Anda di halaman 1dari 38

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem Pengangkat (Hoisting System) merupakan salah satu dari antara
komponen-komponen utama dari suatu rig. Tugasnya adalah membantu sistem
peralatan pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat yang
sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan
rangkaian pemboran, juga menggantung beban yang sangat berat dari peralatan
Sistem pemutar (Rotary System).
Sistem pengangkat (Hoisting System) mempunyai fungsi khusus dalam suatu
pemboran, dengan dipelajari sistem pengangkat (Hoisting System) maka secara
langsung kita dapat memahami cara kerja dan juga dapat mengoperasikan
peralatan tersebut di dalam pelaksanaan suatu pemboran dengan baik dan benar
sesuai dengan fungsi dan cara kerjanya.
Pelaksanaan Kerja Praktek (KP) sistem pengangkat (Hoisting System)
dilakukan di Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
“PUSDIKLAT MIGAS” dengan sarana dan prasarana yang memadai, sehingga
proses pekerjaan dan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

1.2 Tujuan Kerja Praktek


Adapun tujuan khusus Kerja Praktek dengan judul
“Hoisting System Pada Menara Pengeboran Portable Mast R-600” adalah agar:
1. Dapat mempelajari peralatan pemboran yang ada di PUSDIKLAT MIGAS
khususnya Peralatan Hoisting
2. Dapat mengenal dan melihat secara langsung Peralatan-peralatan Hoisting
yang ada di PUSDIKLAT MIGAS.

1
1.3 Ruang Lingkup dan batasan masalah
Ruang lingkup kegiatan Kerja Praktek ini dibatasi hanya pada tinjauan
Peralatan Hoisting di PUSDIKLAT MIGAS dan mengenal secara umum Peralatan –
pealatan Hoisting.

1.4 Waktu dan Tempat


Kegiatan Kerja Praktek (KP) ini dimulai pada Tanggal 20 September sampai
dengan Tanggal 19 Oktober 2009 dan mengambil tempat di Pusat Pendidikan dan
Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT MIGAS) Desa Karangboyo
Kecamatan Cepu Kabupaten Blora Jawa Tengah.

1.5 Tinjauan Umum Pusdiklat Migas


1.5.1 Tinjauan Umum
1.5.1.1 Penjelasan Umum Pusdiklat Migas
Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi (PUSDIKLAT
MIGAS) mempunyai tugas melaksanakan Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan
Gas Bumi. Berdasarkan peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
No.0030 Tahun 2005 Tanggal 20 Juli 2005.

1.5.1.2 Tugas Pokok


Tugas pokok Pusdiklat Migas adalah melaksanakan Pendidikan dan
Pelatihan dibidang Minyak dan Gas Bumi.

1.5.1.3 Unit Swadana


Berdasarkan surat keputusan Menteri Keuangan RI No.S-656/MK 03/1992
Tanggal 4 Juli 1992 PUSDILAT MIGAS ditetapkan sebagai Unit Swadana, yaitu
diberi kewenangan untuk mengunakan dana hasil kegiatan jasa langsung, untuk
meningkatkan pelayanan terhadap penggunaan jasa, Pendidikan dan Pelayanan
jasa Teknologi. Sesuai dengan Kepres No.16 Tahun 1994 PUSDILAT MIGAS
dapat ditunjuk langsung oleh jasa tanpa melalui proses pelelangan.

2
1.5.1.4 Visi dan Misi
 Visi
Menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi
yang unggul dengan mewujudkan tata pemerintahan yang bersih, baik,
terbuka dab terutup.
 Misi
o Meningkatkan kapasitas aparatur Negara dan Pusdiklat Migas untuk
mewujudkan tata perintah yang baik.
o Meningkatkan kompetisi tenaga kerja Sub Rektor Migas untuk
kompetisi melalui mekanisme ekonomi pasar.
o Meningkatkan kemampuan perusahaan Minyak dan Gas Bumi menjadi lebih
kompetitif melalui pengembangan Sunber Daya Manusia(SDM).

1.5.1.5 Fungsi
Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, maka berdasarkan peraturan
Menteri ESDM Nomor 0030 Tahuan 2005 Tanggal 20 Juli 2005, fungsi dari
PUSDIKLAT MIGAS adalah:
1. Perusahaan Pelaksanaan Pelatihan rencana dan Program serta kerjasama
Pendidikan dan Pelatihan.
2. Perumusan dan pelaksanaan standar, Pedoman, Norma, Prosedur, Kriteria
Pendidikan dan Pelatihan.
3. Penyiapan akreditasi Program lembaga Pendidikan dan Pelatihan lainya,
serta penyelengaraan uji kompetensi tenaga khusus dan teknik keperluan
lembaga Sertifikasi Profesi.
4. Pemberian pelayanan jasa dan prasarana pendidikan dan pelatihan.
5. Pengelolaan sistem informasi Pendidikan dan Pelatihan.
6. Pembinaan kelompok jabatan fungsional pusat.
7. Pengelolaan keuangan rumah tangga pusat.
8. Evaluasi pendidikan dan pelatihan bidang Minyak dan Gas Bumi.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi tersebut di atas, maka disusun program
meliputi:

3
1). Program Kursus-kursus
Mendidik dan melatih tenaga kerja didalam kelas, kerja praktek dan latihan
lapangan yang berupa :
 Bimbingan untuk karerisasi dan prajabatan,
 Penata kursus yang bersifat up grading pada karyawan,
 Peningkatan keahlian pada program DPKK.
Pusdiklat Migas meyelangarakan kursus-kursus yang meliputi:
 Kursus prajabatan (pre employment training),
 Kursus singkat tentang Migas (Crash Prokram Traening),
 Kursus singkat bidang penunjang (Umum),
 Tcehnical comperation Among Devolment conry (TCAD),
 Penjenjangan pegawai sipil,
 kursus penyegaran tenaga pemboran, Seismic, Pesawat angkat,dll.
2) Jenis Kursus
Jenis kursus yang dilaksanakan di Pusdiklat Migas Cepu meliputi:
 Eksplorasi / Prduksi / Pemboran.
 Proses dan aplikasi
 Teknik umum
 manajenen dan pemasaran
 Teknologi lingkungan
 Keselamatan dan kesehatan kerja.
3) Tingkat Kursus
 Operator
 Asisten Supervisor
 Supervisor
 Manager
4) TCDC Program
Sejak Tahun 1984 Pusdiklat Migas telah dipercayakan untuk melaksanakan
Kursus-kursus dibidang Teknik Pemboran dan Produksi dalam rangka kerja sama
Teknik antar Negara berkembang yang biasa disebut Technical Cooperation
Among Developing Countries atau disingkat TCADC. Sejak Tahun 1998 Program
TCADC diganti dengan program CLMV (Camboja, Laos, Myanmar, Vietnam).

