Anda di halaman 1dari 19

TEKNIK PIDATO DAN PRESENTASI

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan teknik pidato dan presentasi yang baik
dan benar. Pidato merupakan kegiatan penyampaian gagasan yang dilakukan di
depan banyak orang. Presentasi adalah suatu penyampaian dari komunikator
tentang karya ilmiah yang dibuatnya dalam suatu forum berisi undangan berisi
tentang ide dan gagasan ilmiah si pembuat.

Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan dasar pemahaman tentang pidato
dan presentasi. Dimana dengan hal-hal yang diamati tersebut, kita dapat lebih
memahami cara bersikap ketika berpidato atau pun berpresentasi. Hingga output
dari audiens sesuai dengan hal yang kita kehendaki. Karya ini berisi tentang
pengertian pidato & presentasi, tata cara penyusunan dan pemilihan masalah,
teknik penyampaian, keyakinan dalam mengendalikan diri, dan lainnya.
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia akademik, semua anggota dari lingkungan akedemik pasti
melakukan penyampaian secara lisan. Penyampaian secara lisan menjadi
sarana untuk menyampaikan berbagai gagasan. Seorang pemimpin, dari
Rektor sampai dengan Kepala Laboratorium harus melakukan berbagai
penyampaian lisan. Paling tidak dalam menyajikan program-program
kerjanya. Seorang dosen pun hampir setiap saat harus melakukan
penyampaian lisan, seperti ketika mengajarkan mata kuliah maupun ketika
mempresentasikan proposal dan hasil penelitiannya.

Demikian pula dengan mahasiswa. Suatu kelas yang baik biasanya


menjadikan penyampaian lisan sebagai salah satu materi penilaian. Selama
masa studinya, mahasiswa pasti akan melewati berbagai penyampaian
lisan. Seperti dalam mempresentasikan usulan penelitian dan ujian akhir
karya tulisnya. Dalam kehidupan ril di masyarakat, berbagai kegiatan dan
jenis pekerjaan juga membutuhkan adanya penyampaian lisan. Tergantung
dari jenis pekerjaannya, semua kegiatan manusia pasti akan memerlukan
penyampaian lisan dalam taraf besar maupun kecil.

Penyampaian secara lisan tersebut biasanya dalam bentuk presentasi atau


pidato. Untuk mendapat hasil yang memuaskan dari penyampaian secara
lisan, maka kita harus mengetahui teknik yang tepat dalam pidato dan
presentasi. Makalah ini dibuat untuk secara umum menjabarkan teknik
pidato dan presentasi yang baik.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada makalah ini, sebagai berikut:
1. Apakah pengertian dan tujuan dari pidato & presentasi?
2. Bagaimana menyusun suatu pidato & presentasi?
3. Bagaimana tata cara melakukan pidato & presentasi?
4. Bagaimana etika pidato & presentasi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat memahami teknik dalam berpidato & presentasi yang
baik.
2. Mahasiswa dapat memiliki skill komunikasi yang baik secara umum
ketika menyampaikan pidato & presentasi.

1.4 Manfaat
Adapun manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini, sebagai
berikut:
1. Mahasiswa menguasai materi tentang teknik pidato & presentasi.
2. Mahasiswa mengetahui pengertian dan tujuan dari pidato & presentasi.
II. KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian dan Tujuan Pidato


Pidato adalah penyampaian gagasan, pikiran, informasi, dan tujuan dari
pembicara kepada orang lain (audience) dengan cara lisan. Pidato juga
bisa diartikan sebagai the art of persuasion, yaitu sebagai seni
membujuk/mempengaruhi. Berpidato merupakan salah satu wujud
kegiatan berbahasa lisan. Oleh karena itu, berpidato mementingkan
ekspresi gagasan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang
didukung oleh aspek-aspek non kebahasaan (ekspresi wajah, kontak
pandang, gerak tangan). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan
menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang
tepat serta memanfaatkan aspek-aspek non-kebahasaan yang dapat
mendukung efisiensi dan efektivitas pengungkapan gagasan kepada orang
banyak dalam suatu acara tertentu. Sementara itu, ada tiga tujuan
penyajian suatu pidato, yaitu menyampaikan informasi (informatif),
meyakinkan dan mempengaruhi sikap pendengar (persuasif), dan
menghibur pendengar (rekreatif).

