Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
Penganggaran yang berorientasi pada output merupakan praktik yang dianut oleh
pemerintahan modern di berbagai negara. Mewirausahakan pemerintah (enterprising the
government) adalah paradigma yang memberi arah yang tepat bagi sektor keuangan
publik untuk mendorong peningkatan pelayanan. Ketentuan tentang penganggaran tersebut
telah dituangkan dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tujuan BLU
B. Asas
4. Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan
pemberian layanan umum yang didelegasikan kepadanya oleh Menteri/pimpinan
lembaga/gubernur/bupati/walikota.
6. Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan kinerja dan BLU disusun
dan disajikan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana kerja dan
anggaran serta laporan keuangan dan kinerja kementerian
negara/lembaga/SKPD/pemerintah daerah.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 4
7. BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan dengan praktik bisnis yang
sehat.
C. Dasar Hukum
11. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 197/PMK.05/2008 tentang Tata Cara Revisi
DIPA untuk Satuan Kerja BLU Tahun Anggaran 2008;
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.05/2009 tentang Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Pelaksanaan AnggaranBadan Layanan Umum (dicabut
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011);
17. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.05/2011 tentang Rencana Bisnis dan
Anggaran serta Pelaksanaan Anggaran Badan Layanan Umum;
D. Karakteristik
4. Dikelola secara otonom dengan prinsip efisien dan produktivitas ala korporasi;
E. Persyaratan
Persyaratan Substantif
Persyaratan Teknis
1. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan ditingkatkan
pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/pimpinan
lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
Persyaratan Administratif
2. Pola tata kelola. Merupakan peraturan internal satuan kerjaInstansi Pemerintah yang
menetapkan:
1. Organisasi dan tata laksana, yang memuat antara lain struktur organisasi, prosedur
kerja, pengelompokan fungsi yang logis, ketersediaan dan pengembangan sumber daya
manusia;
1. visi, yaitu suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan;
2. misi, yaitu sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan sesuai visi yang
ditetapkan, agar tujuan organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik;
3. program strategis, yaitu program yang berisi proses kegiatan yang berorientasi
pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5
(lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada
atau mungkin timbul; dan
1. Kelengkapan laporan:
Standar Pelayanan Minimum (SPM) merupakan ukuran pelayanan yang harus dipenuhi
oleh satuan kerja instansi pemerintah untuk menerapkan PK BLU.
SPM ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga dalam rangka penyelenggaraan
kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang harus mempertimbangkan kualitas
layanan, pemerataan, dan kesetaraan layanan biaya serta kemudahan memperoleh
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 10
layanan.
SPM sekurang-kurangnya mengandung unsur:
1. Jenis kegiatan atau pelayanan yang diberikan oleh satker. Jenis kegiatan merupakan
pelayanan yang diberikan oleh satker baik pelayanan ke dalam (satker itu sendiri)
maupun pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Jenis kegiatan ini
merupakan tugas dan fungsi dari satker yang bersangkutan.
2. Rencana Pencapaian SPM. Satuan kerja menyusun rencana pencapaian SPM yang
memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada batas waktu
pencapaian SPM sesuai dengan peraturan yang ada.
3. Indikator pelayanan. SPM menetapkan jenis pelayanan dasar, indikator SPM dan
batas waktu pencapaian SPM.
Laporan audit terakhir, merupakan laporan auditor tahun terakhir sebelum satuan
kerja instansi pemerintah yang bersangkutan diusulkan untuk menerapkan PK BLU.
Dalam hal satuan kerja instansi pemerintah tersebut belum pernah diaudit, satuan
kerja instansi pemerintah dimaksud harus membuat pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independenyang disusun dengan mengacu pada formulir yang
telah ditetapkan.
2.2 Pengertian Akuntansi, Badan Layanan Umum (BLU) dan Contoh Badan
Layanan Umum (BLU)
A. Pengertian Akuntansi
Akuntansi adalah seni mencatat, menggolongkan dan meringkas transaksi dan kejadian
yang bersifat keuangan dengan cara tertentu dan dalam bentuk satuan uang, serta
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 11
menafsirkan hasil-hasilnya, dikatakan sebagai seni maka yang dimaksud adalah cara
menerapkannya.
