yang mereka kucurkan untuk membiayai
kreditur mendapatkan bunga atas pinjaman yang diberikan dan terdapat jaminan
bahwa perusahaan akan dapat mengembalikam pinjaman dimasa yang akan datang.
Hal tersebut bisa dikatakan sebagai asimetris informasi, dimana ada informasi yang
manajemen.
dengan penuh kepatuhan kepada berbagai peraturan dan ketentuan yang berlaku.
Upaya ini menimbulkan apa yang disebut sebagai agency costs, yang menurut teori
ini harus dikeluarkan sedemikian rupa sehingga biaya untuk mengurangi kerugian
pelaksanaannya.
Agency cost ini mencakup biaya pengawasan oleh pemegang saham, biaya
termasuk biaya audit yang indeoenden dan pengendalian internal, serta biaya yang
‘bonding expenditures’ yang diberikan kepada manajemen dalam bentuk opsi dan
14
pemegang saham.
2.1.2 Auditing
akuntansi, diantaranya:
Risiko audit (audit risk) adalah risiko memberikan opini audit yang tidak
risiko audit ini ke tingkat serendah mungkin yang dapat diterima oleh auditor (to
reduce this audit risk to an acceptably low level). Dan auditor seperti yang
titik nol.
a. Pemeriksaan Umum
keseluruhan.
b. Pemeriksaan Khusus
a. Management Auditee
ekonomis.
b. Pemeriksaan Ketaatan
Pajak, dll).
c. Pemeriksaan Intern
d. Computer Audit
Processing (EDP).
2. Audit Kepatuhan
3. Audit Operasional
Standard Audit (SA) mengatur tentang standar yang digunakan oleh praktisi
adopsi standar internasional yang ditetapkan oleh IFAC membuat standar audit
pada SPAP 31 Maret 2011 yang selama ini digunakan dengan berbasis US GAAS,
membagi standar audit kedalam tiga kategori yakni, Standar Umum, Standar
dalam SPAP berbasis ISA sudah mencerminkan proses pengerjaan auditing yang
Dalam ISA 200, maksud dari asurans yang layak adalah asurans yang tinggi,
tetapi bukan pada tingkat tinggi yang mutlak (absolute level of assurance). Hal
ini dikatakan layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti yang cukup dan
Dengan bukti yang cukup dan tepatm auditor sudah menekan risiko audit.
Namun, tidak sampai ketingkat nol, karena adanya risiko bawaan dalam setiap
audit.
Tabel 2.1
Kendala Bawaan Audit
Kendala Alasan
Sifat bukti audit Bukti yang didapat auditor cenderung bersifat persuasif, dan
yang tersedia tidak konklusif.
21
opini wajar tanpa pengecualian (WTP) tidak menjamin keberhasilan dan daya
Setiap perluasan dari tanggung jawab audit yang utama, seperti yang
Salah saji yang material terjadi jika secara layak dapat diharapkan, akan
Berupa salah saji yang tidak dikoreksi, misalnya yang ditemukan oleh
bersedia mengoreksinya.
5. Assertions (Asersi)
maupun implisit, yang tertanam di dalam atau merupakan bagian dari laporan
Pendapat atau opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan audit. Laporan audit penting sekali dalam suatu audit atau proses atestasi
yang dilakukan auditor dan kesimpulan yang diperolehnya. Opini audit diberikan
oleh auditor melalui beberapa tahap audit sehingga auditor dapat memberikan
kesimpulan atas opiniyang harus diberikan atas laporan keuangan yang diauditnya.
1. Opini tanpa modifikasi: Opini yang dinyatakan oleh auditor ketika auditor
mengharuskan auditor:
berlaku.
maupun kesalahan.
2. Opini modifikasian (SA 705), Opini ini terbagi menjadi 3 Jenis Opini
Auditor tidak dapat memporoleh bukti audit yang cukup dan tepat
tidak pervasif.
Auditor, berdasarkan bukti audit yang cukup dan tepat yang telah
laporan keuangan.
Auditor tidak dapat memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
pervasif.
