Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu agenda reformasi keuangan negara adalah adanya pergeseran


sistem penganggaran dari pengganggaran tradisional menjadi pengganggaran berbasis
kinerja. Dengan basis kinerja ini, arah penggunaan dana pemerintah menjadi lebih jelas
dari sekedar membiayai input dan proses menjadi berorientasi pada output. Perubahan ini
penting mengingat kebutuhan dana yang makin tinggi tetapi sumber daya pemerintah
terbatas.

Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang dianut oleh
pemerintahan modern di berbagai negara. Mewirausahakan pemerintah (enterprising the
government) adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan
publik untuk mendorong peningkatan pelayanan. Ketentuan tentang penganggaran tersebut
telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentangPerbendaharaan


Negaramembuka koridor baru bagi penerapan basis kinerja di lingkungan pemerintah.
Dengan Pasal 68 dan Pasal 69 Undang-Undang tersebut, instansi pemerintah yang tugas
pokok dan fungsinya memberi pelayanan kepada masyarakat dapat menerapkan pola
pengelolaan keuangan yang fleksibel dengan mengutamakan produktivitas, efisiensi, dan
efektivitas.

Prinsip-prinsip pokok yang tertuang dalam kedua undang-undang tersebut menjadi


dasar instansi pemerintah untuk menerapkan pengelolaan keuangan BLU. BLU diharapkan
dapat menjadi langkah awal dalam pembaharuan manajemen keuangan sektor publik, demi
meningkatkan pelayanan pemerintah kepada masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang kamu ketahui tentang Ruang Lingkup Akuntansi BLU?
2. Apa yang kamu ketahui tentang Pengertian Akuntansi, BLU dan Contoh BLU?
3. Apa yang kamu ketahui tentang Pentingnya Akuntansi BLU?
4. Apa yang kamu ketahui tentang Proses Akuntansi BLU?
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 2

1.3 Tujuan Penulisan


1. Mengetahui dan mampu tentang Ruang Lingkup Akuntansi BLU
2. Mengetahui dan mampu tentang Pengertian Akuntansi, BLU dan Contoh BLU
3. Mengetahui dan mampu tentang Pentingnya Akuntansi BLU
4. Mengetahui dan mampu tentang Proses Akuntansi BLU
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ruang Lingkup Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU)

A. Tujuan BLU

BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka


memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi dan
produktivitas, dan penerapan praktik bisnis yang sehat.

B. Asas

Asas BLU adalah sebagai berikut:

1. BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah


untuk tujuan pemberian layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang bersangkutan;

2. BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan kementerian


negara/lembaga/pemerintah daerah dan karenanya status hukum BLU tidak terpisah
dari kementerian negara/lembaga/pemerintah daerah sebagai instansi induk.

3. Menteri/pimpinan lembaga/gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas


pelaksanaan kebijakan penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.

4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota.

5. BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan pencarian keuntungan.

6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 4

7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang
sehat.

C. Dasar Hukum

Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, pasal 68


dan 69;

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan


Tanggung Jawab Keuangan Negara;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan


Layanan Umum;

Peraturan Menteri Keuangan

1. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7/PMK.02/2006 tentang Persyaratan


Administratif Dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah untuk Menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
(dicabut dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007);

2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 8/PMK.02/2006 tentang Kewenangan


Pengadaan Barang/Jasa pada Badan Layanan Umum;

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 9/PMK.02/2006 tentang Pembentukan Dewan


Pengawas pada Badan Layanan Umum (dicabut dengan Peraturan Menteri
Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007);

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 tentang Pedoman


Penetapan Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas,
dan Pegawai Badan Layanan Umum sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007;

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 66/PMK.02/2006 tentang Tata Cara


Penyusunan, Pengajuan, Penetapan, dan Perubahan Rencana Bisnis dan Anggaran
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 5

serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum (dicabut


dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009);

6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 73/PMK.05/2007 tentang Perubahan atas


Peraturan Menteri Keuangan Nomor 10/PMK.02/2006 Tentang Pedoman Penetapan
Remunerasi bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan
Umum;

7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 109/PMK.05/2007 tentang Pembentukan