4
Sarana – sarana yang ada di PUSDIKLAT MIGAS meliputi:
a. Sertifikasi Tenaga Teknik Khusus (STTK) Bidang Migas
Sertifikasi adalah pengakuan oleh pemerintah atas tingkat keahlian atau
keterampilan khusus di bidang keterampilan minyak dan gas bumi melalui
Lembaga Sertifikasi Profesi.
b. Jasa Teknologi
Dalam bentuk melaksanakan jasa pengolahan Crud Oil menjadi bahan bakar
(BBM) dan pemasaran hasil sampingnya, mengikut sertakan tenaga-tenaga ahli
dalam penelitian terapan, studi-studi proses rancang bangunan dan sebagainya.
c. Sarana Penunjang
Sarana penunjang meliputi : lapangan golf, lapangan sepak bola, lapangan
atletik, lapangan tenis, GOR, Rumah Sakit, Saran Ibadah, Wisma, dll
d. Sarana Diklat
Laboratorium Simulator, Vibrasi, Welding, mekanik kimia minyak, fisika,
instrumentasi, eksplorasi, produksi, fire safety, mini plant pengolahan minyak,
mekanik tanah, laboratorium perlindungan lingkungan ,dll.

1.5.1.6 Struktur Organisasi Kepegawaian


1. Bagian tata usaha, terdiri dari :
a. Sub bagian Kepegawaian dan Umum
b. Sub bagian Keuangan dan Rumah Tangga
2. Bagian sarana kilang terdiri dari :
a. Sub bidang Kilang
b. Sub bidang Utilitas
3. Bagian sarana Laboratorium dan Bengkel terdiri dari:
a. Sub bidang Laboratorium
b. Sub bidang bengkel.
4. Bagian Penelitian terdiri dari :
a. Sub bidang penyiapan latihan
b. Sub bidang pelaksanaan pelatihan

1.5.1.7 Orientasi
Sebelum melaksanakan Kerja Praktek, selama kurang lebih satu minggu
terlebi dahulu melaksanakan orientasi dibeberapa bagian. Diantaranya :

5
1. Bagian keamanan
2. Bagian humas
3. Bagian K3
4. Perpustakaan
5. Boiler Plant
6. Wax Plant
7. Power Plant
8. Laboratorium Ilmu Dasar

1.5.2 Sejarah Singkat Pusdiklat Migas


Sejak berdiri sampai sekarang Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan
Gas Bumi (Pusdiklat Migas) mengalami beberapa pergantian nama. Pada
perkembangannya, lapangan Cepu dan sekitarnya telah dikelolah
(dieksploitasikan) oleh beberapa Perusahan dan Industri. Umur kilang Minyak di
Cepu telah mencapai 100 Tahun lebih dan pengelolaannya mencapai dalam
beberapa periode pengelolaan yaitu:

1.5.2.1 Jaman Hindia Belanda (1886-1942)


Pada Tahun 1886 seorang Sarjana Pertambangan Mr. Andrian Stoop
berhasil mengadakan penyilidikan Minyak Bumi di Jawa yang kemudian
mendirikan DPM ( Dortsche Petroleum Maatschaapij ) pada Tahun 1887.
Pengeboran pertama dilakukan di Surabaya, kemudian pada Tahun 1890 didirikan
penyaringan Minyak di Daerah Wonokromo. Selain di surabaya, Mr. Andrian
Stoop juga menemukan di daerah Rembang.
Pada Bulan Januari 1893 Mr. Andrian Stoop mengadakan perjalanan
dengan Rakit dari Solo melalui Ngawi menuju Ngarin, Cepu yang merupakan
Kota kecil di tepi Begawan Solo, diperbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Kosesi Minyak di Daerah ini bernama Panolan yang diresmikan pada Tangal 28
Mei 1893 atas Nama AB Versteegh. AB Versteegh tidak mengusahakan sendiri
Sumber Minyak tersebut, tetapi mengontrakan kepada perusahan yang sudah kuat
pada masa itu yaitu perusahan DPM di Surabaya. Kontrak berlangsung selama 3
Tahun dan baru Sah menjadi milik DPM pada Tahun 1899.

6
Penemuan Sumur Minyak Bumi bermula dari Desa Ledok sekitar 10km
dari Cepu. Sumur Ledok satu dibor pada Bulan Juli 1893 yang merupakan Sumur
satu di Daerah Cepu. Mr. Andriaan Stoop menyimpulkan bahwa di Daerah
Panolan terdapat Ladang Minyak Berkualitas tinggi dalam jumlah yang besar.
Namun daerah tersebut telah dikuasai perusahaan lain. Luas area dan konsesi
Panolan adalah 11.977 bahu yang meliputi Distrik Panolan dengan perbatasan
konsesi Tinawu. Yang termasuk lapangan Ledok adalah area Gelur dan Nglebur
yang Produktif sepanjang 2,5km dan lebar 1,25km. Pada Tahun 1893 oleh Mr.
Andrian Stoop, pengeboran pertama dilakukan dengan kedalaman 194m dengan
produksi 4m3 per hari. Pengeboran berikutnya di Gelu pada Tahun 1897 dengan
kedalaman 239-295m dengan 50m3 per hari (sebanyak 7 sumur). Sebelumnya
perusahan Cepu dan Wonokromo terpusat di Jawa Timur, namun pada
perkembangan usaha diperluas meliputi lapangan minyak Kawengan, Wonocolo,
Ledok, Ngelobo, Semangi dan Lusi.

1.5.2.2 Jaman Jepang (1942-1945)


Perang Dunia ke II merangsang pemerintah Jepang memperluas kekuasan
di Asia. Pada Tanggal 8 Desember 1941 Pearl harbour yang terletak di Hawai di
bom Jepang. Pengebomam ini menyebapkan meluasnya perang di Asia.
Pemerintah Belanda di Indonesia merasa kedudukannya terancam, hingga untuk
menghambat laju serangan Jepang mereka menghancurkan Instalasi atau Kilang
Minyak yang menunjang perang. Hal ini karena pemerintah Jepang sangat
memerlukan minyak untuk diangkut ke Negerinya. Perusahan minyak terakhir
yang masih dikuasai Belanda yang terdapat di pulau Jawa yaitu Surabaya, Cepu
dan Cirebon dimana pada waktu itu produksi di Cepu merupakan produksi yang
paling besar dengan total produksi 5,2 Juta Barel / Tahun. Jepang menyadari
bahwa pengeboman di atas daerah minyak akan merugikan diri sendiri sehingga
perebutan daerah minyak jangan sampai menghancurkan fasilitas lapangan dan
kilang minyak. Meskipun sumber-sumber minyak dan killang minyak sebagian
besar dalam keadaan rusak akibat taktik Bumi Hangus Belanda, Jepang berusaha
agar minyak mengalir kembali secepatnya. Tentara Jepang tidak mempunyai

7
kemampuan dibidang perminyakan sehingga untuk memenuhi kebutuhan tersebut
Jepang mendapat bantuan tenaga Sipil Jepang yang pernah bekerja di perusahan
Belanda, kemudian menyelenggarakan Pendidikan di Indonesia. Kehadiran
Lembaga Pendidikan Perminyakan di Cepu diawali oleh Belanda bernama
Midlebare Petroleum School di bawah bendera N V. Bataafsche Petroleum
Maatschaapij (BPM). Setelah belanda menyerah dan Cepu diduduki Jepang maka
lembaga itu dibuka kembali dengan nama “Shokko Gakko”

1.5.2.3 Masa Indonesia Merdeka


Serah terima kekuasan dari Jepang dilaksanakan oleh pimpinan setempat
pada Bangsa Indonesia. Untuk membenahi daerah Minyak di Cepu, segera
diterbitkan tugas-tugas operasional dan pertahanan. Berdasarkan Maklumat
Menteri Kemakmuran No.5 Perusahan Minyak di Cepu disiapkan sebagai
perusahan Tambang Minyak Nasional (PTMN). Adapun daerah kekuasan meliputi
lapangan-lapangan Minyak di daerah sekitar Cepu, Kilang Cepu dan lapangan di
daerah Bongas (Jawa Barat ). Pada Bulan Desember 1948 Belanda Menyerbu
Cepu. Pabrik Minyak PTMN Cepu di bumi hanguskan. Pada akhir Tahun 1949
dan Tahun 1950 setelah adanya penyerahan kedaulatan. Maka Pabrik Minyak
Cepu dan Lapangan Minyak Kawengan diserahkan dan diusahakan kembali oleh
BPM.

