A. ANATOMI
Payudara terletak dari costa 2 sampai costa 6, batas medial sternum sedang
lateral sampai linea axillaris anterior. Jaringan payudara meluas dari garis
clavicula di garis tengahnya sampai costa 8 ke linea axillaris posterior, yang
dikenal sebagai daerah disseksi mastektomi radikal. Sebagai tambahan axillary
tail (Spencer tail) meluas dari tepi atas dan luar supero lateral.
Aliran kelenjar limfe dari payudara kurang lebih 75 % ke aksila, sebagian lagi ke
kelnjar parasternal, terutama dari bagian yang sentral dan medial, dan ada pula
aliran ke kelenjar interpektoralis. Pada aksila terdapat kira-kira 50 (berkisar dari
10 sampai 90) buah kelenjar getah bening yang berada di sepanjang arteri dan
vena brachialis. Saluran limfe dari seluruh payudara mengalir ke kelompok
anterior aksila, kelompok sentral aksila, kelenjar aksila bagian dalam, yang lewat
sepanjang v.aksilaris dan yang berlanjut langsung ke kelenjar servikal bagian
kaudal dalam di fosa supraklavikular.
B. DEFINISI
Kanker payudara paling banyak diderita oleh wanita di negara barat, yaitu
sekitar 32 % dari seluruh keganasan pada wanita, merupakan penyebab kematian
nomor dua pada wanita. Di Indonesia, kanker payudara merupakan kanker pada
wanita terbanyak setelah kanker mulut rahim. Insidensi kira-kira 18 per 100.000
penduduk wanita dan kebanyak ditemukan sudah dalam stadium lanjut. Kanker
payudara yang mempunyai predisposisi keturunan ini biasanya diderita oleh
penderita dengan usia muda, penderita kanker payudara bilateral, penderita
dengan riwayat keluarga tumor positif.
Eropa Utara, Amerika Utara merupakan area insiden tinggi, Eropa Selatan,
Amerika Selatan merupakan area insiden sedang, Asia, Afrika merupakan area
insiden rendah. Studi epidemiologi menunjukkan, perbedaan geografis insiden
karsinoma payudara tidak sepenuhnya berkaitan dengan suseptibilitas genetik,
tetapi juga dipengaruhi factor lingkungan, terutama lingkungan hidup masa kini
atau life style.
D. ETIOLOGI
1. Usia >30 tahun. Menurut analisis data dari 6263 kasus di RS Kanker
Universitas Zhongshan, rentang usia pasien adalah 17-90 tahun, usia
median 47 tahun. Dihitung dengan selang usia 5 tahunan, pasien terbanyak
berusia 45-49 tahun (25,2 %), disusul 40-44 tahun (15,8 %), dan 54-59
tahun (15,6 %).
2. Reproduksi. Usia menarke kecil, henti haid lanjut, dan siklus haid pendek
merupakan faktor resiko tinggi karsinoma mammae. Selain itu, yang
seumur hidup tidak menikah atau belum menikah, partus pertama berusia
lebih dari 30 tahun dan setelah partus belum menyusui, berinsiden relatif
tinggi.
3. Kelainan kelenjar mammae. Penderita kistadenoma mammae hiperplastik
berat berinsiden lebih tinggi. Jika satu payudara sudah terkena kanker,
mammae kontralateral resikonya meningkat. Pernah mengalami infeksi,
trauma, atau operasi tumor jinak payudara.
4. Penggunaan obat di masa lalu. Penggunaan jangka panjang hormon
insidennya lebih tinggi. Terdapat laporan penggunaan jangka panjang
reserpin, metildopa, analgesik trisiklik, dan lainnya, dapat menyebabkan
kadar prolaktin meninggi, beresiko karsinogenik bagi mammae.
5. Radiasi pengion. Kelenjar mammae relatif peka terhadap radiasi pengion,
paparan berlebihan menyebabkan peluang terjadinya kanker lebih tinggi.
