Anda di halaman 1dari 26

PENDAHULUAN

Sesuai dengan kebutuhan mahasiswa akan pemahaman atas teori yang diberikan
dikelas oleh dosen mengenai aliran saluran terbuka, maka dilakukan praktikum laboratorium
hidraulika.
Penyelidikan di laboratorium meliputi:
- Pengukuran debit air dalam suatu penampang.
- Loncatan hidrolis
Percobaan dan penyajian laporan hasil praktikum di laboratorium ini di lakukan
berkelompok.
Dalam laporan ini dicantumkan maksud atau tujuan, lokasi atau tempat percobaan, alat
dan prosedur pelaksanaannya. Sedangkan hasil praktikum disajikan langsung dalam bentuk
tabel lengkap dengan perhitungannya.

1.1. Latar Belakang


Pada umumnya, mahasiswa sangatlah sulit menerima suatu materi kuliah pada saat
proses perkuliahan berlangsung. Salah satu contohnya mengenai penjelasan aliran pada
saluran terbuka. Karena mengingat sifat-sifat dari saluran terbuka sangatlah banyak,
sehingga sangat sulit menggambarkan aliran pada suatu bangunan air.
Untuk itu, kegiatan praktikum di laboratorium sangatlah membantu dalam menunjang
dan menambah pengetahuan dan pemahaman mahasiswa mengenai permasalahan tersebut.

1.2. Lingkup Percobaan


Percobaan di laboratorium yang dilakukan mengenai ”Saluran Terbuka” ini,
pengujiannya terbatas hanya pada dua jenis bangunan air dalam saluran terbuka, yaitu:
a. Pintu tegak ( Sluice Gate ).
b. Bendung Ambang Lebar ( Board Crestsd Weir ).
Jenis bangunan di atas dipilih berdasarkan pada terapan di lapangan. Karena bangunan
tersebut berguna sebagai pengontrol aliran di saluran terbuka.
Adapun beberapa materi yang langsung diperagakan dalam percobaan meliputi:
a. Pendemonstrasian aliran melalui pintu sorong.
b. Pendemonstrasian aliran melalui ambang lebar.

1.3. Tujuan dan Kegunaan


Dalam setiap praktikum pasti selalu memiliki tujuan dan kegunaan. Adapaun tujuan
dan kegunaan dari praktikum ini adalah:
Tujuan praktikum
- Untuk mengenalkan dan menambah pengetahuan mahasiswa dalam kaitannya
dengan materi yang diberikan pada kuliah tatap muka.
- Mahasiswa dapat memahami sifat-sifat aliran saluran terbuka setelah melakukan
praktikum.
- Mahasiswa dapat menggambarkan aliran pada suatu bangunan air.

Kegunaan praktikum
- Untuk lebih mempertajam pengetahuan mahasiswa dalam memahami masalah
hidrolika, khususnya permasalahan pada aliran saluran terbuka.

1.4. Aturan Mengikuti Praktikum


a. Praktikum dikerjakan oleh mahasiswa secara berkelompok di bawah bimbingan dari
seorang asisten yang diambil dari anggota Kelompok Dosen Bidang Keahlian Hidro di
Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana.
b. Batas waktu penyelesaian laporan untuk setiap kelompok adalah satu bulan setelah
pelaksanaan praktikum
c. Apabila dalam batas waktu tersebut laporan belum selesai dan disetujui oleh asisten,
maka kelompok yang bersangkutan dinyatakan gugur.
d. Laporan dibuat dalam kertas dengan ukuran A4, diketik dengan jarak 1,5 spasi dan
dijilid dengan warna sampul Fakultas Teknik.
e. Laporan asli dikumpulkan di Labaratorium Hidraulika, sedangkan sebagai arsip setiap
anggota kelompok berupa fotokopinya.
f. Pada saat berlangsungnya praktikum, setiap kelompok akan didampingi oleh teknisi dan
asisten. Bila asisten tidak hadir, maka pelaksanaan praktikum akan ditunda, dan hasil
praktikum harus di acc oleh asisten.
g. Setiap anggota kelompok harus hadir dan mengikuti praktikum sampai selesai. Apabila
diketahui melanggar hal tersebut, maka anggota kelompok yang bersangkutan
dinyatakan gugur.

