23 80 1 PB PDF
23 80 1 PB PDF
Abstrak: Hasil pada dasarnya merupakan sesuatu yang diperoleh dari
suatu aktivitas, sedangkan belajar merupakan suatu proses yang
mengakibatkan perubahan pada individu, yakni perubahan tingkah laku,
baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya.
Namun pada kenyataannya kebanyakan siswa kelas VI Sekolah Dasar
Khususnya di SDN 101961 Timbang Deli belum mampu menyebutkan
nama-nama hari akhir dengan baik dan benar. Hal ini terlihat dari hasil
pengamatan awal yang di lakukan di kelas VI di SDN 105386 Tanjung
Siporkis Kecamatan Galang masih banyak yang mendapat nilai rendah
(kurang dari 70) dari 31 orang siswa di kelas VI baru terdapat 10 orang
(32,26%) telah mencapai ketuntasan. Sebelum melakukan tindakan,
siswa diberikan pre-test, hasilnya dari 31 orang siswa hanya sebanyak
10 siswa (32,26 %) telah mencapai syarat ketuntasan belajar 21
siswa (67,74 %) mendapat hasil belajar belum tuntas, sedangkan
nilai rata-rata kelas sebesar 59,68. Hasil akhir dari penerapan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match diperoleh dari 31
jumlah siswa terdapat 28 siswa (90,32 %) yang telah mencapai
syarat ketuntasan, dan sebanyak 3 siswa (9,68 %) yang belum
tuntas, dengan nilai rata-rata 75, 81.
PENDAHULUAN
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan
membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan
Suharianto
152 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
105386 Tanjung Siporkis Deli Kecamatan Galang, masih banyak yang mendapat
nilai rendah (kurang dari 70 nilai ketuntasan minimal) dengan nilai rata-rata 59,46.
Dari 31 orang siswa di kelas VI baru terdapat 10 orang (32,26%) telah mencapai
ketuntasan sedangkan 21 orang (67,74 %) belum mencapai ketuntasan.
Berdasarkan pengamatan peneliti, hal yang menyebabkan sulitnya untuk
menyebutkan atau menghafalkan hari akhir beserta artinya bagi siswa kelas VI SD
diantaranya adalah nama-nama hari akhir yang disebutkan dan dihafalkan adalah
menggunakan bahasa arab, sehingga selain siswa harus bisa menghafal nama-
namanya, siswa juga harus mengetahui arti atau maknanya serta menghafalkannya.
Hal ini berdasarkan dari hasil wawancara peneliti dengan beberapa siswa ditemukan
bahwa sebagian besar siswa masih banyak yang belum bisa untuk menyebutkan nama-
nama hari akhir beserta arti atau maknanya yang terdapat dalam soal, hal ini
merupakan salah satu faktor menyebabkan siswa banyak melakukan kesalahan dalam
menyelesaikan atau menjawab soal-soal terkait nama-nama hari akhir pada saat
ulangan harian. Selain itu menurut mereka dalam proses pembelajaran yang berjalan
kurang menarik serta membosankan karena siswa hanya mendengarkan penjelasan
singkat dari guru tanpa ada dialog, diskusi dan bantuan media.
Materi pelajaran yang umumnya bersifat pemahaman dan sebagian hafalan
masih diajarkan dengan sekedar diberikan catatan dan sedikit penjelasan. Kondisi
seperti ini dapat menyebabkan daya ingat dan daya serap siswa kurang optimal,
sehingga ketika diadakan evaluasi hasil belajar yang diperoleh tidak maksimal atau
kurang baik.
Penyebab kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari atau
sulitnya siswa untuk menyebutkan dan menghafalkan nama-nama hari akhir yang
menjadikan siswa memperoleh hasil belajar yang masih rendah, diantaranya
dikarenakan strategi dan metode pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik
dan membosankan, lebih cenderung menggunakan pembelajaran konvensional
sehingga mengakibatkan siswa sulit mamahami materi yang dipelajari. Penjelasan
teori yang menjenuhkan menyebabkan siswa kurang termotivasi dalam pembelajara.
Strategi pembelajaran adalah langkah-langkah tepat yang harus ditempuh oleh
seseorang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian, untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien, maka guru harus benar-benar
mampu memilih dan menggunakan strategi pembelajaran yang tepat, yang
didasarkan pertimbangan yang tepat agar mecapai hasil yang memuaskan. Dan
sebaliknya ketika strategi pembelajaran digunakan dengan pemilihan, pertimbangan
dan penggunaan yang kurang tepat maka hasil yang diperolehpun juga akan tidak
maksimal. Oleh karena itu, jika terjadi kesalahan pemilihan strategi, maka harus
segera dicari solusinya dengan memilih, mempertimbangkan, dan menggunakan
strategi yang lebih tepat agar tujuan pembelajaran bisa dicapai dengan baik.
Dalam peraturan pemerintah No.19 pasal 5 poin (7) disebutkan bahwa
pendidikan agama diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
Jurnal 153
Suharianto
154 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
KERANGKA KONSEPTUAL
Jurnal 155
Suharianto
hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam saja, yaitu pengetahuan dan
keterampilan. Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu (1) pengetahuan
tentang fakta, (2) pengetahuan tentang prosedur, (3) pengetahuan tentang konsep,
(4) pengetahuan tentang prinsip. Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu
(1) keterampilan untuk berpikir atau keterampilan kognitif, (2) keterampilan untuk
bertindak atau motorik, (3) keterampilan beraksi atau bersikap, (4) keterampilan
berinteraksi.
Menurut Rosdiana (2008: 71-74) dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar
membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotoris.
Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkenaan pengembangan pengetahuan yang berpangkal pada
kecerdasan otak atau intelektualitas yang terdiri dari enam aspek, yakni: 1)
Pengetahuan/Ingatan (Knowledge/C1), didefenisikan sebagai kemampuan mengingat
apa yang sudah dipelajari. 2) Pemahaman (Comprehension/C2), didefenisikan sebagai
kemampuan menangkap makna dari materi yang dipelajari. 3) Aplikasi/penerapan
(Application/C3), merupakan kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah
dipelajari itu ke dalam situasi baru yang konkret. 4) Analisis (Analysis/C4), merupakan
kemampuan untuk merinci hal yang dipelajari ke dalam unsur-unsurnya agar supaya
struktur organisasinya dapat dimengerti. 5) Sintesis (Synthesis/C5), merupakan
kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan
yang baru. 6) Evaluasi/penilaian (Evaluation /C6), merupakan kemampuan untuk
menentukan nilai sesuatu yang dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.
Kemampuan yang tersebut di atas sifatnya hirarkis, maksudnya kemampuan
yang pertama harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai kemampuan yang
kedua, kemampuan kedua harus dikuasai terlebih dahulu sebelum menguasai
kemampuan yang ketiga, demikian seterusnya.
Ranah Afektif
Ranah afektif berkenaan dengan sasaran-sasaran yang berhubungan dengan
sikap, perasaan, tata nilai, minat dan apresiasi, yang terdiri dari lima aspek, yakni: 1)
Penerimaan (Receiving), merupakan kesediaan untuk memperhatikan. 2)
Penanggapan (Responding), merupakan kemampuan aktif berpartisipasi. 3)
Perhargaan (Valuing), merupakan memberikan penghargaan kepada benda, gejala,
perbuatan tertentu. 4) Pengelolaan (Organization), merupakan kemampuan
memadukan nilai-nilai yang berbeda dan membentuk sistem nilai yang bersifat
konsisten dan internal. 5) Berpribadi (Characterization by a Value of Value Complex),
156 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotoris berkenaan dengan kategori kemampuan yang
menyangkut kegiatan otot dan kegiatan fisik. Jadi tekanan kemampuan yang
menyangkut koordinasi saraf otak, menyangkut penguasaan tubuh dan gerak.
Kemampuan psikomotorik secara singkat dapat dikatakan bahwa kemampuan
psikomotorik ini menyangkut kegiatan fisik yang menyangkut berlari, meloncat,
melempar dan sebagainya. Penguasaan kemampuan ini meliputi gerakan tubuh yang
memerlukan koordinasi syaraf otot yang sederhana dan bersifat kasar menuju
gerakan yang menuntut koordinasi syaraf otot yang lebih kompleks dan bersifat
lancar.
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa hasil belajar merupakan indikator
untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Adanya hasil belajar pada
diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku. Belajar akan
membawa sesuatu perubahan pada individu-individu yang belajar, bila tidak terjadi
perubahan pada individu-individu yang belajar maka belajar dikatakan tidak berhasil.
Dengan kata lain bahwa hasil belajar adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan
yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pembelajaran.
Faktor-Faktor Intern
Di dalam pembicaraan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor,
yaitu: faktor jasmaniah, faktor fsikologis dan faktor kelelahan.
Faktor Jasmaniah
Faktor Kesehatan
Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu,
selain itu juga ia akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika
badannya lemah, kurang darah ataupun gangguan-gangguan, kelainan-kelainan
fungsi alat inderanya serta tubuhnya.
Cacat Tubuh
Keadaan cacat tubuh juga mampengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya
juga terganggu. Jika hal itu terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan
Jurnal 157
Suharianto
khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi
pengaruh kecacatannya itu.
Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam faktor psikologis
yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah: inteligensi, perhatian, minat,
bakat, mitif, kematangan dan kelelahan. Uraian berikut ini akan membahas faktor-
faktor tersebut.
Faktor Kelelahan
Kelelahan seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.
Faktor-Faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah dikelompokkan
menjadi tiga faktor, yaitu: pertama faktor keluarga, di dalamnya termasuk cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi
keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan, faktor sekolah dan faktor
masyarakat. Kedua Faktor Sekolah, termasuk di dalamnya, metode mengajar,
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan guru, disiplin sekolah, alat
pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode
belajar, dan tugas rumah. Ketiga faktor Masyarakat yaitu bagaimana kegiatan siswa
dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat,
yang semuanya mempengaruhi belajar.
Faktor-faktor tersebut di atas sangat besar pengaruhnya terhadap upaya
pencapaian prestasi belajar siswa. Dimana factor-faktor tersebut di atas sangat
mendukung terselenggaranya kegiatan (aktivitas) belajar mengajar, sehingga dengan
demikian apa yang menjadi cita-cita dan harapan dapat terwujud.
158 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
etemologi ini, kata Islam yang melekat dalam pendidikan Islam, adalah pendidikan
yang berwarna Islam. Pendidikan adalah pendidikan yang didasarkan Islam. Juga
terdapat dalam buku yang sama. Menurut terminologis, para ahli memberikan
beragam pendapat dalam memberikan makna pendidikan Islam, diantaranya
sebagaimana dikutip Ismail SM (2009:34) Bahwa Ahmadi mendefinikan agama Islam
adalah segala usaha untuk mmelihara fitrah manusia serta sumber daya insani yang
ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya ( insan kamil ). Pendidikan
AgamaIslam merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah dengan
norma Islam.
Pendidikan agama merupakan pengajaran tentang keyakinan, ibadah dan
kajian keagamaan yang menuntut siswa untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-
hari sebagai upaya pengembangan diri. Menurut Drajat (2001: 172) “pendidikan
agama adalah salah satu usaha secara sadar dilakukan guru untuk mempengaruhi
siswa dalam rangka pembentukan manusia beragama”.