Dewan Pengawas pada Badan Layanan Umum;

8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 tentang Persyaratan


Administratif dalam Rangka Pengusulan dan Penetapan Satuan Kerja Instansi
Pemerintah untuk Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.05/2008 tentang Pedoman Akuntansi


dan Pelaporan Keuangan BLU;

10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 tentang Pedoman


Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian Negara/Lembaga (diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009);

11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Revisi
DIPA untuk Satuan Kerja BLU Tahun Anggaran 2008;

12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Pelaksanaan AnggaranBadan Layanan Umum (dicabut
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011);

13. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.05/2009 tentang Pengelolaan


Pinjaman pada BLU;

14. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.05/2009 tentang Pedoman


Pemberian Bonus Atas Prestasi bagi Rumah Sakit Eks-Perjan yang Menerapkan
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum;

15. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 218/PMK.05/2009 tentang Perubahan


atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 99/PMK.05/2008 tentang Pedoman
Pengelolaan Dana Bergulir Pada Kementrian Negara/Lembaga;
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 6

16. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 230/PMK.05/2009 tentang Penghapusan


Piutang BLU;

17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;

Peraturan Dirjen Perbendaharaan

1. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-30/PB/2011 tentang Mekanisme


Pengesahan Pendapatan dan Belanja Satuan Kerja Badan Layanan Umum;

2. Peraturan Dirjen Perbendaharaan Nomor PER-55/PB/2011 tentang Tata Cara Revisi


Rencana Bisnis dan Anggaran Definitif dan Revisi Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran Badan Layanan Umum;

D. Karakteristik

1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang


dipisahkan);

2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik;

3. Tidak bertujuan mencari keuntungan;

4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi;

5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsolidasikan pada instansi


induk;

6. Pendapatan dan sumbangan dapat digunakan langsung;

7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan non-PNS;

8. Bukan sebagai subjek pajak.


MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 7

E. Persyaratan

Persyaratan Substantif

1. Menyelenggarakan tugas pokok dan fungsiyang berhubungan dengan:

a. Penyediaan barang atau jasa layanan umum, seperti pelayanan di bidang


kesehatan, penyelenggaraan pendidikan, serta pelayanan jasa penelitian dan
pengembangan (litbang);

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan


perekonomian masyarakat atau layanan umum seperti otorita dan Kawasan
Pengembangan Ekonomi Terpadu (Kapet); atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi atau pelayanan


kepada masyarakat, seperti pengelola dana bergulir untuk usaha kecil dan
menengah.

2. Bidang layanan umum yang diselenggarakan bersifat operasional yang menghasilkan


semi barang/jasa publik (quasi public goods)

3. Dalam kegiatannya tidak mengutamakan keuntungan.

Persyaratan Teknis

1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan

2. Kinerja keuangan satker instansi yang bersangkutan sehat sebagaimana ditunjukan


dalam dokumen usulan penetapan BLU.

Persyaratan Administratif

1. Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan


manfaat bagi masyarakat. Pernyataan tersebut disusun sesuai dengan format yang
tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Keuangan Nomor 119/PMK.05/2007 dan
bermaterai, ditandatangani oleh pimpinan satker Instansi Pemerintah yang mengajukan
usulan untuk menerapkan PPK-BLU dan disetujui oleh menteri/pimpinan
lembaga terkait.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 8

2. Pola tata kelola. Merupakan peraturan internal satuan kerjaInstansi Pemerintah yang
menetapkan:

1. Organisasi dan tata laksana, yang memuat antara lain struktur organisasi, prosedur
kerja, pengelompokan fungsi yang logis, ketersediaan dan pengembangan sumber daya
manusia;

2. Akuntabilitas, yaitu mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta


pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada satuan kerja Instansi Pemerintah
bersangkutan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik,
meliputi akuntabilitas program, kegiatan, dan keuangan;

3. Transparansi, yaitu adanya kejelasan tugas dan kewenangan, dan ketersediaan


informasi kepada publik.

