Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan sebuah investasi yang sangat penting bagi setiap manusia
dan memiliki kontribusi yang besar dalam meningkatkan Indeks Pembangunan
Kesehatan Manusia (IPKM). Undang-Undang Kesehatan Republik Indonesia Nomor 36
tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik,
mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis. Dalam rangka mencapai derajat kesehatan yang optimal,
pembangunan kesehatan harus diarahkan untuk menumbuhkan rasa kesadaran dan
keinginan di dalam masyarakat untuk mau hidup sehat, sehingga mampu mewujudkan
bangsa yang bisa bersaing tinggi secara global.
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama masyarakat
dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Peran serta masyarakat merupakan hal mutlak untuk kemandirian masyarakat
sehingga dapat mengatasi masalah kesehatan dalam keluarga maupun masyarakat. untuk
memberdayakan masyarakat dan keluarga khususnya dalam bidang kesehatan perlu
diupayakan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan keluarga dengan
menyesuaikan situasi dan kondisi setempat.
Adapun gambaran kegiatan dari posyandu dibagi menjadi dua yaitu kegiatan
utama dan kegiatan tambahan. Kegiatan utama dari posyandu terdiri dari (1) kesehatan
ibu dan anak (KIA) (2), keluarga berencana (KB), (3) Imunisasi, (4) Gizi, dan (5)
pencegahan dan penanggulangan diare. Untuk menjamin keberhasilan pelaksanaan
program pembinaan posyandu petugas puskesmas dan stakeholder lainnya berkewajiban
untuk meningkatkan pemahamannya tentang pusyandu.
Berikut merupakan temuan di masyarakat terkait dengan posyandu, yang
diantaranya adalah :
1. Puskesmas III Denpasar Selatan memiliki 24 banjar yang terdiri dari 12
posyandu purnama dan 12 posyandu madya
2. Dari 12 posyandu purnama ternyata dalam pelaksanaannya belum optimal
(rendahnya keaktifan kader, rendahnya kedatanan sasaran posyandu, belum
optimalnya pelaksanaan kegiatan 5 meja posyandu beserta kegiatan tambahannya)
1
3. Hasil SMD tahun 2016 menyatakan 6,8% lansia Kelurahan Serangan
menyatakan tidak penting diadakan posyandu lansia, dan 27,7% lansia
mengatakan tidak mengikuti kegiatan posyandu lansia.
4. Data SMD 2016 juga menyatakan 16,3% RT yang memiliki bayi/balita tidak
menimbang setiap bulan
Melihat kenyataan diatas, maka dianggap perlu diadakan pengelolaan posyandu di
masing-masing banjar.

B. Deskripsi Program
a) Pengertian Pengelolaan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar, utamanya untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Adapun gambaran kegiatan dari posyandu dibagi menjadi dua yaitu kegiatan
utama dan kegiatan tambahan. Kegiatan utama dari posyandu terdiri dari (1)
kesehatan ibu dan anak (KIA) (2), keluarga berencana (KB), (3) Imunisasi, (4) Gizi,
dan (5) pencegahan dan penanggulangan diare. Untuk menjamin keberhasilan
pelaksanaan program pembinaan posyandu petugas puskesmas dan stakeholder
lainnya berkewajiban untuk meningkatkan pemahamannya tentang pusyandu.
Adapun tujuan dari program ini adalah :
a. Tujuan Umum
Menunjang percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian
Bayi (AKB), dan Kematian Angka Balita (AKABA) di Indonesia melaui upaya
pemberdayaan masyarakat
b. Tujuan Khusus
- Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelengaraan upaya
kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan AKI, AKB,
AKABA.
- Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA.
- Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI, AKB, AKABA.