6. Pernah menjalani operasi ginekologis, misalnya tumor ovarium.
7. Riwayat keluarga dan gen terkait dengan karsinoma mammae. Penelitian
menunjukkan pada wanita dengan saudara primer menderita karsinoma
mammae, probabilitas terkena karsinoma mammae lebih tinggi 2-3 kali
dibanding wanita tanpa riwayat keluarga. Penelitian dewasa ini
menunjukkan gen utama yang terkait dengan timbulnya karsinoma
mammae adalah BRCA-1 dan BRCA-2.
8. Diet dan gizi. Berbagai studi kasus menunjukkan diet tinggi lemak dan
kalori berkaitan langsung dengan timbulnya karsinoma mammae. Terdapat
data menunjukkan, orang yang gemuk sesudah berusia 50 tahun
berpeluang besar menderita kanker payudara. Terdapat laporan, bahwa
konsumsi alkohol dapat meningkatkan kadar estrogen dalam tubuh, wanita
yang setiap hari mengkonsumsi alkohol 3 kali ke atas beresiko terkena
karsinoma mammae meningkat 50-70 %. Penelitian lain menunjukkan
(diet tinggi selulosa, vitamin A, dan protein kedelai dapat menurunkan
insiden karsinoma mammae (Desen, 2008).
9. Virus. Faktor Bittner-Milk adalah suat virus (mammae virus) yang
menyebabkan terjadinya karsinoma payudara pada tikus, yang dapat
ditularkan melalui air susu. Virus juga didapat dalam genom tikus ini
dipindahkan secara vertikal dan mengakibatkan strain genetik tikus dengan
insiden karsinoma payudara yang tinggi. Namun, penelitian menunjukkan
bahwa hal ini tidak terjadi pada manusia.
E. PATOFISIOLOGI
3. Nodul satelit kulit. Ketika sel kanker di dalam vasa limfatik subkutis
masing-masing membentuk nodul metastasis, di sekitar lesi primer dapat muncul
banyak nodul tersebar, secara klinis disebut ’tanda satelit’
1. Posisi duduk
Lakukan inspeksi pada pasien dengan posisi tangan jatuh bebas ke samping dan
pemeriksa berdiri di depan dalam posisi lebih kurang sama tinggi. Perhatikan
keadaan payudara kanan dan kiri, simetris/tidak, adakah kelainan papila, letak dan
bentuknya, retraksi puting susu, kelainan kulit berupa peau de’orange, dimpling,
ulserasi, atau tanda-tanda radang. Lakukan juga dalam keadaan kedua lengan
diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan tumor di bawah kulit yang
ikut bergerak atau adakah bagian yang tertinggal, dimpling, dan lainnya.
2. Posisi berbaring
Sebaiknya dengan punggung diganjal dengan bantal, lakukan palpasi mulai dari
kranial setinggi costa 2 sampai distal setinggi costa 6, serta daerah subareolar dan
papila atau dilakukan secara sentrifugal, terakhir dilakukan penekanan daerah
papila untuk melihat apakah ada cairan yang keluar.
4. Organ lain yang diperiksa untuk melihat adanya metastasis, yaitu hepar,
lien, tulang belakang, dan paru.
Pemeriksaan USG hanya dapat membedakan lesi/tumor yang solid atau kistik,
tetapi dapat mengetahui pasokan darah serta kandisi jaringan sekitarnya. Pada
mammografi, keganasan dapat memberikan tanda-tanda primer dan sekunder.
Tanda primer berupa fibrosis reaktif, comet sign (Stellata), adanya perbedaan yang
nyata antara ukuran klinis dan radiologis, adanya mikrokalsifikasi, adanya
spikulae, dan distorsi pada struktur arsitektur payudara. Tanda sekunder berupa
retraksi, penebalan kulit, bertambahnya vaskularisasi, perubahan posisi papila dan
areola, adanya bridge of tumor, keadaan daerah tumor dan jaringan fibroglandular
tidak teratur, infiltrasi dalam jaringan lunak di belakang mammae, dan adanya
metastasis ke kelenjar (gambaran ini tidak khas). Pemeriksaan gabungan USG dan
mammografi memberikan ketepatan diagnosis yang lebih tinggi .
