Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Era globalisasi telah menciptakan banyak perubahan bagi semua jenis industri,
termasuk industri di bidang layanan kesehatan. Meningkatnya pendapatan masyarakat
menjadikan layanan di bidang kesehatan menjadi industri yang menguntungkan dan menarik
investor untuk menanamkan modalnya. Pertumbuhan rumah sakit ini menimbulkan
kompetisi (competition) yang semakin ketat dan pelanggan (customer) semakin selektif
dalam menentukan pilihan. Hal ini menjadi tantangan yang akan mempengaruhi
keberlanjutan organisasi rumah sakit, yang mana rumah sakit dihadapkan pada dua pilihan
yaitu masuk dalam arena kompetisi dengan melakukan perubahan dan perbaikan atau
keluar arena kompetisi tanpa dibebani perubahan dan perbaikan.
Perubahan yang ada harus menyentuh segi kualitas pelayanan yang dibarengi dengan
peningkatan efisiensi. Pencapaian efisiensi dari sisi biaya, adil dan bermutu dari sisi layanan.
Untuk mewujudkan perubahan dan perbaikan harus didukung dengan informasi operasi
pemberdayaan personel organisasi dalam pengelolaan aktivitas dan pengambilan
keputusan, pemberdayaan sumber daya lainnya untuk pemenuhan standar mutu layanan,
pembudayaan nilai-nilai yang dianut untuk mendukung pencapaian visi rumah sakit, serta
sistem informasi yang dibangun secara terintegrasi dan aman.
Berpijak pada konsep tersebut, maka rumah sakit harus memiliki kerangka yang
memberikan gambaran tentang masa depan yang ingin diraih, langkah-langkah yang
ditempuh untuk mewujudkan harapan tersebut, nilai-nilai yang dibangun sebagai pondasi
yang kokoh, rancang bangun struktur organisasi yang di dalamnya memberikan gambaran
tentang arah pertanggungjawaban dan pembagian tugas serta kewenangan, pola
ketenagaan dan kualifikasi personil untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan, uraian
tugas dari setiap jabatan atau pekerjaan, serta tata hubungan kerja yang harus dijalankan.
Kerangka tersebut terbingkai dalam sebuah pedoman unit farmasi.

2. Tujuan
- Sebagai pedoman penyelenggaraan organisasi laboratorium di RS Muhammadiyah
Kalitidu sesuai dengan undang-undang.
- Untuk menerapkan konsep organisasi dan tata kerja laboratorium di RS Muhammadiyah
Kalitidu sesuai dengan undang-undang

3. Sasaran
- Instalasi laboratorium di RS Muhammadiyah Kalitidu menggunakan sistem
pengorganisasian rumah sakit meliputi pedoman, konsep dan tata kerja rumah sakit yang
sesuai dengan undang-undang yang berlaku.
- Karyawan yang bertugas di Instalasi RS Muhammadiyah Kalitidu memahami tentang
pengorganisasian rumah sakit meliputi pedoman, konsep dan tata kerja rumah sakit yang
sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

4. Landasan hukum
- Peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor 1045/MENKES/PER/XI/2006
tentang Pedoman organisasi rumah sakit
- Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang rumah sakit.
- Keputusan Menteri Kesehatan RI. No.1277/Menkes/SK/X/ 2001 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan.
- Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Organisasi
Rumah Sakit
BAB II
GAMBARAN UMUM UNIT LABORATORIUM

Ruang Unit Laboratorium merupakan unit dengan basis untuk melayani rawat jalan dan
rawat inap. Ruang farmasi terdiri dari 1 bangunan yaitu:
1. Ruang Pelayanan
2. Ruang Pemeriksaan
3. Ruang Tunggu
Berada di area depan bangunan Rumah Sakit dibelakang instalasi IGD dan disamping ruang
operasi.
Saat ini unit farmasi mempunyai jumlah tenaga sebanyak 3 orang dengan 1 kepala Instalasi
Laboratorium, 2 tanga laboratorium .
BAB III
VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN INSTALASI LABORATORIUM

1. Visi dan misi Instalasi laboratorium


Visi
menjadi laboratorium berciri islam yang memberikan pelayanan memuaskan.
Misi
a. Memberikan hasil secara tepat, cepat dan akurat.
b. Memberikan pelayanan kepada pasien dengan senyum, salam, sapa dan sopan
santun.
c. Memberikan pelayanan laboratorium berkualitas, efektif dan efisien.
d. Meningkatkan kompetensi tenaga laboratorium menjadi tenaga yang profesional.
e. Meningkatkan iklim kerja laboratorium yang nyaman, dinamis, harmonis, islami.
f. Memberikan pelayanan laboratoriumdengan mengutamakan keselamatan pasien.
g. Mendukung upaya pendidikan laboratorium berkelanjutan dalam rangka meningkatkan
pelayanan laboratorium.