2.2 Metode Berpidato


Adapun metode dalam berpidato adalah sebagai berikut:
1. Metode Impromptu
Dilakukan secara spontan,serta merta dan tanpa persiapan sama sekali.
Ketika ada sebuah acara/hajatan, tamu undangan sudah mulai datang
dan acara akan segera dimulai, MC pun mulai membacakan susunan
acara, dan mempersilahkan salah satu pihak tuan rumah yang ditunjuk
untuk berpidato. Namun, ketika dipanggil orang yang ditunjuk ternyata
tidak dapat hadir karena ada sesuatu yang mendesak dan tidak dapat
diwakilkan, sehingga harus ada orang lain yang menggantikannya
untuk menyampaikan pidato. Dalam situasi seperti inilah metode
impromptu digunakan.

2. Metode Ekstemporan
Dilakukan dengan mempersiapkan konsep berupa pokok-pokok/garis
besar pidato. Untuk menggunakan metode ini, hendaknya kita telah
menguasai materi dengan baik, sehingga pada saat akan
menyampaikannya, garis-garis besar pidato yang telah ada tadi dapat
dengan mudah kita jabarkan satu-persatu.

3. Metode Menghafal
Yaitu menyampaikan pidato secara keselurahan berdasarkan
teks/naskah yang telah dihafalkan sebelumnya. Bisa sobat bayangkan
seandainya pidato yang dihafal panjang dan topik yang dibahas
merupakan topik yang tidak kita kuasai, tentu saja kita harus pintar
berimprovisasi agar pidato tidak tersendat, dan tetap mulus sampai
akhir point pidato disampaikan.

4. Metode Naskah
Pidato menggunakan naskah dapat kita lihat dalam acara seremonial
atau acara-acara resmi lainnya. Jika dibandingkan dengan metode
pidato impromptu,ekstemporan dan menghafal. Metode menggunakan
naskah merupakan metode yang paling lengkap dan sistematis. Karena
isi pidato telah disusun dan direncanakan dengan baik sebelum
dibacakan, sehingga hal yang diucapkan akan lebih tertata. Namun
demikian, masih ada saja kekurangan dari metode pidato ini,
diantarnya yaitu interaksi antara orang yang berpidato dengan
pendengar kurang, terkesan kaku dan membawa suasuna yang
membosankan karena pembicara lebih terpaku pada naskah.
2.3 Tata Cara Berpidato
Tata cara berpidato merujuk pada langkah-langkah dan urutan untuk
memulai, mengembangkan, dan mengakhiri pidato. Langkah-langkah dan
urutan berpidato secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan
penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak-pihak yang
diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi
merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam
pidato. Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci
sesuai dengan waktu yang disediakan. Adapun penutup pidato berisi
penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dan sajian isi.
Selain itu, penutup juga berisi harapan dan ucapan terima kasih atas
partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.

2.4 Etika Berpidato


Etika berpidato merujuk pada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan
dan dijunjung tinggi ketika seseorang berpidato. Etika berpidato merujuk
pada nilai-nilai kepatutan yang perlu diperhatikan dan dijunjung ketika
seseorang berpidato. Nilai-nilai yang petut diperhatikan adalah:

1. Tidak menyinggung perasaan orang lain

2. Upaya menghargai dan membangun optimisme pendengar


3. Sikap jujur dan terbuka
4. Rasa empati dan persahabatan

Selain itu, ada pula etika berpidato menurut tempat berpidato, yaitu:
1. Etika berpidato di depan umum meliputi:
a. Mengenakan pakaian yang sesuai dengan suasana pertemuan, rapi,
bersih dan sopan.
b. Tampil dengan bersahaja, sopan dan rendah hati.
c. Menyisipkan beberapa humor segar dalam pidato
d. Gunakan kata-kata yang sopan, halus, dan sederhana
e. Sebagai kata penutup jangan lupa mengucapkan maaf bila terdapat
tutur kata yang kurang berkenan dan lain-lain.