Dewasa ini belum ada petanda tumor spesifik untuk kanker payudara. CEA
memiliki nilai positif bervariasi dari 20 hingga 70 %, antibodi monoklonal CA 15-
3 angka positifnya sekitar 33-60 %, semuanya dapat untuk referensi diagnosis dan
tindak lanjut klinis .
(1) Fibroadenoma mammae (FAM), merupakan tumor jinak payudara yang biasa
terdapat pada usia muda (15-30 tahun), dengan konsistensi padat kenyal, batas
tegas, tidak nyeri dan mobile.
(2) Kelainan fibrokistik, merupakan tumor yang tidak berbatas tegas, konsistensi
padat kenyal atau kistik, terdapat nyeri terutama menjelang haid, ukuran
membesar, biasanya bilateral/multipel.
(3) Kistosarkoma filoides menyerupai FAM yang besar, berbentuk bulat lonjong,
berbatas tegas, mobile, dengan ukuran dapat mencapai 20-30 cm.
(4) Galaktokel, merupakan massa tumor kistik yang timbul akibat tersumbatnya
saluran/duktus laktiferus, terdapat pada ibu yang baru/sedang menyusui.
(5) Mastitis, yaitu infeksi pada payudara dengan tanda radang lengkap, bahkan
dapat berkembang menjadi abses, biasanya terdapat pada ibu yang menyusui.
(6) Lipoma, merupakan tumor pada jaringan lemak dengan batas tegas, lunak,
tidak nyeri tekan, dan dapat digerakkan.
(7) Nekrosis lemak, berbatas tegas, keras, kadang disertai dengan penarikan
kulit.
- medullary carcinoma
- scrirrhus carcinoma
- comedo carcinoma
- papillary carcinoma
- paget disease
- epidermoid carcinoma
2. Lobular carcinoma (5 %)
T : kanker primer
T4b : udem kulit mammae ( termasuk peau de’orange) atau ulserasi, atau
nodul satelit di mammae ipsilateral
Catatan :
N2a : kelenjar limfe aksilar ipsilateral saling konfluen dan terfiksasi dengan
jaringan lain
N2b : bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria
interna namun tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar
M : metastasis jauh
pT – tumor primer
Sama dengan klasifikasi T, pada tepi irisan seputar spesimen harus terlihat
tumur secara makroskopik, adanya lesi ganas hanya tampak secara mikroskopik
pada tepi irisan tidak mempengaruhi klasifikasi.
Catata : jika tumor mengandung dua unsur yaitu karsinoma in situ dan
karsinoma invasif, ukuran tumor untuk klasifikasi didasarkan atas ukuran
karsinoma invasif.
N – kelenjar limfe regional
pNx : kelenjar limfe regional tak dapat dinilai (misal sudah diangkat sebelumnya)
pN0 : secara histologis tak ada metastasis kelenjar limfe, tapi tidak dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut untuk kelompok sel tumor terisolasi (ITC).
Catatan : ITC adalah satu sel atau sekumpulan sel berdiameter ≤ 0,2 mm. ITC
biasanya ditemukan dengan pemeriksaan imunohistologis atau molekuler, tapi
dapat diverifikasi dengan pewarnaan HE.
