Anda di halaman 1dari 8

PENGENALAN INSTRUMEN DASAR BEDAH MINOR

Created by Fitria Ningsih M.D.


Based On Minor Surgery written by Robert Kneebon dan Julia Schofield.
Dokter umum merupakan profesi kedokteran yang melingkupi skala yang cukup luas
dan meliputi semua sistem dalam tubuh manusia, sehingga hanya menyentuh area superfisial
dalam proses pengobatan. Meskipun demikian, peran dari dokter umum itu sendiri cukup
penting oleh karena menduduki posisi primer dalam pelayanan kesehatan di masyarakat,
itulah sebabnya seorang dokter umum harus memiliki pengetahuan serta skill tindakan yang
memadai sesuai dengan kompetensinya secara keseluruhan. Salah satu skill yang paling
penting dikuasai dalam praktek keseharian adalah bedah minor. Hal ini dikarenakan jumlah
kasus yang memerlukan tindakan ini cukup tinggi di masyarakat. Pengalaman penulis
mendapatkan bahwa dari 10 pasien yang datang berobat terdapat 3 kasus yang memerlukan
prosedur tindakan ini. Umumnya komplikasi dari kasus ini tidak begitu banyak, namun jika
tidak ditangani secara tepat dapat berakhir ke kematian khususnya untuk kasus dengan
perdarahan yang cukup besar atau kasus disinfeksi yang tidak sempurna.

Dalam sebuah artikel yang dipublikasikan oleh British Medical Association (BMA),
menyebutkan bahwa di Inggris, prosedur tindakan bedah minor telah sering dilakukan oleh
dokter umum dan cukup populer di kalangan pasien serta memiliki biaya yang cukup tinggi.
Berdasarkan Health Authority (1990), dokter umum telah memiliki kewenangan untuk
melakukan bedah minor dan mendapatkan pembayaran dari tindakan ini. Bahkan pada tahun
2004, dokter umum di Inggris dapat meningkatkan dan memperluas kompetensi tindakan
bedah minornya dengan cara membayar komisi kepada Pengatur Penambahan Pelayananan
(Directed Enhance Service-DES). Di Indonesia, cakupan pelayanan bedah minor yang dapat
dilakukan oleh seorang dokter umum cukup beragam, mulai dari tindakan hecting luka
terbuka, insisi, eksisi, ekstraksi, kauterisasi dan lain sebagainya. Umumnya tindakan ini
dilakukan dengan anastesi lokal dengan tehnik anastesi yang sesuai dengan kasus yang
dihadapi.

Pelaksanaan prosedur bedah minor mengharuskan seorang dokter umum mengetahui


beberapa pengetahuan dasar mengenai tindakan ini. Pengetahuan dasar tersebut berupa
instrumen bedah minor, bahan serta tehnik disinfeksi dan tehnik menjahit jaringan. Artikel ini
hanya berbatas pada pengenalan instrumen bedah minor dasar yang merupakan pengetahuan
pertama yang harus dimiliki oleh seorang dokter dalam melakukan tindakan ini. Untuk
pengetahuan lainnya akan dijelaskan dalam artikel yang berbeda.

Instrumen dasar bedah minor terbagi atas empat berdasarkan fungsi, yakni instrumen
dengan fungsi memotong (pisau scalpel + pegangan dan beragam jenis gunting), instrumen
dengan fungsi menggenggam (pinset anatomi, pinset cirrhurgis dan klem jaringan), instrumen
dengan fungsi menghentikan perdarahan (klem arteri lurus dan klem mosquito), serta
instrumen dengan fungsi menjahit (needle holder,benang bedah, dan needle).
Gambar 1: Instrumen Dasar Bedah Minor
Kesemua intrumen tersebut akan dijelaskan secara detail sebagai berikut:
A. Instrumen Dengan Fungsi Memotong
1. Pisau Scalpel + Pegangan
Scalpel merupakan mata pisau kecil yang digunakan bersama pegangannya. Alat
ini bermanfaat dalam menginsisi kulit dan memotong jaringan secara tajam. Selain
itu, alat ini juga berguna untuk mengangkat jaringan/benda asing dari bagian dalam
kulit. Setiap pisau scalpel memiliki dua ujung yang berbeda, yang satu berujung tajam
sebagai bagian pemotong dan yang lainnya berujung tumpul berlubang sebagai tempat
menempelnya pegangan scalpel. Cara pemasangannya: pegang area tumpul pisau
dengan needle-holder dan hubungkan lubang pada area tersebut pada lidah pegangan
sampai terkunci (terdengar bunyi). Cara pelepasan: pegang ujung pisau dengan
needle-holder dan lepaskan dari lidah pegangan, kemudian buang di tempat sampah.
Pegangan scalpel yang sering digunakan adalah yang berukuran 3 yang dapat
digunakan bersama pisau scalpel dalam ukuran beragam. Sedangkan pisau scalpel
yang sering digunakan adalah yang berukuran no.15. Ukuran no.11 digunakan untuk
insisi abses dan hematoma perianal. Pegangan scalpel digunakan seperti pulpen
dengan kontrol maksimal pada waktu pemotongan dilakukan. Dalam praktek
keseharian, pegangan scalpel biasanya diabaikan sehingga hanya memakai pisau
scalpel. Hal ini bisa diterima dengan pertimbangan pisaunya masih dalam keadaan
steril (paket baru) dan harus digunakan dengan pengontrolan yang baik agar tidak
menimbulkan kerusakan jaringan sewaktu memotong.