C. Pertanyaan Evaluasi
1. Input
2
a. Bagaimana ketersediaan SDM program pengelolaan posyandu ?
b. Berapa jumlah sumber anggaran yang telah dipersiapkan untuk
menunjang keberhasilan program pengelolaan posyandu ?
c. Bagaimana fasilitas (sarana dan prasarana) dalam menunjang
keberhasilan program pegelolaan posyandu ?
d. Siapa saja sasaran yang bisa mengakses program pegelolaan
posyandu?
2. Proses
a. Apakah semua aktivitas itu terlaksana sesuai dengan standar operasioal
prosedur dan sesuai dengan rencana kegiatan?
3. Output
a. Berapa jumlah kader desa yang diperlukan dalam menunjang
keberhasilan program pengelolaan posyandu?
b. Berapa jumlah konseling KIA yang dilayani ?
c. Berapa jumlah konseling metode KB yang dilayani ?
d. Berapa jumlah anak yang diimunisasi?
e. Berapa jumlah anak yang ditimbang ?
f. Berapa jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan PHBS dan
konsultasi personal hygine?
g. Berapa lansia yang mengikuti senam lansia?

D. Tujuan Evaluasi
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari kegiatan Evaluasi program ini adalah menilai permasalahan dan
pencapaian dalam pelaksanaan Program di Wilayah Kerja Puskesmas III Denpasar
Selatan.
2. Tujuan Khusus
Berdasarkan indikator keberhasilan program, adapun tujuan khususnya adalah :
a. Mengetahui ketersediaan SDM di dalam menunjang keberhasilan
program pengelolaan posyandu
b. Mengetahui jumlah sumber anggaran yang telah dipersiapkan untuk
menunjang keberhasilan program pengelolaan posyandu
c. Mengetahui fasilitas (sarana dan prasarana) dalam menunjang
keberhasilan program pegelolaan posyandu
d. mengetahui sasaran yang bisa mengakses program pegelolaan
posyandu
e. Mengetahui aktivitas itu terlaksana sesuai dengan standar operasioal
prosedur
f. Mengetahui jumlah konseling KIA yang dilayani
3
g. Mengetahui jumlah konseling metode KB yang dilayani
h. Mengetahui jumlah anak yang diimunisasi
i. Mengetahui jumlah anak yang ditimbang
j. Menetahui jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan PHBS dan konsultasi
personal hygine
k. Mengetahui tenaga kesehatan yang diperlukan untuk pencapaian
keberhasilan program
l. Mengetahui jumlaah lansia yang mengikuti senam lansia

E. Logic Model
(terlampir)

F. Rancangan Evaluasi
Rancangan Evaluasi yang dilakukan adalah dengan metode gabungan antara tipe
deskriptif – tipe audit, rancangan gabungan tipe deskriptif-tipe audit ini adalah
mendeskripsikan gambaran dari suatu intervensi serta evaluator itu sendiri
membandingkan capaian program yang telah dihasilkan dengan standar tertulis, prosedur
ataupun objective. Adapun terdapat kekuatan dari rancangan ini adalah cepat, relatif
murah, dapat dilaksanakan bersama dengan provider/konsumen, dapat mengklarifikasi
tujuan, identifikasi masalah yang ditemukan dalam pelaksanaan program dan membantu
mengerti kunci keberhasilan dan penyebab kegagalan program. Namun kelemahan dari
program ini adalah dianggap “kurang ilmiah”, sangat tergantung pada kemampuan
evaluator dan perspektf teori yang digunakan, tidak dapat dipakai untuk menentukan efek
dari program, dan belum bisa menilai keefektifan dari intervensi tersebut.