pN0 ( i-) : histologis tak ada metastasis kelenjar limfe, imunohistologis ITC
negatif
M – metastasis jauh
Stadium T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
T0 N1 M0
IIA
T1 N1 M0
T2 N0 M0
T2 N1 M0
IIB
T3 N0 M0
T0 N2 M0
IIIA
T1 N2 M0
T2 N2 M0
T3 N1,N2 M0
T4 Setiap N M0
IIIB
Setiap T N3 M0
IV Setiap T Setiap N M1
I. PENATALAKSANAAN
- stadium TNM
- umur pasien
- status menopause
Pasien yang pada awal terapi termasuk stadium 0, I, II, dan sebagian stadium III
disebut kanker payudara operabel. Pola operasi yang sering dipakai adalah :
(4) Mastektomi segmental plus diseksi kelenjar limfe aksilar, secara umum
disebut dengan operasi konservasi mammae (BCT). Biasanya dibuat dua insisi
terpisah di mammae dan aksila. Mastektomi segmental bertujuan mereseksi
sebagian jaringan kelenjar mammae normal di tepi tumor, di bawah mikroskop tak
ada invasi tumor di tempat irisan. Lingkup diseksi kelenjar limfe aksilar biasanya
juga mencakup jaringan aksila dan kelenjar limfe aksilar kelompok tengah.
(5) Mastektomi segmental plus biopsi kelenjar limfe sentinel, metodenya sama
dengan di atas. Kelenjar limfe sentinel adalah terminal pertama metastasis
limfogen dari karsinoma mammae, saat operasi dilakukan insisi kecil di aksila dan
secara tepat mengangkat kelenjar limfe sentinel, dibiopsi, bila patologik negatif
maka operasi dihentikan, bila positif maka dilakukan diseksi kelenjar limfe
aksilar.
Radioterapi paliatif terutama untuk terapi paliatif kasus stadium lanjut dengan
rekurensi, metastasis. Dalam hal meredakan nyeri efeknya sangat baik. Selain itu
kadang kala digunakan radiasi terhadap ovarium bilateral untuk menghambat
fungsi ovarium (Desen, 2008).
Dewasa ini dilakukan pemeriksaan reseptor estrogen (ER) dan progesteron (PR)
dari tumor untuk menentukan efek terapi hormonal. Pasien dengan hasil
pemeriksaan positif tergolong kanker mamae tipe bergantung hormon, hasil terapi
hormonal baik, pasien dengan hasil tes negatif tergolong kanker mamae tipe tak
bergantung hormon, efek terapi hormonal agak kurang. Terapi hormonal terutama
mencakup bedah dan hormon. Terapi hormonal bedah terutama adalah
ooforektomi (disebut juga kastrasi) terhadap wanita pramenopause, sedangkan
adrenalektomi dan hipofisektomi sudah ditinggalkan. Yang sekarang digunakan
adalah : (1) obat antiestrogen, seperti tamoksifen, (2) inhibitor aromatase, seperti
aminoglutetimid tetapi saat ini obat ini sudah tidak dipakai karena efek
sampingnya yang berbahaya, yang sekarang digunakan adalah golongan steroid
anastrozol, letrozol, dan golongan steroid eksemestan, (3) obat sejenis LH-RH
(luteining hormon-realising hormon), seperti goserelin, (4) obat sejenis
profesteron, seperti medroksiprogesteron asetat (MPA) dan megesterol asetat
(MA).
J. PROGNOSIS
Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan
berpengaruh terbesar atas prognosis adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium.
Dari hasil analisis atas data 6263 kasus karsinoma mammae yang operabel di RS
Kanker Universitas Zhongshan, survival 5 tahun pasca operasi pada kasus kelenjar
limfe negatif dan positif adalah masing-masing 80 % dan 59 %, survival 5 tahun
untuk stadium )-I, II dan III adalah masing-masing 92 %, 73 %, dan 47 %.
Sedangkan pada yang inoperabel, survival 5 tahun kebanyakan dilaporkan dalam
batas 20 %. Oleh karena itu dalam kondisi dewasa ini, untuk meningkatkan angka
kesembuhan kanker payudara kuncinya adalah penemuan dini, diaognosis dini,
terapi dini dan tepat .
MAMMOGRAFI