Anda di halaman 1dari 12

Mikrobiologi ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis.

Dunia
mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme :bakteri, protozoa, virus,
serta algae dan cendawan mikroskopis. Dalam bidang mikrobiologi kita mempelajari banyak segi
mengenai jasad-jasad renik ini (juga dinamakan mikrobe atau protista); dimana ciri-cirinya,
kekerabatan antara sesamanya seperti juga dengan kelompok organisme lainnya,
pengendaliannya, dan peranannya dalam kesehatan serta kesejahteraan kita (Michael J, 1986).
Mikroba yang menular bagi manusia terdapat hampir dimana saja dalam lingkungan
hidupnya, termasuk tanah, air, makanan dan hewan lain. Namun reservoir yang paling signifikan
adalah manusia, baik floramanusia lain maupun flora sendiri. Pada kenyataannya, mikroba
yang menyebabkan banyak infeksi adalah anggota dari flora asli penjamu. Mikroorganisme ini
berdiam tanpa membahayakn dalam tubuh penjamusecara mutualistis atau simbiotis. Namun,
keadaan pada penjamu dapat menyebabkan hubunga hubungan tersebut menjadi bersifat
parasitis, dan mikroorganisme yang sama akan menyebabkan morbiditas dan/ atau mortalitas
pada penjamu.
Pada mikroba penyebab penyakit, patogenitas bakteri ditentukan oleh kemampuannya
menimbulkan penyakit. Serologi juga digunakan dalam pencirian mikroba, cabang ilmu ini
sangat bermanfaat dalam identifikasi kelompok tertentu seperti Salmonella dan Shigella.
Mikroorganisme yang akan diisolasi dapat berupa biakan murni atau populasi campuran. Bila
biakan yang akan diidentifikasi ini tercemar, perlu dilakukan pemurnian terlebih dahulu.
Lazimnya, pemurnian dilakukan dengan cara menggores suspensi mikroba yang akan diisolasi
pada agar lempengan. Stelah diperoleh koloni terpisah, dibuat pewarnaan Gram dari beberapa
koloni untuk melihat kemurnian biakan (Lay. Bibiana, 1994).
Metode yang di gunakan untuk mendapatkan koloni bakteri sebagai sumber biakan murni
yaitu metode goresan (Streak-plate method) dan metode tuang (pour-plate method) (Zaraswati,
2004).
Ada beberapa cara untuk menggoreskan kultur pada agar cawan yaitu : goresan langsung,
goresan kuadran dan goresan radian. Sedangkan koloni yang tumbuh pada agar cawan dapat
dibedakan dalam besarnya, warna, penampakannya apakah keruh atau bening, bentuk
penyebarannya, bentuk kemunculannya di atas dan bentuk permukaan (Chairuddin Lakare, 1999).
Setelah diperoleh biakan murni dapat dilakukan serangkaian uji untuk memperoleh ciri
morfologi dan biokimia dari isolat. Setiap uji yang dilakukan harus menggunakan kontrol untuk
mengetahui apakah media serta reagens yang digunakan memenuhi persyaratan. Selain itu
kontrol digunakan untuk melihat bahwa tekhnik yang digunakan benar dan tepat. Untuk melihat
bahwa media yang digunakan bekerja dengan baik dapat digunakan mikroba yang memberikan
hasil positif dan negatif (Lay. Bibiana, 1994).
Beberapa bakteri dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya
mengandung garam anorganik ditambah sumber karbon oraganik seperti gula. Bakteri lain
memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yang kepadanya ditambahkan darah atau
bahan-bahan kompleks lain, hampir semua media yang dipakai sehari-hari dapat dibeli secara
kom ersial sebagai tepung kering. Jadi untuk membuat suatu medium yang harus dilakukan ialah
menimbang jumlah tepung yang diperlukan, menambahkan air, dan mensterilkan sebelum
dipakai (Zaraswati, 2004).
Koloni mikroba yang tumbuh mempunyai bentuk bermacam-macam tergantung jenis
mikroba yang tumbuh dan macam media yang digunakan. Di dalam media cair, mikroba akan
