Cover belum
DI LAPORKAN OLEH:
Komite PPI RS.Dr.Bob Bazar,skm
Februari 2017.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
RSUD dr.Bob Bazar,SKM merupakan salah satu elemen penting dalam
masyarakat dalam bidang kesehatan karena RSUD dr.Bob Bazar,SKM adalah
salah satu rumah sakit pemerintah milik Pemda Lampung Selatan dan
merupakan salah satu rumah sakit rujukan bagi masyarakat lampung selaan dan
sekitarnya untuk berobat.
Seiring dengan makin kompleksnya permasalahan kesehatan dan
minimnya fasilitas pendukung di RSUD dr.Bob Bazar,SKM ini, maka dibutuhkan
perbaikan sarana dan prasarana di Ruang radiologi .Untuk meningkatkan
kemajuan kinerja RSUD dr.Bob Bazar,SKM di lingkungannya, maka dari itu
manajemen rumah sakit menindaklanjuti dengan melakukan perbaikan sarana
dan prasarana yang sedang direalisasikan adalah perombakan ruang radiologi.
Yang pada jangka panjang di harapkan menjadi unit pendukung yang memadai.
Dalam proses pembangunan ini tidak semata-mata difokuskan untuk
pemindahan gedung saja tetapi juga harus diperhatikan dampak yang mungkin
terjadi pada proses pembangunan atau pembangunan ruang tersebut. Oleh
karena itu RSUD Dr.Bob Bazar,SKM, dalam hal ini Tim PPI RS berupaya
mencegah terjadinya risiko infeksi yang mungkin terjadi di fasilitas rumah sakit
selama pembongkaran, pembangunan, dan pembangunan.
B. TUJUAN
1. Memberikan fasilitas penunjang sebagai penunjang peningkatan kinerja RSUD
Dr.Bob Bazar,SKM kalianda.
2. Memenuhi persyaratan rumah sakit untuk menggabungkan issue risk
assessment (penilaian risiko masalah) dengan Tim PPI dalam setiap
melaksanakan konstruksi/pembangunan bangunan
3. Mencegah terjadinya risiko infeksi yang mungkin terjadi di fasilitas rumah
sakit selama pembongkaran, pembangunan, dan pembangunan.
BAB II
DEFINISI
A. LOKASI PROYEK
Proyek Pembangunan adalah Ruang radiologi RSUD Dr.Bob Bazar,SKM kalianda
di Jalan lettu rohan no.14/b kalianda.
Batas-batas dari lokasi tersebut sebagai berikut:
1. Sebelah utara : Jalan Parkiran
2. Sebelah timur : Gedung Laboratorium
3. Sebelah barat : Gudang Alkes
4. Sebelah selatan : Ruang Bedah
BAB IV
TATA LAKSANA
e. Langkah ke-lima
Idenfikasi kegiatan di tempat khusus misalnya ruang perawatan untuk
menilai dampak potensial
Pembangunan radiologi :
Pasti akan menimbulkan dampak bagi proses pelayanan di RSUD Dr.Bob
Bazar,SKM. Area yang terkena dampak dari pembangunan tersebut adalah
ruang bedah dan lalu lintas/selasar menuju ruang ranap. Partisi /sekat
penghalang dipasang sekeliling area sehingga debu tidak akan menyebar.
f. Langkah ke-enam
Identifikasi masalah yang berkaitan dengan ventilasi, pipa ledeng, listrik
dalam hal terjadinya kemungkinan pemadaman.Tidak ada gangguan
dalam ventilasi, pipa ledeng, dan listrik, karena pembangunan dilakukan di
luar panel listrk dan air.hanya pelayanan di alihkan ke ruang UGD untuk
pelayanan radiologi.
g. Langkah ke-tujuh
Identifikasi langkah-langkah pencegahan, menggunakan penilaian
sebelumnya, apa jenis barrier/partisinya. Apakah HEPA filter diperlukan?