2. Falsafah dan Tujuan Instalasi Laboratorium


Falsafah Instalasi Laboratorium
a. Menghargai pasien sebagai orang yang mempunyai harga diri dan martabat.
b. Setiap pelayanan yang diberikan sebagai wujud ibadah.
Tujuan Instalasi Laboratorium
a. Instalasi laboratorium di rumah sakit muhammadiyah kalitidu dapat memberikan
pelayanan yang terbaik yang diberikan kepad pasien.
b. Semua tenaga laboratorium mempu memberikan pelayanan yang profesional dan
bercitra islam
c. Mengembangkan sumber daya berkualitas.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI DI INSTALASI LABORATORIUM

Pelayanan laboratorium diselenggarakan dengan kualitas bermutu tinggi bagan


organisasi yang mencerminkan penyelenggaraan organisasi pelayanan laborat. Bagan
organisasi adalah bagan yang menggambarkan pembagian tugas, koordinasi dan kewenangan
serta fungsi. Kerangka organisasi minimal mengakomodasi penyelenggaraan pengelolaan
perbekalan, pelayanan laboratorium klinik dan manajemen mutu, dan harus selalu dinamis
sesuai perubahan yang dilakukan yang tetap menjaga mutu sesuai harapan pelanggan.
Struktur organisasi disesuaikan dengan situasi dan kondisi rumah sakit

Struktur organisasi terkait

Direktur

Kasie Penunjang
Medis

Dokter
Penanggungjawab

Ka. Instalasi
Laboratorium

Tenaga Tenaga
Laboratorium Laboratorium
URAIAN JABATAN

1. Kepala Instalasi Laboratorium


Nama Jabatan : Kepala Instalasi
Unit Kerja : Penunjang Medis
Ikhtisar Jabatan :
 Memimpin penyusunan program kerja dan indikator keberhasilan instalasi
laboratorium RS.
 Memimpin dan mengevaluasi sistem dan SPO pelayanan laboratorium RS, indikator
mutu.
 Membuat dan menyajikan laporan kegiatan instalasi laboratorium RS (internal dan
eksternal).
 Merencanakan jumlah ketenagaan dan logistik (alat dan BHP) serta upaya
pengembangan staf instalasi laboratorium RS serta evaluasi ketenagaan.
 Menyusun pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian instalasi
laboratorium RS.
 Mengontrol jadwal kerja, shift dinas dan jadwal cuti / libur ketenagaan instalasi
laboratorium RS.

Hasil Kerja:
 Program kerja, pelaksanaan dan evaluasi kegiatan penyelenggaraan pelayanan di
Instalasi laboratorium.
 Tersusun SPO Pelayanan laboratorium serta evaluasi pelaksanaan.
 Laporan kegiatan instalas laboratorium RS (internal dan eksternal).
 Tersusun rencana anggaran kebutuhan Instalasi laboratorium, pola ketenagaan
laboratorium dan rencana diklat staf di Instalasi laboratorium.
 Uraian tugas dan evaluasi kinerja karyawan.
 Tersusun pedoman pelayanan dan pedoman pengorganisasian Instalasi
laboratorium.
 Tersusun jadwal dinas, daftar cuti dan libur.
 Uraian tugas dan evaluasi kinerja karyawan.

Bahan Kerja:
 Kebijakan, pedoman, Juknis Depkes RI.
 Kebijakan pengelolaan SDM RS.
 Informasi langsung tak langsung tentang kegiatan bawahan.
 Rekapitulasi seluruh kegiatan di Instalasi laboratorium.
 Surat Keputusan dan surat tugas dari Direktur.

Perangkat Kerja:
 Komputer & ATK
 Telepon
Sifat Jabatan:
Jabatan Struktural yang dikerjakan pada jam kerja Rumah Sakit, yaitu:
Senin – Jumat : jam 07.00 - 14.00.
Sabtu : jam 07.00 – 12.00.

Uraian Tugas:
- Memimpin penyusunan program kerja dan indikator keberhasilan instalasi
laboratorium RS
- Memimpin dan mengevaluasi sistem dan SPO pelayanan laboratorium
RS, pelayanan laboratorium profesional, indikator mutu
- Melakukan pengawasan, monitoring dan evaluasi semua pelaksanaan
kegiatan di Instalasi laboratorium
- Kerjasama dengan unit lain di Rumah Sakit dan melakukan koordinasi
yang bersifat intern/ekstern
- Melaksanakan tugas fungsional, meliputi:
 Pengkajian dan pelayanan laboratorium
 Rekonsiliasi Obat
 PIO (Pelayanan Informasi pemeriksaan laboratorium)
 Melaksanakan Quality Control
- Mengontrol jadwal kerja, shift dinas dan jadwal cuti / libur ketenagaan
instalasi laboratorium RS
- Merencanakan jumlah ketenagaan dan ikut terlibat dalam seleksi
karyawan baru di Instalasi laboratorium, serta menyiapkan konsep dan rencana kerja
serta melakukan evaluasi Kinerja karyawan pada waktu yang telah ditentukan
- Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan
pengembangan diri/ serta upaya pengembangan staf instalasi laboratorium
- Membuat perencanaan program kerja
- Membuat dan menyajikan laporan kegiatan instalasi laboratorium RS
(internal dan eksternal)

Tanggung jawab:
1. Ketepatan dan kesesuaian rencana dan tata kerja di Instalasi laboratorium.
Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan SPO dan
juknis yang ditetapkan.
2. Ketepatan dan kesesuaian rencana kerja dan rencana kebutuhan sumber daya dengan
realisasi.
3. 3. Terjaganya mutu kegiatan operasional dan layanan
4. 4. Kebernaran evaluasi dan laporan kegiatan
Wewenang :
1. Memberikan pertimbangan tentang rencana pengadaan, penggunaan dan
pemeliharaan infentarisasi RS.
2. Monitoring dan evaluasi yang terkait dengan mutu pelayanan di instalasi
laboratorium.
3. Melaksanakan pembinaan mutu serta mengontrol kewenangan jabatan.
4. Menilai, menegur, dan memotivasi bawahan di pelayanan laboratorium.
5. Meminta arahan dari atasan.
6. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
7. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.