 Rencana strategisbisnis, mencakup:

1. visi, yaitu suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan;

2. misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik;

3. program strategis, yaitu program yang berisi proses kegiatan yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau mungkin timbul; dan

4. kesesuaian visi, misi, program, kegiatan, dan pengukuran pencapaian kinerja;

5. indikator kinerja lima tahunan berupa


indikator pelayanan, keuangan, administrasi, dan Sumber Daya Manusia;

6. pengukuran pencapaian kinerja, yaitu pengukuran yang dilakukan dengan


menggambarkan apakah hasil kegiatan tahun berjalan dapat tercapai dengan
disertai analisis atas faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi
tercapainya kinerja tahun berjalan.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 9

 Laporan keuangan pokok, terdiri atas:

1. Kelengkapan laporan:

a. Laporan Realisasi Anggaran/Laporan Operasional Keuangan, yaitu


laporan yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumber daya ekonomi yang dikelola, serta menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu periode
pelaporan yang terdiri atas unsur pendapatan dan belanja;

b. Neraca/Prognosa Neraca, yaitu dokumen yang menggambarkan posisi


keuangan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu;

c. Laporan Arus Kas, yaitu dokumen yang menyajikan informasi kas


sehubungan dengan aktivitas operasional, investasi, dan transaksi
nonanggaran yang menggambarkan saldo
awal, penerimaan, pengeluaran, dan saldo akhirkas selama periode
tertentu;

d. Catatan atas Laporan Keuangan, yaitu dokumen yang berisi penjelasan


naratif atau rincian dari angka yang tertera dalam Laporan Realisasi
Anggaran, Neraca/Prognosa Neraca, dan Laporan Arus Kas, disertai
laporan mengenai kinerja keuangan.

2. Kesesuaian dengan standar akuntansi;

3. Hubungan antarlaporan keuangan.

4. Kesesuaian antara keuangan dan indikator kinerja yang ada di rencana


strategis;

5. Analisis laporan keuangan.

 Standar Pelayanan Minimum (SPM) merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi
oleh satuan kerja instansi pemerintah untuk menerapkan PK BLU.
SPM ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang harus mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan biaya serta kemudahan memperoleh
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 10

layanan.
SPM sekurang-kurangnya mengandung unsur:

1. Jenis kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh satker. Jenis kegiatan merupakan
pelayanan yang diberikan oleh satker baik pelayanan ke dalam (satker itu sendiri)
maupun pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Jenis kegiatan ini
merupakan tugas dan fungsi dari satker yang bersangkutan.

2. Rencana Pencapaian SPM. Satuan kerja menyusun rencana pencapaian SPM yang
memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu
pencapaian SPM sesuai dengan peraturan yang ada.

3. Indikator pelayanan. SPM menetapkan jenis pelayanan dasar, indikator SPM dan
batas waktu pencapaian SPM.

4. Adanya tanda tangan pimpinan satuan kerja yang bersangkutan


dan menteri/pimpinan lembaga.

 Laporan audit terakhir, merupakan laporan auditor tahun terakhir sebelum satuan
kerja instansi pemerintah yang bersangkutan diusulkan untuk menerapkan PK BLU.
Dalam hal satuan kerja instansi pemerintah tersebut belum pernah diaudit, satuan
kerja instansi pemerintah dimaksud harus membuat pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independenyang disusun dengan mengacu pada formulir yang
telah ditetapkan.

2.2 Pengertian Akuntansi, Badan Layanan Umum (BLU) dan Contoh Badan
Layanan Umum (BLU)

A. Pengertian Akuntansi

Akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi


ekonomi, untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas
bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

Akuntansi sebagai seni :

Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 11

menafsirkan hasil-hasilnya, dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara
menerapkannya.

Akuntansi sebagai sains :

Akuntansi sebagai bidang pengetahuan yang menjelaskan fenomena akuntansi secara


objektif, apa adanya, dan bebas nilai.

Akuntansi sebagai teknologi :

Penggunaan pengetahuan ilmiah dalam suatu wilayah negara untuk menyediakan


informasi keuangan dalam rangka mencapai tujuan sosial dan ekonomik. Perekayasaan
pelaporan keuangan dalam suatu masyarakat (negara) dalam rangka pencapaian tujuan
Negara.