Sedangkan dalam (Depdiknas (2001: 8) Pendidikan Agama Islam itu sendiri
disebutkan sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak
mulia dalam menjalankan ajaran agama Islam dari sumber utamanya Kitab suci Al-
Qur’an dan Hadits melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta
penggunaan pengalaman.
Dalam suatu program sekolah umum, pengajaran dan pendidikan Islam
meliputi 7 unsur/materi pokok yaitu: Al-Qur’an, Hadits, Keimanan (Aqidah),
Akhlak, Bimbingan Ibadah, Syari’ah/fiqih, dan sejarah Islam. Hal tersebut
merupakan perwujudan dari keserasian, keselarasan, dan keseimbangan hubungan
manusia dengan Allah SWT, diri sendiri, makhluk lainnya maupun lingkungannya.
Tujuan pendidikan agama Islam adalah membentuk peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia. Hal ini sesuai apa
yang dikemukakan oleh beberapa tokoh pendidikan Islam seperti: Al-Attas (1979: 1)
menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah untuk menjadi manusia yang
baik, kemudian al-Abrasyi (1974: 15) menjelaskan untuk membentuk manusia yang
berakhlak mulia. Kemudian dalam konferensi dunia Islam pertama tentang
pendidikan Islam (1977) berkesimpulan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah:
“manusia yang menyerahkan diri kepada Allah secara mutlak (Asyraf, 1989: 2) yang
dikutip oleh Hidayat (2007: 2)”.
Dari beberapa tujuan pendidikan Agama Islam tersebut mengandung
pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang didahuluan dan dialami siswa
disekolah dimulai dari tahapan kognisi, yakni pengetahuan dan pemahaman siswa
terhadap ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam untuk selanjutnya
menuju ke tahapan afeksi, yakni terjadinya proses internalisasi ajaran dan nilai agama
kedalam diri siswa, dalam arti menghayati dan meyakininya. Tahapan afeksi ini
terkait erat dengan kognisi, dalam arti penghayatan dan keyakinan siswa menjadi
Jurnal 159
Suharianto
lebih kokoh jika dilandasi dengan pengetahuan dan pemahamannya terhadap ajaran
dan nilai agama Islam. Melalui tahapan afeksi tersebut siswa diharapkan dapat
tumbuh motivasi dalam dirinya dan bergerak untuk mengamalkan dan mentaati
ajaran Islam pada tahapan psikomotorik yang telah terinternalisasi dalam diri siswa.
Dengan demikian akan terbentuk manusia yang beriman, bertakwa dan berangklak
mulia.
Tujuan pendidikan Agama di atas sejalan dengan pendapat Sardiman (2003:
29), yang menyatakan bahwa tujuan belajar itu ada tiga jenis, yakni (1) untuk
mendapatkan pengetahuan, (2) penanaman konsep dan keterampilan, (3)
pembentukan sikap mental, perilaku dan pribadi anak didik.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar Pendidikan Agama
Islam (PAI ) adalah suatu perubahan yang diperoleh setelah mengalami proses belajar
mata pelajaran PAI disuatu sekolah atau lembaga pendidikan. Atau dapat dipahami
sebagai indikator untuk mengukur keberhasilan siswa dalam proses belajar. Adanya
hasil belajar pada diri seseorang ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan,
sikap dan tingkah laku. Belajar akan membawa sesuatu perubahan pada individu-
individu yang belajar, bila tidak terjadi perubahan pada individu-individu yang
belajar maka belajar dikatakan tidak berhasil. Dan pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam Kelas VI SD, yaitu pada Kompetensi dasar menyebutkan nama-nama
hari akhir. Disini siswa dituntut untuk bisa menyebutkan nama-nama hari akhir
dengan baik dan benar, baik nama maupun artinya. Jika siswa mampu menyebutkan
nama-nama hari akhir dengan baik dan benar setelah proses pembelajaran dan
dilakukan evaluasi, maka siswa telah mendapatkan hasil belajar yang baik, namun
sebaliknya jika siswa belum ada perubahan terhadap pengetahuannya, sikap maupun
perilakunya yang mencerminkan beriman kepada hari akhir dan belum mampu
menyebutkan nama-nama hari akhir, maka proses belajar dianggap gagal atau tidak
berhasil.
160 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Jurnal 161
Suharianto
162 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Jurnal 163
Suharianto
kelebihan, mereka akan merasa terhambat oleh siswa yang dianggap kurang memiliki
kemampuan. 2) Penilaian yang diberikan dalam pembelajaran kooperatif didasarkan
kepada hasil kerja kelompok. Namun demikian, guru perlu menyadari bahwa
sebenarnya hasil atau prestasi yang diharapkan adalah prestasi setiap individu siswa.
3) Keberhasilan pembelajaran kooperatif dalam upaya mengembangkan kesadaran
berkelompok memerlukan periode waktu yang cukup panjang. Dan, hal ini tidak
mungkin dapat tercapai hanya dengan satu kali atau sekali-kali penerapan strategi ini.
4) Dalam pembelajaran kooperatif, selain siswa belajar bekerjasama, siswa juga harus
belajar bagaimana membangun kepercayaan diri. Untuk mencapai kedua hal itu,
dalam pembelajaran kooperatif memang bukan pekerjaan yang mudah.
164 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
adanya kerja sama dalam mencari pasangan materi yang sudah disiapkan sehingga
mendapatkan hasil belajar yang maksimal sesuai tujuan pembelajaran yang hendak
dicapai.
