BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
bagian dari sistem saraf otonom (tidak disadari), yang mendominasi saat
stres, memegang peran penting dalam menciptakan tekanan darah tinggi.
Telah menjadi semakin jelas bahwa perubahan gaya hidup bisa menurunkan
kadar kotekolamin, bahan kimia yang berpotensi negatif yang meningkat saat
stres. Kecemasan dan stres emosional meningkatkan tekanan darah pada
banyak orang, namun tidak semua orang, dan walaupun ketegangan tidak
selalu identik dengan hipertensi. Penelitian berulang-ulang menunjukkan
bahwa kecemasan adalah salah satu emosi yang menyebabkan melonjaknya
tekanan darah. (Yundini, 2011). Menurut Alimul (2009), stres dipicu oleh
adanya ketidakcukupan beberapa kebutuhan seperti kebutuhan biologis,
sosial, psikologis, lingkungan, spiritual, ekonomi dan keadaan keluarga.
Banyak penelitian telah diketahui hubungan antara stres dan
hipertensi. Seperti misalnya pada mahasiswa yang mengalami stres
kecemasan menjelang ujian dapat mengalami peningkatan tekanan darah
secara mendadak. Tidak heran pula bila kita pernah mendengar seseorang
mengalami serangan jantung maupun stroke pada saat orang tersebut tidak
dapat mengontrol emosi negatif, seperti amarah (Braverman E. R, 2009).
Hasil penelitian Sugiharto (2011) menyimpulkan adanya hubungan antara
stres dengan kejadian hipertensi yaitu orang yang stres kejiwaan mengalami
hipertensi. Permasalahan lain adalah pada beberapa keadaan seringkali emosi
negatif seperti cemas dan depresi timbul secara perlahan tanpa disadari dan
individu tersebut baru menyadari saat setelah timbul gejala fisik, seperti
misalnya hipertensi.
Data yang diperoleh dari kinerja Puskesmas Dlanggu memberikan
informasi bahwa prevalensi hipertensi di Desa Punggul mencapai 40% pada
wanita berusia di atas 18 tahun (Kinerja Puskesmas Dlanggu, 2016). Berlatar
belakang uraian di atas dan informasi ini maka perlu diadakan suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan antara tingkat stres dengan kejadian
hipertensi pada perempuan ≥18 tahun di desa Punggul.
3
B. Rumusan Masalafh
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah
yang diangkat adalah “ adakah hubungan tingkat stres dengan kejadian
hipertensi pada perempuan ≥18 tahun di desa Punggul Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto Tahun 2017.”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi
pada perempuan ≥18 tahun di desa Punggul Kecamatan Dlanggu
Kabupaten Mojokerto tahun 2017
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat stres pada perempuan ≥18 tahun di desa Punggul
Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun 2017.
b. Mengetahui deskripsi hipertensi pada perempuan ≥18 tahun di desa
Punggul Kecamatan Dlanggu Kabupaten Mojokerto tahun 2017
c. Mengetahui hubungan tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada
Perempuan ≥18 tahun di desa Punggul Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Mojokerto tahun 2017
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti dapat mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari di praktek
dan pekerjaan.
2. Bagi institusi kesehatan dapat dimanfaatkan dan dijadikan sebagai bahan
referensi untuk penyuluhan dan pembinaan pada masyarakat.
3. Bagi masyarakat dapat meningkatkan pengetahuan tentang stres dan
hipertensi.
4. Bagi pengembangan ilmu dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan
referensi untuk perkembangan penelitian selanjutnya.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
1. Definisi hipertensi
4
5
2. Jenis hipertensi
Menurut Hariwijaya (2011) Hipertensi dapat dikelompokkan
menjadi 2 jenis yaitu :
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder yang penyebabnya telah di ketahui
umumnya berupa penyakit atau kerusakan organ yang berhubungan
dengan cairan tubuh, misalnya ginjal yang tidak berfungsi, pemakaian
kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan hormon yang
merupakan faktor pengatur tekanan darah. Dapat di sebabkan oleh
penyakit endokrin, penyakit jantung. Penyebab hipertensi lainnya
yang jarang adalah feokromositoma, yaitu tumor pada kelenjar adrenal
yang menghasilkan hormon ephinefrine (adrenalin) atau
norephinefrin (noradrenalin).