1.5.2.4 Periode Tahun 1950 – 1951 ( BPM/SHEEL )


Perusahan BPM sebelum perang dunia ke II menguasai kilang Minyak
di Cepu dan setelah agresi Militer Belanda ke II berubah nama menjadi SHEEL.
Selanjutnya SHEEL melakukan perbaikan seperlunya di lapangan Minyak
Kawengan dan Kilang Cepu. Tingkat produksi kurang menguntungkan, sedangkan
biaya yang dibutuhkan besar sehingga merugikan perusahan SHEEL sendiri.

1.5.2.5 Periode Tahun 1951 – 1957 ( Perusahan Tambang Minyak RI )


Pada Tahun 1951 pengesahan Minyak di Lapangan Ledok, Ngloboh dan
Semanggi oleh ASM diserahkan pada Pemerintah Sipil untuk kepentingan

8
tersebut dibentuk panitia kerja yaitu Badan Penyelenggara Perusahan Negara di
Bulan Januari 1951 yang kemudian melahirkan Perusahan Minyak RI (PTM RI)
Produksi yang dihasilkan PTM RI berupa Bensin, Kerosin, Solar dan Residu.
Pada Tahun 1957 PTM RI diganti menjadi Tambang Minyak Nglobo CA Combie
Aanexis.

1.5.2.6 Periode Tahun 1957 – 1961 ( Tambang Minyak Nglobo CA )


Pada Tahun 1961 Tambang Minyak Nglobo CA diganti menjadi PN.
Perusaan Minyak dan Gas Nasional (PN. PERMINGAN). Instalasi premium
Minyak di lapangan Ledok dihentikan. Setelah Tahun 1962 Kilang Minyak Cepu
dan Lapangan Kawengan dibeli oleh Pemerintah RI dari SHEEL dan
limpahkannya kepada PN. PERMINGAN.

1.5.2.7 Periode Tahun 1961 – 1965 ( PN. PERMINGAN )


Pada Tahun 1961 berdasarkan UU no. 40/1960 maka di dirikan 3
Perusahan minyak:
1. PN. Pertambangan Minyak Indonesia (PN. PERTAMIN) sebagai
perusahan modal campuran Pemerintah RI dengan BPM atas dasar
50% : 50%
2. PN. Pertambangan Minyak Nasional (PN. PERTAMINA) sebagai
penjelmaan dari PT. PERTAMINA yang didirikan pada Tahun 1957
dengan PP no. 198/1961
3. PN. Perusahan Minyak dan GAS Nasional (PN. PERMINGAN) sebagai
penjelmaan dari Tambang Minyak Nglobo CA (dahulu PTMRI)
dengan PP no. 199 Tanggal 14 Juni 1961. Dari ketiga perusahan tersebut
PN. PERMINGAN adalah yang terkecil, dimana kapasitas produksinya
adalah 175 – 350 m3 / hari.

1.5.2.8 Periode Tahun 1965-1978 (LEMIGAS)


Pada Tahun 1963 biro Minyak berubah menjadi Direktorat Minyak dan
Gas Bumi (DGMB). Didalam organisasi DGMB terdapat bagian Laboratorium
untuk persiapan penelitian dalam Industri Perminyakan di Indonesia. Menteri
Perindustrian dan perdagangan menginstruksikan agar DGMB meningkatkan

9
kemampuannya dalam Aspek Teknis Minyak dan Gas Bumi. Untuk kepentingan
diatas, maka dibentuk kepanitiaan yang terdiri dari unsur-unsur Pemerintah,
Pertamina, dan PERMIGAN. Panitia mengusulkan agar dibentuk badan yang
bergerak dalam bidang riset dan Pendidikan Minyak dan Gas Bumi. Dengan surat
keputusan Menteri di Lingkungan Departemen Urusan Minyak dan Gas Bumi
No.17/M/MIGAS/1965 ditetapkan Organisasi urusan Minyak dan Gas Bumi
adalah LEMIGAS (Lembaga Minyak dan Gas Bumi). Berdasarkan peraturan
Pemerintah No.27 Tanggal 20 Agustus 1968, dalam rangka meningkatkan dan
melancarkan Produksi Minyak dan Gas Bumi, terjadi penggabungan antara PN.
Pertamina dengan PN. Permina menjadi satu Perusahaan Negara dengan Nama
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN. PERTAMINA).
Upaya LEMIGAS untuk meningkatkan fungsi kilang Cepu sebagai sarana
operasi pengolahan dan sebagai saran diklat proses dan aplikasi sudah cukup
memadai, namun kilang cepu sebagian besar merupkan eks pembuatan dan
pemasangan Tahun 1930-an. Pernah mengalami pembumihangusan waktu Tentara
Jepang masuk Cepu. Karena banyaknya kebutuhan Tenaga Ahli dalam kegiatan
Minyak dan Gas Bumi, maka Tenaga-tenaga Muda Indonesia banyak dikirim
keluar Negari. Pada Tanggal 7 Februari 1967 di Cepu diresmikan AKAMIGAS
(Akademi Minyak dan Gas Bumi). Pada Tanggal 4 Januari 1966 Industri Minyak
mulai membangun kembali dengan ditetapkannya Cepu sebagai Pusat Pendidikan
dan Latihan Lapangan Perindustrian Minyak dan Gas Bumi (PUSDILAT MIGAS)
dengan SK Menteri urusan Minyak dan Gas Bumi No.5/M/MI966.

1.5.2.9 Periode Tahun 1978-1984 (PPTMGB ''LEMIGAS'')


Dengan surat keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 646
Tanggal 26 Desember 1977, LEMIGAS diubah menjadi bagian Direktorat
Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan namanya diganti menjadi Pusat
Pengembangan Teknologi Minyak dan Gas Bumi ''LEMIGAS'' (PPTMGB
''LEMIGAS''). Sejak dikelola PPTMGB ''LEMIGAS'' Produksi Minyak Lapangan
Cepu 29.500-36.000 m3 per Tahun sehingga kilang hanya beroperasi 120 hari per
Tahun dengan kapasits kilang 250-300m3 per hari. Produksi BBM seperti kerosin

10
dan solar diserahkan pada Depot Cepu. Dalam memasarkan naphta, filter oil dan
residu PPTMGB ''LEMIGAS'' mengalami kesulitan sehingga kadang-kadang
kilang harus berhenti beroperasi karena semua Tangki penuh. Pada Tahun 1979
Spesifikasi yang ditetapkan Pemerintah lebih tinggi, sehingga pemasarasn
Produksi Cepu lebih sulit.