2. Etika berpidato di depan pejabat:


a. Menghilangkan rasa rendah diri.
b. Jangan tampil seolah-olah menggurui, sikap lebih tahu dan lain-
lain.
c. Jangan terlalu memberikan penghormatan yang berlebihan
pada audience.

3. Etika berpidato di depan pemuka agama:


a. Jangan mengeluarkan kata-kata yang bisa menyinggung umat
beragama.
b. Jangan ada nada merendahkan atau memuji agama tertentu.
c. Perbanyak istilah-istilah keagamaan.
4. Etika berpidato di depan Lawan Jenis
Bila pembicara seorang laki-laki, hati-hati jangan sampai
menyinggung harkat dan martabat wanita, menggunakan istilah-istilah
yang tepat seperti ibu-ibu atau saudari sekalian, hindari kata-kata
kasar, kurang senonoh dan kurang sopan.

5. Etika berpidato di depan Pemuda/mahasiswa


Pidato harus mengutamakan penalaran yang berikaitan dengan dunia
anak-anak muda; Jangan mengeluarkan kata-kata yang bersifat
menentang; Jangan mengkritik dan menyalahkan anak-anak muda.

6. Etika berpidato di depan masyarakat desa


Jangan berbohong; Gunakan kata-kata yang sopan dan sederhana,
kapan perlu sisipkan beberapa istilah dalam bahasa stempat.

2.5 Persiapan Pidato


Sebelum memberikan pidato di depan umum, ada baiknya untuk
melakukan persiapan berikut ini :
1. Menentukan maksud pidato.
2. Faham situasi dan latar belakang pendengar pidato secara umum.
3. Mengetahui lama waktu atau durasi pidato yang akan dibawakan.
4. Menyusun kata-kata yang mudah dipahami dan dimengerti.
5. Mengetahui jenis pidato dan tema acara.
6. Menyiapkan bahan-bahan dan perlengkapan pidato.
7. Melatih diri secara oral sebelum menyajikan pidato.

2.6 Pengertian dan Tujuan Presentasi Ilmiah


Morrisey & Sechrest mendeskripsikan bahwa presentasi melibatkan
penyiapan dan penyampaian suatu pokok bahasan kritis dalam bentuk
yang logis dan ringkas, sehingga menghasilkan komunikasi yang efektif.
Sedangkan Robert M. French mengatakan bahwa “You are a scientist or
you wouldn’t be giving the talk”. Pandangan itu bisa dijadikan dasar untuk
mendefinisikan presentasi ilmiah. Dari segi pelaku, yang memberikan
presentasi ilmiah adalah seorang ilmuwan. Informasi yang disampaikan
tentu adalah yang bersifat ilmiah. Untuk dapat memahami dengan baik
informasi yang disampaikan, yang hadir pun mestinya adalah khalayak
ilmiah (Gafura, 2009).