Dalam kondisi yang sangat jarang terjadi dan melibatkan lebih dari
antara lain:
untuk mengidentifikasi dan menilai resiko salah saji yang material dalam
laporan keuangan. Kutipan dari ISA 315.3 mengenai tujuan auditor dalam
Partner (yang memimpin) penugasan dan anggota inti tim audit harus
Rencanakan auditnya
audit) akan memastikan bahwa tujuan audit sudah dipenuhi dengan benar,
dan pekerja staf audit terfokus pada pengumpulan bukti pada hal-hal yang
memitigasi resiko (salah saji material dalam laporan keuangan) yang sudah
audit.
yang telah diidentifikasi dan dinilai, pada tingkat laporan keuangan dan
asersi. Kutipan ISA 330.3 mengenai tujuan auditor dalam proses audit tahap
2:
29
“Tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukuo dan tepat
tentang resiko (salah saji material) yang dinilai, dengan merancang dan
Tanggapan auditor terhadao resiko yang dinilai untuk resiko salah saji
berjalan.
30
Tahap terakhir dalam audit adalah menilai bukti audit yang diperlukan
dan menentukan apakah bukti itu cukup dan tepat untuk menekan resiko
570 tentang “Going Concern” yang menegaskan bahwa tanggung jawab auditor
concern entitas yang diaudit harus dapat bertahan paling tidak dua belas bulan
setelah tanggal neraca. ISA 570.10 menjelaskan jika tidak terdapat penjelasan
(modifikasi kata) setelah paragraf opini laporan keuangan. Auditor akan membuat
perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru.
Misalnya, penilaian atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor,
selama masa audit, bahwa perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan
konsumen utama atau memutuskan untuk menjual aset penting untuk membayar
mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap
ISA 570 telah menjadi petunjuk bagi para auditor mengenai tanggung jawab
melikuidasi entitas itu atau berhenti beroperasi, atau tidak ada alternatif lain yang
atau dapat tidak dibuat dengan kerangka pelaporan keuangan dimana dasar
berkesinambungan;
asumsi kesinambungan usaha antara lain : 1.) Indikator keuangan; 2.) Indikator
yang dalam suatu pendapat seorang auditor harus ada pengungkapan yang tepat
mengenai sifat dan implikasi dari ketidakpastian agar tercapai sebuah penyajian
concern oleh perusahaan adalah layak dan diungkapkan secara memadai dalam
tersebut, dan
35
Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk
a. Prosedur analitik.
bantuan keuangan.
36
membayar utang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo. Manfaat status
default hutang yang sebelumnya telah diteliti oleh Chen dan Church (1992), yang
menemukan hubungan yang kuat status default dengan opini going concern.
terdapat tiga indikator yang digunakan dalam menilai apakah perusahaan termasuk
1) perusahaan tidak dapat atau lalai dalam membayar hutang pokok atau
bunga;
tempo.
Dalam ISA 570, menyatakan bahwa posisi hutang atau hutang lancar bersih
merupakan salah satu peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan
Oleh karena itu kegagalan dalam mememuhi kewajiban hutang dan atau bunga
auditor dalam menilai kelangsungan hidup suatu perusahaan. Manfaat status default
hutang sebelumnya diteliti oleh Juniarti dan Praptitorini 2011 dalam Ni Luh
Juniasih, dkk (2016) yang menemukan hubungan yang kuat status default hutang
terhadap opini going concern. Dapat dikatakan bahwa status hutang perusahaan
merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur
merupakan faktor pertama yang akan diperiksa oleh auditor untuk mengukur
besar, maka aliran kas perusahaan tentunya banyak dialokasikan untuk menutupi
hutang ini tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default.
tidak mampu dilunasi, maka kreditor akan memberikan status default. Hal ini
menunjukan bahwa dengan adanya status debt default, semakin besar pula
kelangsungan usahanya.
keseluruhan, Setyarno dkk 2006 dalam (Lintang dan Ni Nyoman Alit, 2015).
perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun memberi peluang perusahaan untuk
memperoleh peningkatan laba. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan
39
going concern Setyarno dkk 2006 dalam Lintang dan Ni Nyoman Alit (2015).
bahwa kantor auditor yang berasal dari KAP besar dan memiliki afiliasi dengan
KAP internasional-lah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor
Akuntan Publik (KAP) yang lebih besar dapat diartikan menghasilkan kualitas audit
yang lebih baik dibandingkan kantor akuntan kecil. Selain itu, KAP skala besar
memiliki insentif yang lebih besar untuk menghindari kritikan kerusakan reputasi
dibandingkan KAP skala kecil. KAP skala besar lebih cenderung untuk
Dalam riset ini KAP yang memiliki reputasi diproksikan dengan Big 4.