1.5.2.10 Periode Tahun 1984-2001 (PPT MIGAS)


Berdasarkan Surat Keppres No.15 Tanggal 26 Maret 1984, Organisasi
Pertambangan dan Energi dikembangkan dan PPTMGB ''LEMIGAS'' menjadi
pusat pengebangan Tenaga Perminyakan dan Gas Bumi (PPT MIGAS)

1.5.2.11 Periode Tahun 2001-sekarang (PUSDIKLAT MIGAS)


Berdasarkan surat keputusan Menteri ESDM No.150/2001 Tanggal 2
Maret 2001, PPT MIGAS diganti menjadi PUSDIKLAT MIGAS dan telah
diperbarui dengan peraturan Menteri ESDM No. 0030 Tahun 2005 Tanggal 20
Juli 2005.

1.5.3 Lokasi Pusdiklat Migas


Pusat Pendidikan dan Pelatihan Minyak dan Gas Bumi berlokasi di:
Desa : Karangboyo
Kecamatan : Cepu
Kabupaten : Blora
Propinsi : Jawa Tengah
Lokasi tersebut sangat strategis karena adanya beberapa faktor yang mendukung
antara lain :
a. Bahan baku
Sumber bahan baku berasal dari: Kawengan, Ledok, Ngolobo dan Semangi
yang dioperasikan oleh PT. PERTAMINA EP. Region Jawa Area Cepu
dan Wonocolo yang merupakan Pertambangan Rakyat di bawah
pengawasan PT. PERTAMINA EP. Region Jawa Area Cepu.
b. Air

11
Sumber air berasal dari Bengawan Solo yang dekat dengan kilang,
sehingga kebuthan air untuk proses pengolahan atau untuk air minum lebih
mudah terpenuhi.
c. Transpotasi
Letak kilang tidak jauh dari Rel Kereta Api maupun Jalan raya yang
menghubungkan Kota-kota besar sehingga dapat memperlancar distribusi
hasil Produksi.
d. Tenaga Kerja
Karena letaknya tidak jauh dari Kota – kota Pendidikan sehingga mudah
untuk memperoleh tenaga-tenaga terdidik dan terampil.
e. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas untuk Pendidikan cukup memadai meskipun peralatan sarananya
sudah tua, misalnya: Kilang, Laboratorium, Bengkel dan sebagainya.

12
II. DASAR TEORI

Sistem pengangkat (Hoisting System) adalah merupakan salah satu dari antara
komponen-komponen utama dari suatu Rig. Tugasnya adalah membantu sistem
peralatan pemutar di dalam mengebor sumur dengan menyediakan alat-alat yang
sesuai serta ruang kerja yang dibutuhkan untuk mengangkat dan menurunkan, juga
menggantung beban yang sangat berat dari sistem alat-alat pemutar. Menara
pengeboran ini mempunyai fungsi yang utama untuk mendapatkan ruang vertikal
yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor.
Sistem pengangkat terdiri dari dua sub bagian utama, yaitu :
1. Rangka Pendukung (Supporting Structure),
2. Peralatan Pengangkat (Hoisting System)

2.1. Rangka Pendukung (Supporting Structure)


2.1.1 Rig / Menara Pengeboran
Menara pengeboran ini mempunyai fungsi yang utama untuk mendapatkan
ruang vertikal yang cukup untuk menaikkan dan menurunkan rangkaian pipa bor
Menara pengeboran pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua macam :
1. Derrick, tipe ini pada waktu menyusun dan membongkar dilakukan
perbagian (potongan demi potongan baja). Jenis menara ini jarang
dijumpai didarat karena untuk menyusun diperlukan waktu yang lama.
Sedangkan untuk di offshore masih sering digunakan, karena kontruksinya
lebih kokoh terhadap pengaruh ombak dan angin terutama di floating
Offshore Rig yang menaranya dipasang permanen.
Keuntungan dari tipe menara ini mudah diangkut kemana-mana, karena
terdiri dari bagian-bagian yang kecil-kecil atau pendek-pendek. Sedangkan
kelemahan dari tipe menara ini waktu yang diperlukan untuk memasang
dan membongkar lagi memerlukan waktu yang lama
2. Portable Mast, tipe ini mendirikannya dilakukan dalam satu unit penuh.
Jenis menara ini dapat dengan cepat dibongkar dan dipasang kembali serta
mudah untuk di transport.

13
Jenis dari menara ini merupakan menara yang banyak dipakai baik di
onshore maupun di offshore
Portable Mast dibedakan menjadi dua kelompok :
- Free standing portable mast: menara portable yang mudah dipindah-
pindahkan, tetapi didalam operasi tidak memerlukan guy line pada
kondisi normal
- Gayed portable mast : menara yang pada kondisi normal operasi
memerlukan dipasang guy line

(a) (b)

Gambar 2.1.a. Derrick (Tim Drilling. 2009) Gambar 2.1.b. Portable Mast (Tim
Drilling. 2009)
Bagian – bagian dari menara :
 Gine pole berfungsi memberi pertolongan saat pemasangan Crown block
(hanya pada tipe standart)
 Water table, lantai di puncak menara untuk mengetahui bahwa menara
sudah berdiri tegak.
 Monkey board, tempat kerja Derrickman pada saat Round trip dan tempat
sandaran Drill string
 Cross bracing : penguat menara
 Girt : sabuk menara sebagai penguat menara
 Tiang menara : penahan terhadap semua beban vertikal dan horizontal

14
A=Tinggi dari puncak
lantai bor
sampai dasar dari water
table beams.
B = Base square
C = Window opening
D = Water table opening
E = Gin pole clearance
F = Girt
G= Brance

Gambar 2.2. Bagian-bagian menara (Tim Drilling. 2009)

2.1.2 Substructure
Konstruksi baja yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan
menunjang Mast yang tingginya ditentukan oleh kebutuhan pencegah semburan
liar. Substructure ini menjadi tempat kerja untuk kegiatan-kegiatan di atas dan di
bawah lantai rig. tingginya ditentukan oleh kebutuhan tinggi susunan Blow Out
Preventer (pencegah semburan liar) atau BOP stack yang harus dipasang saat
mengebor.
Substructure ini menjadi tempat kedudukan lantai bor yang menjadi
tempat untuk kegiatan di sekitar meja putar (Rotary table), seperti tempat
kedudukan Set-back pipa bor yang ditegakkan dimenara saat mencabut pipa.