Nama Bawahan Langsung :


1. Tenaga pelaksana laboratorium.

Korelasi Jabatan
NO JABATAN UNIT ORGANISASI DALAM HAL
1 Kasie Penunjang medis Penunjang Medis Pelaporan, pengarahan
2 Kepala instalasi Instalasi Laboratorium Pelaporan, perencanaan,
Laboratorium pengawasan,
Pengarahan, Evaluasi
3 Pelaksana Laboratorium Instalasi Laboratorium Pelaksana kegiatan pelayanan
Laboratorium
4 Ka. Instalasi Rawat Jalan Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Laboratorium
5 Ka. Instalasi Rawat Inap Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Laboratorium
Ka. Instalasi RB/ KIA Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Laboratorium
Ka. Instalasi Bedah Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Sentral Laboratorium
6 Kepala seksi instalasi Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Gawat Darurat Laboratorium
7 Kepala instalasi farmasi Bagian Farmasi Koordinasi tentang pengadaan
BHP/reagen

Kondisi Lingkungan Kerja :

NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja Diruang tertutup dan ber- AC

Resiko Bahaya :

NO FAKTOR
ASPEK
1 Stress manajerial Tanggung jawab dan beban pelaksanaan
tugas

Syarat Jabatan :

NO JENIS PELATIHAN PENGALAMAN


PENDIDIKAN
1 D3 Analis - Pelatihan palyboytomi - Pengalaman di intalasi
kesehatan - Pelatihan mutu laboratorium laboratorium minimal 2
tahun
-Aktif sebagai angota
patelki
bojonegoro(persatuan ahli
teknologi laboratorium
berorganisasi
-Aktif dalam anggota
muhmammdiyah

Upaya Fisik :
1. Duduk : sering
2. Berdiri : sering
3. Berjalan : sering
4. Memegang : sering

Kondisi Fisik :
1. Jenis Kelamin : laki-laki/wanita
2. Berbadan : sehat jasmani dan rohani
3. Umur minimal : 22 tahun

2. Tenaga pelaksana laboratorium


Intalasi Kerja : intalasi laboratorium
Urain tugas :
-Melaksanakan persiapan sarana dan prasarana maupun tindakan guna
memperlancar proses anali
-Menerima surat pengantar dari intalasi

 Mampu berperan sebagai pengganti Kepala Instalasi Farmasi apabila Kepala


Instalasi berhalangan hadir
 Tenaga Farmasi bekerja sesuai dengan SPO Pelayanan Farmasi dan bekerja secara
professional
 Laporan kegiatan instalasi farmasi RS (internal dan eksternal) ) tepat waktu
 Program dan Laporan pelaksanaan karyawan baru
 Program Diklat Instalasi Farmasi

Bahan Kerja:
 Kebijakan, pedoman, Juknis Depkes RI
 Kebijakan pengelolaan SDM RS
 SPO Pelayanan Farmasi
 Surat Keputusan dan surat tugas dari Direktur

Perangkat Kerja:
 Komputer & ATK
 Telepon

Sifat Jabatan:
Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja shift rumah sakit, yaitu :
Shift I jam 07.00 - jam 14.00
Shift II jam 14.00 - jam 21.00
Shift III jam 21.00 - jam 08.00

Uraian Tugas:
- Bertanggung jawab sebagai Kepala Instalasi Farmasi apabila Kepala
Instalasi berhalangan hadir
- Bertanggung jawab agar seluruh tenaga Instalasi farmasi mengerti akan
sistem dan SPO pelayanan farmasi RS, pelayanan farmasi profesional, indikator
mutu
- Membantu Kepala Instalasi Farmasi dalam Melakukan pengawasan,
monitoring dan evaluasi semua pelaksanaan kegiatan di Instalasi Farmasi
- Membuat program orientasi untuk karyawan baru
- Membuat dan mengusulkan program Diklat Instalasi Farmasi
- Membuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan di
Instalasi Farmasi
- Membantu membuat dan menyajikan laporan kegiatan instalasi farmasi
RS (internal dan eksternal)
- Melaksanakan tugas fungsional, meliputi:
 Pengkajian dan pelayanan resep
 Rekonsiliasi Obat
 PIO (Pelayanan Informasi Obat)
 MESO (Monitoring Efek Samping Obat)