Jurnal 165
Suharianto
Kerangka Berfikir
Hasil ulangan harian pada kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari
akhir di SDN 105386 Tanjung Siporkis Kecamatan Galang menunjukkan bahwa
sebagian besar siswa masih memperoleh hasil belajar rendah, mereka sulit untuk
menyebutkan nama-nama hari akhir dengan baik dan benar. Salah satu faktornya
adalah pembelajaran yang dilakukan guru kurang menarik dan membosankan, lebih
cenderung menggunakan pembelajaran konvensional (metode ceramah) sehingga
mengakibatkan siswa sulit mamahami materi yang dipelajari. Penjelasan teori yang
menjenuhkan karena pembelajaran cenderung berjalan satu arah menyebabkan siswa
kurang termotivasi dalam pembelajaran, sehingga kurang mampu memahami materi
dengan baik.
Oleh karena itu diperlukan suatu usaha dalam proses pembelajaran yang dapat
melibatkan siswa secara langsung aktif dalam pembelajaran sehingga mampu
menumbuhkan motivasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di dalam
kelas, dan menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar dan pada akhirnya siswa
dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Salah satu alternatifnya adalah proses
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match
Menyebutkan nama-nama hari akhir dengan baik dan benar yang di dalamnya
menanamkan konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan terdapat ketentuan-ketentuan
dimana siswa dituntut untuk bisa menyebutkan nama-nama hari akhir dan juga
menghafalkan serta memahami maknanya. Sehingga untuk mendapatkan hasil
belajar yang baik terkait nama-nama hari akhir ini akan sulit dicapai oleh siswa jika
hanya menggunakan metode konvensional atau ceramah, dan tidak dibantu dengan
alat peraga, karena siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan kurang menarik minat
dan motivasi siswa dalam belajar. Namun dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dalam pembelajaran siswa akan semakin
tertarik dengan materi yang diajarkan, merasa senang dan lebih memudahkan siswa
menyebutkan nama-nama hari akhir, dan mudah untuk memahaminya karena selain
siswa lebih aktif dalam pembelajaran, siswa juga diajak untuk bermain dengan
mencari pasangan kartu yang menunjukkan jawaban dari soal yang ada. Dimana
sebagian siswa diberi kartu yang bertuliskan nama-nama hari akhir, dan sebagian lagi
diberikan kartu yang bertuliskan arti atau makna dari nama-nama hari akhir tersebut.
Siswa yang mendapatkan soal maka harus mencari jawaban yang sesuai, dan
sebaliknya siswa yang mendapatkan jawaban harus mencari soal yang sesuai. Dengan
bantuan media kartu yang telah disediakan, siswa termotivasi untuk belajar dan
memudahkan siswa untuk menyebutkan nama-nama hari akhir dengan baik dan
benar.
Dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match,
diharapkan siswa akan merasa senang dan asyik dalam mengikuti proses
166 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
pembelajaran dan memunculkan motivasi belajar yang tinggi dalam diri siswa, yang
pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran di atas dapat dirumuskan
hipotesis sebagai berikut: Penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam kompetensi dasar
menyebutkan nama-nama hari akhir pada siswa kelas VI SDN 105386 Tanjung
Siporkis Kecamatan Galang T.A.2014/2015”.
METODE PENELITIAN
Jurnal 167
Suharianto
Desain Penelitian
Penenlitian ini berbentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2008:
96) menjelaskan PTK adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakuakn
dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya yang berfokus
pada prsoses belajar mengajar yang terjadi dikelas, bukan pada input kelas (silabus,
materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). Penelitian ini harus tertuju atau
mengenai hal-hal terjadi didalam kelas. Menurut Lewin dalam Aqib (2006: 21)
menyatakan bahwa dalam satu siklus terdiri dari empat langkah, yaitu perencanaan
(Planing), pelaksanaan (Acting), pengamatan (Observing) dan refleksi (reflecting).
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur pelaksanaan PTK yang penulis rencanakan dalam
menuntaskan hasil belajar tersebut adalah sebagai berikut:
Siklus I
Perencanaan (Planing), yaitu: 1) Mempersiapkan materi pembelajaran. 2)
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan strategi
pembelajaran koopertif "Make a Match" terkait Kompetensi Dasar menyebutkan
nama-nama hari akhir yang akan diajarkan. 3) Menyiapkan sumber dan bahan Ajar.
4) Menyiapkan kertas/kartu yang berisi nama-nama hari akhir dan sebagian lagi
berisikan arti atau makna dari nama-nama hari akhir tersebut. 5) Menyusun alat
evaluasi pembelajaran. 6) Membuat lembar observasi yang bertujuan untuk melihat
bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.
Pelaksanaan (Acting), yaitu: 1) Memberikan appersepsi kepada peserta didik
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik terhadap materi pelajaran
pada kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir. 2) Menyajikan materi
pelajaran dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a
Match. 3) Membagi siswa untuk dibuat kelompok. Kelompok pertama merupakan
kelompok pembawa kartu-kartu yang berisi nama-nama hari akhir. Kelompok kedua
adalah kelompok pembawa kartu-kartu yang berisi arti nama-nama hari akhir. 4) Dari
pasangan-pasangan yang sudah terbentuk wajib menunjukkan pasangan tersebut
kepada teman lain sebagai penilai, kelompok ini kemudian membacakan kartu yang
sudah terpasang tersebut. 5) Setelah semua terpasang antara nama-nama hari akhir
dengan artinya maka guru mengacak lagi kartu-kartu itu untuk dibagikan kembali
kepada masing-masing siswa pada kelompok lain. 6) Melakukan observasi di dalam
kelas yang dilakukan dengan penyediaan format evaluasi. Hal yang menjadi perhatian
pengamat adalah aktivitas belajar siswa. 7) Penguatan dan kesimpulan secara
bersama-sama. 8) Melakukan evaluasi belajar berupa tes, pemberian tugas baik secara
kelompok mapun individu.