tumbuh dalam waktu 24-48 jam. Pertumbuhan mikroba di dalam suatu medium cair dapat dilihat
dalam berbagai bentuk, misalnya :
 Kekeruhan, yang biasanya terlihat pada seluruh bagian medium.
 Pertumbuhan pada permukaan yang dapat berbentuyk polikel, cincin, flokulan atau membran.
 Sedimen, endapan yaitu kumpulan sel-sel yang mengumpul pada dasar tabung dan akan
menyebar lagi jika tabung digerakkan atau dikocok.
Agar miring merupakan suatu bentuk medium yang digunakan untuk membiakan mikroba,
terutama yang bersifat aerobik atau aerobik fakultatif, sedangkan agar tegak sering digunakan
dalam uji motilitas mikroba. Kultur mikroba dapat juga dibiakkan dengan cara menginokulasi
pada agar cawan, kemudian penyebaran kultur di atas agar, dilakukan dengan pertolongan loop
yang dilengkungkan bagian atasnya, atau menggunakan batang gelas (Chairuddin Lakare, 1999).
Nutrient Agar merupakan suatu medium yang mengandung sumber nitrogen dalam jumlah
cukup yang dapat digunakan untuk budidaya bakteri dan untuk penghitungan organisme dalam air,
limbah, kotoran dan bahan lainnya.
Media BHIB merupakan media pemupuk atau media Enrichment/ media yang diperkaya, yang
berbentuk cair yang digunakan berisi bahan kimia yang dapat menghambat beberapa flora
normal dan memungkinkan pertumbuhan bakteri pathogen yang mungkin terdapat dalam jumlah
kecil dalam specimen , sehingga bakteri mudah tumbuh dengan baik dan di perbanyak .
Nasofaring merupakan suatu rongga yang berbentuk mirip kubus, terletak dibelakang rongga
hidung, diatas tepi bebas palatum molle dengan diameter anterior-posterior 2-4 cm, lebar 4 cm
yang berhubungan dengan rongga hidung dan telinga tengah melalui koana dan tuba eustachius.
Atap nasofaring dibentuk oleh dasar tengkorak, tempat keluar dan masuknya saraf otak dan
pembuluh darah (Neel dan Witte, 1998).
Streptococcus adalah sel sferis, coccus tunggal berbentuk batang atau ovoid dan tersusun
seperti rantai. Coccus membelah pada bidang yang tegak lurus sumbu panjang rantai. Panjang
rantai bervariasi dipengaruhi oleh factor lingkungan. Streptococcus merupakan bakteri gram
positif, namun pada biakan yang lama dan bakteri yang mati Streptococcus kehilangan gram
positifnya dan terlihat seperti gram negatif. Hal ini dapat terjadi setelah inkubasi semalaman
(Jawetz dkk, 2007 ). Selain itu, Streptococcus tidak motil, tidak dapat membentuk spora, dan ada
yang berkapsul (Soemarno, 1962).
Sreptococcus sp merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit streptococciasis.
Klasifikasi Ilmiah
Ordo : Eubacteriales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
Spesies : Streptococcus pyogenes
Streptococcus agalactiae
Streptococcus equisimitis
Streptococcus faecalis ( S.bovis, S.equinus )
Streptococcus pneumonia
Streptococcus viridans ( S. mitis, S. sanguis, S.
milleri, S. mutans.
BAB III
METODE KERJA
A. WAKTU DAN TEMPAT
Pada pratikum bakteriologi mulai dari pembuatan medium, isolasi, pewarnaan gram dan uji
biokimia dilakukan pada hari selasa tanggal 20 dan 27 oktober 2015 pukul 08:00-10:00 WITA dan
bertempat di Lab STIKes Mega Rezky.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Isolasi
a. Alat
- Tabung Reaksi - Rak tabung
- Bunsen - Pipet Tetes
- Ose - Kapas Lidi
b. Bahan
- Media BHIB dan media NA ( Nutrien Agar )
- Sampel Nasofaring
2. Identifikasi Koloni
a. Alat
- Mikroskop - Ose
- Objek Glass - Bunsen
b. Bahan perwarnaan gram
- Kristal Gentiana Violet - Alkohol 96%
- Air Fuchsin - Oil Emersy
- Lugol
3. Uji Biokimia
a. Alat
- Kertas saring
- Pepet tetes
- Objek glass
- Bunsen
b. Bahan untuk uji biokimia
- H2O2
- Larutan Oksidase
- Media Citrat
- Media Urea
- Media MIO
- Media Gula-gula