1.5. Isi Laporan


Isi laporan menyajikan bagian-bagian sebagai berikut:
1. TUJUAN
2. PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Teori Dasar.
2.2 Peralatan yang Digunakan.
2.3 Cara Kerja.
2.4 Tabulasi Data Percobaan.
3. HASIL PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN
4. KESIMPULAN
5. SARAN
PRAKTIKUM HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA
Materi Percobaan : A

DEBIT ALIRAN YANG MELALUI “SLUICE GATE”

Dikerjakan oleh
Kelompok : 8

1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077


2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Disetujui Oleh :

Ir. Gusti Ngurah Kerta Artana, MT.

LABORATORIUM HIDRO
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
PERCOBAAN A
DEBIT ALIRAN YANG MELALUI “SLUICE GATE”

1. TUJUAN
a. Mendemonstrasikan aliran melalui pintu sorong.
b. Menunjukan bahwa pintu sorong dapat digunakan sebagai alat ukur dan pengatur debit.

2. PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Teori Dasar
Pengaliran di bawah sluice gate mempunyai dua kondisi, yaitu pengaliran bebas (free
flow) dan pengaliran tenggelam (submerge flow). Kondisi pengaliran bebas dicapai apabila
aliran di depan pintu adalah subkritis dan di belakang pintu adalah superkritis. Untuk kondisi
pengaliran tenggelam akan dicapai apabila kedalaman air di belakang pintu lebih tinggi dari
bukaan pintu.
a. Pengaliran Bebas.
Dalam pengaliran bebas, debit diperoleh dengan rumus :

Q  Cd . b . Yg . 2 . g . Y0

Dengan :
Q = debit yang melalui pintu (m3/detik)
Cd = koefisien debit.
b = lebar pintu ( m ).
Yg = tinggi bukaan pintu ( m ).
Y0 = tinggi muka air di hulu ( m ).

b. Pengaliran Tenggelam.
Untuk pengaliran tenggelam, debit diperoleh dengan rumus:

Q  Cd . b . Yg . 2 . g .  Y0  Yg 
Total Head di hulu dan hilir pintu.

V02 Q2
H 0  Y0   Y0 
2.g. Y0 xb
2
2. g

V12 Q2
H 1  Y1   Y1 
2.g . Y1 xb 
2
2.g

Dimana: H0 = total head di hulu ( m ).


H1 = total head dihilir pintu ( m ).
V0 = kecepatan rata-rata di hulu ( m/dt ).
V1 = kecepatan rata-rata di hilir ( m/dt ).
Y0 = tinggi muka air di hulu pintu ( m ).
Y1 = tinggi muka air di hilir pintu ( m ).

2
V0
2. g
Total head line

2
H0 V1 H1
or or
V0 Y0 2.g E1
E0
Water surface
Yg
V1 Y1

Section 0 Section 1
2.2 Peralatan yang Digunakan
a. Flume ( Saluran Terbuka )

b. Pintu Tegak ( Sluice Gate )

c. Point Gauge

d. Pitot Meter ( Tabung Pitot dan Manometer )