G. Manfaat Penyelenggaraan/Penggunaan Evaluasi


Adapun manfaat dari penyelenggaraan dan penggunaan hasil Evaluasi dari program
ini adalah :
1. Puskesmas
Diharapkan dengan adanya hasil Evaluasi ini, dapat diketahui hasil kemajuan dari
program serta dapat mengetahui hambatan atau hal-hal yang tidak diduga secara
potensial dapat menghambat jalannya program secara dini. Selain itu dapat
bermanfaat bagi pemegang program di Wilayah Kerja Posyandu III Denpasar Selatan
untuk melakukan tindakan secara tepat waktu dalam mengatasi masalah yang telah
diketahui secara dini.
2. Dinas Kesehatan
Apabila hasil evaluasi ini mendapatkan ijin untuk di publikasikan, dapat
digunakan sebagai bahan masukan untuk kemajuan suatu program serta dapat

4
memberikan umpan balik (feed back) kepada pelaksana program tentang hasil capaian
program, dalam arti sesuai atau tidak sesuai dengan yang diharapkan.
3. Masyarakat
Apabila hasil evaluasi ini mendapatkan ijin untuk di publikasikan dapat
digunakan untuk mengetahui kualitas layanan dari program posyandu yang diterima
oleh masyarakat. Kualitas layanan yang diketahui bersumber dari pantauan aktivitas
dari layanan tersebut, selain pantauan aktivitas layanan juga terhadap hasil aktivitas
layanan program tersebut.

H. Metode Pengumpulan Data/Analisis Data


Pengumpulan data adalah suatu tahap yang sangat menentukan terhadap proses
dan hasil kegiatan Evaluasi ini. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah
document review dan wawancara, untuk melihat data cakupan dengan melihat dokumen
dari bulan September 2017. Selain itu digunakan juga wawancara yang dilakukan kepada
pemegang program pengelolaan posyandu untuk mengetahui informasi mengenai
ketersediaan SDM, serta kegiatan dalam pengelolaan posyandu tersebut dan yang
berkaitan dengan input, proses, output dari pengelolaan posyandu tersebut.
Untuk analisis data yang digunakan adalah yaitu dengan mengubah suatu informasi
yang didapatkan dan mengambil kesimpulan dalam suatu penelitian. Analisa pada
program ini yaitu mengolah hasil Evaluasi menjadi sebuah informasi, setelah data
dikumpulkan kemudian diolah dalam bentuk presentase dari indicator capaian yang telah
ditetapkan.

I. Pertimbangan Etik
Etika dalam sebuah evaluasi sangat penting sekali dilakukan supaya dikemudian
tidak terjadi tanggung gugat akibat tidak adanya sebuah informed consent. Maka dalam
hal ini saat melakukan pengumpulan data ke puskesmas telah dilakukan informed
consent secara lisan terhadap pemegang program dan diadakan perjanjian secara lisan
bahwa evaluasi ini tidak akan dipublikasikan kecuali mendapatkan persetujuan dari
pemengang program dan pihak puskesmas terkait.

J. Tempat dan Timeline


Tempat dilakukannya Evaluasi program adalah di Puskesmas III Denpasar
Selatan, Evaluasi program pengelolaan posyadu dilihat dari bulan September 2017.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hasil dan Pembahasan
1) Input
a. Nakes terlatih dan Kader Terlatih
Sumber Daya Manusia (SDM) adalah potensi manusiawi sebagai
penggerak organisasi dalam mewujudkan eksistensinya dan sangat diandalkan
untuk memenuhi standar mutu yang diinginkan (Nawawi, 2001). Sumber daya
manusia yaitu seperti petugas kesehatan dan kader posyandu yang melakukan
program posyandu, dan melaporkan hasil setiap bulan.
Adapun distribusi sumber daya manusia yang menunjang pelaksanaan
program ini adalah :
Tabel 1. Jumlah ketersediaan Nakes Terlatih dan Kader Terlatih dalam
memberikan pelayanan pada program posyandu.

