PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
Dalam penyusunan makalah ini, diharapkan dapat memberikan manfaat
bagi semua pihak. Adapun manfaat penyusunan itu diantaranya :
1. Berfungsi sebagai literatur-literatur bagi pelajar yang ingin memperdalam
wawasan tentang masalah kesehatan Khususnya tentang penyakit leptospirosis
2. Para pembaca dapat mengetahui lebih dalam tentang penyakit leptospirosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Leptospirosis
2.1.1 Definisi
Leptospirosis adalah suatu penyakit zoonosis yang disebabkan oleh
manusia dengan gejala demam, ikterus, pembesaran hati dan limpa, serta
kerusakan ginjal.
kali oleh Van der Scheer di Jakarta pada tahun 1892, sedang isolasinya
dilakukan oleh Vervoot pada tahun 1922. Penyakit ini disebut juga sebagai
Swineherd disease.6
2.1.2 Etiologi
bakteri lainnya. Sel bakteri ini dibungkus oleh membran luar yang terdiri
pada setiap ujung sel. Kuman ini bergerak aktif, paling baik dilihat dengan
tumbuh paling baik pada keadaan aerob pada suhu 28-30ºC dan pada pH
7,4. Media yang bisa digunakan adalah media semisolid yang kaya protein,
misalnya media Fletch atau Stuart. Lingkungan yang sesuai untuk hidup
tropis.9,12
Sampai saat ini telah diidentifikasi lebih dari 200 serotipe pada
Serogrup Serovar
Pyrogenes Pyrogenes
Bataviae Bataviae
Canicola Canicola
Pomona Pomona
Javanica Javanica
Cynopteri Cynopteri
Djasiman Djasiman
Sarmin Sarmin
Tarassovi Tarassovi
Celledoni Celledoni
Ranarum Ranarum
Manhao Manhao
dunia, terutama pada wilayah dengan iklim tropis dan subtropis. Angka
daerah dengan kejadian luar biasa leptospirosis ataupun pada daerah yang
leptospirosis dapat mencapai lebih dari 100 per 100.000 per tahun. Di
kejadian berkisar antara 0,1-1 per 100.000 per tahun. Case fatality rate
<5% - 30%. Angka ini memang tidak terlalu reliabel mengingat masih
peliharaan seperti kucing, anjing, kelinci, kambing, sapi, kerbau, dan babi
dengan air atau tanah yang tercemar urin hewan yang mengandung
leptospira. Selain itu penularan bisa juga terjadi karena manusia
bakteri leptospira.3
fisik, biologik, dan sosial. Salah satu pengaruh lingkungan sosial adalah
2.1.4 Patogenesis
cara, yang tersering adalah melalui kontak dengan air atau tanah yang
yang lecet atau luka dan mukosa, bahkan dalam literatur disebutkan bahwa
penularan penyakit ini dapat melalui kontak dengan kulit sehat (intak)
terutama bila kontak lama dengan air.6 Selain melalui kulit atau mukosa,
yang tinggi, lesi primer adalah kerusakan dinding endotel pembuluh darah
gagal ginjal. Pada gagal ginjal tampak pembesaran ginjal disertai edema
febril umum dan tidak cukup khas untuk menegakkan diagnosis.9 Secara
khas penyakit ini bersifat bifasik, yaitu fase leptospiremi/ septikemia dan
hari. Untuk beberapa kasus, dapat menjadi lebih singkat yaitu 2 hari
tampak lemah.
tanda khas yang biasanya timbul pada hari ke-3 atau ke-4 sakit.20
Selama fase ini, leptospira dapat dikultur dari darah atau cairan
2. Fase imun
ringan (mild case) fase kedua ini berhubungan dengan tanda dan gejala
yang dominan.10
perifer.10
Pada kasus yang berat, perubahan fase pertama ke fase kedua mungkin
tidak terlihat, akan tetapi timbul demam tinggi segera disertai jaundice
dan perdarahan pada kulit, membrana mukosa, bahkan paru. Selain itu
Gagal ginjal, oliguria, syok, dan miokarditis juga bisa terjadi dan
leptospirosis berat.