2.3 Cara Kerja
2.3.1. Percobaan 1
a. Siapkan peralatan posisi flume (saluran terbuka) horizontal dan posisi pintu (sluice
gate) tegak lurus dasar saluran.
b. Point gauge diletakkan disebelah hulu dan hilir pintu untuk mengukur ketinggian
air.
c. Pitot meter dipasang di sisi flume untuk mengukur debit air yang mengalir dalam
flume.
d. Atur tinggi bukaan pintu (Yg) = 20 mm dari dasar saluran. Tinggi bukaan pintu (Yg)
dipertahankan.
e. Ukur Debit dengan alat pitotmeter dan stopwach digital.
f. Ukur Y0 dan Y1 yang terbentuk dengan Point Gauge.
g. Prosedur di atas diulangi dengan menggunakan Q yang bervariasi dan bukaan pintu
(Yg) yang konstan ( minimum 5 variasi ). Catat nilai Y0 dan Y1.
2.3.2. Percobaan 2
a. Siapkan peralatan posisi flume (saluran terbuka) horizontal dan posisi pintu (sluice
gate) tegak lurus dasar saluran.
b. Point gauge diletakkan disebelah hulu dan hilir pintu untuk mengukur ketinggian
air.
c. Pitot meter dipasang di sisi flume untuk mengukur debit air yang mengalir dalam
flume.
d. Katup kontrol aliran pada tangki dibuka agar air mengalir dalam flume.
e. Atur debit dalam flume sedemikian sehingga konstan selama percobaan. Nilai debit
dapat dilihat pada alat pitotmeter.
f. Atur tinggi bukaan pintu (Yg) = 20 mm dari dasar saluran sebagai tinggi bukaan
pintu awal percobaan.
g. Tinggi bukaan pintu (Yg) dinaikan dengan interval 5 mm sampai ketinggian 40 mm.
h. Ukur Y0 dan Y1 dengan Point Gauge.
Prosedur diatas diulangi dengan menggunakan Q yang konstan dan bukaan pintu (Yg) yang
bervariasi ( minimum 5 variasi ). Catat nilai Y0 dan Y1.
2.4 Tabulasi Data Percobaan

PERCOBAAN A : DEBIT ALIRAN YANG MELALUI “SLUICE GATE”


Tanggal Percobaan :
Kelompok :8
1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077
2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Teknisi : I Wayan Ardika


Paraf :

Dosen : Ir.Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT.


Paraf :

Tabel Hasil Percobaan :


Lebar flume (b) = 0,025 meter
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2

a. Tabel Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate) dengan Yg konstan
Variasi Yg (m) Yo (m) Y1 (m) Q (m3/dt)
1. 0,020 0,062 0,018 2,70 x 10-3
2. 0,020 0,103 0,016 3,00 x 10-3
3. 0,020 0,128 0,014 3,00 x 10-3
4. 0,020 0,175 0,020 5,00 x 10-3
b.Tabel Debit Aliran Melalui Pintu Tegak (Sluice Gate) dengan Q konstan
Variasi Yg (m) Yo (m) Y1 (m) Q (m3/dt)
1. 0,020 0,207 0,025 2,42 x 10-3
2. 0,030 0,123 0,033 2,42 x 10-3
3. 0,040 0,090 0,035 2,42 x 10-3
4. 0,050 0,078 0,037 2,42 x 10-3

3.PERHITUNGAN

4. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan:
a) Pengaruh dari nilai Yg dan Q terhadap nilai Cd untuk pengaliran di bawah pintu
1. Untuk nilai Yg konstan.
 Dengan bertambahnya nilai Q maka nilai Yo menjadi bertambah besar
( berbanding lurus ).
 Dengan bertambahnya nilai Q maka nilai Cd menjadi bertambah besar
( berbanding lurus ).
2. Untuk nilai Q konstan.
 Dengan bertambahnya nilai Yg maka nilai Yo menjadi berkurang
( berbanding terbalik ).
 Dengan bertambahnya nilai Yg maka nilai Cd menjadi berkurang
( berbanding terbalik ).
3. Dalam percobaan ini, parameter yang sangat berpengaruh terhadap nilai Cd adalah Yg,
Y0, dan Q ( debit aliran ).

b) Perbandingan hasil perhitungan H0 dan H1


1. Besar nilai H1 berbanding lurus dengan H0. Semakin besar nilai H0, maka nilai H1
juga semakin besar dan demikian sebaliknya.
2. Untuk nilai Yg konstan
 Nilai H0 mengalami peningkatan dan nilai H1
juga mengalami peningkatan
 Nilai Ho umumnya memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan nilai H1.
3. Untuk nilai Q konstan.
 Nilai H0 mengalami penurunan dan nilai H1 juga
mengalami penurunan
 Tetapi nilai Ho yang dimiliki masih lebih besar dari nilai H1.
4. Perbedaan itu terjadi karena dipengaruhi oleh nilai Q, Vo, dan Yo pada
perhitungan Ho dan nilai Q, V1, dan Y1 pada perhitungan H1.