Tujuan dari presentasi bermacam-macam jenisnya, hal- hal semisal untuk


membujuk suatu produk/ide (biasanya dibawakan oleh wiraniaga), untuk
memberi informasi (biasanya oleh seorang pakar), atau untuk meyakinkan
(biasanya dibawakan oleh seseorang yang ingin membantah pendapat
tertentu).
2.7 Teknik Presentasi
Ada 3 komponen yang harus diperhatikan dan ketiganya saling
mendukung untuk menghasilkan presentasi yang baik, ketiga komponen
tersebut yaitu:
1. Great content / bahan yang menarik
Persiapkan dengan baik bahan presentasi Anda agar menarik buat
Audiens.
 Langkah pertama yang bisa dilakukan untuk menuju ke sana
adalah dengan mengetahui apa tujuan Anda melakukan presentasi.
Apa hasil akhir yang Anda harapkan dari audiens. Dengan
mengetahui tujuan presentasi maka Anda dapat menyiapkan bahan
presentasi yang menarik.
 Langkah kedua adalah dengan mengenali audiens Anda. Siapa
saja mereka, apa keperluan, dan seberapa dalam pengetahuan
mereka terhadap topik presentasi. Hal-hal tersebut akan menjadi
pegangan Anda dalam mengumpulkan bahan presentasi. Pernahkah
suatu ketika Anda mengikuti suatu presentasi dan Anda merasa
seharusnya presenter tidak perlu menampilkan materi-materi
tertentu?
Ini bisa terjadi jika presenter tidak mengetahui level pengetahuan
audiensnya. Akibatnya, bahan yang sebenarnya menarik dirusak
oleh tampilnya slide-slide presentasi yang tidak perlu.
Jika pengetahuan kita tentang audiens cukup baik, sebagai
presenter akan dapat melakukan sortir terhadap bahan presentasi.
Mana saja yang cocok dimasukkan dan mana yang tidak perlu
ditampilkan. Dengan demikian, bahan presentasi Anda akan
menjadi sesuatu yang menarik bagi audiens. Inilah yang dapat
dilakukan agar bahan presentasi Anda menarik:
 Tetaplah up to date, perkembangan teknologi dan informasi saat
ini begitu cepatnya. Jangan sampai pengetahuan audiens Anda jauh
di depan bahan yang Anda presentasikan. Anda tentu tidak ingin
dianggap menyampaikan sesuatu yang sudah basi atau bahkan
sudah menjadi fosil. Jika hal ini terjadi, perhatian audiens akan
sulit untuk didapatkan.
Sampaikan sesuatu yang baru, yang belum diketahui oleh audiens.
Misalnya, Anda presentasi tentang produk teh hijau untuk
menurunkan berat badan. Audiens Anda mungkin sudah tahu
bahwa teh hijau bisa digunakan untuk menurunkan berat badan.
Jika Anda hanya fokus di bagian itu, kemungkinan presentasi Anda
jadi kurang menarik.
Cobalah untuk mencari bahan sekitar manfaat teh hijau yang
kemungkinan audiens belum tahu dan masih berhubungan dengan
menurunkan berat badan. Cari hasil riset terbaru tentang teh hijau
yang bisa Anda elaborasi dengan informasi-informasi yang sudah
ada sebelumnya.
 Sampaikan sesuatu yang bermanfaat bagi audiens. Orang selalu
tertarik pada hal-hal yang bermanfaat baginya. Saat melakukan
presentasi sampaikan manfaat apa yang akan didapatkan dengan
audiens. Kebanyakan presenter terjebak dengan fitur, kandungan,
dll yang sebenarnya tidak menarik bagi audiens.
Dalam kasus teh hijau, audiens biasanya tidak peduli dengan
kandungan anti oksidan atau ECGC di dalamnya. Tapi, apa
manfaat kandungannya itu untuk menurunkan berat badan.
Demikian juga dalam presentasi bisnis lainnya. Kadang presenter
terlalu lama berkutat dengan siapa kami, kapan kami berdiri, dan
kami lainnya. Bagian tersebut memang penting, tapi manfaat atau
solusi apa yang bisa dihadirkan pada audiens sebenarnya lebih
menarik.

2. Great Design / Desain yang Bagus


Jika Anda menggunakan alat bantu visual seperti PowerPoint, maka itu
termasuk salah satu dalam bagian ini. Bagaimana penggunaan huruf,
pemilihan warna, penggunaan gambar, dll.
 Gunakanlah huruf yang mudah dibaca hingga audiens yang
paling belakang. Ketahui dengan pasti tempat presentasi Anda,
seberapa besar. Ini untuk memastikan bahwa besar huruf yang
Anda gunakan dapat terbaca dengan baik oleh semua audiens yang
hadir di posisi manapun mereka duduk.
 Perhatikan kontras warna latar dengan warna huruf, juga
perhatikan kesesuaian kombinasi warna yang digunakan.
 Jika memakai gambar, gunakan yang beresolusi tinggi agar
ketika ditampilkan gambar tidak pecah. Jangan asal mengubah
besar gambar tanpa memperhatikan proporsi, sehingga gambar
malah tampak aneh. Hal-hal kecil seperti ini dapat merusak
perhatian audiens.
 Hindari tabel atau angka-angka, lebih baik menampilkan grafik.
Grafik dengan pemilihan yang tepat akan dapat membantu audiens
menangkap dengan cepat maksud atau pesan yang ingin
disampaikan. Kalau terpaksa menampilkan angka atau tabel,
upayakan ditampilkan dengan simpel. Lebih luas dari itu, desain
tempat presentasi harus menjamin kenyamanan Anda dan audiens
untuk berinteraksi.