No. Sumber Daya Manusia Jumlah Tahun 2017


(SDM)

1. Tenaga Kesehatan 5
Setiap Kegiatan Posyandu
2. Kader Posyandu Pemogan 85
Kader Posyandu Serangan 35

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan jumlah nakes yang terlatih ikut
program posyandu ini adalah 5 orang yang terdiri dari Dokter, Bidan, Promkes,
Darbin dan Perawat. Di tahun 2017 jumlah kader desa sebanyak 120 orang yang
setiap kegiatan posyandu diberikan 5 orang kader posyandu yang telah dipilih,
dimana setiap kegiatan masing-masing mendapatkan 5 orang kader Posyandu di
masing-masing Desa/Kelurahan. Kader posyandu diharapkan dapat melakukan
tugasnya yang meliputi menggerakkan penduduk/masyarakat sekitar untuk dapat
mengembangkan UKBM dan melaksanakan surveilans berbasis masyarakat
(meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan
6
perilaku hidup dan bersih), kedaruratan kesehatan, dan penanggulangan bencana
serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri untuk
melayani seluruh masyarkat dalam meningkatkan derajat kesehatan serta
memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan.
Tenaga kesehatan juga mempunyai potensi yang kuat untuk bisa memberdayakan
masyarakat setempat untuk mau berubah ke perilaku sehat dengan memberikan
sebuah penyuluhan/pendidikan kesehatan.
Tenaga kesehatan bekerja sama dengan pemerintah untuk menggalang
peran aktif dan memberdayakan masyarakat di bidang kesehatan melalui gerakan
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), dengan kurangnya tenaga
dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka PKMD tidak akan dapat berjalan
optimal. Dengan adanya SDM yang baik dan berkualitas diharapkan mampu
melakukan surveilans untuk medeteksi adanya suatu masalah yang terjadi di
desa/kelurahan tersebut.
Dalam program ini diharapkan tenaga kesehatan yang sudah terlatih
dalam program posyandu, dan untuk pemegang program dipilih langsung oleh
Kepala Puskesmas.

b. Sumber Dana
Sumber dana berasal dari anggaran pembangunan desa setempat. Selain
itu juga dari peran aktif dari masyarakat desa /kelurahan setempat mengumpulkan
uang setiap dilakukan kegiatan posyandu dari uang yang telah dikumpulkan
dinamakan dana sehat yang dapat sewaktu-waktu digunakan menjalankan
program yang terdapat di dalam Posyandu tersebut. Selain dari dana sehat
program ini juga mendapatkan pembiayaan dari Biaya Operasional Kesehatan
(BOK) yang pembagiaanya di gambarkan dalam tabel berikut. Untuk nominal
yang di sediakan untuk melakukan program tidak diinformasikan kepada penulis.
Tabel 1. Dana Sehat Posyandu

No Indikator Pratama Madya Purnama Mandiri

1 Cakupan dana sehat <50% <50% ≥50% ≥50%

c. Sarana dan Prasarana

7
Sarana merupakan segala sesuatu yang digunakan dan dipakai dalam
mencapai tujuan program dan prasarana adalah penunjang utama
terselenggaranya suatu proses atau usaha yang mendukung keberhasilan sebuah
program. Adapun sarana dan prasarana yang menunjang dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :

Tabel 2. Distribusi sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan Posyandu
No. Kelurahan/Desa Sarana dan Prasarana Keterangan
1. Pemogan Posyandu Baik
Masing – masing 1. Standar operasioal prosedur Baik
2. Materi konseling KIA
Posyandu
3. Materi konseling KB
memiliki 4. Perlengkapan imunisasi
5. Timbangan
6. Materi penyuluhan PHBS
2. Serangan Posyandu Baik
Masing – masing 1. Standar operasioal prosedur Baik
2. Materi konseling KIA
Posyandu
3. Materi konseling KB
memiliki 4. Perlengkapan imunisasi
5. Timbangan
6. Materi penyuluhan PHBS

Berdasarkan tabel diatas sarana dan prasarana disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana sudah baik, dalam hal ini sarana dan prasarana tidak terlalu bermasalah
karena kegiatan Posyandu ini dilakukan setiap bulan sekali dimasing-masing desa
pada minggu I atau minggu IV sehingga tempat melakukan kegiatan posyandu sudah
ada dan dalam kondisi baik. selain itu sarana dan prasarana yang dimiliki oleh
puskesmas khususnya dalam program posyandu sudah mencapai target yang
diinginkan.
Sarana prasarana diatas menjelaskan mengenai pentingnya sebuah fasilitas
pelayanan kesehatan adalah tempat untuk melakukan upaya promotif, preventif,
begitu juga dalam kegiatan Posyandu ini dimana memang melakukan upaya promotif,
preventif. Dengan adanya sarana dan prasarana dapat menunjnag pelaksanaan
kegiatan dari program posyandu.