Gambar 2.3. Substructure (Tim Drilling. 2009)

15
2.1.3 Lantai Bor
Lantai bor atau Rig Floor adalah tutup plat baja yang dipasang di atas
Substructure yang berfungsi untuk :
 Menunjang peralatan pengeboran yang kecil
 Tempat berdirinya Menara
 Tempat Drawwork
 Tempat kerja Driller
Peralatan-peralatan yang berada di Lantai Bor adalah :
- Rotary table atau meja putar berfungsi untuk memutar rangkaian pipa bor
melalui Kelly (pipa segi) dan juga untuk menahan pipa bor dengan Rotary
slip saat sambungannya dilepas atau akan disambung lagi
- Rotary drive : memindahkan daya dari Drawwork ke Rotary table
- Drawwork : mesin pengangkat pada Rotary Drilling Rig
- Driller Control Panel : adalah pusat instrumen untuk mengendalikan
operasi Drawwork, Rotary table, pompa lumpur, Cat head dan Rotary tong
- Make-up dan Break-out tong : adalah kunci-kunci yang dipergunakan
untuk melepas atau mengikat ikatan sambungan rangkaian pipa bor
- Rat Hole : lubang yang berfungsi untuk menyimpan Kelly, pada saat tidak
dipergunakan untuk mengebor
- Mouse Hole : lubang untuk meletakkan satu batang satu joint pipa bor
untuk disambungkan ke Kelly saat menambah pipa bor untuk mengebor
lebih dalam
- Dog House : ruangan atau rumah kecil tempat kerja Driller dan untuk
menyimpan alat-alat kecil
- Casing Bridge atau V ramp disisi depan Rig floor untuk meletakan pipa
sebelum diangkat ke lantai bor.
- Cat Walk ; lantai yang terletak diantara rak pipa, yang berfungsi untuk
meletakkan pipa dari rak sebelum diangkat ke V ramp atau sebaliknya.
- Hydromatic Brake : rem pembantu hydroulis pada drum untuk
memperlambat kecepatan penurunan rangkaian pipa bor secara otomatis.
Sehingga rem mekanis utama tidak cepat aus saat menurunkan pipa bor

16
- Hydraulic Cat head : untuk menyambung atau melepas Drill Pipe atau
Drill Collar
- Driller Consul : Instrumen panel untuk memonitor kerja dari peralatan Rig
yang dioperasikan oleh Driller.

Gambar 2.4. Peralatan di Lantai Bor (Tim Drilling. 2009)

2.2 Peralatan Pengangkat (Hoisting System)


Adalah peralatan khusus untuk mengangkat, menurunkan dan
menggantung rangkaian pipa bor (terdiri dari Drill Pipe, Drill Collar, dan
sebagainya) dan mata bor (Bit) didalam lubang sumur.

2.2.1 Drawwork (Mesin Penarik)


Adalah unit mesin penarik/pengangkat yang kuat (Mesin Derek) yang
terletak didekat meja pemutar dilantai Rig. Drawwork yaitu suatu mesin penarik
biasanya diletakkan didekat Rotary Table.
 Fungsi utama Drawwork adalah :

 Meneruskan power dari Prime mover ke rangkaian pipa bor pada saat
operasi pemboran berlangsung melalui unit Travelling block.
 Meneruskan tenaga ke Cat head untuk menyambung (Make Up) atau
melepas (Break Out) bagian-bagian pipa bor
 Meneruskan tenaga dari Prime Mover ke Rotary table melalui Rotary
Drive
 Drawwork terdiri dari komponen-komponen utama, yaitu :
 Revalving drum (drum yang berputar)

17
 Brake System (sistem pengereman)
 Rotary Drive (penggerak meja putar)
 Cat Head

A. Revalving Drum (Drum yang berputar)


Suatu drum digunakan untuk memintal atau mengulur Drilling line. Ada
dua jenis permukaan dari drum ada yang rata (Plain Drum) untuk rig kecil
dan beralur( Groove Drum). Dengan adanya alur (Groove) ini akan
menjadi Guyed atau Drilling line pada waktu digulung, dan mencegah
tidak teraturnya susunan penggulungan. Diameter dari Drum tergantung
dari kedalaman, semakin dalam kemampuan dor dari Drawwork, diameter
Drum semakin besar.

Gambar 2.5. Revalving Drum (Tim Drilling. 2009)

B. Brake System (system pengereman)


Sistem pengereman terdiri dari rem mekanis utama (Mechanical brake)
dan rem pembantu (Auxiliary brake). Rem mekanis mempunyai fungsi
untuk menghentikan putaran drum disamping mengurangi kecepatan
putaran drum untuk sesaat. Sedangkan Auxiliary brake mempunyai fungsi
untuk mengurangi percepatan turunnya Drill stem sewaktu tripping.
Auxiliary brake digerakkan dengan air (Hidromatic brake) atau arus listrik
(Electro magnetic brake).
C. Cat head
Cat head adalah sub bagian dari Drawwork dan terdiri dari dua Cat Head,
yaitu Make Up Cat Head (disisi Driller pada Drawwork) dan Break Out
Cat Head (pada sisi lainnya)

18
Cat Head ini digunakan untuk menyambung dan melepaskan sambungan
pipa bor, selain itu digunakan untuk mengangkat beban yang ringan di
lantai bor.
D. Rotary Drive (penggerak meja putar)
Rotary drive berfungsi untuk meneruskan tenaga dari mesin penarik ke
meja putar. Ada dua tipe dasar dari Rotary drive atau bantalan-bantalan
Kelly:
1. Pin drive
Mempunyai empat pin yang dimasukkan kedalam bagian atas dari Master
Bushing.
2. Square drive
Mempunyai penggerak tunggal berbentuk segi empat yang dimasukkan
kedalam Master bushing.
2.2.2 Over head Tools
Alat-alat bagian atas merupakan mata rantai penghubung didalam sistem
pengangkat, alat-alat ini terdiri dari:
- Crown block
- Travelling block
- Hook dan link
- Elevator
- Drilling line

Gambar 2.6 Over head tools (Tim Drilling. 2009)

19
2.2.2.1 Crown Block
Crown Block adalah suatu susunan roda-roda katrol (Sheaves atau Pulleys)
yang terletak pada kerangka menara. Drilling line dililitkan pada Sheaves Crown
Block dan Sheaves Travelling Block.
Susunan tersebut dimaksudkan untuk dapat menarik atau mengangkat beban berat
dengan tarikan yang ringan, miskipun tarikannya lambat. Adapun fungsi dari
Sheaves adalah sebagai penuntun dan penunjang Drlling line yang melalui block.
Jumlah Sheaves pada Block ditentukan oleh kapasitas beban yang mau ditahan
atau ditarik.