C. PROSEDUR KERJA
1. Isolasi
a. Isolasi sampel swab nasofaring pada media BHIB
a) Disiapkan Alat dan bahan yang akan digunakan
b) Diambil sampel swab nasofaring,
c) Kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi media BHIB dengan cara langsung
kedasar tabung.
d) Dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan 37oC.
b. Isolasi sampel swab nasofaring pada media NA
a) Disiapkan alat dan bahan yang digunakan.
b) Diambil sampel nasofaring dari media BHIB yang sudah diisolasi menggunakan ose jarum.
c) Kemudian diisolasi atau ditanam di media NA dengan cara metode sebar.
d) Lalu, dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.
c. Pengamatan Koloni
a) Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b) Diamati sampel yang telah ditanam pada media yang telah diinkubator selama 24 jam
c) Dilakukan pewarnaan Gram untuk melihat jenis mikroorganisme apakah berupa gram positif atau
gram negatif
2. Identifikasi Koloni
a. Pewarnaan Gram
a) Buat preparat dengan mensuspensikan koloni Aquades steril
b) Kemudian fiksasi diatas api Bunsen
c) Tambahkan 1-2 tetes Kristal violet diamkan selama 3 menit
d) Setelah kering, kemudian Cuci air mengalir
e) Tambahkan 1-2 tetes lugol diamkan selama 2 menit
f) Cuci air mengalir
g) Dekolorisasi dengan alcohol 96% selama 2 menit
h) Cuci air mengalir
i) Tambahkan 1-2 tetes air fuchsin selama 1 menit
j) Cuci air mengalir
k) Keringkan dan amati pada mikroskop dengan perbesaran objektif 40x dan 100x ( tambahkan oil
emersi).
b. Uji Biokimia
1. Uji Katalase
a) Digoreskan koloni pada objek glass yang telah difiksasi.
b) Diteteskan larutan H2O2 atau Hidrogen peroksida.
c) Diamati ada atau tidaknya gelembung pada koloni.
2. Uji Oksidase
a) Digoreskan koloni pada kertas saring.
b) Diteteskan larutan oksidasi pada koloni.
c) Diamati perubahan warna pada koloni.
3. Uji Urea
a) Diambil koloni (kuning tua) dengan menggunakan ose.
b) Dimasukkan kedalam media urea dengan cara digores.
c) Kemudian dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.
4. UJI MIO
a) Diambil koloni berwarna kuning tua menggunakan ose.
b) Dimasukkan kedalam media MIO dengan teknik penusukan.
c) Setelah itu dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.
5. UJI CITRAT
a) Diambil koloni berwarna kuning tua menggunakan ose.
b) Dimasukkan kedalam media citrate dengan cara digores pada lereng media.
d) Dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.
6. UJI Media Gula-gula (Laktosa, Sukrosa dan Maltosa)
a) Diambil koloni kuning tua menggunakan ose.
b) Dimasukkan kedalam media gula-gula.
c) Kemudian dihomogenkan dengan cara dikocok.
e) Setelah itu dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC.