2. Gunting
Pada dasarnya gunting mengkombinasikan antara aksi mengiris dan
mencukur. Mencukur membutuhkan aksi tekanan halus yang saling bertentangan
antara ibu jari dan anak jari lainnya. Gerakan mencukur ini biasanya dilakukan
oleh tangan dominan yang bersifat tidak disadari dan berdasarkan insting.
Sebaiknya gunakan ibu jari dan jari manis pada kedua lubang gunting. Hal ini
akan menyebabkan jari telunjuk menyokong instrumen pada waktu memotong
sehingga kita dapat memotong dengan tepat. Selain itu, penggunaan ibu jari dan
jari telunjuk pada lubang gunting biasanya pengontrolannya berkurang. Jenis-
jenis gunting berdasarkan objek kerjanya, yakni gunting jaringan (bedah), gunting
benang, gunting perban dan gunting iris.
a. Gunting Jaringan (bedah)
Gunting jaringan (bedah) terdiri atas dua bentuk. Pertama, berbentuk ujung
tumpul dan berbentuk ujung bengkok. Gunting dengan ujung tumpul digunakan
untuk membentuk bidang jaringan atau jaringan yang lembut, yang juga dapat
dipotong secara tajam. Gunting dengan ujung bengkok dibuat oleh ahli pada
logam datar dengan cermat. Pemotongan dengan gunting ini dilakukan pada
kasus lipoma atau kista. Biasanya dilakukan dengan cara mengusuri garis batas
lesi dengan gunting. Harus dipastikan kalau pemotongan dilakukan jangan
melewati batas lesi karena dapat menyebabkan kerusakan.
b. Gunting Benang (dressing scissors)
Gunting benang didesain untuk menggunting benang. Gunting ini berbentuk
lurus dan berujung tajam. Gunakan hanya untuk menggunting benang, tidak
untuk jaringan. Gunting ini juga digunakan saat mengangkat benang pada luka
yang sudah kering dengan tehnik selipan dan sebaiknya pemotongan benang
menggunakan bagian ujung gunting. Hati-hati dalam pemotongan jahitan. Jika
ujung gunting menonjol keluar jahitan, terdapat resiko memotong struktur
lainnya.
c. Gunting Perban
Gunting perban merupakan gunting berujung sudut dengan ujung yang tumpul.
Gunting ini memiliki kepala kecil pada ujungnya yang bermanfaat untuk
memudahkan dalam memotong perban. Jenis gunting ini terdiri atas knowles dan
lister. Bagian dasar gunting ini lebih panjang dan digunakan sangat mudah dalam
pemotongan perban. Ujung tumpulnya didesain untuk mencegah kecelakaan saat
remove perban dilakukan. Selain untuk membentuk dan memotong perban sesaat
sebelum menutup luka, gunting ini juga aman digunakan untuk memotong perban
saat perban telah ditempatkan di atas luka. (wikipedia)
d. Gunting Iris
Gunting iris merupakan gunting dengan ujung yang tajam dan berukuran kecil
sekitar 3-4 inchi. Biasanya digunakan dalam pembedahan ophtalmicus khususnya
iris. Dalam bedah minor, gunting iris digunakan untuk memotong benang oleh
karena ujungnya yang cukup kecil untuk menyelip saat remove benang dilakukan.
(dictionary online)