Gambar 2.7 Crown Block (Wijianto, SST. 2009)

2.2.2.2 Travelling Block


Travelling block adalah suatu susunan roda-roda katrol (Sheaves atau
Pulleys) dimana Drilling line dililitkan. Dalam hal ini memungkinkan Travelling
block dapat bergarak naik dan turun bergantung di bawah Crown block sampai
diatas lantai bor.
Ada dua tipe dasar dari Travelling block, yaitu :
1. Conventional Block dan Hook
Dipakai pada menara pengeboran dimana diperlukan beban yang lebih berat
untuk mengebor sumur-sumur yang dalam.
2. Combination Block dan Hook

20
Dibandingkan dengan Conventional block & Hook kombinasi Block & Hook
lebih kecil dan ringkas.

CONVENTIONAL COMBINATION

Gambar 2.8. Travelling Block (Tim Drilling. 2009)

2.2.2.3 Hook dan Link


 Hook
Merupakan alat berbentuk kait yang terletak di bawah travelling block,
sebagai penghubung antara Travelling block dengan Link atau Swivel. Hook harus
dapat berputar pada saat terdapat beban berat. Di dalam Hook ini memiliki pegas
yang membantu menyerap kejutan dan lompatan pin keluar dari box sewaktu
melepas atau membuka sambungan. Disamping itu Hook mempunyai Safety latch
untuk Swivel dan Locking arm atau Link ears pada samping sisinya untuk tempat
menyambung Link.

Gambar 2.9. Hook (Wijianto, SST. 2009)

21
 Link
Adalah gantungan Elevator digantungkan pada Hook untuk digunakan
selama operasi pengeboran. Ukuran dari link diambil dari diameter penampang
batang cincin bawah. Besarnya kekuatan kapasitas dari Link harus dilihat dari
ukuran tinggi penampang dari batang mata link atas dan bawah. Panjang Link
tidak ditentukan atau tergantung pesanan.
Panjang Link umum untuk Drill Pipe dan untuk casing berbeda karena ukuran
Casing yang besar dan posisi casing memerlukan kefleksibelan dari Elevator.
Panjang diukur dari puncak lubang cincin Link atas dan cincin Link bawah.

Gambar 2.10. Link (Tim Drilling. 2009)

2.2.2.4 Elevator
Elevator adalah suatu clap pemegang pipa (Drill Pipe, Drill Collar,
Casing, tubing ataupun Sucker Rod), pada waktu mengangkat dan memasukkan
kedalam sumur.
Drill Pipe Elevator dipakai khusus untuk Drill Pipe, demikian juga lainnya dibuat
spesifik. Elevator digantung pada Link, yang dipasang disamping Travelling Block
atau Hook
Tipe dasar Elevator ada dua, yaitu :
1. Botle Neck (taper shoulder), yang dipakai untuk hampir semua pipa
pengeboran
2. Collar Left (Square Shoulder), yang dipakai pada pipa pengeboran
berbahu segi empat atau Pipa Collar. Namun kadangkala disebut tipe
berpintu depan (Front Door Type), juga ada tipe berpintu samping (Side
Door Type)

22
Gambar 2.11. Elevator (Wijianto, S.ST. 2009)

2.2.2.5 Drilling Line


Drilling line sering disebut wire line atau Wire rope didalam industri
pengeboran. Drilling line dalam operasi pengeboran berfungsi untuk menahan dan
menarik beban yang diderita oleh Hook.
Susunan Drilling line meliputi :
- Reveed Drilling Line : Tali yang melewati roda-roda Crown block
dan Travelling block.
- Dead line : Tali yang tidak bergerak yang ditambatkan pada
Substructure.
- Dead line Anchor : Tempat tali yang tidak bergerak.
- Fast Line : Tali yang bergerak dan digulung pada drum.
- Storage : Gulungan tali yang terletak didekat rig.

Gambar 2.12. Drilling line (Tim Drilling. 2009)

23
2.2.2.6 Pemeliharaan Over Head Tools
Untuk mejaga Block, Hook, Link dan Elevator beroperasi dengan baik dan
tepat, diperlukan suatu pemeliharaan dan pemeriksaan sepanjang waktu tertentu.
1) Pelumasan Block dan Hook
Pemeliharaan alat ini yang dimaksud adalah pelumasan. Untuk melumasi
dan memeriksa peralatan tersebut adalah Derrickman waktu aplusan.
Travelling block dapat diberhentikan dihadapan Monkey Board untuk melakukan
pekerjaan pelumasan
a. Pelumasan Block.
- Setiap hari dilakukan pelumasan bearing-bearing melalui Grease fitting
- Seminggu sekali dilakukan pemberian Grease pada Ulir
- Untuk meratakan keausan pemakaian Travelling block agar dibalik-balik
didalam meletakkan Line
- Apabila Block dibalik didalam memasang Fast Line lubang-lubang
pelumasan dipindah pula supaya derricman mudah melakukan pelumasan
b. Pemeriksaan Block.
Untuk pemeriksaan Crown dan Travelling block meliputi pemeriksaan
kondisi bearing, keausan Groove dan Grease fitting
c. Pemeriksaan Hook
Untuk pemeriksaan dari Hook Assembly pertama adalah mengenahi
keausan dari Link Ears. Tebal dari Link Ears diukur pada bagian yang aus
terbanyak

2) Pelumasan dan Pemeriksaan Elevator

- Semua bagian yang bergerak harus dilumasi setiap Round trip, dan periksa
latch dan mekanisme Latch spring apakah sudah bekerja dengan benar.
- Check hing pin, kalau sudah aus akan dapat Slack in (longgar) lubang
elevator.
- Link block bolt dan nut harus dikunci agar tidak lepas.
- Setiap Tahun 2 kali Drill pipe elevator harus diperiksa keausannya

24
- Squareness (segi) pada Collar Type Elevator harus dicek, dan Uniformity
serta kedalaman aus. Apabila permukaan Fitting lebih dari 1/16 inch harus
direcondisition
- Elevator herus lebih sering diperiksa dari pada Collar Type, Taper dan
Conical bore harus dicheck keausannya. Disamping sudut kemiringannya
dari taper dan hern Bond Tool Joint posisinya

3) Prosedur memeriksa Drill Collar Elevator


- Bersihkan Elevator dan Elevator Adapter
- Periksa Safety Latch apakah bekerja dengan baik
- Check top Bor Elevator :
Untuk Center Latch, ukur keausan Bore dan Hinge Pin
Untuk dibawah ukuran 5 5/8 inch Elevator Drill Collar keausan tidak lebih
dari 1/32
Untuk diatas ukuran 5 5/8 inch keausan tidak boleh lebih 1/16.

25
III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
3.1.1 Substructure
- Fungsi
Substructure adalah kontruksi kerangka baja sebagai Platform yang dipasang
langsung di atas titik bor. Substructure memberikan ruang kerja bagi peralatan
pekerja di atas dan bawah lantai bor.
- Mekanisme keja
Prinsip kerja Substructure hanyalah berupa tempat diletakannya peralatan
atau Instrumen yang diperlukan selama operasi pemboran berlangsung dan
sebagai tempat dilaksanakan kegiatan yang berkenaan dengan operasi pemboran.

Spesifikasi :
Tinggi : 2,30 m
Lebar : 4,30 m

Gambar 3.1. Substructure (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.2 Rig ( Menara Pemboran )


- Fungsi
Fungsi utama menara adalah untuk mendapatkan ruang vertikal yang cukup
untuk menaikan dan menurunkan rangkaian pipa bor dan Casing ke dalam
lubang bor selama pemboran berlangsung.
- Mekanisme Kerja
Prinsip kerja dari menara pemboran adalah menahan beban ( vertikal ) yang
timbul dari adanya proses pemboran. Baik sewaktu menaikan maupun
menurunkan pipa pemboran.