Tanggung jawab:
1. Ketepatan dan kebenaran pelaksanaan kegiatan:
a. Ketepatan telaah resep
 Identitas pasien
 Kejelasan penulisan resep
 Kesesuaian sediaan dengan signa
 Tepat dosis
 Tepat obat
 Tepat rute
 Tepat waktu
 Duplikasi obat
 Resiko alergi
 Kontra indikasi
 Berat badan ( khusus pasien anak )
b. Ketepatan entry resep dan etiket
c. Ketepatan print out nota penjualan
d. Ketepatan pengambilan dan pengemasan obat
e. Ketepatan penempelan etiket
f. Ketepatan Ferivikasi pelayanan obat/ resep
g. Ketepatan penyerahan obat ( pada pasien yang benar )
h. Ketepatan waktu tunggu resep
Yang sesuai dengan SPO, Juknis yang ditetapkan
2. Kebenaran laporan pelaksanaan orientasi karyawan baru

Wewenang :
1. Melakukan motivasi kepada bawahan di Instalasi Farmasi
2. Meminta arahan dari atasan.
3. Meminta masukan dari bawahan dan unit kerja lain yang terkait.
4. Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.

Nama Bawahan Langsung :


1. Tenaga Farmasi
Korelasi Jabatan
NO JABATAN UNIT ORGANISASI DALAM HAL
1 Ka. Instalasi Farmasi Penunjang Medis Pelaporan, perencanaan,
pengawasan,
Pengarahan, Evaluasi
2 Apoteker Pendamping Instalasi Farmasi Penugasan dan wakil ka. Instalasi,
Pengkoordinasian kegiatan
pelayanan
3 Tenaga Farmasi Instalasi Farmasi Pelaksana kegiatan pelayanan
kefarmasian
6 Ka. Instalasi Rawat Jalan Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
resep pasien rawat Jalan.
8 Ka. Instalasi Rawat Inap Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
resep pasien rawat Inap.
Ka. Instalasi RB/ KIA Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
resep pasien RB/ KIA.
9 Ka. Instalasi Gawat Bagian Keperawatan Koordinasi tentang pelayanan
Darurat registrasi pasien
10 Ka. Logistik Bagian Keuangan Pengadaan barang

11 Kepala Unit lain yang Bagian lain yang Koordinasi tugas


terkait terkait

Kondisi Lingkungan Kerja :


NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja Diruang tertutup dan ber- AC

Resiko Bahaya :
NO ASPEK FAKTOR
1 Stress manajerial Tanggung jawab dan beban pelaksanaan
tugas
Syarat Jabatan :
NO JENIS PELATIHAN PENGALAMAN
PENDIDIKAN
1 Minimal S1 - Pelatihan Manejemen pelayanan -
Farmasi farmasi
Apoteker - Pelatihan DRP ( Drug related
Problem)

Upaya Fisik :
1. Duduk : sering
2. Berdiri : sering
3. Berjalan : sering
4. Memegang : sering

Kondisi Fisik :
1. Jenis Kelamin : laki-laki/wanita
2. Berbadan : sehat jasmani dan rohani
3. Umur minimal : 22 tahun

3. Nama Jabatan : Tenaga Farmasi


Unit Kerja : Instalasi Farmasi
Ikhtisar Jabatan :
 Melakukan tugas sebagai tenaga Farmasi dalam melayani resep pasien rawat Inap
ataupun rawat jalan
 Melaksanakan prosedur dispensing obat sesuai permintaan dokter
 Mengentry data resep sesuai dengan jenis resep
 Merekap berkas pasien rawat jalan ( umum atau asuransi ) dan pasien rawat inap
serta menyerahkan ke Kasir
 Membuat laporan resep sekaligus penjualan pershift dengan menghitung jumlah
resep pershift

Hasil Kerja:
 Penataan obat , alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai dengan SPO
 Laporan resep dan jumlah resep yang dilayani pershift
 Mendokumentasikan berkas pasien rawat jalan ( umum atau asuransi ) dan pasien
rawat inap
 Kepuasan pelayanan Farmasi di Instalasi Farmasi bagus dengan rendahnya
complain dari pasien

Bahan Kerja:
 SPO Pelayanan Farmasi
 Surat tugas dari Direktur
Perangkat Kerja:
 Komputer & ATK
 Telepon

Sifat Jabatan:
Jabatan fungsional yang dikerjakan pada jam kerja shift rumah sakit, yaitu :
Shift I jam 07.00 - jam 14.00
Shift II jam 14.00 - jam 21.00
Shift III jam 21.00 - jam 08.00