B. Instrumen Dengan Fungsi Menggenggam


3. Pinset Anatomi
Pinset Anatomi memiliki ujung tumpul halus. Secara umum, pinset digunakan
oleh ibu jari dan dua atau tiga anak jari lainnya dalam satu tangan. Tekanan pegas
muncul saat jari-jari tersebut saling menekan ke arah yang berlawanan dan
menghasilkan kemampuan menggenggam. Alat ini dapat menggenggam objek atau
jaringan kecil dengan cepat dan mudah, serta memindahkan dan mengeluarkan
jaringan dengan tekanan yang beragam. Pinset Anatomi ini juga digunakan saat
jahitan dilakukan, berupa eksplorasi jaringan dan membentuk pola jahitan tanpa
melibatkan jari. (wikipedia)

4. Pinset Chirurgis
Pinset Chirurgis biasanya memiliki susunan gigi 1x2 (dua gigi pada satu bidang).
Pinset bergigi ini digunakan pada jaringan; harus dengan perhitungan tepat, oleh
karena dapat merusak jaringan jika dibandingkan dengan pinset anatomi (dapat
digunakan dengan genggaman halus). Alat ini memiliki fungsi yang sama dengan
pinset anatomi yakni untuk membentuk pola jahitan, meremove jahitan, dan fungsi-
fungsi lainnya.(wikipedia)

5. Klem Jaringan
Klem jaringan berbentuk seperti penjepit dengan dua pegas yang saling
berhubungan pada ujung kakinya. Ukuran dan bentuk alat ini bervariasi, ada yang
panjang dan adapula yang pendek serta ada yang bergigi dan ada yang tidak. Alat ini
bermanfaat untuk memegang jaringan dengan tepat. Biasanya dipegang oleh tangan
dominan, sedangkan tangan yang lain melakukan pemotongan, atau menjahit. Cara
pemegangannya: klem dipegang dalam keadaan relaks seperti memegang pulpen
dengan posisi di tengah tangan. Banyak orang yang memegang klem ini dengan salah,
yang memaksa lengan dalam posisi pronasi penuh dan menyebabkan tangan menjadi
tegang. Dalam penggunaannya, hati-hati merusak jaringan. Pegang klem selembut
mungkin, usahakan genggam jaringan sedalam batas yang seharusnya. Klem jaringan
bergigi memiliki gigi kecil pada ujungnya yang digunakan untuk memegang jaringan
dengan kuat dan dengan pengontrolan yang akurat. Hati-hati, kekikukan pada saat
menggunakan alat ini dapat merusak jaringan. Kemudian, klem tidak bergigi juga
memiliki resiko merusak jaringan jika jepitan dibiarkan terlalu lama, karena klem ini
memiliki tekanan yang kuat dalam menggenggam jaringan.

C. Instrumen Dengan Fungsi Menghentikan Perdarahan


6. Klem Arteri
Pada prinsipnya, klem arteri bermanfaat untuk menghentikan perdarahan
pembuluh darah kecil dan menggenggam jaringan lainnya dengan tepat tanpa
menimbulkan kerusakan yang tidak dibutuhkan. Secara umum, klem arteri dan
needle-holder memiliki bentuk yang sama. Perbedaannya pada struktur jepitan
(gambar 2), dimana klem arteri, struktur jepitannya berupa galur paralel pada
permukaannya dan ukuran panjang pola jepitannya sampai handle agak lebih
panjang dibanding needle-holder. Alat ini juga tersedia dalam dua bentuk yakni
bentuk lurus dan bengkok (mosquito). Namun, bentuk bengkok (mosquito) lebih
cocok digunakan pada bedah minor.
Cara penggunaan: klem arteri memiliki ratchet pada handlenya. Ratchet inilah
yang menyebabkan posisi klem arteri dalam keadaan terututup (terkunci). Ratchet
umumnya memiliki tiga derajat, dimana pada saat penutupan jangan langsung
menggunakan derajat akhir karena akan mengikat secara otomatis dan sulit untuk
dilepaskan. Pelepasan klem dilakukan dengan cara pertama harus ditekan ke dalam
handlenya, kemudian dipisahkan handlenya sambil membuka keduanya. Sebaiknya
gunakan ibu jari dan jari manis karena hal ini akan menyebabkan jari telunjuk
mendukung instrumen bekerja sehingga dapat memposisikan jepitan dengan tepat.
Jepitan klem arteri berbentuk halus dengan galur lintang paralel yang
membentuk chanel lingkaran saat instrumen ditutup. Jepitan ini berukuran relatif
panjang terhadap handled yang memungkinkan genggaman jaringan lebih halus
tanpa pengrusakan. Jepitan dengan ujung bengkok (mosquito) berfungsi untuk
membantu pengikatan pembuluh darah. Jangan menggunakan klem ini untuk
menjahit, oleh karena struktur jepitannya tidak mendukung dalam memegang
needle.