26
- Jenis Rig
Mast atau Portabel.
Jenis menara ini posisi berdirinya dapat vertikal atau hampir vertikal, terdiri
dari bagian yang dikaitkan satu sama lain dengan las atau sekrup (biasanya
terdiri dari dua tingkat), tipe menara ini dapat didirikan sebagai unit menara
penuh, menara ditahan oleh Telescoping dan diperkuat oleh tali-tali yang
ditambatkan secara tersebar. Tipe menara ini jika dibandingkan dengan menara
Standard mempunyai kelebihan, karena lebih murah, mudah dan cepat untuk
mendirikannya, serta biaya transportnya murah, tetapi penggunaannya terbatas
pada pemboran yang dangkal.

Spesifikasi :
Model R= 600 Portable Drilling Rig
Panjang keseluruhan : 523.62 inc
Lebar keseluruhan : 984.25 inc
Tinggi keseluruhan : 1574.80 inc
Berat bersih : 20400 kg
MFG No : 1, Date ( 1961-1 )
SEKIYU SAKUSEIKI KAISHA Ltd.
Tokyo – Jepang

Gambar 3.2. Rig R-600 (Menara Pemboran) (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi.
2010)
3.1.3 Rig Floor
- Fungsi
1. Menampung peralatan pemboran yang kecil – kecil
2. Tempat berdirinya menara
3. Tempat mendudukan Drawwork
4. Tempat kerjanya Driller dan Roughneck
- Mekanisme Kerja
Merupakan bagian terpenting dalam perhitungan kedalaman sumur karena titik
nol pemboran dimulai dari lantai bor menjadi satu bagian dengan Substructure

27
Spesifikasi :
Lebar :4m
Panjang :4m
Tebal pelat : 20 cm

Gambar 3.3. Rig Floor (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.4 Drawwork
- Fungsi :
1. Meneruskan tenaga dari Prime Mover ( Power System ) ke rangkaian pipa
bor selama operasi pemboran berlangsung.
2. Meneruskan tenaga dari Prime Mover ke Rotary Drive.
3. Meneruskan tenaga dari Prime Mover ke Cat Head untuk menyambung
dan melepaskan bagian – bagian pipa bor.
- Mekanisme Kerja
Drawwork merupakan otak dari suatu unit pemboran, karena melalui
Drawwork ini seorang Driller melakukan dan mengatur operasi pemboran,
sebenarnya Drawwork merupakan suatu sistem Transmisi yang kompleks,
sebagai gambaran adalah seperti sistem transmisi pada mobil (gelar block).
Drawwork akan berputar bila dihubungkan dengan Prime Mover (mesin
penggerak). Sebagai mesin penarik, Drawwork mempunyai komponen-
komponen utama yang saling menunjang, sehingga bisa memintal atau
mengulur tali pada waktu terjadi proses pengeboran untuk mengangkat beban-
beban dari lantai Rig, selain itu juga bisa mengerem atau menghentikan
gerakan Drilling line.

28
Spesifikasi
Model : UD 62
Type :4
Serial no : 20041
Max output : 200 Ps 1800 Rpm
Nissan diesel Co. Ltd

Gambar 3.4. Drawwork (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.5 Over Head Tools (Peralatan Bagian Atas)


Merupakan mata rantai penghubung di dalam system pengangkatan yang terdiri
dari:
 Crown Block
 Travelling Block
 Hook
 Link
 Elevator
Hoisting bagian bawah merupakan peralatan yang berhubungan dengan
pekerjaan pengangkatan benda-benda dalam operasi pemboran.

3.1.6 Crown Block


- Fungsi
Crown block berfungsi untuk meringankan beban pengangkatan berbagai
peralatan pemboran. Crown block merupakan kumpulan roda yang
ditempatkan pada puncak menara.
- Mekanisme Kerja
Crown block berupa katrol-katrol pada puncak menara, yang dihubungkan
pada Travelling block dengan menggunakan Drilling line, untuk meringankan
beban pengangkatan berbagai peralatan pemboran. Travelling block
merupakan susunan pul-pul dimana tali baja dililitkan, hal ini memungkinkan

29
Travelling block berjalan naik turun di bawah Crown block dan di atas Rig
floor

Gambar 3.5. Crown Block (Wijianto, S.ST. 2010)

3.1.7 Traveling Block


- Fungsi
Travelling block, sebagai blok bergerak yang terkait dengan Crown blok,
bergerak vertikal naik turun mengangkat Hook blok.
- Mekanisme Kerja
Travelling block merupakan susunan puli-puli dimana Drilling line dililitkan,
hal ini memungkinkan Travelling block naik turun di bawah Crown block dan
di atas Rig floor.

Spesifikasi
Type combination block dan hook
Panjang : 64.17 inc
Jari-jari puli : 10.5 inc

Gambar 3.6. Traveling block (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

30
3.1.8 Hook
- Fungsi
Hook merupakan tempat untuk bergantungnya Swivel dan juga Hook
merupakan tempat dimana link bergantung.
- Mekanisme Kerja
Hook adalah suatu kait yang digunakan untuk menggantung Swivel dan
rangkaian pipa bor selama pemboran berlangsung. Hook bergerak naik turun
hanya untuk mengangkat rangkaian pipa bor dan juga menggantungkan
rangkaian pipa bor.

Spesifikasi
BJ 10 ( 8082 )
Type kombinationblock hook
Panjang : 29,7 inc

Gambar 3.7. Hook (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.9 Link
- Fungsi
Link berfungsi sebagai pengait antara Hook dengan Elevator
- Mekanisme Kerja
Ruang kerja Link adalah hanya sebagai penggantung saja. Link dirangkai
dengan Elevator seperti pada saat Round trip.

Spesifikasi
Model : BI 01001
Panjang : 79.9 inc
Diameter : 25 inc

Gambar 3.8. Link (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

31
3.1.10 Elevator
- Fungsi
Elevator berfungsi untuk menjepit atau memegang Drill Pipe dan drill Collar
bagian demi bagian sehingga dapat dimasukkan atau dikeluarkan dari lubang
bor.
- Mekanisme Kerja
Elevator mempunyai semacam Engsel yang dapat membuka dan menutup yang
digunakan sebagai penjepit dalam penurunan maupun penaikan pipa bor.

Spesifikasi :
Type : Botle neec

Gambar 3.9. Elevator (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.11 Monkey Board


- Fungsi
Sebagai tempat menyandarkan bagian rangkaian pipa bor yang kebetulan
sedang tidak digunakan
- Mekanisme Kerja
Menjadi tempat kerja bagi para Derrickman pada waktu cabut atau
menurunkan rangkaian pipa bor.