Uraian Tugas:
- Bertanggung jawab terhadap kepala Instalasi Farmasi
- Melayani resep dokter ( rawat Inap dan rawat jalan ) dan melakukan
identifikasi resep serta memeriksa kelengkapan resep (nama dokter, nama, umur,
jenis kelamin, berat badan, bentuk sediaan, dosis dan aturan pemakaian obat)
- Konfirmasi kepada dokter atau perawat jika ada permasalahan dengan
resep
- Mengentry data resep sesuai dengan jenis resep
- Merekap berkas pasien rawat jalan ( umum atau asuransi ) dan pasien
rawat inap serta menyerahkan ke Kasir
- Melaksanakan prosedur dispensing obat sesuai permintaan dokter
meliputi :
 Menyiapkan obat
 Melakukan peracikan
 Melakukan pengemasan
 Memberikan etiket
 Memeriksa kesesuaian obat dengan resep
 pemberian informasi obat sampai dengan penyerahan obat sesuai ketentuan
- Mampu melakukan KIE (Komunikasi, Informasi dan edukasi)
- Mengantar obat rawat Inap ke masing – masing unit pelayanan rawat
Inap
- Mengambil obat ke gudang farmasi jika obat yang di maksud tidak ada
stock di Instalasi Farmasi
- Melayani pengembalian obat pasien rawat inap
- Menata obat pada tempat penyimpanan masing-masing
- Membuat laporan resep sekaligus penjualan pershift dengan menghitung
jumlah resep pershift

Tanggungjawab:
 Kerapihan penataan obat , alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
dengan SPO
 Kebenaran dalam melayani resep dan dispensing obat
Wewenang
 Memberi saran dan pertimbangan kepada atasan.
 Mengusulkan perbaikan perangkat kerja

Korelasi Jabatan
NO JABATAN UNIT ORGANISASI DALAM HAL
1 Ka. Instalasi Farmasi Penunjang Medis Pelaporan, perencanaan,
pengawasan,
Pengarahan, Evaluasi
2 Apoteker Pendamping Instalasi Farmasi Penugasan dan wakil ka. Instalasi,
Pengkoordinasian kegiatan
pelayanan

Kondisi Lingkungan Kerja :

NO ASPEK FAKTOR
1 Tempat kerja Diruang tertutup dan ber- AC dan
non AC

Resiko Bahaya :

NO ASPEK FAKTOR
1 Stress operasional Tanggung jawab dan beban pelaksanaan
tugas

Syarat Jabatan :

NO JENIS PELATIHAN PENGALAMAN


PENDIDIKAN
1 SLTA/ SMK - -
Farmasi/ D III
Farmasi

Upaya Fisik :
1. Duduk : sering
2. Berdiri : sering
3. Berjalan : sering
4. Memegang : sering

Kondisi Fisik :
1. Jenis Kelamin : laki-laki/wanita
2. Berbadan : sehat jasmani dan rohani
3. Umur minimal : 18 tahun
BAB V
TATA HUBUNGAN KERJA
Hubungan kerja dengan Instalasi Farmasi :
Kamar bersalin Instalasi LPLPO ( Laporan Pemakaian dan
Farmasi Lembar Permintaan Obat )
R. Neonatus Instalasi LPLPO
Farmasi
Rawat Inap Instalasi LPLPO
Farmasi
Instalasi LPLPO
IGD
Farmasi
Poli Instalasi LPLPO
(umum, Farmasi
spesialis,gigi)
HCU Instalasi LPLPO
Farmasi
Laboratorium Instalasi LPLPO
Farmasi
BAB VI
POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Dalam upaya mempersiapkan tenaga di Instalasi Farmasi yang handal, perlu kiranya
melakukan kegiatan menyediakan, mempertahankan sumber daya manusia yang tepat bagi
organisasi.
Atas dasar tersebut perlu adanya perencanaan SDM, yaitu proses mengantisipasi dan
menyiapkan perputaran orang ke dalam, di dalam dan ke luar organisasi. Tujuannya adalah
mendayagunakan sumber – sumber tersebut seefektif mungkin sehingga pada waktu yang
tepat dapat disediakan sejumlah orang yang sesuai dengan persyaratan jabatan.
Perencanaan bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan kemampuan oganisasi
dalam mencapai sasarannya melalui strategi pengembangan kontribusi.
Adapun pola ketenagaan dan kualifikasi sumber daya manusia di Instalasi Farmasi Rumah
Sakit Muhammadiyah Kalitidu sebagai berikut :
1. Analisa Kebutuhan Tenaga
 Jenis Ketenagaan
Untuk pekerjaan kefarmasian dibutuhkan tenaga :
- Kepala Instalasi Farmasi ( Apoteker )
- Pendamping Apoteker
- Pelaksana Farmasi
Saat ini jenis ketenagaan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu juga
berperan sebagai tenaga administrasi.
 Beban Kerja
Dalam perhitungan beban kerja perlu diperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh pada
kegiatan yang dilakukan, yaitu :
- Kapasitas tempat tidur dan BOR ( 50 TT )
- Jumlah resep atau formulir per hari ( 60 resep)
- Volume sediaan farmasi
- Idealnya 30 tempat tidur = 1 Apoteker (untuk pelayanan kefarmasian)
 Pendidikan
Untuk menghasilkan mutu pelayanan yang baik, dalam penentuan kebutuhan tenaga
harus dipertimbangkan :
- Kualifikasi pendidikan disesuaikan dengan jenis pelayanan/ tugas fungsi
- Penambahan pengetahuan disesuaikan dengan tanggung jawab
- Peningkatan keterampilan disesuaikan dengan tugas

2. Waktu Pelayanan
_ Pelayanan 3 shift (24 jam)

3. Jenis Pelayanan
_ Pelayanan IGD (Instalasi Gawat Darurat)
_ Pelayanan rawat inap intensif
_ Pelayanan rawat inap
_ Pelayanan rawat jalan
_ Penyimpanan dan pendistribusian