Reputasi KAP dapat dikelompokan menjadi dua yaitu KAP yang terafiliasi dengan
Big 4 dan KAP yang tidak terafiliasi dalam Big 4 atau disebut KAP Kecil.
tinggi dengan tujuan agar kredibilitas laporan keuangan di mata pemakai laporan
keuangan akan meningkat Halim 1997 dalam Damayanti dan Sudarna (2007).
40
perusahaan jasa profesional yang bergerak dalam bidang audit, dan konsultasi untuk
perusahaan perdagangan dan swasta. Adapun yang termasuk dalam Big Four adalah
mempertahankan auditornya untuk menjaga kualitas audit karena KAP yang besar
(Big 4) dianggap dapat menyediakan kualitas audit yang tinggi dan dapat
KAP yang tergabung dalam Big 4 akan berusaha untuk selalu mempertahankan
The model with the ratios and prior year opinion variable had the highest
overall predictive accuracy. The rate for the entire sample (238 companies)
was 89.9% and for the smaller sample set (companies that had received the
41
qualification for the first time) it was 83%. While the going concern opinion
does not appear to have additional information content for the majority of
companies, that are specific cases in which the qualification has marginal
information content. But each case appears unique, which presents
modeling difficulties.
prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima
keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89.9 persen dibanding model yang lain. Hal
pertimbangan auditor dalam memberikan opin audit going concern pada tahun
sebelumnya.
Dalam penelitian Lintang dan Ni Nyoman Alit (2015) Opini audit tahun
sebelumnya adalah opini audit yang diterima oleh perusahaan pada tahun
sebelumnya atau 1 tahun sebelum penelitian. Opini audit going concern tahun
mengeluarkan kembali opini audit going concern pada tahun berikutnya. Menurut
Kartika (2012) apabila auditor menerbitkan opini audit going concern tahun
opini audit going concern pada tahun berjalan. Dan menurut penelitian Yashinta
Putri (2013) juga yang memperkuat bukti mengenai opini audit going concern yang
diterima tahun sebelumnya dengan opini audit going concern tahun berjalan,
dimana akan semakin besar kemungkinan auditor untuk menerbitkan kembali opini
audit going concern pada tahun berikutnya jika pada tahun sebelumnya auditee
42
Tabel 2.2
Penelitian Sebelumnya
lain perusahaan
(kepatuhan
perusahaan
terhadap hukum
dan peraturan)
tidak
berpengaruh
terhadap
pemberian opini
audit going
concern.
Ni Pengaruh Financial
2 LuhJuniasih, financial 1. Financial Distress
I Putu Mega, distress, debt distress perpengaruh
I Kadek default dan 2. debt default positif dalam
Satria opinion 3. Opinion penerimaan
(2016) shopping pada Shopping opini audit
penerimaan going concern
opini audit going Debt default
concern tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern
Opinion
Shopping
berpengaruh
negatif terhadap
penerimaan
opini audit
going concern
opini audit
going concern.
Audit tenure,
debt default,
leverage dan
ukuran
perusahaan
tidak
berpengaruh
terhadap
penerimaan
opini audit
going concern
negatif
terhadap opini
audit going
concern.
membayar utang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo. Manfaat status
default hutang yang sebelumnya telah diteliyi oleh Chen dan Church (1992), yang
menemukan hubungan yang kuat status default dengan opini going concern.