5. SARAN

 Di dalam melakukan pengukuran debit aliran


sebaiknya dilakukan sebanyaknya 2 sampai 3 kali untuk setiap masing-masing
percobaan.
 Di dalam melakukan percobaan, untuk mendapatkan
hasil yang maksimal hendaknya pengukuran tinggi air dilakukan pada saat air mencapai
tinggi yang konstan.
PRAKTIKUM HIDRAULIKA SALURAN TERBUKA
Materi Percobaan : B

LONCATAN HIDRAULIK
Dikerjakan oleh
Kelompok : 8

1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077


2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Disetujui Oleh :

Ir. Gusti Ngurah Kerta Artana, MT.

LABORATORIUM HIDRO
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
PERCOBAAN B
LONCATAN HIDRAULIK

1. TUJUAN
Menunjukkan karakteristik loncat air pada aliran setelah ‘sluice gate’.

2. PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Teori Dasar
Loncatan hidraulik merupakan salah satu bentuk aliran berubah secara cepat ( rapidly
variete flow ). Loncatan hidraulik terjadi apabila aliran di saluran berubah dari super kritis
menjadi subkritis.
Pemakaian praktis dari loncatan hidrolik, antara lain: (1) sebagai peredam energi pada
bendungan, saluran dan struktur hidrolik yang lain dan untuk mencegah pengikisan struktur
di bagian hilir; (2) untuk menaikkan kembali tinggi energi atau permukaan air pada daerah
hilir saluran pengukur dan juga menjaga agar permukaan air saluran irigasi atau saluran
distribusi yang lain tetap tinggi; (3) untuk memperbesar tekanan pada lapis lindung sehingga
memperkecil tekanan angkat pada struktur tembok, dengan memperbesar kedalaman air pada
lapis lindung; (4) untuk memperbesar debit, dengan mempertahankan air bawah balik, karena
tinggi energi efektif akan berkurang bila air bawah dapat menghilangkan loncatan hidrolik;
(5) untuk menunjukkan kondisi – kondisi aliran tertentu, misal adanya aliran superkritis atau
adanya penampang kontrol, sehingga letak pos pengukuran dapat ditentukan.

2
V3
2 2. g
V0
2. g
2 
V1 H1 H
H0 H3
or
2. g or
or
E1
E0 E3
Y0
Yb Y3
Yg V1 V3
Y1 V2 Y2 Vb

Section Section Section Section Section


0 1 a b 3

Water within control Tailgate


Suatu loncatan hidraulik dapat terbentuk dalam saluran apabila memenuhi persamaan
berikut :

y3
y1
1
2

 . 1  8.Fr21   1
0,5

Dengan :
y1 = tinggi muka air sebelum loncatan.
y3 = tinggi muka air setelah loncatan.
V1
Fr1 = bilangan froude saat y1, Fr 
 g.y1  0,5
Dari gambar di atas dapat dilihat hitungan kehilangan tinggi ( H ) dengan
kedalaman air sebelum loncatan atau ( ya ) dan kedalaman air setelah loncatan (yb) dapat
dijabarkan sebagai berikut:

Va2  Vb2 
H  y a  . y b  
2g  2g 

Karena sectionnya sempit, maka ya = y1, dan dapat disederhanakan oleh rumus berikut
ini:

H 
 y3  y1 
3

4 y1 y3

Dengan:
H = total kehilangan energi sepanjang loncat air.
Va = kecepatan rata-rata sebelum loncat air (m/dt)
ya = kedalaman rata-rata sebelum loncat air (m).
Vb = kecepatan rata-rata setelah loncat air (m/dt)
yb = kedalaman rata-rata setelah loncat air (m).