Pengamatan (Observation), Tahap ini dilakukan oleh dua orang pengamat
(peneliti dan kolaborator) adapun yang perlu diamati adalah: 1) Mengamati aktivitas
168 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Siklus II
Perencanaan (Planing), yaitu: 1) Menyusun kembali Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang berisi penekanan pada materi pelajaran yang belum
dipahami dan kategori aktivitas yang masih rendah berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama. 2) Membuat kembali lembar observasi yang bertujuan untuk melihat
bagaimana aktivitas belajar siswa pada siklus kedua.
Pelaksanaan (Acting), yaitu: 1) Memberikan apersepsi kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan siswa terhadap materi pembelajaran. 2)
Menyampaikan materi pelajaran yang belum dipahami siswa dan lebih menekankan
pada jenis aktivitas yang masih rendah secara individual maupun kelompok melalui
penerapan penggunaan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match. 3)
Melakukan evaluasi belajar kembali.
Pengamatan (Observation), Observasi kembali dilakukan untuk melihat
keaktifan siswa dalam pembelajaran siklus kedua ini. Adapun yang perlu dilakukan
adalah: 1) Mengamati aktivitas siswa ketika proses pembelajaran dan keberhasilan
siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. 2) Mengamati dan mencatat siswa yang aktif
dan berani mempraktekkan hafalan nama-nama hari akhir di depan siswa lainnya. 3)
Memeriksa hasil latihan soal setelah siswa diberi tugas individu.
Refleksi (Reflecting), Refleksi kembali dilakukan terhadap pembelajaran siklus
kedua untuk melihat apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil diselesaikan
dengan tindakan perbaikan yang telah dilakukan. Hasil yang ditemukan dalam tahap
observasi kembali dianalisis, untuk melihat hasil dari pembelajaran siklus kedua.
Apabila dalam pembelajaran masih terdapat siswa yang masih memiliki nilai rendah
atau keaktifan di bawah rata-rata maka kembali dilakukan siklus berikutnya namun
apabila sudah tuntas atau hasil belajar siswa telah di atas KKM maka selesailah pada
siklus kedua ini.
Jurnal 169
Suharianto
mengetaui hasil belajar siswa sebelum dan sesudah pembelajaran dengan penggunaan
Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match. Tes disusun dalam dalam
bentuk essay tes yang mengacu pada kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
untuk SD kelas VI semester genap. Tes yang digunakan berjumlah 10 soal.
Observasi dalam penelitian ini adalah observasi terhadap subjek penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran. Adapun
manfaat observasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi balikan
guru di dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi yang dilakukan bersifat langsung
dan dilakukan oleh dua orang pengamat yang dilengkapi dengan lembar pedoman
observasi aktivitas belajar siswa.
Pengumpulan data melalui metode dokumentasi yaitu dengan mempersiapkan
dokumen Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah dibuat oleh peneliti,
yang nantinya akan digunakan pada kelas yang menjadi objek penelitian.
170 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Jurnal 171
Suharianto
Tabel 2. Distribusi Tingkat Hasil Belajar Siswa pada Ujian Ulangan Harian
Nilai F Persentase % Keterangan
40 2 6,45 % Belum tuntas
50 8 25,81 % Belum tuntas
60 11 35,48 % Belum Tuntas
70 7 22,58 % Tuntas
80 3 9,68 % Tuntas
90 - - -
100 - - -
Jumlah nilai 1850
Jumlah siswa 31
Rata-rata nilai 59,68
172 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
80
70
60
50 Nilai Siswa
40 Frequensi
30
Persentase
20
10
0
1 2 3 4 5
Siklus I
Siklus pertama yang dilaksanakan pada tanggal 10 September 2014
berlangsung 3 jam pelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran di dalam kelas sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah disusun yaitu pada
Kompetensi Dasar (KD) menyebutkan nama-nama hari akhir dengan Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) 70 yang terdiri dari 3 indikator yaitu: (1) mampu
menjelaskan pengertian hari akhir dengan benar (2) mampu menyebutkan dalil yang
menjelaskan tentang datangnya hari akhir denga baik dan benar (3) mampu
menyebutkan macam-macam hari akhir dengan benar. Pada pertemuan ini materi
disampaikan dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match.
Kegiatan pada siklus pertama meliputi: (a) perencanaan (planing), (b)
pelaksanaan (acting), pengamatan (observation) dan (d) refleksi (reflecting).
Perencanaan (Planing)
Pada tahap Ini peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu: 1) Mepersiapkan
materi pembelajaran. 2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terkait
materi pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe
Make a Match. 3) Membuat alat peraga berupa kartu-kartu yang bertuliskan nama-
nama hari akhir dan juga kartu-kartu yang bertuliskan arti atau makna nama-nama
hari akhir. 4) Menyusun alat evaluasi pembelajaran berupa soal-soal yang dijadikan
alat untuk mengukur keberhasilan siswa dalam belajar. 5) Membuat lembar observasi
yang bertujuan untuk melihat bagaimana aktivitas belajar siswa selama proses belajar
berlangsung dan lembar observasi kegiatan guru pada saat pembelajaran di dalam
kelas.