B. Pengertian BLU

BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang dibentuk untuk memberikan


pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa
mengutamakan mencari keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas

BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. BLU di daerah
disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat BLUD).

karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit
organisasi atau institusi pemerintah lainnya[2], yakni:

1. BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Oleh karena BLU menyediakan barang dan jasa kepada
masyarakat maka ada pendapatan yang diperoleh oleh BLU dari biaya yang dibebankan
kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini merupakan Penerimaan Bukan Pajak/PNBP
sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain Pendapatan Asli Daerah/PAD yang sah
bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu banyak organisasi yang
bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya organisasi pemerintah yang
membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan dan sebagainya, sehingga
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 12

organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas layanan
yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan. Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah
diperkenankan untuk menerapkan praktik bisnis seperti dalam yang umum dilakukan oleh
dunia bisnis/swasta. Akan tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi bisnis,
BLU tidak diperkenankan mencari keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas. Karakteristik ini jauh berbeda
dari instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan layanannya mengedepankan
kepada penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan tersebut mencapai
sasaran dengan tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran bukanlah target karena
surplus/kelebihan anggaran dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya untuk
peningkatan kualitas layanannya.
4. Adanya fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU, yakni: fleksibilitas
dalam hal pengelolaan keuangan, fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia
dan fleksibilitas dalam hal pengelolaan dan pengadaan aset/barang.
5. BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Ketentuan
ini merupakan semangat otonomi yang diberikan kepada BLU untuk "bisa melanggar"
ketentuan dalam keuangan negara. Contohnya adalah BLU diperkenankan untuk
menggunakan secara langsung penerimaannya (PNBP bagi BLU Pusat atau lain-lain PAD
yang sah bagi BLUD).

C. Contoh Badan Layanan Umum

Seperti yang telah diuraikan, BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Contoh instansi
pemerintah yang menjadi BLU pada umumnya adalah rumah sakit dan perguruan tinggi
negeri selaku penyelenggara pendidikan.

Daftar perguruan tinggi negeri yang berstatus BLU dapat Anda lihat pada Badan
Layanan Umum yang kami akses dari laman Direktorat Pembinaan Pengelolaan
Keuangan BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Antara lain: Universitas
Negeri Jakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 13

Universitas Negeri Surabaya, Universitas Andalas, Universitas Udayana, Universitas


Negeri Padang, Universitas Terbuka.

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam Pasal 65 ayat
(1) UU 12/2012 disebutkan sebagai berikut:

“Penyelenggaraan otonomi Perguruan Tinggi dapat diberikan secara selektif


berdasarkan evaluasi kinerja oleh Menteri kepada Perguruan Tinggi Negeri dengan
menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum atau dengan
membentuk Perguruan Tinggi Negeri badan hukum untuk menghasilkan Pendidikan
Tinggi bermutu.

Jadi, tidak semua perguruan tinggi itu berstatus BLU, ada juga yang berstatus Badan
Hukum.

2.3 Pentingnya Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU)

Adapun alasan mengapa BLU diperlukan adalah:

 Dapat dilakukan peningkatan pelayananinstansi pemerintah kepada masyarakat dalam


rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Instansi pemerintah dapat memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi danproduktivitas dengan menerapkan praktik bisnis yang
sehat;
 Dapat dilakukan pengamanan atas asetnegara yang dikelola oleh instansi terkait.

2.4 Proses Akuntansi Badan Layanan Umum (BLU)

A. PERSYARATAN, PENETAPAN, DAN PENCABUTAN

Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-
BLU apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan


menyelenggarakan layanan umum yang berhubungan dengan:
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 14

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum;

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian


masyarakat atau layanan umum; dan/atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan


kepada masyarakat.

Persyaratan teknis terpenuhi apabila:

a. kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan

b. kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.

Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi pemerintah yang bersangkutan dapat


menyajikan seluruh dokumen berikut:

a. pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan, dan


manfaat bagi masyarakat;

b. pola tata kelola;

c. rencana strategis bisnis;

d. laporan keuangan pokok;

e. standar pelayanan minimum; dan

f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.