3. Great Delivery
Bagaimana menyampaikan pesan secara verbal dan non-verbal. Yang
termasuk non-verbal adalah pemanfaatan tinggi rendah suara, bahasa
tubuh, kontak mata, dan bagaimana berinteraksi dengan audiens.
Lakukanlah presentasi Anda dengan antusias. Jika Anda antusias,
audienspun akan ikut semangat dan terpikat untuk mendengarkan
Anda hingga akhir.

Itulah 3 komponen presentasi yang baik. Semakin baik Anda membuat


ketiganya, semakin baik pulalah presentasi Anda.
2.8 Etika Presentasi Ilmiah
Etika berkaitan dengan keyakinan dan prinsip mengenai mana yang benar
dan mana yang salah serta mana yang patut dan mana yang tidak patut.
Satu nilai yang harus dipegang dalam menjaga etika adalah “menjaga
perilaku agar tidak merugikan orang lain”. Kerugian mencakup hak atau
kesempatan, kehilangan muka, dan tersinggung perasaannya. Hak dalam
forum ilmiah meliputi hak berbicara, hak membela dan mempertahankan
pendapatnya, serta hak untuk mendapatkan pengakuan. Kehilangan muka
dapat terjadi apabila aib atau kekurangan diungkapkan secara vulgar.
Sementara itu, apabila seseorang telah melakukan sesuatu yang sangat
berharga, ia mempunyai hak untuk mendapatkan pengakuan. Etika dalam
forum ilmiah harus dijaga agar tujuan forum dapat tercapai dengan baik.

Hal lain yang perlu diperhatikan oleh penyaji dalam etika adalah
kejujuran. Dalam dunia ilmiah, kejujuran merupakan butir etis terpenting.
Setiap orang wajib bersikap sangat terbuka dalam segala hal menyangkut
informasi yang disajikan. Jika menyajikan data, penyaji harus secara jujur
menyebutkan apakah data itu hasil penelitiannya ataukah diambil dari
sumber lain. Jika diambil dari sumber lain, harus disebutkan secara
lengkap sesuai dengan kelaziman dunia ilmiah.

Adapun etika yang harus dijaga oleh peserta antara lain adalah sebagai
berikut. Pertama, setiap peserta harus jujur pada diri sendiri. Artinya, dia
akan bertanya jika memang tidak tahu, akan mencari klarifikasi apabila
masih bingung atau belum yakin, akan mengecek apakah pemahamannya
sudah benar ataukah belum, dsb. Selain itu, setiap peserta wajib
menghargai pendapat/gagasan orang lain dan hal ini mensyaratkan bahwa
dia wajib menyimak apabila ada orang yang berbicara (atau bertanya).
Misalnya, ketika orang lain telah mengusulkan gagasan, dia tidak akan
berbicara seolah-olah dialah pengusul pertama gagasan tersebut. Ketika
pertanyaan telah diajukan oleh peserta lain, dia tidak akan mengulangi
pertanyaan itu. Ketika peserta lain telah menyatakan sesuatu dan dia
menyetujuinya, dia dapat mengungkapkan dukungannya.