Jurnal 173
Suharianto
Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru, melakukan
pembelajaran pada kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Dan kolaborator melakukan
pengamatan. Guru melakukan kegiatan pembelajaran sebagai berikut: 1) Pada
kegiatan awal pembelajaran, guru memberikan salam kepada semua siswa, lalu
mengajak siswa untuk membaca do’a sebelum belajar dan dilanjutkan dengan
membaca surah-surah pendek yang menjadi kebiasaaan untuk dibaca sebelum
belajar. Guru mengabsen siswa satu persatu dengan menyebutkan namanya,
kemudian menertibkan kondisi belajar siswa agar dapat berjalan dengan efektif dan
efisien. Guru menyusun tempat duduk siswa dengan format setenga lingkaran atau
bentuk huruf U. Guru meyampaikan materi dan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai kepada semua siswa, lalu mencoba mencari keterkaiatan dengan materi-
materi atau pelajaran sebelumnya dan juga menghubungkan dengan kehidupan
sehari-hari. Selanjuntya guru menyampaikan langka-langka pembelajaran dengan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match yang akan digunakan dalam
proses pembelajaran. 2) Pada kegiatan inti, tahap eksplorasi guru menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dengan metode tanya jawab.
Untuk menggali potensi siswa tentang materi menyebutkan nama-nama hari akhir,
guru memberi stimulus dengan menyebutkan arti atau makna nama-nama hari akhir,
agar siswa dapat merespon sesuai yang diharapkan. Guru memperlihatkan kartu
(nama-nama hari akhir) dan kartu (arti nama-nama hari akhir) pada siswa yang
kemudian guru membagi kelompok siswa untuk bermain kartu. 3) Kegiatan inti
selanjutnya adalah tahap elaborasi. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya
penerapan strategi peta konsep adalah sebagai berikut: a) Dengan kartu yang sudah
disiapkan guru membagikan kartu kepada masing-masing siswa dalam dua kelompok.
Dengan dibatasi waktu, contoh: Yaumul Hisab dipasangkan dengan kartu yang sesuai
dengan artinya yaitu hari Penimbangan amal manusia, dan seterusnya. b) Kelompok
yang satu diberi kartu yang berisi nama-nama hari akhir dan kelomprok kedua diberi
kartu yang berisi arti dari nama-nama hari akhir. c) Setiap siswa mendapat satu kartu
dan memikirkan soal/jawaban yang sesuai. d) Guru menyuruh siswa mencari
pasangan kartu yang dibawa untuk dipasangkan dengan kartu cocok yang dibawa
siswa yang lain. e) Setelah semua kartu terpasang, siswa diminta untuk membacakan
kartu nama-nama hari akhir dan arti dari nama-nama tersebut secara bergantian. f)
Kartu dikumpulkan kembali kemudian diacak dan dibagikan lagi, dengan catatan
siswa tidak membawa kartu yang sama dengan kartu yang dibawa sebelumnya. Begitu
seterusnya sampai siswa betul-betul menguasai materi tersebut. 4) Kegiatan inti
selanjutnya adalah tahap konfirmasi, setelah selesai menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match guru memberi penghargaan pada siswa
karena pembelajaran berjalan dengan lancar. Kemudian guru memberi penegasan
materi pembelajaran dan siswa diajak untuk bersama-sama menyimpulkan meteri
174 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
pembelajaran yang telah dipelajari. Pada tahap ini siswa mulai menunjukkan
antusiasnya mengikuti pembelajaran, tugas yang diberikan guru untuk mecari kartu
pasangannya sebagian dapat diselesaikan dengan tepat waktu, selain itu sebagin siswa
terlihat termotivasi untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan mulai tercipta. 5) Pada tahap akhir
guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi
dasar menyebutkan nama-nama hari akhir, guru memberikan soal tes berbentuk essay
test yang berjumlah 10 soal. Sedangakn untuk melihat keaktifan siswa dalam
mengikuti pembelajaran nama-nama hari akhir dengan menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Peneliti dan guru kolabolator
mengadakan evaluasi dengan mengamati serta mencata aktivitas belajar siswa dalam
proses belajar mengajar yang berlangsung.
Pengamatan (Observation)
Peneliti dan kolabolator melaksanakan pengamatan atau observasi terhdap
proses pelaksanaan tindakan selama berlangsungnya siklus pertama. Pengamatan ini
dilakukan untuk mengetahui situasi kelas pada saat proses belajar mengajar serta
mengamati pelaksanaan penggunaan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match.
Pada pelaksanaan pembelajaran sudah mendapatkan partisipasi yang cukup
baik bagi siswa, hal tersebut dapat dilihat pencapaian dari nilai yang di dapat siswa
secara individu.
Tabel 3. Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
KRITERIA
NO NAMA SISWA NILAI
Tuntas Belum Tuntas
1 ADAM MAULANA 70 Tuntas
2 IRFAN SYAHPUTRA 60 Belum Tuntas
3 INDAH PURNAMA SARI 60 Belum Tuntas
4 RIDA KURNIASI 70 Tuntas
5 DIMAS PANGESTU 60 Belum Tuntas
6 AHMAD YASIN 50 Belum Tuntas
7 ARIA SUMBOWO 60 Belum Tuntas
8 GANDA ANGGARA 60 Belum Tuntas
9 LUSI ARISKA RISKY 70 Tuntas
10 PARIANDI 60 Belum Tuntas
11 DEPI NOPITA SARA 70 Tuntas
12 EDI RIDWANSYAH 80 Tuntas
13 SASWINA 60 Belum Tuntas
14 APRIANSYAH FRANSTIYA 80 Tuntas
15 AGUNG WIRA PRIA SETIA 90 Tuntas
Jurnal 175
Suharianto
Berdasarkan tabel di atas bahwa penguasaan siswa pada kompetensi dasar (KD)
menyebutkan nama-nama hari akhir meningkat walaupun nilai rata-rata siswa masih
di bawah ketuntasan. Terlihat dari nilai rata-rata kelas hanya mencapai 67,10 dari
31orang jumlah siswa terdapat 12 orang (38,71%) yang belum tuntas, sedangkan
176 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
hasil belajar siswa yang mencapai syarat ketuntasan sebanyak 19 orang siswa (61,29
%).
Hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat melalui diagram dibawah ini:
100
90
80
70
60 Nilai Siswa
50
Frequensi
40
30 Percentasi
20
10
0
1 2 3 4 5
Diagram 2. Diagram Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
Selanjutnya berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan terhadap aktivitas
belajar siswa, bahwa pada saat pembelajaran PAI pada kompetensi dasar
menyebutkan nama-nama hari akhir dengan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match sebagian siswa terlihat cukup lebih senang dan lebih
aktif dalam mengikuti proses pembelajaran jika dibandingkan dengan metode
konvensional yang sebelumnya dipakai, siswa aktif dalam permainan kartu yang
disiapkan dan antusias membicarakan pelajaran dan mencari pasangannya,
kerjasama kelompok yang baik, namun masih terdapat juga siswa yang bingung
mencari pasangan kelompoknya dalam permainan kartu, karena belum memahami
pemainan kartu sehingga tidak bisa menemukan pasangan kartunya sesuai waktu
yang ditentukan. Selain itu masih terdapat juga siswa yang pasif dan kurang
termotivasi mengikuti pembelajaran dan bahkan mengganggu temannya. (Hasil
observasi kegiatan siswa dan aktivitas guru terdapat pada lampiran).
Refleksi (reflecting)
Dari analisis di atas, setelah tes diberikan kepada siswa kemudian di periksa
ternyata masih ada siswa yang belum bisa menyebutkan dan menghafalkan nama-
nama hari akhir dengan baik sehingga siswa tersebut tidak bisa menjawab pertanyaan-
pertanyaan dengan jawaban yang benar dari soal-soal yang diberikan guru setelah
proses pembelajaran berakhir. Untuk itu peneliti perlu melakukan perbaikan dan
perencanaan pelaksanaan yang lebih baik lagi yang akan dilaksanakan pada siklus
kedua.
Hasil observasi peneliti dan guru kolabolator terhadap aktivitas belajar siswa
selama proses pembelajaran juga belum menunjukkan hasil seperti yang telah
Jurnal 177
Suharianto
Siklus II
Siklus II dilaksanakan pada 17 September 2014. Pada tahap kedua ini meliputi:
(a) perencanaan (planing), (b) pelaksanaan (acting), pengamatan (observation) dan (d)
refleksi (reflecting).
Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru, melakukan
pembelajaran pada kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir dengan
178 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Jurnal 179
Suharianto
mencari pasangan dan mencocokkan dengan kartu (kartu soal atau kartu jawaban)
yang dimilikinya. Disinilah terjadi interaksi antara kelompok dan interaksi antar
siswa di dalam kelompok untuk membahas kembali soal dan jawaban. g) Kartu
dikumpulkan kembali kemudian diacak dan dibagikan lagi, dengan catatan siswa
tidak membawa kartu yang sama dengan kartu yang dibawa sebelumnya. Begitu
seterusnya sampai siswa betul-betul menguasai materi tersebut. 4) Kegiatan inti
selanjutnya adalah tahap konfirmasi, setelah selesai menerapkan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match guru memberi penghargaan pada siswa
karena pembelajaran berjalan dengan lancar. Kemudian guru memberi penegasan
materi pembelajaran dan siswa diajak untuk bersama-sama menyimpulkan meteri
pembelajaran yang telah dipelajari. Pada tahap ini para siswa menunjukkan
antusiasnya mengikuti pembelajaran, tugas yang diberikan guru untuk mecari kartu
pasangannya sebagian besar dapat diselesaikan dengan tepat waktu, selain itu para
siswa terlihat lebih termotivasi untuk bertanya dan memberikan tanggapan. Suasana
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan sudah lebih tercipta. 5) Pada tahap
akhir guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada
kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir, guru memberikan soal tes
berbentuk essay test yang berjumlah 10 soal. Sedangakn untuk melihat keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran nama-nama hari akhir dengan menggunakan
strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Peneliti dan guru kolabolator
mengadakan evaluasi dengan mengamati serta mencata aktivitas siswa dalam proses
belajar mengajar yang berlangsung.
Observasi (observation)
Observasi yang dilakukan pada siklus II ini sama dengan yang dilakukan pada
siklus I yaitu dilakukan oleh kolabolator kepada peneliti selama proses belajar
mengajar berlangsung, dari awal pelaksanaan hingga akhir pelaksanaan. Observasi
ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan sudah
berhasil atau tidak. Selama proses tindakan, peneliti dan kolabolator mengamati
reaksi yang timbul ketika proses belajar mengajar berlangsung, peneliti dan guru
kolabolator juga memberi penilaian evaluasi yang diberikan.
180 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Jurnal 181
Suharianto
100
80
Nilai Siswa
60
Frekuensi
40 Persentase
20
0
1 2 3 4 5
182 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
pemainan kartu sehingga tidak bisa menemukan pasangan kartunya sesuai waktu
yang ditentukan. Selain itu masih terdapat juga siswa yang pasif dan kurang
termotivasi mengikuti pembelajaran dan bahkan mengganggu temannya. (Hasil
observasi kegiatan siswa dan aktivitas guru terdapat pada lampiran)
Refleksi (Reflecting)
Dalam proses pembelajaran pada siklus II ini, siswa nampak terlihat senang
dan termotivasi mengikuti proses pembelajaran. Para siswa mampu membangun
kerjasama yang baik serta mulai mampu berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat
waktu dalam melaksakannya.