Dokumen tersebut disampaikan kepada menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD untuk


mendapatkan persetujuan sebelum disampaikan kepada Menteri Keuangan/
gubernur/bupati /walikota, sesuai dengan kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut
mengenai persyaratan administratif diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 15

Proses penetapan PPK-BLU adalah sebagai berikut:

1. Menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD mengusulkan instansi pemerintah yang


memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif untuk menerapkan PPK-BLU
kepada Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya.

2. Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota menetapkan instansi pemerintah yang


telah memenuhi persyaratan untuk menerapkan PPK-BLU.

3. Penetapan tersebut dapat berupa pemberian status BLU secara penuh atau status BLU
bertahap.

4. Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi dengan
memuaskan.

5. Status BLU-Bertahap diberikan apabila persyaratan substantif dan teknis telah


terpenuhi, namun persyaratan administratif belum terpenuhi secara memuaskan.

6. Status BLU-Bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.

7. Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,


memberi keputusan penetapan atau surat penolakan terhadap usulan penetapan BLU
paling lambat 3 bulan sejak diterima dari menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD.

Adapun penerapan PPK-BLU berakhir bila:

a. dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota sesuai dengan


kewenangannya;

b. dicabut oleh Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota berdasarkan usul dari


menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya; atau

c. berubah statusnya menjadi badan hukum dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 16

Pencabutan penerapan PPK-BLU dilakukan apabila BLU yang bersangkutan sudah tidak
memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan/atau administratif.

Pencabutan status dilakukan berdasarkan penetapan ketentuan peraturan


perundang-undangan, yaitu:

1. Menteri Keuangan/gubernur/bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya,


membuat penetapan pencabutan penerapan PPK-BLU atau penolakannya paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal usul diterima. Dalam hal jangka waktu 3 (tiga)
bulan terlampaui, usul pencabutan dianggap ditolak.
2. Instansi pemerintah yang pernah dicabut dari status PPK-BLU dapat diusulkan
kembali untuk menerapkan PPK-BLU sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4
PP No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
3. Dalam rangka menilai usulan penetapan dan pencabutan, Menteri
Keuangan/gubernur/ bupati/walikota, sesuai dengan kewenangannya, menunjuk
suatu tim penilai
B. Pola Pengelolaan Keuangan BLU

Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara pada umumnya.

Yang dimaksud dengan praktik bisnis yang sehat adalah proses penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan.

Instansi pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap pola pengelolaan keuangan


BLU adalah Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Ditjen
Perbendaharaan.

C. Pejabat Pengelola

BLU dikelola oleh Pejabat Pengelola BLU yang terdiri atas:


MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 17

1. Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLU
yang berkewajiban:

1. menyiapkan rencana strategis bisnis BLU;


2. menyiapkan RBA tahunan;
3. mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan ketentuan yang
berlaku; dan
4. menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan BLU.

 Pejabat Keuangan BLU


Pejabat keuangan BLU berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan yang
berkewajiban :

1. mengkoordinasikan penyusunan RBA;


2. menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU;
3. melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja;
4. menyelenggarakan pengelolaan kas;
5. melakukan pengelolaan utang-piutang;
6. menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap, dan investasi BLU;
7. menyelenggarakan sistem informasi manajemen keuangan; dan
8. menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 18

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. BLU di
daerah disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat BLUD).

Adapun alasan mengapa BLU diperlukan adalah:

 Dapat dilakukan peningkatan pelayananinstansi pemerintah kepada masyarakat dalam


rangka memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa;
 Instansi pemerintah dapat memperoleh fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi danproduktivitas dengan menerapkan praktik bisnis
yang sehat;
 Dapat dilakukan pengamanan atas aset negara yang dikelola oleh instansi terkait

3.2 Daftar Pustaka


https://www.google.co.id/amp/s/dcmaria.wordpress.com/2012/09/18/akuntansi-
badan-layanan-umum-blu/amp/
https://www.google.co.id/amp/s/drummerfan.wordpress.com/2010/01/16/blu-badan-
layanan-umum/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Badan_Layanan_Umum
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt581196805bd82/badan-layanan-umum-
(blu)-dan-ruang-lingkupnya

Anda mungkin juga menyukai