BAB IV
HASILDAN PEMBAHASAN
A. HASIL PENGAMATAN
Tahap 1 pertumbuhan bakteri pada media NA/BHIB
No Media Gambar/hasil keterangan
Swab
1 BHIB nasofaringdimasukkan
kedalam media
BHIB terjadi
kekeruhan

Dizig-zag kedalam
2 Mac conkey media mac conkey,
terjadi pertumbuhan
koloni

Tahap 2 Bentuk Pada Media Na


Koloni pada bakteri
No Sampel
NA BHIB
Bentuk koloni : bulat kecil
1 Swab Nasofaring Warna koloni : Bening
Ukuran koloni : -

Tahap 3 pewarnaan gram


Pewarnaan
No Sampel Gambar
Gram

Koning bening
1 (swab +//basil
nasofaring)

Tahap 4 uji biokimia


NO Uji Biokimia Hasil Gambar Keterangan

Tidak terdapat
1. Uji Katalase -
gelembung (-)

Terjadi
perubahan
2. Uji Oksidase +
warna hitam
(+)

Terjadi
3. Uji Urea + perubahan
warna pink
Adanya gas
pada glukosa
dan perubahan
warna dari
Uji Gula-gula
merah ke
1. Glukosa +/Gas
kening. Serta
4. 2. Laktosa +/-
laktosa,
3. Sukrosa +/-
sukrosa dan
4. Mannitol -
cuma
mannitol yang
tidak berubah
warna

Tidak terjadi
5. Uji Citrat - perubahan
warna (-)