6
3. Klasifikasi hipertensi
2) Gampang marah
4) Sesak nafas
4. Patofisiologi
Aktivitas kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron dari
korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki
peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume cairan
ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl (garam)
dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya
konsentrasi NaCl akan diencerkan kembali dengan cara meningkatkan
volume cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan meningkatkan
volume dan tekanan darah.
Tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah melalui sistem
sirkulasi dilakukan oleh aksi memompa dari jantung (cardiacoutput/CO)
dan dukungan dari arteri (peripheral resistance/PR). Fungsi kerja masing-
masing penentu tekanan darah ini dipengaruhi oleh interaksi dari
berbagai faktor yang kompleks. Hipertensi sesungguhnya merupakan
abnormalitas dari faktor-faktor tersebut, yang ditandai dengan
peningkatan curah jantung dan atau ketahanan periferal (Anggraini,
2011).
8
5. Faktor risiko
Faktor-faktor yang dapat dimasukkan sebagai faktor risiko hipertensi
adalah:
a. Umur : Tekanan darah meningkat Dengan bertambahnya umur, risiko
terjadinya hipertensi meningkat. Meskipun hipertensi bisa terjadi pada
segalausia, namun paling sering dijumpai pada orang berusia 35 tahun
atau lebih (Gunawan, 2001).
b. Ras : Kulit hitam > kulit putih.
c. Urban: Daerah perkotaan > pedesaan.
d. Geografis : Pantai > pegunungan
e. Jenis Kelamin : Pada usia dini tidak terdapat perbedaan tekanan darah
pada pria dan wanita. Akan tetapi mulai dari usia >35 tahun pria
cenderung menunjukkan tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan
wanita (Padmawinata , 2001)
f. Kegemukan : Gemuk > kurus
g. Stres : Type A > B
h. Makanan : Tinggi garam, tinggi lemak,
i. Minuman : Alkohol (Meninggi bila minum > 3x/hr)
j. Kopi : Belum terbukti
k. Rokok
l. Diabetus mellitus
m. Pil KB : Risiko meninggi dengan lamanya pemakaian (± 12 tahun
berturut-turut) (Dinkes, 2012).
B. Stres
1. Definisi stres
Stres adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap
tuntutan beban yang merupakan respon fisiologis, psikologis dan perilaku
dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik
tekanan internal dan eksternal (stresor). Stresor dapat mempengaruhi
9
3. Tingkat stres
1. Stres normal
Stres normal yang merupakan bagian alamiah dari kehidupan.
Misalnya merasakan detak jantung yang lebih keras setelah beraktivitas,
kelelahan setelah mengerjakan tugas, takut tidak lulus ujian (Crowford
& Henry, 2003).
2. Stres ringan
Stresor yang dihadapi yang bisa berlangsung beberapa menit atau
jam. Contohnya adalah dimarahi dosen, kemacetan. Stresor ini dapat
menimbulkan gejala, antara lain kesulitan bernafas, bibir kering, lemas,
11
diri,dan ketegangan jiwa itu akan merangsang kelenjar anak ginjal (corfex)
untuk melepaskan hormon adrenalin dan memacu jantung berdenyut lebih
cepat serta lebih kuat, sehinnga tekanan darah menjadi naik dan aliran darah
ke otak, paru-paru, dan otot perifer, meningkat. Jika stres berlangsung
cukup lama, tubuh akan berusaha mengadaknan penyesuaian sehingga
timbul perubahan patologis (Anggota IKAPI, 2012).
7. Gejala stres
Menurut Amelia (2011), ada beberapa gejala stres, antara lain sebagai
berikut :
a. Hilang minat terhadap kegiatan yang disenangi.
b. Hilang selera makan, yang berujung pada penurunan berat badan.
c. Terlihat lelah, atau kekurangan energi.
d. Memiliki perasaan tidak berharga dan tidak memiliki harapan.
e. Rasa bersalah yang tidak pada tempatnya.
f. Tidak mampu berkonsentrasi dan berpikir jernih.
g. Melankolik (rasa sedih berlebihan), rasa tidak berdaya di pagi hari dan
bergerak lebih lamban.
h. Pusing atau sakit perut.
i. Mempunyai keinginan atau harapan untuk mati, bahkan bunuh diri.