(Catatan: selama dilakukan konstruksi maka area yang
dipembangunan/konstruksi seharusnya diisolasi dari area yang
dipergunakan dan merupakan area negative terhadap daerah sekitarnya)
Sesuai dengan tabel ICRA risiko pembangunan pembangunan ruang
radiologi ini memerlukan isolasi dalam hal ini dipasang penghalang seng
yang dipasang setinggi dinding yang akan dipembangunan. Karena rumah
sakit belum mempunyai HEPA filter, maka untuk meminimalisasi
penyebaran debu dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan di spray.
h. Langkah ke-delapan
Pertimbangkan potensial risiko dari kerusakan air,selama proses
pembangunan gedung radiologi tidak ada gangguan dalam kebutuhan air
untuk pelayanan ke pasien.
i. Langkah ke-sembilan
Menentukan jam kerja Jam kerja : pukul 08.00 – 16.00 WIB
j. Langkah ke-sepuluh
Membuat rencana yang memungkinkan untuk jumlah ruang isolasi/ruang
aliran udara negative yang memadai,tetapi dalam proyek ini tdk di
perlukan ruang isolasi.
k. Langkah ke-sebelas
Membuat rencana yang memungkinkan untuk jumlah dan tipe tempat/bak
cuci tangan, dan kebutuhan kamar mandi disediakan di dekat area
pembangunan,namun dalam proeyek ini tidak di sediakan kamar mandi
dan bak cuci tangan.
l. Langkah ke-duabelas
Pada tahap ini PPIRS /IPCN tidak di sediakan kamar mandi dan bak cuci
tangan,sehingga tidak ada yang perlu di setuju dalam proyek ini.
M. Langkah ke-tigabelas
PPIRS/IPCN setuju dengan rencana relative terhadap utilitas ruangan
bersih dan kotor
m. Langkah ke-empatbelas
Rencanakan untuk membahas masalah pencegahan tersebut dengan tim
proyek, misalnya arus lalu lintas, rumah tangga, kapan dan bagaimana
dilakukan pembersihan puing/material yang tidak terpakai.
Penetapan untuk waktu memasukkan material adalah jam 08.30 – 10.00
WIB
Penetapan untuk waktu membuang material adalah jam 15.00 WIB
2. Mengembangkan ijin pembangunan yang ditandatangani oleh Ketua
Komite/Tim PPI, pimpinan instalasi/unit kerja dan pimpinan proyek
Dalam kerjasama ICRA ini dibuat peraturan yang berhubungan dengan
pencegahan infeksi yang harus ditaati dan dilaksanakan oleh coordinator dan
petugas proyek (Perjanjian ICRA dengan coordinator terlampir)
3. Memberikan edukasi sebelum memulai pekerjaan pada penggunaan Personal
Protective Equipment (PPE/APD),
a. Tujuan edukasi
- Mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat
kerja
- Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja
mendapat perlindungan atas keselamatannya
- Setiap sumber produksi dapat dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien
b. Waktu pemberian
- Sebelum proyek dimulai.
- Setiap kali pergantian pengerjaan proyek berikutnya (jika ada)
c. Edukasi yang diberikan (UU No.1 Tahun 1970 tentang keselamatan
tempat kerja)
- Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa saja yang dapat timbul
dari tempat kerjanya
1) Keselamatan kerja pembongkaran bangunan
a) Merencanakan langkah-langkah pengamanan K3 untuk semua
pekerja yang berada di tempat kerja sebelum memulai kegiatan
pembongkaran bangunan
b) Melakukan engeenering survey, antara lain mencakup:
(1) Melihat kondisi struktur yang akan dibongkar termasuk
peninjauan atas kekuatan bangunan, bagian yang tidak stabil
dari bangunan dan kemungkinan collapse
(2) Merencanakan metode, peralatan, dan tenaga yang akan
diperlukan untuk pembongkaran serta untuk kepentingan public
(3) Perhitungkan potensial hazard seperti terkubur, celaka, dll
(4) Menetapkan perangkat K3 ke dalam setiap tahap kegiatan,
antara lain, jarring pengaman, rambu/tanda peringatan, APD,
dll
(5) Jika bangunan yang akan dibongkar sudah rusak karena