2.2 Peralatan yang Digunakan


a. Flume ( Saluran Terbuka )

b. Pintu Tegak ( Sluice Gate )

c. Point Gauge
d. Pitot Meter ( Tabung Pitot dan Manometer )

2.3 Cara Kerja


a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi saluran tebuka horizontal dan posisi pintu tegak
lurus dasar saluran.
b. Letakkan point gauge di sebelah hilir dan setelah hulu pintu.
c. Atur dan pasang pitot meter di sisi flume.
d. Aturlah tinggi bukaan pintu (Yg) = 20 mm sebagai tinggi bukaan pintu awal percobaan.
e. Letakkan tail gate di sisi paling ujung flume.
f. Alirkan air perlahan-lahan dengan membuka katup control aliran, sampai membentuk
loncatan air di sebelah hilir pintu. Amati dan gambar sketsa loncatan airnya. Ukur Debit
menggunakan pitotmeter dan stopwatch digital dan pertahankan Debit sampai akhir
percobaan.
g. Naikkan tinggi muka air di hulu dengan memutar katup kontrol aliran dan naikkan pula
tail gate di ujung flume. Amati loncatan air dan gambar sketsanya.
h. Untuk tiap langkah di atas, ukur dan catat nilai-nilai Y1, Yg, Y3.
i. Ulangi lagi prosedur di atas untuk variasi Yg yang lain.
2.4 Tabulasi Data Percobaan

PERCOBAAN B : LONCATAN HIDRAULIK


Tanggal Percobaan :
Kelompok :8
1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077
2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Teknisi : I Wayan Ardika


Paraf :

Dosen : Ir.Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT.


Paraf :

Tabel Hasil Percobaan :


Lebar flume (b) = 0,025 meter
Percepatan gravitasi (g) = 9,81 m/dt2

Tabel Loncatan Hidraulik Dengan Nilai Q Konstan


Percobaan Yg ( m ) Yo ( m ) Y1 ( m ) Y3 ( m ) Q ( m3/dt )
1. 0.020 0.171 0.017 0.078 0.00234
2. 0.025 0.130 0.021 0.079 0.00234
3. 0.030 0.105 0.025 0.080 0.00234
4. 0.035 0.093 0.027 0.079 0.00234
5. 0.040 0.088 0.028 0.077 0.00234

3.PERHITUNGAN

4. KESIMPULAN

5. SARAN

 Untuk melakukan debit aliran sebaiknya dilakukan


sebanyaknya 2 atau 3 kali untuk setiap masing-masing percobaan
 Di dalam melakukan percobaan, untuk mendapatkan
hasil yang optimal hendaknya pengukuran tinggi air dilakukan pada saat air mencapai
tinggi yang konstan.
PRAKTIKUM HIDROLIKA SALURAN TERBUKA
Materi Percobaan : C

BENDUNG AMBANG LEBAR

Dikerjakan oleh
Kelompok : 8

1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077


2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Disetujui Oleh :

Ir. Gusti Ngurah Kerta Artana, MT.

LABORATORIUM HIDRO
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
2016

PERCOBAAN C
BENDUNG AMBANG LEBAR

1. TUJUAN
a. Mendemonstrasikan aliran melalui ambang lebar.
b. Menunjukkan bahwa ambang lebar dapat digunakan untuk mengukur debit.

2. PELAKSANAAN PERCOBAAN
2.1 Teori Dasar
Peluap disebut ambang lebar apabila B > 0,66 H, dengan B adalah peluap / ambang
lebar dan H adalah tinggi peluapan. Dipandang dari A dan B tinggi air di atas peluap pada
titik A adalah H, sedang pada titik B adalah yc (h).
Kondisi aliran di hilir peluap ambang lebar tidak mengalami ”obstruction”, hal ini
menunjukkan bahwa aliran di atas ambang adalah maksimum. Dalam kondisi demikian
terjadi aliran kritis di atas ambang, sehingga dapat dipakai sebagai dasar mengukur energi

V 2 
spesifik. Bila kecepatan di hulu ambang kecil, maka nilai tinggi kecepatan  0 2 g  dapat
 
diabaikan dan energi spesifik di atas ambang adalah E = H.
Debit aliran yang lewat ambang lebar dapat dihitung dengan formula:

Q  Cd .B. 2 g . Hyc 2  yc 2

dan

2
yc  H
3

Persamaan di atas di substitusikan sehingga diperoleh:

3
Qmaks  1,71.Cd .B.H 2
keterangan :
Q = debit di atas ambang (m3/s).
B = lebar ambang (m).
H = tinggi peluap (m).
Cd = koefisien debit.