B. Pengertian BLU
BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. BLU di daerah
disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat BLUD).
karakteristik khusus yang membedakan antara Badan Layanan Umum dengan unit
organisasi atau institusi pemerintah lainnya[2], yakni:
1. BLU merupakan instansi pemerintah yang menyediakan barang dan jasa yang bersentuhan
langsung dengan masyarakat. Oleh karena BLU menyediakan barang dan jasa kepada
masyarakat maka ada pendapatan yang diperoleh oleh BLU dari biaya yang dibebankan
kepada konsumennya. Pendapatan BLU ini merupakan Penerimaan Bukan Pajak/PNBP
sedangkan pendapatan BLUD merupakan lain-lain Pendapatan Asli Daerah/PAD yang sah
bagi suatu daerah. Dalam birokrasi pemerintah ada begitu banyak organisasi yang
bertindak bukan sebagai penyedia barang dan jasa misalnya organisasi pemerintah yang
membuat regulasi, penegakan hukum/peradilan, pertahanan dan sebagainya, sehingga
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 12
organisasi ini tidak akan menerima pendapatan langsung dari masyarakat atas layanan
yang diberikan.
2. BLU harus menjalankan praktik bisnis yang sehat tanpa mengutamakan pencarian
keuntungan. Ini karakteristik yang sangat spesial sekali karena instansi pemerintah
diperkenankan untuk menerapkan praktik bisnis seperti dalam yang umum dilakukan oleh
dunia bisnis/swasta. Akan tetapi walaupun diselenggarakan sebagaimana institusi bisnis,
BLU tidak diperkenankan mencari keuntungan (not-for-profit).
3. BLU dijalankan dengan prinsip efisien dan produktivitas. Karakteristik ini jauh berbeda
dari instansi pemerintah biasa yang dalam penyelenggaraan layanannya mengedepankan
kepada penyerapan anggaran yang sangat tinggi, terlepas kegiatan tersebut mencapai
sasaran dengan tepat atau tidak. Pada BLU penyerapan anggaran bukanlah target karena
surplus/kelebihan anggaran dapat digunakan kembali pada tahun berikutnya untuk
peningkatan kualitas layanannya.
4. Adanya fleksibilitas dan otonomi dalam menjalankan operasional BLU, yakni: fleksibilitas
dalam hal pengelolaan keuangan, fleksibilitas dalam pengelolaan sumber daya manusia
dan fleksibilitas dalam hal pengelolaan dan pengadaan aset/barang.
5. BLU dikecualikan dari ketentuan pengelolaan keuangan negara pada umumnya. Ketentuan
ini merupakan semangat otonomi yang diberikan kepada BLU untuk "bisa melanggar"
ketentuan dalam keuangan negara. Contohnya adalah BLU diperkenankan untuk
menggunakan secara langsung penerimaannya (PNBP bagi BLU Pusat atau lain-lain PAD
yang sah bagi BLUD).
Seperti yang telah diuraikan, BLU adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan. Contoh instansi
pemerintah yang menjadi BLU pada umumnya adalah rumah sakit dan perguruan tinggi
negeri selaku penyelenggara pendidikan.
Daftar perguruan tinggi negeri yang berstatus BLU dapat Anda lihat pada Badan
Layanan Umum yang kami akses dari laman Direktorat Pembinaan Pengelolaan
Keuangan BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan. Antara lain: Universitas
Negeri Jakarta, Universitas Negeri Semarang, Universitas Sebelas Maret Surakarta,
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 13
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Dalam Pasal 65 ayat
(1) UU 12/2012 disebutkan sebagai berikut:
Jadi, tidak semua perguruan tinggi itu berstatus BLU, ada juga yang berstatus Badan
Hukum.
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-
BLU apabila memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
a. kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLU sebagaimana direkomendasikan oleh
menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD sesuai dengan kewenangannya; dan
b. kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan adalah sehat sebagaimana
ditunjukkan dalam dokumen usulan penetapan BLU.
f. laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk diaudit secara independen.
3. Penetapan tersebut dapat berupa pemberian status BLU secara penuh atau status BLU
bertahap.
4. Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh persyaratan telah dipenuhi dengan
memuaskan.
c. berubah statusnya menjadi badan hukum dengan kekayaan negara yang dipisahkan.
MAKALAH AKUNTANSI BADAN LAYANAN UMUM (BLU) 16
Pencabutan penerapan PPK-BLU dilakukan apabila BLU yang bersangkutan sudah tidak
memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan/atau administratif.
Pola pengelolaan keuangan pada BLU merupakan pola pengelolaan keuangan yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-praktik bisnis
yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan
kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan
pengelolaan keuangan negara pada umumnya.
Yang dimaksud dengan praktik bisnis yang sehat adalah proses penyelenggaraan fungsi
organisasi berdasarkan kaidah-kaidah manajemen yang baik dalam rangka pemberian
layanan yang bermutu dan berkesinambungan.
C. Pejabat Pengelola
1. Pemimpin BLU
Pemimpin berfungsi sebagai penanggung jawab umum operasional dan keuangan BLU
yang berkewajiban:
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Layanan Umum (BLU) adalah instansi di lingkungan Pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan dan dalam
melakukan kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas
BLU terdapat di lingkungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. BLU di
daerah disebut Badan Layanan Umum Daerah (disingkat BLUD).