B. PEMBAHASAN
Isolasi bakteri merupakan suatu cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu
dari lingkungannya sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni. Ada beberapa cara umum
yang dapat dilakukan untuk mengisolasi mikroba antara lain, untuk mengisolasi bakteri dapat
dilakukan dengan cara goresan (streak plate), cara taburan atau tuang (pour palte), cara sebar
(spread plate), cara pengenceran (dilution method), serta mikromanipulator (the micromanipulator
method).
Pada praktikum ini metode yang dilakukan untuk mengisolasi mikroba adalah
metode gores. Praktikum isolasi mikroba dilakukan dengan menggunakan bahan cair dan padat
sebagai sumber mikroba yang akan diisolat. Adapun sampel yang digunakan pada kelompok IV
yaitu sampel swab nasofaring, yang mana pertama-tama yang dilakukan yaitu
melakukan penggambil swab nasofaring menggunakan kapas lidi, kemudian media BHIB
dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu 37oC. Jika pada media BHIB terjadi
kekeruhan itu menandakan bahwa media tersebut ditumbuhi oleh mikroorganisme atau terdapat
bakteri.
Pada hari kedua, dimati media BHIB yang sudah diisolasi dan dilanjutkan dengan diambil
sampel swab nasofaring dari media BHIB menggunakan ose jarum lalu ditanam ke media NA
dengan cara metode gores, setelah itu dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dengan suhu
37oC.
Pada hari ketiga diamati media NA yang sudah diisolasi, dimana diperoleh hasil bahwa cawan
petri yang berisi mikroba dari swab nasofaring pada kode isolatekelompok IV
memiliki koloni berwarna bening dan berbentuk circular (bulat).
Metode gores merupakan teknik mendapatkan koloni yang benar-benar terpisah dari koloni
yang lain, sehingga mempermudah proses isolasi. Cara ini dilakukan dengan membagi 3-4 cawan
petri. Ose steril yang telah disiapkan diletakkan pada sumber isolat , kemudian menggoreskan ose
tersebut pada cawan petri berisi media steril. Goresan dapat dilakukan 3-4 kali membentuk garis
horisontal disatu cawan. Ose disterilkan lagi dengan api bunsen. Metode gores memiliki
keuntungan yaitu menghemat bahan dan waktu.
Adapun metode yang digunakan selalu memperhatikan kesterilan lingkunagan, media, dan
alat penabur agar tidak terjadi kontaminasi, sehingga pada metode ini cawan dan batang
penabur ose selalu didekatkan Bunsen atau dipanaskan pada Bunsen.
Setelah diamati bentuk koloninya, dilakukan penwarnaan gram untuk menginditifikasi
bakteri Streptococcus sp pada medium NA. Dimana pertama-tama yang dilakukan disiapkan alat
dan bahan yang akan digunakan, diambil 2 objek glass lalu distrilkan menggunakan Bunsen atau
difiksasi, kemudian diambil koloni yang berwarna bening menggunakan ose lalu diletakkan pada
objek glass ditunggu sampai kering, zat warna pertama yang diberikan yaitu Kristal gention violet
selama 2-3 menit dibilas air mengalir, diberkan lagi zat warna lugol selama 1 menit dibilas lalu
dekolarisasi dengan alcohol 96% slama 30 detik dibilas dan diberikan zat warna terakhir yaitu air
fuksin selama 1 menit dibilas dengan air mengalir, ditunggu sampai kering, lalu dibawah ke
mikroskop untuk diamati dengan pembesaran 40X sampai 100X. Dimana hasil yang didapatkan
yaitu gram positif basil.
Penggunaan prinsip pewarnaan gram ini akan membantu dan mempermudah untuk melakukan
identifikasi bakteri dan berdasarkan hal itu lah kita melakukan praktikum pewarnaan gram ini agar
praktikan dapat mengenal dan mempelajari prosedur pewarnaan gram serta memahami prosedur
pewarnaan warna.
Dan dilanjutkan dengan uji yang lebih spesifik yaitu uji katalase dan uji oksidase(hanya untuk
gram positif berbentuk cocus dan untuk menentukan bakteri). Pada uji katalase hasil yang
didapatkan negative dan uji oksidase hasilnya didapatkan positif.
Pada uji katalase yaitu dengan cara diambil sampel koloni yang
berwarna beningmenggunakan ose jarum lalu dimasukkan kedalam reaksi hydrogen periksida dan
hasil yang didapat tidak terjadi gelembung-gelembung. Dimana kita ketahui uji katalase
ini digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada bakteri yang diuji. Kebanyakan bakteri
memproduksi enzim katalase yang dapat memecahH2O2 menjadi H2O dan O2. Enzim katalase
diduga penting untuk pertumbuhan aerobik karena H2O2 yang dibentuk dengan pertolongan
berbagai enzim pernafasan bersifat racun terhadap sel mikroba. Bakteri katalase positif akan
memecahH2O2 menjadi H2O dan O2 dimana parameter yang menunjukkan adanya aktivitas
katalase tersebut adalah adanya gelembung-gelembung oksigen seperti pada percobaan yang telah
dilakukan.
2H2O2 2H2O + O2