2
V0 2
2. g L V1
2.g

yc

E0 H

Y0
P

A B

2.2 Peralatan yang Digunakan


a. Flume ( Saluran Terbuka)
b. Model Ambang Lebar

c. Point Gauge

d. Pitot Meter
2.3 Cara Kerja
a. Siapkan peralatan dan pastikan posisi flume dan peluap ambang lebar horizontal.
b. Alirkan air secara perlan-lahan sampai melimpah sedikit di atas ambang dan hentikan
aliran.
c. Ukur dan catat tinggi air di hulu ambang sebagai data batas permukaannya.
d. Alirkan air kembali untuk mendapatkan ketinggian H tertentu di atas ambang, dan
naikkan aliran untuk mendapatkan data H yang lain sebanyak 4 kali dengan interval
kenaikan ( ∆H ) = 10 mm.
e. Pada setiap langkah percobaan ukur dan catat nilai H, Q, Y0, Yc, dan L.
f. Gambarkan profil aliran yang terjadi di setiap pengaliran.
2.4 Tabulasi Data Percobaan
PERCOBAAN C : BENDUNG AMBANG LEBAR
Tanggal Percobaan :
Kelompok :8
1. Pande Ketut Ardha Suganda 1519151077
2. I Made Ari Santi Wikrama 1519151078
3. Putu Gede Asta Wiguna MP 1519151079
4. I Putu Gede Dharma Wijaya 1519151080
5. I Dewa Made Arie Artha Widnyana 1519151081
6. Putu Intan Pratami Dewi 1519151082
7. I Made Lanang Dwi Adnyana 1519151083

Teknisi : I Wayan Ardika


Paraf :
Dosen : Ir.Gusti Ngurah Kerta Arsana, MT.
Paraf :
Tabel Hasil Percobaan :
Lebar ambang ( b ) = 0,078 meter
Tinggi ambang ( P ) = 0.096 meter
Panjang ambang = 0.35 meter
Percepatan gravitasi ( g ) = 9.81 m/dt2

Tabel hasil pengamatan Bendung Ambang Lebar


Variasi Yo ( m ) Yc ( m ) L(m) H(m) Q ( m3/dt )
1. 0.131 0.020 0.240 0.031 0.00068
2. 0.141 0.024 0.190 0.040 0.00087
3. 0.146 0.028 0.150 0.045 0.00127
4. 0.148 0.030 0.140 0.048 0.00171
5. 0.150 0.031 0.135 0.050 0.00172

3.PERHITUNGAN

4. KESIMPULAN

Dari hasil pengamatan dalam percobaan dan perhitungan yang telah dilakukan, maka
dapat ditarik kesimpulan :
a) Bahwa nilai Cd rata – rata ialah 1,026 selalu tetap untuk setiap nilai Q karena merupakan
koefisien.
b) Panjang pengempangan (L) tidak berpengaruh terhadap nilai Cd, hal ini terbukti dengan

Q
persamaan : Cd 
1,71.x.b.x.H 3 / 2

Yang berpengaruh terhadap nilai koefisien debit (Cd) adalah lebar flume (b), debit aliran
(Q), dan tinggi peluap (H)

5. SARAN

 Dalam melakukan pengukuran debit air, dilakukan sebanyak 2 atau 3 kali untuk setiap
masing – masing sesi, agar mendapatkan hasil yang optimal.
 Sebelum Melaksanakan praktikum setidaknya harus mengerti tentang materi yang akan di
praktikan dan alat yang akan digunakan.
 Di dalam melakukan percobaan, untuk mendapatkan hasil yang maksimal hendaknya
pengukuran tinggi air dilakukan pada saat air mencapai tinggi yang konstan.
DAFTAR PUSTAKA

Panduan Praktikum Hidraulika Saluran Terbuka, Laboratorium Hidro Program Studi Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Triatmodjo, Bambang. 1994. Hidraulika II. Yogyakarta : Beta Offset

Van Te Chow. 1985. Hidrolika Saluran Terbuka (Open Channel Hydraulics - alih bahasa oleh
Ir.E.V.Nensi Rosalina, M.Eng. Jakarta : Erlangga
Terbitan asli McGraw-Hill, Inc.

Anda mungkin juga menyukai