BAB III
FAKTOR LINGKUNGAN
TINGKAT KECUKUPAN
KEBUTUHAN:
1. Biologis
2. Sosial
3. Psikologis
4. Spiritual
5. Ekonomi
6. Keluarga
STRES
Gaya hidup
Olah raga
KEADAAN KESEHATAN
Penyakit jantung
Keseimbangan hormon
Diteliti Kontrasepsi oral
obesitas
Tidak diteliti
Gambar III.1 Kerangka Konsep Hubungan antara Tingkat Stres dengan Kejadian
teliti
Hipertensi pada Perempuan ≥ 18 Tahun di Desa Punggul Kecamatan Dlanggu,
Kabupaten Mojokerto, 2017.
14
15
B. Hipotesis Penelitian
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan ≥18 tahun di
Desa Punggul sebesar 1,247 kepala keluarga (KK).
2. Sampel
a. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan rumus yang
sebagai berikut (Dahlan, M, 2010):
n = Zα2 X p X q
d2
= (1,96)2 X 0,40 X 0,60
(0,1)2
17
18
= 0,92
0,01
= 92,1
= 93 IRT
Keterangan :
Zα : Standar deviasi dengan standar confidence level 95%
adalah 1,96
p : proporsi perempuan ≥18 tahun yang menderita
hipertensi (40%).
q : proporsi perempuan ≥18 tahun yang tidak menderita
hipertensi (60%).
d : presisi sebesar 0,1.
D. Variabel
1. Variabel independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah adalah tingkat stres
pada perempuan ≥18 tahun di desa Punggul Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Mojokerto Tahun 2017.
2. Variabel dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hipertensi pada
perempuan ≥18 tahun di desa Punggul Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Mojokerto Tahun 2017.
20
E. Definisi Operasional
F. Prosedur Penelitian
a. Persiapan penelilitan
c. Informed consent
i. Laporan Penelitian
3. Pengumpulan data
a. Data yang dikumpulkan/diperlukan
1) Data Primer
Diperoleh dari kuisioner langsung yang diberikan kepada
responden.
2) Data Sekunder
Diperoleh dari dokumen yang ada di Puskesmas Dlanggu, kantor
Desa Punggul dan sumber data lain yang diperlukan.
b. Jadwal waktu pengumpulan data
Penelitian ini dilakukan pada bulan September tahun 2017.
E. Analisis Data
Analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan analisis
Gabby, 2015).
24
BAB V
HASIL PENELITIAN
B. Karateristik Responden
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner di Desa Punggul, diperoleh
data yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
1. Umur responden
24
25
Umur
40.9
59.1 < 50
≥ 50 tahun
Tingkat Pendidikan
Tinggi
36.5
Rendah
63.5
3. Tekanan darah
Tekanan Darah
29.1
Tinggi
70.9
Rendah
4. Tingkat Stres
Tingkat Stres
4.31
19.35 Stres Normal
Stres Ringan
76.34 Stres Berat
5. Faktor Stres
Tabel V.5 Distribusi Responden Berdasarkan Faktor Stres di Desa
Punggul, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto
Faktor Stres Frekuensi Persentase %
Biologis 5 5.38
Sosial 17 18.28
Psikologis 37 39.78
Spiritual 1 1.08
Ekonomi 10 10.75
Keluarga 23 24.73
Total 93 100.0
Sumber: Hasil Survei, 2017
Faktor Stres
5.38
Biologis
24.73 18.28 Sosial
Psikologis
10.75 Spiritual
39.78 Ekonomi
1.08 Keluarga
Tabel V.5 dan gambar V.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
(39,78%) di Desa Punggul mengalami stres karena faktor psikologis.
Ditinjau dari segi faktor biologis terdapat 5 responden dan 20% diantaranya
mengalami stres ringan (Tabel V.6)
C. Analisis
Setelah diketahui karakteristik masing-masing variabel (univariat)
analisis diteruskan dengan uji Spearman Correlation testuntuk menguji
hipotesis sbb:
Ho. : tidak ada hubungan antara tingkat stres dengan kejadian hipertensi pada
perempuan ≥18 tahun di desa Punggul di Kecamatan Dlanggu Kabupaten
Mojokerto Tahun 2017.