No Jenis URAIAN TUGAS Volume Waktu yang Waktu yang

Pekerjaan Pekerjaan diperlukan diperlukan


Perhari perkasus
( kasus ) ( menit ) perhari ( menit )
Penerimaan
1 resep I. Pasien Poli :
1. Menerima resep Pasien
dari pasien (wawancara dgn pasien) 18 3 54
2. Mengisi data identitas pasien di
blanko resep.Antrian 18 3 54

3. Input data resep beserta total harga 18 5 90


4. Menyerahkan total harga ke pasien
untuk administrasi 18 4 72

6. Pengambilan obat ke lemari obat 18 5 90

7. Pembuatan resep puyer/racikan 2 20 40

8. Pemberian etiket 18 5 90

9. Penyerahan obat ke pasien/KIE 18 4 72

II. Pasien rawat inap :


1. Menerima resep Pasien (dari
petugas di unit Pelayanan) 14 3 42

2. Input data resep beserta total harga 14 5 70


3. Menyerahkan total harga ke bagian
administrasi 14 4 56

4. Pengambilan obat ke lemari obat 14 5 70

5. Pembuatan resep puyer/racikan 1 20 20

6. Pemberian etiket 14 5 70
7. Penyerahan obat ke petugas unit
pelayanan 14 4 56

III. Merapikan blanko resep 32 10 320


1. Menerima Telephon dari luar RSM
2 Layanan Kalitidu 1 3 3
Telephon 2. Survei harga dan stok ada atau
tidaknya obat 1 3 3
3. Telephon ke apotik atau rumah sakit
untuk ekspedisi obat dan harga 1 10 10

3 Penerimaan 1. Melakukan cek barang 1 5 5


barang 2. Melakukan penempatan barang pada
etalase obat 1 15 15

4 Input data 1. Menganalisa faktur 1 20 20


pembelian
2. Input ke komputer 1 3 3

5 Pelayanan
Melayani permintaan copy resep 1 25 25
administrasi

Copy resep

6 Kebersihan Membersihkan ruang Instalasi Farmasi 3 15 45

ruang obat Mencuci mortar dan stamper 3 10 30

1. Jumlah kegiatan ruang obat perhari 263 1425

Rumus Perhitungan Perencanaan


tenaga Adalah :
Jumlah waktu yang diperlukan perhari
dalam menit secara total / 60 menit / 7
hari

Hasil perhitungan dari rumus sbb :


Kebutuhan tenaga di ruang obat
1425 : 60 : 7 = 3

Jadi kebutuhan tenaga di ruang obat


adalah 3 orang
POLA KETENAGAAN
INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH KALITIDU

NAMA JABATAN KUALIFIKASI TENAGA SAAT TENAGA YANG


INI DIBUTUHKAN
FORMAL & INFORMAL

Ka. Instalasi Minimal S1 Farmasi 1


Farmasi Apoteker

( Apoteker ) ( Pelatihan manejemen


Farmasi, Pelatihan DRP )

Pendamping Minimal S1 Farmasi 1


Apoteker ( APING ) Apoteker
( Pelatihan manejemen
Farmasi, Pelatihan DRP )

Petugas Farmasi SLTA/ SMK Farmasi/ D III 5 3


Farmasi

Jumlah 7
BAB VIII

KEGIATAN ORIENTASI

1. KEGIATAN ORIENTASI
Perkembangan RS Muhammadiyah Kalitidu dari setiap tahunnya menunjukkan peningkatan
yang baik dari sisi bangunan dan penataan ruang serta penambahan jumlah tempat tidur
bagi pasien. Seiring dengan penambahan fasilitas penunjang dan pelayanan unggulan yang
selalu digelorakan pelaksanaan dalam setiap harinya mulai bagian kebersihan sampai
dengan direktur. Proses perekrutan karyawan baru juga tidak bisa dihindarkan yang
didalamnya ada program orientasi sebelum karyawan baru yang bersangkutan ditempatkan
pada unit yang membutuhkan.
Program Orientasi dilakukan seluruh karyawan baru yang masuk di Instalasi Farmasi,
sebelum masa orientasi karyawan yang bersangkutan telah lolos diseleksi sebelumnya
yakni: Test Tulis, Tes Wawancara dan tes kesehatan.