32
Gambar 3.10. Monkey Board (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

3.1.12 Drilling Line


- Fungsi
Drilling line berfungsi untuk menahan atau menarik beban yang diderita oleh
Hook.
- Mekanisme Kerja
Drilling line menghubungkan semua komponen dalam sistem pengangkatan,
karena tali ini dililitkan secara bergantian melalui Crown block dan puli
Travelling block, kemudian digulungkan pada Revolving drum yang berputar.
Selain itu ada juga tali yang tidak bergerak yang ditambatkan pada
Substructure (Dead line).
Beban – beban berat yang diderita oleh Drilling line terjadi pada saat :
- Cabut dan masuk Drill String ( Round trip )
- Pemasangan casing ( Running Casing )
- Operasi pemancingan ( Fish)

Spesifikasi:
Nomor tali : 173,5
Panjang ( L ) : 3000 m/Ft
Ukuran : ¾ mm/ins
Diameter : 7/8 inc
Kontruksi : 6 x 19 D/L Wir
Gambar 3.11. Drilling Line (Sumber foto: Ayub B/Doc/pribadi. 2010)

33
3.2 Pembahasan
Sistem Pengangkatan (Hoisting System) merupakan komponen Rig yang
mempunyai tugas dalam pekerjaan menurunkan rangkaian pemboran, Casing
maupun Tubing ke dalam lubang atau mengangkat rangkaian pemboran dari
dalam lubang, atau mengangkat rangkaian pemboran dari dalam lubang ke lantai
bor dan sebaliknya.

3.2.1 Dua sub bagian utama Sistem pengangkat (Hoisting System)

Hoisting System terdiri dari dua sub bagian utama, yaitu Rangkaian
Pendukung (Supporting Structure) dan Peralatan pengangkat (Hoisting
Equitment)

3.2.1.1 Rangka Pendukung (Supporting System)

Rangka pendukung terdiri dari Substucture, Rig floor / lantai bor, menara
pemboran (Rig) yang berada di bangian atas lantai bor / Substucture

 Substructure
Konstruksi baja yang besar yang dibangun untuk menjadi dasar dan
menunjang Mast yang tingginya ditentukan oleh kebutuhan pencegah
semburan liar. Substructure menjadi tempat kerja untuk kegiatan-kegiatan
diatas dan dibawah lantai Rig. Tingginya ditentukan oleh kebutuhan tinggi
susunan Blow Out Preventer (pencegah semburan liar) atau BOP stack
yang harus dipasang saat mengebor. Substructure ini menjadi tempat
kedudukan lantai bor yang menjadi tempat untuk kegiatan disekitar meja
putar (Rotary Table), seperti tempat kedudukan Set-Back pipa bor yang
ditegakkan dimenara saat mencabut pipa.

 Rig floor (Lantai Bor)


Lantai bor atau Rig Floor adalah tutup plat baja yang dipasang di
atas substructure yang berfungsi untuk :

34
Menunjang peralatan - peralatan pengeboran yang kecil, tempat berdirinya
Menara dan Peralatan-peralatan yang berada di Lantai Bor seperti;
- Rotary Table atau meja putar:
Berfungsi untuk memutar Rangkaian pipa bor melalui Kelly (pipa segi)
dan juga untuk menahan pipa bor dengan Rotary Slip saat sambungannya
dilepas atau akan disambung lagi
- Rotary Drive :
Memindahkan daya dari Drawwork ke Rotary table
- Drawwork :
Mesin pengangkat pada Rotary Drilling Rig
- Driller Control Panel :
Pusat instrumen untuk mengendalikan operasi Drawwork, Rotary Table,
pompa lumpur, Cat Head dan Rotary Tong
- Make-Up dan Break-Out Tong :
Kunci-kunci yang dipergunakan untuk melepas atau mengikat ikatan
sambungan rangkaian pipa bor
- Rat Hole :
Lubang yang berfungsi untuk menyimpan Kelly, pada saat tidak
dipergunakan untuk mengebor
- Mouse Hole :
Lubang untuk meletakkan satu batang satu Joint pipa bor untuk
disambungkan ke Kelly saat menambah pipa bor untuk mengebor lebih
dalam
- Dog House :
Ruangan atau rumah kecil tempat kerja Driller dan untuk menyimpan alat-
alat kecil
- Casing Bridge atau V ramp:
Disisi depan Rig Floor untuk meletakan pipa sebelum diangkat ke lantai
bor.
- Cat Walk ;

35
Lantai yang terletak diantara rak pipa, yang berfungsi untuk meletakkan
pipa dari rak sebelum diangkat ke V ramp atau sebaliknya.

- Hydromatic Brake :
Rem pembantu Hydroulis pada Drum untuk memperlambat kecepatan
penurunan rangkaian pipa bor secara otomatis. Sehingga rem mekanis
utama tidak cepat aus saat menurunkan pipa bor
- Hydraulic Cathead :
Untuk menyambung atau melepas drill pipe atau Drill Collar
- Driller Consul :
Instrumen Panel untuk memonitor kerja dari peralatan Rig yang
dioperasikan oleh Driller.

3.2.1.2 Peralatan Pengangkat (Hoisting Equitment)

Peralatan pengangkat (Hoisting equitment) adalah peralatan khusus untuk


mengangkat, menurunkan rangkaian pipa bor (drill pipe) dan menggantung beban
berat dari sistem pemutar (Rotery System). Peralatan pengangkat (Hoisting
Equipment) meliputi:
 Drawwork
 Over Head Tools (Traveling Block, Crown Block, Hook, Link dan
Elevator )
 Drilling line

36
IV. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Sistem Pengangkat (Hoisting System) tugasnya yang utama adalah membantu


alat-alat pemutar dalam mengebor sumur dengan meyediakan alat-alat yang
sesuai dengan alat kerja yang dibutukan untuk mengangkat dan menurunkan,
juga mengantung beban yang sangat berat dari sistem alat pemutar.
 Peralatan Pengangkat (Hoisting Equitment) adalah peralatan khusus untuk
mengangkat, menurunkan dan menggantungkan rangkaian pipa bor yang
terdiri dari drill pipe, drill colar dan mata bor (Bit) dalam lubang sumur.
 Alat pengangkat terdiri dari : Drawwork dan Over Head Tools terdiri dari
Crown Block, Traveling Block, Hook, Link, Elevator dan Drilling line

4.2 Saran

1. Mengingat kondisi Rig yang sudah cukup tua, maka hendaknya dilakukan
peningkatan pengontrolan secara berkala dan perawatan rutin sehingga dapat
beroperasi dengan maksimal dalam memberi pelatihan teknis bagi para peserta
pelatihan, baik dari kalangan Pelajar, Perguruan Tinggi maupun Masyarakat
yang ingin mengenal proses kerja dalam bidang Perminyakan dan Gas Bumi.
2. Sebaiknya peralatan mulai rusak segera diperbaiki atau diganti untuk mencegah
kerusakan yang lebih parah dan mengantisipai terjadinya bahanya yang tak
terdugakan. Yang mungkin bisa menimpah Karyawan / Pegawai PUSDIKLAT
MIGAS, ataupun para peserta yang sedang melakukan Pelatihan di tempat
praktek tersebut.

37
3. Perlu dilakukan penataan dan pembersihan Infentaris di Laboratorium Simulasi
Bor agar lebih teratur rapi dan indah dipandang mata.
4. Perlu adanya kebersihan lingkungan kerja dan memjaga kebersihan lingkungan
kerja.
5. Perlu adanya biaya untuk peralatan yang memadai dengan operasional.

38

Anda mungkin juga menyukai