kebakaran, banjir, huru-hara atau sebab lainnya, maka perlu
direncanakan suatu system pengaman, seperti bracing, shoring,
dll untuk melindungi pekerja dari kemungkinan robohnya
bangunan
c) Menetapkan petugas yang kompeten dan berpengalaman atau ahli
melaksanakan pembongkaran bangunan
d) Membuat jalanan yang aman untuk lalu lintas pekerja
e) Memastikan semua aliran listrik dalam kondisi mati (shut off)
sebelum pelaksanaan pembongkaran dimulai dan saluran air dan
gas dalam kondisi mati/tertutup. Jika dipandang membahayakan,
maka aliran listrik, saluran air, dan gas dapat dipindahkan
sementara di luar bangunan dan dalam kondisi aman
f) Menggunakan alat pelindung diri yang sesuai, helm, sepatu bot,
sarung tangan, masker, kacamata, dsb
g) Menyiapkan pelayanan kecelakaan kerja, antara lain: petugas P3K
tau tenaga medis bila perlu, denah, dan rujukan rumah sakit/klinik
terdekat, kendaraan untuk mengangkut, dan alat komunikasi
h) Memasang barikade, pagar pengaaman agar orang lain tidak
melewati area bongkaran
i) Memastikan bangunan yang akan dibongkar sudah tidak terdapat
sisa barang-barang yang berbahaya, misalnya bahan yang mudah
terbakar dan meledak, sisa pak yang massih menancap di kayu , dll
j) Pembongkaran dimulai dengan:
(1) Memindahkan benda-benda yang mudah dilepas, seperti pintu
dan jendela
(2) Bangunan yang menjorok ke luar
(3) Bagian atas bangunan dan diteruskan kearah bawah
k) Pembongkaran dinding dan pasangan batu bata harus dilakukan
lapis demi lapis dan bertahap
l) Mengarsipkan semua catatan yang terkait dengan proses
pembongkaran bangunan termasuk foto dokumentasi
3) Bekerja di ketinggian
a) Melakukan identifikasi potensi bahaya semua pekerjaan yang
berada diketinggian dan hasilya dicatat
b) Merencanakan pengendalian terhadap kemungkinan risiko yang
akan terjadi (risk control) dan mencatat hasilnya
c) Sebelum bekerja, para pekerja harus mendapat ijin terlebih dahulu
dari pelaksana terkait
d) Memastikan para pekerja yang akan bekerja di ketinggian harus
dalam kondisi sehat dan tidak mempunyai rasa takut bekerja di
ketinggian
e) Menggunakan APD yang mamadai sesuai dengan aspek
keselamatan kerja, harness safety belt, helm, dan sepatu bot
f) Memasang tali pengaman (life line) untuk mngaitkan harness safety
belt/safety belt yang cukup kuat dan aman untuk menahan beban
pekerja bila terjadi bahaya dan tidak mengganggu pergerakan
pekerja
g) Membuat platform untuk pekerja, alat, dan bahan yang cukup kuat
dan aman. Tepi platform harus diberi railing/pagar pembatas yang
kuat/mampu menahan dorongan minimal 100kg
h) Menempatkan peralatan atau bahan ke dalam kantong/wadah agar
tidak mudah jatuh
i) Menutup lubang yang berukuran leih besar dari telapak kaki
dengan bahan yang cukup kuat
j) Membersihkan platform yang licin sehabis hujan dan pekerjaan
dapat dimulai setelah platform dipastikan aman
k) Bila dipersyaratkan atau bila dipandang perlu maka jaring
pengaman harus dipasang
l) Penumpukan sementara material harus dibatasi dan ditempatkan
tidak terlalu ke tepid an disusun sedemikian rupa sehingga tidak
mudah jatuh dan pekerja memiliki ruang kerja yang cukup leluasa
m) Pelaksana pekerjaan harus memonitor masing-masing lokasi
dimana pekerjaan di ketinggian sedang dilakukan
n) Melakukan inspeksi semua pekerjaan di tempat ketinggian dan
hasilnya dicatat, jika ditemukan kondisi maupun tindakan yang
berbahaya segera melporkan ke pelaksana terkait, dan segera
diamankan/diperbaiki
o) Tidak diperkenankan meninggalkan pekerjaan dalam keadaan
bahan yang terpasang mudah terlepas dan peralatan serta bahan
sudah tersimpan rapi di kantong.
- Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan
dalam semua tempat kerjanya
- APD bagi tenaga kerja yang bersangkutan
- Pencegahan kecelakaan kerja
- Pencegahan kebakaran
- Pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
BAB IV
DOKUMENTASI
SUPERVISOR: TELEPON:
KONTRAKTOR (PELAKSANA):
SUPERVISOR: TELEPON:
CATATAN:
Area risiko rendah : Area kantor dan area public
Area risiko sedang : Front office, out patient department, kitchen, radiologi,
endoskopi, rehabilitasi medic
Area risiko tinggi : Emergency centre, LDS, pediatric ward, Pharmacy,
Nursery, laboratorium, ruang prosedur bedah minor
Area risiko tertiggi : ICU, Cath lab, kamar operasi, CSSD, ruang isolasi,
CCU/HCU, NICU, PICU, unit hemodialisa
SELAMA PROYEK
SAAT PROYEK SELESAI
KONSTRUKSI
KELAS IV 1. Diperlukan ijin dari 1. Lakukan penyedotan debu
Infection Control dengan vakum cleaner
sebelum proyek 2. Pengepelan dengan
konstruksi dimulai menggunakan cairan
2. Hindarkan kontaminasi disinfektan
system saluran udara 3. Lepaskan semua
selama proyek partisi/pembatas secara hati-
berlangsung hati agar tidak ada debu yang
3. Pemasangan berhamburan
partisi/penghalang debu 4. Semua sampah harus
yang memadai di sekitar dimasukkan ke dalam kantong
area kerja yang terikat dan masukkan
4. Pertahankan tekanan dalam kontainer yang tertutup
negatif untuk 5. Pindahkan/pisahkan HVAC di
menghindarkan debu area proyek selama proyek
keluar dari area kerja berlangsung
5. Jangan melepas semua
partisi pembatas
sebelum aktifitas selesai
dan pembersihan
dilakukan
6. Buat satu ruang transit
(ante room) yang dapat
digunakan pekerja
proyek membersihkan
dirinya sebelum mereka
meninggalkan area
kerja atau sediakan
baju pelindung
7. Semua personil yang
memasuki area proyek
sebaiknya
menggunakan penutup
sepatu
8. Jangan melepaskan
semua pembatas area
kerja sebelum aktifitas
selesai secara total dan
pembersihan dilakukan
Tambahan
LOKASI :
UNIT/INSTALASI :
TIDAK
NO. STANDAR SESUAI TINDAK LANJUT
SESUAI
1. Kontraktor
memakai ID Card
2. Kontraktor
memakai alat
pelindung diri
3. Exhaust Fan
berfungsi
4. Keamanan kerja:
Tangga
Signage/tanda
risiko terpeleset
Larangan
merokok
5. Keset pembersih
debu bersih
6. Partisi terpasang
rapi dan tertutup
dengan baik
7. Peralatan pasien
sudah diamankan
dan dikeluarkan
8. Pintu masuk area
kerja bersih dari
debu/puing
9. Trolley pembawa
sampah puing
tertutup dan
bersih
10. Lift khusus untuk
pekerja proyek
dan bahan
bangunan
11. Semua
sampah/puing
dimasukkan ke
dalam
wadah/kantong
yang tertutup
CATATAN:
NAMA : LOKASI :
KONTRAKTOR : INSPEKTOR :
TANGGAL : PUKUL :
CATATAN:
C. RAMBU K3
1. Larangan merokok
2. Larangan menggunakan alat komunikasi (telepon genggam, radio, dll)
3. Larangan mengambil gambar di sekitar area pembangunan
4. Larangan menyalakan korek api
5. Larangan makan dan minum
D. DENAH BANGUNAN LAMA
( FOTO TERLAMPIR)
E. DENAH RENCANA PEMBANGUNAN RUANGAN BARU
(FOTO TERLAMPIR)
KETERANGAN:
1. Pengaturan lalu lintas proyek
a. Penerapan satu pintu utama sebagai control keluar masuk pekerja dan
siapapun yang terlibat dalam area proyek (foto)
b. Siapapun yang masuk area proyek diskrining lewat kelengkapan APD (foto)
c. Material bangunan sisa keluar lewat pintu yang berbeda untuk mencegah
penyebaran debu (foto)
d. Transportasi limbah proyek ditutup untuk mencegah penyebaran debu (foto)
e. Penutupan/pemasangan barrier di area proyek (foto)
f. Jalan kerja orang dioptimalkan senantiasa bersih, rapi, dilakukan
pembersihan setiap saat (foto)
2. Alur evakuasi
a. Bila ditemukan asap/api kecil di ruangan terindikasi oleh api segera matikan
dengan menggunakan APAR ( Alat Pemadam Api Ringan)
b. Bila gagal segera teriak “aktiv kan kode red” /cari tombol ALARM terdekat,
pencet 1 kali
c. Hubungi security dan petugas bangunan yang lainnya untuk menanggulangi
kebakaran sampai Dinas PMK datang
d. Evakuasi melalui pintu utama masuk petugas proyek dan pintu keluar sisa
bahan bangunan
e. Berkumpul di titik evakuasi terdekat dan lakukan absensi
f. Bila LENGKAP, maka laporan kepada mandor proyek, SELESAI
g. Bila BELUM LENGKAP, maka cari dengan petugas pemadam kebakaran rumah
sakit