e. Sasaran dalam Program posyandu


Dalam rangka mempermudah strategi intervensi, sasaran dibedakan menjadi 5
jenis yaitu :
1. Bayi

8
2. Balita
3. Ibu Hamil, Nifas, dan ibu menyusui
4. Pasangan Usia subur
5. Lansia

2) Proses
Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program posyandu di Wilayah
Kerja Puskesmas III Denpasar Selatan :

No Kegiatan Pokok Rincian Kegiatan Cara melaksanakan kegiatan

1 Kesehatan Ibu dan 1. Ibu hamil 1. Penimbangan


anak menimbang BB, BB, TB, pemantauan
TB, Pemantauan status gizi ibu hamil
2. Konseling
status gizi,
menggunakan media
Konseling
2. Konseling mengenai KB pasca
Kesehatan, KB, salin, pemeriksaan
dan ASI eksklusif kesehatan umum dan
memberikan
informasi tentang
ASI ekslusif.

2 Keluarga 1. Konseling 1. Pelayanan


Berencana metode KB KB di posyandu
yang dapat diberikan
oleh petugas
kesehatan dapat
dilakukan konseling
KB.

3 Imunisasi 1. Pelaksanaa 1. Pelayanan


n imunisasi sesuai imunisasi di
dengan program posyandu hanya
dilakukan oleh
petugas
puskesmas sesuai
dengan program
terhadap bayi dan
9
balita

4 Gizi 1. Penimbang 1. Pelayanan


an BB, penentuan gizi dilakukan
status gizi, oleh kader
konseling, deteksi meliputi
tumbuh kembang penimbangan,
pengisian KMS,
penyuluhan dan
konseling gizi

5 Pencegahan dan 1. Penyuluha 1. Kader


penanggulangan n PHBS melakukan
diare pencatatan pasien
diare pemberian
oralit dan
menganjurkan
control, kader
juga memberikan
penyuluhan
tentang diare dan
PHBS di bantu
oleh tenaga
kesehatan

6 Kegiatan tabahan 1. Senam 2. Kegiatan ini


lansia dilaksanakan setelah
kegiatan lainnya
selesai, dengan
dipimpin oleh kader
senam lansia akan
dilakukan

Prosedur tindakan dilakukan dengan mengacu pada standar operasional


prosedur yang telah ditetapkan. Adapun hambatan dalam program ini yaitu :

1) Mobilitas penduduk yang tinggi

10
“mobilitas penduduk di wilayah ini sangat tinggi karena pekerjaan, dan
kesibukan masing-masing keluarga, walaupun dengan mobilitas penduduk yang
tinggi kami masih bisa melakukan kegiatan dengan lancar”.