Pelaksanaan tindakan siklus II, setelah tes diberikan kepada siswa kemudian di
periksa ternyata menghasilkan nilai rata-rata siswa 75,81, dimana dari 31 orang
jumlah siswa sebanyak 28 orang siswa (90,32 %) telah memenuhi syarat ketuntasan,
sedangkan yang belum mencapai syarat ketuntasan ada sebanyak 3 orang (9,68 %) .
Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian, maka dalam penelitian ini
ditemukan hal-hal sebagai berikut: 1) Sebelum melakukan tindakan, siswa diberikan
pre test, dalam hal ini nilai pre test diambil dari nilai ulangan harian pada saat
memperlajari nama-nama hari akhir, hasilnya dari 31 orang siswa hanya sebanyak 10
orang siswa (32, 26 %) yang telah mencapai syarat ketuntasan belajar dan dari 31
orang siswa terdapat 21 orang (67,74 %) yang mendapat hasil belajar belum tuntas,
sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 59,68. 2) Berdasarkan hasil ulangan harian
tersebut maka perlu upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan hasil belajar
siswa tersebut dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a
Match, setelah siklus I ini, peneliti memberikan post test, kemudian diperoleh dari
31 jumlah siswa terdapat sebanyak 19 orang siswa (61,29 %) yang telah memenuhi
syarat ketuntasan dan sebanyak 12 orang (38,71 %) yang belum tuntas, dengan nilai
rata-rata kelas 67,10. 3) Berdasarkan hasil post-test I upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa tersebut adalah dengan penggunaan strategi
pembelajaran kooperatif tipe Make a Match. Pemberian tindakan II diperoleh dari
31 orang jumlah siswa terdapat 28 orang siswa (90,32 %) yang telah mencapai syarat
ketuntasan, dan sebanyak 3 orang siswa (9,68 %) yang belum tuntas. Dengan rata-
rata 75,81.
PEMBAHASAN
Secara umum ketelibatan siswa dalam proses pembelajaran PAI pada
kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir Kelas VI SDN 105386
Tanjung Siporkis Kecamatan Galang dengan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif tipe Make a Match berajalan dengan baik, hasil belajar siswa yang
mengalami peningkatan seperti terlihat tabel dibawah ini:
Jurnal 183
Suharianto
184 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
Rata-rata
100
90
80
70
60
50
Rata-rata
40
30
20
10
0
1 2 3
Jurnal 185
Suharianto
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dalam upaya peningkatan Hasil
Belajar Pendidikan Agama Islam Kompetensi Dasar Menyebutkan Nama-nama Hari
Akhir dengan menggunakan strategi pembelajaran kooperatif tipe Make a Match
pada siswa kelas SDN 105386 Tanjung Siporkis Kecamatan Galang T.A.2014/2015,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Sebelum melakukan tindakan, siswa
diberikan pre test, dalam hal ini nilai pre test diambil dari nilai ulangan harian pada
saat memperlajari nama-nama hari akhir, hasilnya dari 31 orang siswa hanya sebanyak
10 orang siswa (32,26 %) yang telah mencapai syarat ketuntasan belajar dan dari 31
orang siswa terdapat 21 orang (67,74 %) yang mendapat hasil belajar belum tuntas,
sedangkan nilai rata-rata kelas sebesar 59,68. 2) Setelah siklus I, guru memberikan
post test diperoleh dari 31 jumlah siswa terdapat sebanyak 19 orang siswa (61,29 %)
yang telah memenuhi syarat ketuntasan dan sebanyak 12 orang (38,71 %) yang
belum tuntas, dengan nilai rata-rata kelas 67,10. 3) Hasil Siklus II diperoleh dari 31
orang jumlah siswa terdapat 28 orang siswa (90,32 %) yang telah mencapai syarat
ketuntasan, dan sebanyak 3 orang siswa (9,68 %) yang belum tuntas, dengan nilai
rata-rata 75, 81.
Saran
Adapun saran yang ingin disampaikan peneliti adalah: 1) Bagi pihak sekolah
agar mendukung para pendidik untuk mengembangkan macam-macam strategi
pembelajaran dalam proses pembelajaran agar selalu ada peningkatan kualitas
pembelajaran baik dalam proses maupun hasil belajar siswa. 2) Bagi guru diharapkan
dapat membuka diri untuk menerima saran dan masukan serta menerapkan
berbagai macam strategi pembelajaran yang menyenangkan, mengaktifkan siswa
dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar. 3) Bagi siswa dapat
dijadikan bahan yang bermanfaat dalam meningkatkan hasil belajar pendidikan
agama Islam khususnya pada kompetensi dasar menyebutkan nama-nama hari akhir.
186 Jurnal
Pembelajaran PAI melalui Metode Make a Match
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi et al. 2008. Penelitian Tindakan Kelas, cet. VI, Jakarta: Bumi
Aksara.
Hamaik, Oemar. 2007. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara, 2007.
Hidayat, Dudung Rahmat dkk. 2007. Pendidikan Agama: Urgensi dan Tantangan dalam
Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Jakarta: PT.IMTIMA
Ismail SM. 2009. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis Paikem. Semarang: , Rasail
Sanjaya, Wina. 2007. Stretegi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Cet
Ke-3, Jakarta: Kencana.
Sardiman A.M., 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: RajaGrafindo.
Sudjana, Nana. 2010. Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Suprijono, Agus. 2007. Bahan diklat metode PAIKEM. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil proses Belajar mengajar. Cet. XIII, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Jurnal 187
Suharianto
188 Jurnal