Pada uji oksidase yaitu dengan cara dioleskan koloni pada kertas saring, diteteskan larutan
oksidasi pada koloni dan diamati perubahan warna pada koloni tesebut. Koloni yang berwarna
bening hasil yang didapatkan berwarna hitam. Dimana kita keta ketahui uji oksidase ini
bertujuan untuk menentukan adanya sitokrom oksidase yang dapat ditemukan pada
mikroorganisme tertentu. Mikroorganisme aerobik dan anaerobik fakultatif memiliki enzim
sitokrom oksidase dan oksigen sebagai akseptor elektronnya sehingga dalam uji ini akan
memberikan hasil uji positif yang ditunjukkan dengan perubahan warna koloni bakteri menjadi
hitam dalam waktu 30 menit setelah penambahan reagen uji. Perubahan warna ini disebabkan
sitokrom oksidase mengoksidasikan larutan reagen. Pada mikroorganisme anaerobik obligat akan
memberikan hasil uji negatif yang ditandai dengan tidak terjadi perubahan warna.
Dilanjutkan dengan uji Biokimia. Dimana kelompok IV melakukan uji biokimia dengan
menggunakan Media UREA, CITRAT dan Media Gula-gula. Yang mana nantinya koloni yang
berwarna bening akan dipindahkan ke media-media tersebut untuk melakukan frementasi.
 Meida Urea (Padat)
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang dapat
menguraikan urea membentuk amoniak (dengan penambahan phenol red).
Dengan cara koloni yang berwarna bening diambil dengan menggunakan ose jarum lalu
melakukan teknik gores terlebih dahulu kemudian ditusuk sampai ditengah dari media urea.
 Media Citrat
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuman menggunakan sitrat sebagai sumber
karbon.
Dengan cara koloni yang berwarna bening diambil dengan menggunkan ose jarum lalu
dilakukan teknik gores terlebih dahulu, kemudian ditusuk sampai ditengah pada media Citrat.
 Media Gula-gula
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah kuman memfermentasi masing-masing gula
diatas membentuk asam.
Dengan bentuk koloni yang berwarna bening dipindahkan ke media gula-gula. Media gula-
gula yang digunakan ada 4, yaitu glukosa, sukrosa, laktosa dan manitol. Yang membedakan media
glukosa adalah terdapat tabung durhamnya.
Media-media tersebut dimasukkan kedalam incubator selama 24 jam dan diamati perubahan
yang terjadi. Pada madia citrat hasil yang didapatkan negative berwarna hijau. Media urea
mengalami perubahan warna dari warna kuning menjadii pink yang menandakan hasilnya positif.
Media gula-gula pun mengalami perubahan warna tetapi hanya manitol yang tida berubah dan
khususnya pada glukosa terdapat gas yang artinya positif.
 Mengindentifikasi
Setelah melakukan serangkain uji atau pratikum, mulai dari pengecetan gram sampai uji
Biokimia. Kami melanjutkan dengan melakukan identifikasi dari hasil-hasil uji tersebut yang
bertujuan untuk mendentifikasi bakteri apa yang cocok dari hasil yang dilakukan. Dimana dari
hasil uji menunjukkan bahwa bakteri Lactobacillus sp. yang cocok dari hasil uji tersebut.
Lactobacillus sp adalah mikroorganisme hidup, mirip dengan mikroorganisme yang
menguntungkan yang ditemukan dalam usus manusia. Lactobacillus sp juga sering disebut 'bakteri
bersahabat' atau 'bakteri baik'. Bakteri baik sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, untuk
perlindungan terhadap mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, dan untuk pencernaan
serta penyerapan makanan dan nutrisi.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah, isolasi merupakan cara untuk
memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan, sehingga diperoleh kultur
murni. Berbagai jenis dan bentuk mikroba ditemukan sangat berfariasi serta memiliki laju
perkembangan koloni yang berbeda-beda.
Pada sampel koloni yang berwarna bening pada pewarnaan gram hasil yang didapatkan yaitu
basil positif, pada uji katalase hasilnya negative dan uji oksidase hasilnya positif ditandai dengan
terjadinya perubahan warna hitam pada koloni.
Dan dilanjutkan dengan uji biokimia yaitu menggunakan media KIA, UREA, MRVP,
CITRAT, SIM dan Media Gula-gula.
 UREA = Pink (+)/gas
 CITRAT = Biru (+)
 Glukosa = Kuning/ada gas
Dimana serangkain uji yang telah dilakukan, dimana hasil uji-uji tersebut menunjukan bawha
bakteri Lactobacillus sp yang cocok dari hasil uji tersebut dan bisa dilihat dari tabel identifikasi.
Lactobacillus sp adalah mikroorganisme hidup, mirip dengan mikroorganisme yang
menguntungkan yang ditemukan dalam usus manusia. Lactobacillus sp juga sering disebut 'bakteri
bersahabat' atau 'bakteri baik'. Bakteri baik sangat penting untuk sistem kekebalan tubuh, untuk
perlindungan terhadap mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit, dan untuk pencernaan
serta penyerapan makanan dan nutrisi.

Anda mungkin juga menyukai