2.9 Teknik Presentasi Yang Baik dan Benar


Teknik presentasi adalah kemampuan yang wajib dimiliki oleh setiap
orang yang ingin sukses pada masa ini. Cara presentasi ide ternyata punya
efek yang tidak kalah besarnya dibanding isi presentasinya. Bahkan
seringkali materi yang sebenarnya sangat bagus namun dibawakan dengan
cara presentasi yang biasa-biasa saja atau malah cenderung buruk bisa
kehilangan kekuatannya. Berikut merupakan beberapa teknik dalam
presentasi :
1. Melakukan persiapan. Antara lain, bahan presentasi, bahan yang akan
dibagikan (jika ada), peralatan seperti laptop atau infokus dan
mempersiapkan mental. Jika semua kondisinya baik dan aman maka
bisa membuat kita akan lebih percaya diri.
2. Materi presentasi. Bedakan antara materi yang akan dipresentasikan
dengan proposal yang akan diberikan, karena pada saat presentasi kita
menjelaskan point-point nya saja dan tidak perlu secara keseluruhan
untuk dibahas karena akan menghabiskan waktu dan membuat
audience merasa bosan.
3. Pada saat presentasi, lakukan:
a. Usahakan datang lebih awal dari waktu yang ditentukan, jangan
terlambat.
b. Gunakan waktu seefisien mungkin.
c. Gunakan pakaian yang sopan tentunya
d. Kenali audience atau peserta yang hadir, sehingga kita bisa lebih
akrab dengan menyebut namanya dan tahu jabatannya.
e. Bagi pandangan ke kita ke semua audience dan perbanyak
komposisi pandangan kita kepada orang yang paling
berpengaruh atau pengambil keputusan, seperti CEO atau salah
satu pimpinan dari yang hadir.
4. Sebisa mungkin untuk tidak membicarakan hal yang tidak penting
dan yang audience tidak mau dengar.
5. Berbicaralah dengan lugas dan sopan
6. Atur intonasi suara, jangan kebesaran dan juga jangan kekecilan
7. Jangan banyak bergerak, karena akan mengganggu konsentrasi
peserta
8. Munculkan beberapa joke untuk mencairkan suasana yang kaku
atau membosankan tapi jangan berlebihan.
9. Anggap saja audience tidak mengerti mengenai materi yang akan
disampaikan, jadi bersikaplah dengan mengundang simpati dan rasa
kagum para audience karena pengetahuan kita, tapi hindari kesan
menggurui
10. Pada saat tanya jawab, catat pertanyaan dan jawablah dengan lugas.

2.10 Keyakinan dan pengendalian diri


Keyakian dapat menimbulkan pengendalian diri, demikian sebaliknya.
Seorangyang gugup dan tidak dapat mengendalikan diri dapat dlihat dari
semua sikap sebsgsigerakan tingkah laku. Seseoang yang berkeyakinan
biasanya berpidao tanpa gerak isyarattangan ke muka seperti menutup
mulut dan hidung atau menggaruk kepala. Oleh karena itujika ingin
mengeahui keyakinan juru pidato, khalayak harus memperhatikan apakah
tidakada gerakan isyarat negative dari penampilannya. Sikap yang tegak
dan percaya diri padajuru pidato yang sudah berpengalaman, merupakan
bentuk keyakinan yang jelas. Selain ituorang yang memiliki
keyakinanakan lebih banyak mengadakan kontak mata serta
jarangmengerdipkan mata. Oleh karena itu jangan menghindari tatapan
/pandanagan mata dengan pendengar, serta berdiri dengan sikap tegak.

2.11 Audiens
Unsur audiens massa atau komunikan terdapat dalam setiap kegiatan
Public Speaking.Secara umum dan sederhana audiens dapat diartikan
sebagai sekumpulan orang yang menjadi pendengar, pembaca, penonton,
atau pemirsa berbagai media. Pada perkembangannya audiens menjadi
lebih spesifik seperti audiens media TV, audien seminar, pertemuan
bisnis ataupun perkuliahan.

2.12 Media Presentasi


Media sarana presentasi, dibutuhkan untuk mendukung agar infomasi/
pesan yang dipresentasikan komunikator atau presenter dapat di terima
oleh Komunikan atau Audiens tepat efektif dan efisien.Media Sarana
Presentasi membantu komunikan atau audiens termotivasi atau
terpengaruh untuk menerima pesan yang disampaikan sehingga
mengubah perilaku sesuai keinginan komunikator. Sarana media
presentasi itu antara lain slide informasi, penampilan alat peraga dari
produk ataupun konsep materi yang ingin disampaikan.