31
Tabel V.12 Tekanan Darah menurut tingkat stres pada perempuan usia ≥
18 tahun di Desa Punggul, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto
Tekanan darah
Tingkat Stres Total p value
Non hipertensi Hipertensi
BAB VI
PEMBAHASAN
32
33
stressfull. Bagi beberapa individu situasi stresfull hanya sedikit, singkat dan
kurang berpengaruh, namun bagi individu lain,
Berburuk sangka, frustasi (kekecewaan karena gagal memperoleh sesuatu
yang diinginkan), hasut (iri hati/dendam), sikap permusuhan, perasaan cemburu,
konflik pribadi dan keinginan yang diluar kemampuan merupakan beberapa
contoh faktor psikologis yang dapat memicu terjadinya hipertensi (Yusuf, 2004 ).
Stresor spiritual berhubungan dengan kedirian manusia. Stresor ini timbul
karena kecintaan manusia yang mendalam terhadap dirinya sendiri. Hal yang
paling membentuk manusia stres adalah ketakutan akan kematian dan rasa cinta
terhadap kedudukan, harta dan sesama manusia (Pedak, 2009).
Masalah keuangan (kondisi sosial-ekonomi) yang tidak sehat, misalnya:
pendapatan jauh lebih rendah dari pengeluaran, terlibat hutang, kebangkrutan
usaha dan soal warisan juga merupakan pemicu terjadinya hipertensi (Yusuf,
2004).
Perilaku kebutuhan dan kepribadian tiap anggota keluarga memengaruhi
interaksi diantara anggota keluarga, kadang-kadang menimbulkan stres. Konflik
interpersonal dapat muncul dari masalah keuangan, dari perilaku yang tidak dapat
diperhatikan, atau dari tujuan yang bertentangan. Ini dapat dilihat dari berebut
program TV diantara saudara, atau orang tua menghadapi anak-anak yang
memainkan musik dengan keras. Hidup dalam rumah tangga yang terlalu ramai,
menambah konflik secara pribadi dan penggunaan sumber-sumber keluarga.
Disamping itu peristiwa yang dapat menimbulkan konflik di dalam keluarga
adalah penambahan anggota keluarga, keadaan sakit, ketidakmampuan, dan
kematian dalam keluarga (Sarafino, 1990).
Dalam penelitian ini masyarakat di Desa Punggul dalam mengisi kuisioner
banyak yang mengalami permasalahan dalam bidang psikologi sehingga membuat
masyarakat tersebut menunjukkan tanda dari stres.
Kelemahan dalam penelitian ini adalah metode pengambilan sampel yang
menggunakan random sampling area yang mengindikasikan bahwa sampel tidak
sepenuhnya mewakili populasi. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang
menyatakan bahwa responden yang menderita hipertensi sebesar 29% (Tabel
V.12) sementara data awal dari Puskesmas menyatakan bahwa prevalensi
35
BAB VII
A. Kesimpulan
B. Saran - saran
36
37
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, D.R. 2011. Relaps pada Pasien skizoprenia. Jurnal Ilmiah Psikologi.
Jakarta : salemba Medika.
Banjari, A.R.A. 2009. Pengaruh latihan pasrah diri (LPD) terhadap kadar CRP
pada pasien DM dengan hipertensi, dislipidemia dan gejala depresi.Jakarta :
Salemba Medika.
Braverman, E.R. 2009. Dua Penyebab Penyakit Jantung Tekanan Darah Tinggi
dan Kenaikan Kadar Kolesterol. Jakarta : PT Buana Ilmu Komputer.
38
39
Susalit E, Kapojos JE & Lubis HR. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam II.
Jakarta : Balai penerbit FKUI; 2011.
WHO and JNC 7. Klasifikasi Hipertensi. Diakses dari www. Serene. Me. Uk.
Pada tanggal 16 September 2017.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Rapika Aditama.
Yosep, Iyus. 2011. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT Rapika Aditama.
Yusuf Syamsu. 2004. Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung : PT.
Remaja Rosdakarya.
Widyastuti, p. 1999. Manajemen stres, National Safety Council. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.