yaitu demam, nyeri kepala, dan mialgia. Nyeri kepala bisa berat, mirip
Pemeriksaan fisik yang khas adalah conjunctival suffusion dan nyeri tekan
karena keluhan bisa sangat ringan.21 Pada sebagian pasien, penyakit ini
mirip dengan penyakit demam akut yang lain, maka pada setiap kasus
Leptospirosis ikterik disebut juga dengan nama Sindrom Weil. Tanda khas
dari sindrom Weil yaitu jaundice atau ikterik, azotemia, gagal ginjal, serta
perdarahan yang timbul dalam waktu 4-6 hari setelah onset gejala dan
Spesimen
Sindroma, Fase Gambaran Klinik
Laboratorium
Leptospirosis anikterik*
Fase leptospiremia Demam tinggi, nyeri
kepala, mialgia, nyeri Darah, LCS
perut, mual, muntah,
conjunctival suffusion
Fase imun Demam ringan, nyeri
kepala, muntah, meningitis Urin
aseptik
Leptospirosis ikterik
Fase leptospiremia dan Demam, nyeri kepala, Darah, LCS
fase imun (sering mialgia, ikterik, gagal (minggu 1)
overlapping) ginjal, hipotensi, Urin (minggu
manifestasi perdarahan, ke-2)
pneumonitis hemorrargik,
leukositosis
(± 1-3 hari)
terdapat gangguan fungsi hati yang tersisa. Kematian pada sindrom Weil
2.1.6 Diagnosis
sebelumnya.24
1982).
tersedia dan jika ada maka hasilnya diperoleh setelah beberapa hari.
klinisi.18
berat pada sindrom Weil. Kadar enzim hati, kreatinin, dan ureum
2. Kultur
penyakit.9
hari.9
3. Inokulasi hewan
4. Serologi
sepasang sera dari pasien dalam periode sakit akut dan 5-7 hari
atau lebih antigen tanpa kenaikan titer (untuk daerah non endemik
Selain uji serologi yang telah disebutkan di atas, terdapat pula uji
2.1.7 Komplikasi
diantaranya adalah gagal ginjal akut (95% dari kasus), gagal hepar
akut (72% dari kasus), gangguan respirasi akut (38% dari kasus),
gangguan kardiovaskuler akut (33% dari kasus), dan pankreatitis
melalui 3 mekanisme:19
b. Reaksi imunologi
lain
→ iskemia ginjal
intravaskuler.
4. Gangguan kardiovaskuler
5. Pankreatitis akut
anemia).23
2.1.8 Penatalaksanaan
harus dimulai segera pada fase awal penyakit.20 Secara teori, Leptospira
hari
Ceftrioxine (injeksi) 1 gr IV/
hari selama 7 hari
hari
saraf.3
2.1.9 Pencegahan
- Pemberian vaksin
Vaksinasi diberikan sesuai dengan leptospira di tempat tersebut,
leptospirosis.
cara edukasi, dimana antara daerah satu dengan daerah yang lain
penyakit sistemik akut yang lain. Rasa sakit diobati dengan analgetika,
2009.3
1. Kasus suspect
Myalgia
Kelemahan dan/ atau
Conjunctival suffusion, dan
Riwayat terpajan dengan lingkungan yang terkontaminasi leptospira
2. Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan primer)
Nyeri betis
Batuk dengan atau tanpa batuk darah
Ikterik
Manifestasi perdarahan
Iritasi meningeal
Anuria/ oliguria dan/ atau proteinuria
Sesak napas
Aritmia jantung
Rash di kulit
Kasus probable (pada tingkat pelayanan kesehatan sekunder dan
tersier)
DAN/ ATAU
Temuan serologik yang mendukung (contoh : titer MAT ≥200 pada
suatu sampel)
DAN/ ATAU
Ditemukan 3 dari di bawah ini:
Temuan pada urin : proteinuria, pus, darah
Neutrofilia relatif (>80%) dengan limfopenia
Trombosit < 100.000/mm³
Peningkatan bilirubin > 2 mg% ; peningkatan enzim hepar yang
meningkat moderat (serum alkali fosfatase, serum amilase, CPK)
3. Kasus confirm
Kasus confirm pada leptospirosis adalah suatu kasus suspect atau probable
confirm.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun
hewan yang disebabkan kuman leptospira pathogen dan digolongkan sebagi zoonosis yaitu
penyakit hewan yang bisa menjangkiti manusia.
Hewan yang paling banyak mengandung bakteri leptospira ini (resevoir) adalah
hewan pengerat dan tikus
Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi secara langsung ataupun tidak
langsung, sedangkan penularan dari manusia ke manusia sangat jarang.
Pengobatan dengan antibiotik merupakan pilihan terbaik pada fase awal ataupun fase
lanjut (fase imunitas).
Angka kematian pada pasien leptospirosis menjadi tinggi terutama pada usia lanjut,
pasien dengan ikterus yang parah, gagal ginjal akut, gagal pernafasan akut.
3.2. Saran
Pada orang berisiko tinggi terutama yang bepergian ke daerah berawa-rawa
dianjurkan untuk menggunakan profilaksis dengan doxycycline.
Masyarakat terutama di daerah persawahan, atau pada saat banjir mungkin ada
baiknya diberi doxycycline untuk pencegahan.