3) Output
a. Jumlah konseling KIA yang dilayani
Konseling KIA adalah kegiatan memberikan informasi tentang kesehatan ibu dan
anak yang informasinya disampaikan melalui ibu. Jumlah konseling KIA yang
dilayani saat posyandu pada bulan September 2017 adalah 40 orang.
b. Jumlah konseling KB yang dilayani
Konseling KB adalah kegiatan memberikan informasi tentang pemilihan dan
penggunaan alat kontrasepsi yang tepat. Jumlah konseling KB yang dilayani pada
kegiatan posyandu bulan September 2017 adalah 40 orang.
c. Jumlah anak yang diimunisasi
Imunisasi adalah program pencegahan penyakit sebagai tindakan pencegahan
terhadap penyakit pada bayi/balita. Jumlah bayi dan balita yang mendapatkan
imunisasi pada bulan September tahun 2017 di posyandu adalah 13 orang.
d. Anak yang ditimbang
Proses penimbangan adalah kegiatan yang dilakukan untuk memantau status gizi
anak yang dibantu oleh kader posyandu dan dilakukan pencatatan. Dari hasil
pecatatan jumlah anak yang ditimbang di bulan September 2017 adalah 40 anak
dengan target yang ditentukan adalah 30 anak.
e. Peserta yang mengikuti penyuluhan PHBS dan konsultasi personal hygine
Penyuluhan PHBS adalah kegiatan pemberian informasi tentang menjaga
kebersihan diri sampai dengan lingkungan dan informasi tentang kesehatan.
Jumlah peserta penyuluhan pada bulan September 2017 adalah 50 orang.
f. Lansia yang mengikuti senam lansia
Senam lansia dilakukan setelah kegiatan utama usai dilakukan. Jumlah lansia
yang datang pada kegiatan senam lansia adalah 18 orang. Semua kegiatan telah
dilakukan dengan menggunakan standar operasional prosedur yang sudah
dirancang sebelum melakukan kegiatan sehingga dalam menjalankan proses tidak
ada hambatan yang terjadi.
Adapun kelemahan dari hasil output ini, dimana penulis tidak
mendapatkan data yang lengkap dari pecapaian bulan januari sampai dengan
bulan Agustus dikarenakan laporan pencapaian sedang ditinjau di Dinas
kesehatan, sehingga data dari bulan kebulan tidak dapat dibandingkan
pencapaiannya dari bulan ke bulan.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hasil kegiatan Evaluasi Program pengelolaan Posyandu di Puskesmas III
Denpasar Selatan sebagai berikut :
a. Pada komponen input didapatkan jumlah tenaga kesehatan untuk melalukan
puskesmas secara optimal adalah 5 tenaga kesehatan dan didukung dengan 5 kader
posyandu setiap kegiatan posyandu dilakukan. Alokasi dana pada pengelolaan
posyandu ini adalah dari dana BOK (biaya operasional kesehatan) dan juga
menggunakan dana sehat bagi yang memiliki dana sehat. Sarana dan prasarana
yang digunakan dalam program ini sudah sesuai dan dalam keadaan yang baik.
b. Pada komponen proses kegiatan yang dilakukan adalah Konseling Kesehatan,
KB, dan ASI eksklusif, Konseling metode KB, Pelaksanaan imunisasi sesuai
dengan program, Penimbangan BB, penentuan status gizi, konseling, deteksi
tumbuh kembang, Penyuluhan PHBS, Senam lansia yang diadakan setiap bulan
pada minggu pertama atau minggu keempat yang melibatkan tenaga kesehatan dan
kader posyandu untuk mencapai hasil yang optimal. Diharapakan posyandu ini
dapat menjangkau masyarakat yang memiliki mobilitas tinggi sehingga masyarakat
juga mampu menjangkau layanan kesehatan lebih baik lagi.
c. Pada komponen output didapatkan bahwa presentase kader posyandu sudah
mencapai 100%, sedangkan untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan di posyandu
belum dapat dilihat secara keseluruhan karena laporan capaian bulan januari
sampai dengan Agustus dalam proses peninjauan dari dinas kesehatan sehingga

12
belum dapat dilihat jumlah masyarakat yang telah menggunakan layanan posyandu
secara menyeluruh karena keterbatasan data.

2) Saran
a. Bagi Puskesmas
Agar dapat meningkatkan cakupan hendaknya puskesmas mengevaluasi setiap
kegiatan dalam program posyandu oleh karena itu puskesmas harus memiliki arsip
sendiri untuk dievaluasi di puskesmas itu sendiri. Selain itu melakukan
pendekatan-pendekatan terhadap kader agar lebih inovatif dan masyarakat agar
mau membantu program dalam mengembangkan program posyandu.

13
Lampiran

14

Anda mungkin juga menyukai