2. TUJUAN DAN SASARAN


1. Tujuan
Tujuan kegiatan orientasi adalah:
 Memberikan bekal awal, pemahaman dan pengetahuan yang cukup bagi karyawan baru
di Instalasi Farmasi terhadap ketentuan yang berlaku di Rumah Sakit Muhammadiyah
Kalitidu
 Memberikan kesempatan pengenalan dan beradaptasi dengan lingkungan kerja baru
dan memberikan gambaran terhadap Instalasi Farmasi, baik SOP pelayanan dan alur
kerjanya
 Memberikan pengetahuan yang cukup bagi karyawan baru terhadap unit kerja Instalasi
Farmasi yang terkait dan berhubungan erat dengan profesi dan bidang tugasnya.
2. Sasaran
Seluruh karyawan baru di Instalasi Farmasi Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu
3. WAKTU PELAKSANAAN
Waktu pelaksanaan orientasi dilakukan selama 2(dua) setelah karyawan lolos tes kesehatan
dan sebelum melaksanakan masa magang di Instalasi Farmasi
4. METHODE DAN JADWAL ORIENTASI
Tabel Metodhe Orientasi
Hari MATERI METODE PEMATERI
ke
1. Mengerti struktur Penanggungjawab :
 Orientasi dengan metode on the job
organisasi, visi, misi, Kepala Instalasi
training atau praktek langsung di unit
tujuan di unit yang
kerja yang bersangkutan
ditempati
 Instruktur/tutor adalah Ka. Instalasi
 Waktu pelaksanaan orientasi jam kerja
( 07.00 WIB – 14.00 WIB )
2. Mengerti dan mampu  Orientasi SPO di unit dengan metode Penanggungjawab :
menerapkan SPO di unit job training atau praktek langsung di Kepala Instalasi
yang ditempati unit kerja yang bersangkutan
 Instruktur/tutor adalah ka. Instalasi
 Waktu pelaksanaan orientasi jam kerja
( 07.00 WIB – 14.00 WIB )
3. Mengerti fasilitas dan  Orientasi fasilitas dan sarana yang Penanggungjawab :
sarana yang tersedia dan tersedia dengan metode job training Kepala Instalasi
cara penggunaannya di atau praktek langsung di unit kerja
unit yang ditempati yang bersangkutan
 Instruktur/tutor adalah ka. Instalasi
 Waktu pelaksanaa orientasi jam kerja
( 07.00 WIB –14.00 WIB )
4. Mengerti standar  Orientasi standar akreditasi dan PPI Penanggungjawab :
akreditasi dan PPI dasar Dasar di unit dengan metode job Kepala Instalasi dan
di unit yang ditempati training atau praktek langsung di unit Tim PPI
orientasi kerja yang bersangkutan
 Instruktur/tutor adalah ka.Instalasi
didampingi Tim PPI
 Waktu pelaksanaa orientasi jam kerja
( 07.00 WIB –14.00 WIB )
5. Praktek langsung  Orientasi praktek langsung di unit Penanggungjawab :
ke pasien dengan dengan metode job training atau Kepala Instalasi
diawasi oleh Ka. Instalasi praktek langsung di unit kerja yang
 Anamnesa bersangkutan
 Penerapan SPO  Instruktur/tutor adalah ka. Instalasi
masing-masing unit  Waktu pelaksanaa orientasi jam kerja
( 07.00 WIB –14.00 WIB )
6. Penilaian/ Observasi Penanggungjawab :
yang dilakukan oleh ka. Kepala Instalasi
Instalasi meliputi  Penilaian/ observasi dilakukan selama
 Kedisiplinan masa orientasi (6 hari) secara terus
menerus di unit kerja yang
karyawan (kehadiran,
bersangkutan
atribut, seragam)
 Penilai adalah ka. Instalasi
 Kerjasama antar tim
Waktu pelaksanaan disetiap jam kerja
 Koordinasi dengan
( 07.00 WIB –14.00 WIB ) selama
tim lain
orientasi
 Hubungan karyawan
dan pasien
Tabel Jadwal Orientasi

WAKTU PELAKSANAAN
No KEGIATAN
1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 Mengerti struktur organisasi unit yang
ditempati
2 mengerti falsafah dan tujuan unit yang
ditempati orientasi
3 mengerti fasilitas dan sarana yang tersedia
dan cara penggunaannya di unit yang
ditempati INSTALASI FARMASI
4 mengerti SPO di unit yang ditempati
5 mengerti standar akreditasi dan PPI dasar
di unit yang ditempati orientasi
6 Praktek langsung ke pasien dengan di
dampingi Karu di unit yang ditempati
7 Penilaian attitude dan kerjasama antar tim
BAB IX

PENILAIAN KINERJA SDI

1. PENILAIAN KINERJA SDI


Pada masa sekarang ini peningkatan produktifitas dan kualitas kerja menjadi tuntutan
masyarakat ( khususnya pasien dan keluarga ). Untuk mengatasi daya saing antar Rumah
Sakit swasta lain ataupun Rumah Sakit pemerintah baik lokal ataupun non lokal maka suatu
instansi harus mempunyai SDI yang mampu bersaing baik dalam skill maupun
pengetahuannya. Kwalitas SDI Rumah Sakit tergambar dari hasil penilaian kinerja karyawan.
Untuk menilai kinerja karyawan dibutuhkan instrumen penilaian kinerja, yang selanjutnya
disebut Pedoman Evaluasi Kinerja Karyawan yang terdapat standart yang harus dicapai oleh
setiap karyawan.Penilaian Kinerja ini merupakan instrumen manajemen yang penting untuk
menilai karyawan sebagai dasar untuk melakukan promosi, mutasi, pelatihan dan pendidikan
yang dibutuhkan, kompensasi, pengakuan dan penghargaan bagi karyawan.