D. Instrumen Dengan Fungsi Menjahit


7. Needle Holder
Needle holder bermanfaat untuk memegang needle saat insersi jahitan
dilakukan. Secara keseluruhan antara needle holder dan klem arteri berbentuk sama.
Handled dan ujung jepitannya bisa berbentuk lurus ataupun bengkok. Namun, yang
paling penting adalah perbedaan pada struktur jepitannya (gambar 2). Struktur
jepitan needle holder berbentuk criss-cross di permukaannya dan memiliki ukuran
handled yang lebih panjang dari jepitannya, untuk tahanan yang kuat dalam
menggenggam needle. Oleh karena itu, jangan menggenggam jaringan dengan
needle holder karena akan menyebabkan kerusakan jaringan secara serius.
Cara penggunaan: cara menutup dan melepas sama dengan metode ratchet yang
telah dipaparkan pada penggunaan klem arteri di atas. Needle digenggam pada jarak
2/3 dari ujung berlubang needle, dan berada pada ujung jepitan needle-holder. Hal
ini akan memudahkan tusukan jaringan pada saat jahitan dilakukan. Selain itu,
pemegangan needle pada area dekat dengan engsel needle holder akan menyebabkan
needle menekuk. Kemudian, belokkan needle sedikit ke arah depan pada jepitan
instrumen karena akan disesuaikan dengan arah alami tangan ketika insersi
dilakukan dan tangan akan terasa lebih nyaman. Kegagalan dalam membelokkan
needle ini juga akan menyebabkan needle menekuk.
Tehnik menjahit: jaga jari manis dan ibu jari menetap pada lubang handle saat
menjahit dilakukan yang membatasi pergerakan tangan dan lengan. Pegang needle
holder dengan telapak tangan akan memberikan pengontrolan yang baik. Secara
konstan, jangan mengeluarkan jari dari lubang handled karena dapat merusak ritme
menjahit. Pertimbangkan pergunakan ibu jari pada lubang handled yang menetap,
namun manipulasi lubang lainnya dengan jari manis dan kelingking.

Gambar 2. Perbedaan Struktur Jepitan Antara Klem Jaringan, Klem arteri dan Needle Holder