Dalam ISA 570, menyatakan bahwa posisi hutang atau hutang lancar bersih
merupakan salah satu peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan
Oleh karena itu kegagalan dalam mememuhi kewajiban hutang dan atau bunga
Setyarno dkk (2006), Susanto (2009) dan Siti Nur Halimah (2015) menyatakan
bahwa debt default berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going
concern.
pengaruh debt default dengan opini audit going concern adalah positif. Ketika
jumlah hutang perusahaan sudah sangat besar, maka aliran keperusahaan tentunya
47
kelangsungan operasi perusahaan. Apabila hutang ini tidak mampu dilunasi, maka
kreditor akan memberikan status default. Hal ini menunjukan bahwa dengan adanya
status debt default, semakin besar pula kemungkinan perusahaan menerima opini
concern
perusahaan yang meningkat dari tahun ke tahun memberi peluang perusahaan untuk
memperoleh peningkatan laba. Oleh karena itu, semakin tinggi rasio pertumbuhan
perusahaan akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit
going concern Setyarno dkk 2006 dalam Lintang dan Ni Nyoman Alit (2015).
48
Yashinta Putri (2013), Muttaqin dan Sudarno (2012), dan Ira Kristiana (2013)
bahwa kantor auditor yang berasal dari KAP besar dan memiliki afiliasi dengan
KAP internasional-lah yang memiliki kualitas yang lebih tinggi karena auditor
berupaya untuk menggunakan KAP yang memiliki kredibilitas tinggi dengan tujuan
Auditor yang berasal dari KAP besar akan memiliki reputasi yang baik
sehingga kualitas akan hasil auditnya akan dianggap lebih baik dan akan
memberikan opini yang sesuai keadaan perusaahan daripada auditor yang berasal
dari KAP yang reputasinya masih kecil. Opini yang akan diberikan haruslah
keuangan perusahaan. KAP yang memiliki kredibilitas tinggi dengan tujuan agar
terdapat pengaruh positif antara reputasi KAP dengan opini going concern dan
penerimaan opini audit going concern. Pengaruh reputasi KAP dengan opini going
concern adalah positif. Dimana KAP yang berafiliasi dengan big four cenderung
akan menerbitkan opini going concern apabila auditor yakin klien mendapat
2.3.4 Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going
concern
prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima
keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89.9 persen dibanding model yang lain. Hal
pertimbangan auditor dalam memberikan opin audit going concern pada tahun
perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada tahun berjalan.
Dari teori dan penelitian terdahulu tersebut, dapat disimpulkan bahwa auditor
sebelumnya.
50
(2014), Eka Andhita (2015), dan Siti Nurhalimah (2014) membuktikan bahwa opini
terhadap opini going concern adalah ketika perusahaan mendapatkan opini going
concern pada tahun sebelumnya maka kemungkinan akan menerima opini going
concern pada tahun berjalan akan semakin besar, karena opini audit sebelumnya
membayar utang pokok dan atau bunganya pada waktu jatuh tempo. Manfaat status
default hutang yang sebelumnya telah diteliyi oleh Chen dan Church (1992), yang
menemukan hubungan yang kuat status default dengan opini going concern.
Dalam ISA 570, menyatakan bahwa posisi hutang atau hutang lancar bersih
merupakan salah satu peristiwa atau kondisi yang dapat menimbulkan keraguan
Oleh karena itu kegagalan dalam mememuhi kewajiban hutang dan atau bunga
keseluruhan, Setyarno dkk 2006 dalam Lintang dan Ni Nyoman Alit (2015).
Auditor yang berasal dari KAP besar akan memiliki reputasi yang baik
sehingga kualitas akan hasil auditnya akan dianggap lebih baik dan akan
memberikan opini yang sesuai keadaan perusaahan daripada auditor yang berasal
dari KAP yang reputasinya masih kecil. Opini yang akan diberikan haruslah
keuangan perusahaan. KAP yang memiliki kredibilitas tinggi dengan tujuan agar
Opini audit going concern tahun sebelumnya ini akan menjadi faktor
menerbitkan opini audit going concern tahun sebeumnya akan semakin besar
kemungkinan perusahaan akan menerima kembali opini audit going concern pada
tahun berjalan.
Debt Default
(X1)
Pertumbuhan
Perusahaan (X2)
Penerimaan Opini
Audit Going Concern
Reputasi Kantor (Y)
Akuntan Publik (KAP)
(X3)
Simultan (X5)
Gambar 2.1
Paradigma Penelitian
53
dan opini tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern, maka
concern
H4 : Opini audit sebelumnya berpengaruh positif pada opini audit going concern
H5 : Debt default, pertumbuhan perusahaan, reputasi KAP, dan opini audit tahun