1.1.1.1.1.1.1 TUJUAN DAN SASARAN


A. Tujuan
Tujuan pedoman penilaian kinerja karyawan adalah :
 Agar setiap karyawan mengerti standar penilaian kinerja yang harus dicapai dan
bagaimana mencapainya, yang keseluruhannya mengacu pada pelayanan dengan
senyum, sapa, salam dan ucapan terima kasih sehingga dapat memuaskan konsumen
dan selanjutnya dapat mengatasi persaingan, serta menghasilkan laba yang dapat
membuat manajemen mampu untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan dan
mewujudkan misi bersama serta berkelanjutan.
 Agar setiap karyawan termotivasi untuk meningkatkan kemampuan, usaha dan sikap
mental positifnya, sehingga dapat memperoleh keberhasilan dalam karyanya.
 Meningkatkan produktifitas dan kualitas kerja karyawan serta efisiensi perusahaan.
B. Sasaran
Seluruh karyawan Rumah Sakit Muhammadiyah Kalitidu.
BAB X
PERTEMUAN/ RAPAT

1. Rapat Rutin
Diselenggarakan pada :
Waktu : Hari Rabu minggu ke 2
Jam : 12.00 - selesai
Tempat : Ruang Rapat RSM Kalitidu
Peserta : Kepala Instalasi ( Apoteker ), Apoteker Pendamping, Pelaksana Farmasi
Materi :
-Evaluasi kinerja mutu
-Masalah dan pemecahannya
-Evaluasi dan rekomendasi

2. Rapat Insidentil
Diselenggarakan sewaktu-waktu bila ada masalah atau sesuatu hal yang perlu dibahas
segera.
BAB XI
PELAPORAN

Administrasi Sediaan Farmasi merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pencatatan


dan pelaporan manajemen Sediaan farmasi serta penyusunan laporan yang berkaitan dengan
Sediaan farmasi secara rutin atau tidak rutin dalam periode harian, bulanan, triwulanan,
semesteran atau tahunan. Administrasi Keuangan Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu tidak melakukan pengelolaan keuangan tersendiri khususnya dalam
hal pembayaran atas belanja sediaaan farmasi atupun uang atas pelayanan pasien karena
semua bentuk transaksi dilakukan oleh kasir. Administrasi penghapusan merupakan kegiatan
penyelesaian terhadap sediaan farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu
tidak memenuhi standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi
kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Pelaporan adalah kumpulan
catatan dan pendataan kegiatan administrasi sediaan farmasi, tenaga dan perlengkapan
kesehatan yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.
1. Tujuan
- Tersedianya data yang akurat sebagai bahan evaluasi
- Tersedianya informasi yang akurat
- Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
- Mendapat data/ laporan yang lengkap untuk membuat perencanaan
- Agar anggaran yang tersedia untuk pelayanan dan perbekalan farmasi dapat dikelola
secara efisien dan efektif.
2. Proses pendataan dan pelaporan dapat dilakukan secara :
- Tulis tangan.
- Print out
- Otomatisasi dengan menggunakan komputer soft ware
3. Cara kerja pembuatan laporan :
 Laporan harian
- Laporan Jumlah resep yang masuk
- Pencatatan stok obat yang akan habis
- Pencatatan obat kadaluwarsa
 Laporan bulanan
- Laporan Jumlah resep yang masuk
- Laporan stock opname atau laporan persediaan
- Laporan pelayanan obat golongan narkotik dan psikotropik
- Laporan pelayanan farmasi klinik
 Triwulan
- Laporan stock opname atau laporan persediaan
- Pencatatan obat kadaluwarsa
 Semester
- Laporan stock opname atau laporan persediaan
 Laporan tahunan
- Laporan stock opname atau laporan persediaan
- Laporan obat kadaluwarsa
- Laporan pelayanan kefarmasian

BAB XII
PENUTUP

Dengan ditetapkannya Pedoman Pengorganisasian Farmasi di Rumah Sakit, diharapkan


dapat menjawab permasalahan tentang organisasi di unit pelayanan Farmasi yang sudah
barang tentu akan menghadapi bebagai kendala, antara lain sumber daya manusia/ tenaga
farmasi di Rumah Sakit, kebijakan manajeman Rumah Sakit
Untuk keberhasilan pelaksanaan Pedoman Pengorganisasian Farmasi di Rumah Sakit
Muhammadiyah Kalitidu perlu komitmen dan kerjasama yang lebih baik antara pihak-pihak
menejerial dan fungsional yang terkait dengan pengorganisasian instalasi farmasi, sehingga
pengorganisasian di seluruh Instalasi Rumah Sakit pada umumnya akan semakin optimal, dan
khususnya pengorganisasian farmasi di Rumah Sakit akan dirasakan oleh pasien/ masyarakat.
Selanjutnya pedoman ini akan selalu dievaluasi untuk menyesuaikan dengan
perkembangan yang terkait dengan pengorganisasian kefarmasian dan pengorganisasian
Rumah Sakit serta peraturan perundangan yang berlaku.
Nopember 2016
Direktur RSM Kalitidu

Dr. Hj. Diana Kawulaningsari, M. MKes


NBM: 992. 224

Anda mungkin juga menyukai