Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
1
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum Legal theory Dan Teori Peradilan Judicialprudance, Kencana,
Makasar, 2007, h.76
2
Ibid.h.14
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah fungsi dan perbedaan asas hukum dengan kaidah atau norma ?
2. Bagaimanakah penerapan asas hukum umum/fundamental dan asas khusus
dalam pembentukan peraturan perundang-undangan dan yurisprudensi ?
BAB II
PEMBAHASAN
3
Fence M. Wantu Dkk, 2002, Cara Cepat Belajar Hukum Acara Perdata, Reviva Cendekia,
Jakarta, h. 13
4
Ishaq, 2007, Dasar-Dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h. 75
5
Ibid, h.76
3. Scholten mengatakan asas hukum adalah kecenderungankecenderungan
yang disyaratkan oleh pandangan kesusilaan kita pada hukum,merupakan
sifat-sifat umum dengan segala keterbatasannya sebagaipembawaan
yang umum itu, tetapi yang tidak boleh tidak harus ada.
4. Menurut pendapat Sudikno Mertokusumo, asas hukum adalah bukan
merupakan peraturan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar
yang umum sifatnya atau merupakan latar belakang dan peraturan yang
konkrit yang terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang
terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan hakim yang
merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-
sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut. 6
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa asas
hukum bukan merupakan hukum konkrit, melainkan merupakan pikiran dasar yang
umum dan abstrak, atau merupakan latar belakang peraturan konkrit yang terdapat
di dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam peraturan
perundang-undangan dan putusan hakim yang merupakan hukum positif dan dapat
diketemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.
Atau lebih ringkasnya, asas hukum merupakan latar belakang dari terbentuknya
suatu hukum konkrit.
Fungsi Asas Hukum Dalam sistem hukum, asas hukum memiliki beberapa
fungsi yaitu :
1. Menjaga ketaatan asas atau konsistensi. Contoh, dalam Hukum Acara
Perdata dianut" asas pasif bagi hakim ", artinya hakim hanya memeriksa
pokok-pokok sengketa yangditentukan oleh para pihak yang berperkara
dan bukan oleh hakim. Hakim hanyamembantu para pencari keadilan dan
berusaha mengatasi segala hambatan danrintangan untuk tercapainya
keadilan. Dengan demikian hakim menjadi pasif danterjagalah ketaatan
Berbicara mengenai asas hukum, maka asas hukum dapat dibagi menjadi asas
hukum umum dan asas hukum khusus seperti berikut ini :
1. Asas Hukum Umum
Asas Hukum Umum adalah asas hukum yang berhubungan dengan seluruh
bidang hukum, seperti asas restitutio in integrm, asas lex posteriori derogat
legi priori. Asas yang diartikan bahwa apa yang lahirnya tampak benar, maka
untuk sementara harus juga dianggap demikian sampai diputus (lain) oleh
pengadilan.
7
I Dewa Gede Atmadja, 2014, Filsafat Hukum Dimensi Tematis dan Historis, Setara
Press, Malang, h. 102-103
b. Asas pesekutuan
c. Asas kesamaan
d. Asas kewibawaan, dan
e. Asas pemisah antara baik dan buruk
Dalam asas hukum umum
a. Peraturan perundang-undangan tidak berlaku surut (non retroaktif).
Peraturan perundang-undangan yang dibuat hanya berlaku pada peristiwa
peristiwa hukum yang terjadi setelah peraturan perundangundangan itu lahir.
Namun demikian, mengabaikan asas ini dimungkinkan terjadi dalam rangka
untuk memenuhi keadilan masyarakat.
b. Asas kepatuhan pada hirarkhi (lex superior derogat lex inferior).Peraturan
perundang-undangan yang ada di jenjang yang lebih rendah tidak boleh
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berada pada
jenjang lebih tinggi. Dan seterusnya sesuai dengan hierarki norma dan
peraturan perundang-undangan
c. Peraturan perundang-undangan yang bersifat khusus menyampingkan
peraturan perundang-undangan yang bersifat umum ( lex specialis derogat
lex generalis)
d. Peraturan perundang-undangan yang berlaku belakangan membatalkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku terdahulu ( lex posteriori
derogate lex periori); dalam setiap peraturan perundang-undangan biasanya
terdapat klausul yang menegaskan keberlakuan peraturan perundang-
undangan tersebut dan menyatakan peraturan perundangundangan sejenis
yang sebelumnya digunakan, kecuali terhadap pengaturan yang tidak
bertentangan