8. Benang Bedah
Benang bedah dapat bersifat absorbable dan non-absorbable. Benang yang
absorbable biasanya digunakan untuk jaringan lapisan dalam, mengikat pembuluh
darah dan kadang digunakan pada bedah minor. Benang non-absorbable biasanya
digunakan untuk jaringan tertentu dan harus diremove. Selain itu, benang bedah ada
juga yang bersifat alami dan sintetis. Benang tersebut dapat berupa monofilamen
(Ethilon atau prolene) atau jalinan (black silk). Umumnya luka pada bedah minor
ditutup dengan menggunakan benang non-absorbable. Namun, jahitan subkutikuler
harus menggunakan jenis benang yang absorbable.
Black silk adalah benang jalinan non-absorbable alami yang paling banyak
digunakan. Meskipun demikian, benang ini dapat menimbulkan reaksi jaringan, dan
menghasilkan luka yang agak besar. Jenis benang ini harus dihindari, karena saat ini
telah banyak benang sintetis alternatif yang memberikan hasil yang lebih baik. Luka
pada kulit kepala yang berbatas merupakan pengecualian, oleh karena penggunaan
jenis benang ini lebih memuaskan.
Benang non-abosrbable sintetis terdiri atas prolene dan ethilon (nama dagang).
Benang ini berbentuk monofilamen yang merupakan benang terbaik. Jenis benang
ini cukup halus dan luwes dan menghasilkan sedikit reaksi jaringan. Namun, jenis
benang ini lebih sulit diikat dari silk sehingga sering menyebabkan jahitan terbuka.
Masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan tehnik khusus seperti
menggulung benang saat jahitan dilakukan atau mengikat benang dengan menambah
lilitan. Prolene (monofilamen polypropylene) dapat meningkatkan keamanan jahitan
dan lebih mudah diremove dibandingkan dengan Ethilon (monofilamen polyamide).
Catgut merupakan contoh terbaik dalam kelompok benang absorbable alami.
Jenis benang ini merupakan monofilamen biologi yang dibuat dari usus domba dan
sapi. Terdapat dua macam catgut, plain catgut dan chromic catgut. Plain catgut
memiliki kekuatan selama 7-10 hari. Sedangkan chromic catgut memiliki kekuatan
selama 28 hari. Namun, kedua jenis benang ini dapat menghasilkan reaksi jaringan.
Benang absorbable sintetis terdiri atas vicryl (polygactin) dan Dexon
(polyclycalic acid) yang merupakan benang multifilamen. Benang ini berukuran
lebih panjang dari catgut dan memiliki sedikit reaksi jaringan. Penggunaan
utamanya adalah untuk jahitan subkutikuler yang tidak perlu diremove. Selain itu,
juga dapat digunakan untuk jahitan dalam pada penutupan luka dan mengikat
pembuluh darah (hemostasis).
Terdapat dua sistem dalam mengatur penebalan benang, yakni dengan sistem
metrik dan sistem tradisional. Penomoran sistem metrik sesuai dengan diameter
benang dalam per-sepuluh milimeter. Misalnya, benang dengan ukuran 2 berarti
memiliki diameter 0.2 mm. Sistem tradisional kurang rasional namun banyak yang
menggunakannya. Ketebalan benang disebutkan menggunakan nilai nol misalnya
3/0, 4/0, 6/0 dan seterusnya. Paling besar nilainya, ketebalannya semakin kecil. 6/0
merupakan nomor dengan diameter paling halus yang tebalnya seperti rambut,
digunakan pada wajah dan anak-anak. 3/0 adalah ukuran yang paling tebal yang
biasa digunakan pada sebagian besar bedah minor. Khususnya untuk kulit yang
keras (kulit bahu). 4/0 merupakan nilai pertengahan yang juga sering digunakan.
Dalam suatu paket jahitan, terdapat semua informasi mengenai benang dan
needlenya secara lengkap di cover paketnya. Setiap paket jahitan memiliki dua
bagian luar, pertama yang terbuat dari kertas kuat yang mengikat pada cover
transaparan. Paket jahitan ini dijamin dalam keadaan steril sampai covernya terbuka.
Oleh karena itu, saat membuka paket, simpan ke dalam wadah steril. Bagian kedua
yakni amplop yang terbuat dari kertas perak yang dibasahi pada satu sisinya.
Basahan ini memudahkan paket jahitan dipisahkan dari kertas tersebut. Kemudian
dengan menggunakan needle-holder, angkat needle tersebut dari lilitannya dan
luruskan secara hati-hati. Kemudian, gunakan untuk tindakan penjahitan.
Rekomendasi bahan jahitan yang dapat digunakan adalah monofilamen prolene
atau Ethilon 1,5 metrik (4/0) untuk jahitan interuptus pada semua bagian.
Monofilamen prolene atau ethilon 2 metrik (3/0) untuk jahitan subkutikuler non-
absorbable. Juga dapat digunakan untuk jahitan interuptus pada kulit yang keras
misalnya pada bahu. Vicryl 2 metrik (3/0) digunakan pada jahitan subkutikuler yang
absorbable dan jahitan dalam hemostasis. Vicryl 1,5 metrik (4/0) digunakan untuk
jahitan subkutikuler jaringan halus atau jahitan dalam. Prolene atau Ethilon 0,7
(6/0) untuk jahitan halus pada muka dan pada anak-anak.
9. Needle bedah
Saat ini bentuk needle bedah yang digunakan oleh sebagian besar orang adalah
jenis atraumatik yang terdiri atas sebuah lubang pada ujungnya yang merupakan
tempat insersi benang. Benang akan mengikuti jalur needle tanpa menimbulkan
kerusakan jaringan (trauma). Pada needle model lama memiliki mata dan loop pada
benangnya sehingga dapat menimbulkan trauma. Needle memiliki bagian dasar yang
sama, meskipun bentuknya beragam. Setiap bagian memiliki ujung, yakni bagian
body dan bagian lubang tempat insersi benang. Sebagian besar needle berbentuk
kurva dengan ukuran ¼, 5/8, ½ dan 3/8 lingkaran. Hal ini menyebabkan needle
memiliki range untuk bertemu dengan jahitan lainnya yang dibutuhkan. Ada juga
bentuk needle yang lurus namun jarang digunakan pada bedah minor. Needle yang
berbentuk setengah lingkaran datar digunakan untuk memudahkan penggunaannya
dengan needle holder.

Anda mungkin juga menyukai