Kemajuan & perkembangan kehidupan dan pemikiran membuat kegiatan


presentasi memerlukan teknik dan pembaruan terus mengikuti
perkembangan kemajuan komunikasi. Presentasi di tuntut semakin lebih
baik dan mudah dipahami serta menarik audiens untuk mengikuti dan
mendengarkan presetasi.
III. HASIL

Seperti yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya bahwa teknik pada pidato
& presentasi adalah teknik pengolahan kata untuk disampaikan secara baik
didepan khalayak ramai, dengan tujuan tertentu. Dimana untuk menyampaikan
tujuan tersebut seorang komunikator harus menguasai teknik yang tepat, agar
visi dan misi yang disampaikan, dapat dicerna oleh audiens secara baik.
Teknik olah kata yang baik didukung dengan preparasi yang baik pula baik
deri segi materi yang akan disampaikan, maupun kesiapan mental.

Sebelum berpidato kita harus mengetahui apa itu pidato dan tujuan dari
berpidato. Pidato adalah the art of persuasion, atau seni membujuk
orang/khalayak untuk menerima suatu gagasan atau ide si komunikator.
Dalam melakukan pidato agar penyampaian nya efektif, kita harus memahami
metode-metode berpidato lalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang
sedang berlangsung. Dalam berpidato kita memang dibebaskan dalam ber-
ekspresi namun kebebasan nya tetap harus beretika, maka dalam berpidato
dikenal etika pidato yang tergantung pada siapa audiens yang dihadapi.

Begitu pula dengan presentasi, presentasi yaitu penyampaian suatu


pemikiran/karya ilmiah secara lisan dan biasanya dilakukan dalam suatu
forum dengan para undangan. Tujuan dari presentasi adalah penyampaian
hasil ide/penelitian untuk ditanggapi kembali oleh audiens agar hasil yang di
amati lebih disempurnakan. Dalam berpresentasi kita harus memnuhi konsep-
konsep dan etika yang ada. Ada beberapa komponen presentasi yang dapat
membangkitkan atau memancing perhatian audiens, komponen tersebut harus
menjadi perhatian komunikator sebagai orang yang berpresentasi. Komponen
tersebut meliput: konten yang baik, desain yang baik, dan penyampaian yang
baik.

Disisi lain terdapat faktor lain yang dapat mempengaruhi presentasi dan
pidato, seperti faktor audiens yaitu faktor antusiasme audiens dalam mengikuti
jalan nya presentasi dan pidato dengan tingkat keaktifan yang berbeda. Juga
ada pula faktor dari diri sendiri berupa kemampuan pengendalian diri dan
keyakinan, faktor ini penting untuk menumbuhkan suasana dalam
menyampaikan gagasan lebih natural dan fleksibel. Selain itu, terdapat pula
faktor kecakapan dalam berpakaian, faktor ini juga dapat membangkitkan
antusiasme audiens dalam mengikuti jalan nya acara, karna berpakaian rapih
adalah bentuk penghargaan dan keseriusan komunikator menjalan kan tugas
nya untuk menyampaikan gagasan.
IV. SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan
Adapun simpulan yang dapat diambil dari makalah ini sebagai berikut:
1. Pidato adalah kegiatan menyampaikan ide, dengan tujuan merayu
audien untuk mengikuti ide si komunikator.
2. Pidato harus mengikuti metode yang tepat, dan etika berpidato yang
baik.
3. Presentasi adalah penyampaian gagasan ilmiah pada suatu forum untuk
ditanggapi audien kembali.
4. Presentasi harus dikemas dengan baik agar menarik perhatian
penonton.
5. Penyampaian ide secara lisan dipengaruhi faktor lain, seperti
antusiasme audien, kepercayaan dan ketenangan diri komunikator, dan
lainnya.

4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan:
1. Berpidatolah dengan metode yang tepat agar ide yang disampaikan
efektif.
2. Berpresentasi dengan baik, menggunakan 3 komponen untuk mendapat
perhatian penonton.
3. Mempelajari skill dalam public speaking yang baik.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (1994). Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi. Malang: ITN


Press.

Hudoro Sameto. (2000). Cara Berbicara atau Presentasi dengan Audio-Visual.


Jakarta: Gramedia.

Manchester Open Learning. (2001). Membuat Presentasi yang Efektif. Jakarta:


Gramedia.

Rakhmat, Jalaluddin. (2004). Retorika Modern Pendekatan Praktis.Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya

Rhonda Abrams. (2008). Winning Presentation In A Day. Yogyakarta:


Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai