Wilayah Rajabasa
Abstrak
Pada tahun 2014, menurut World Health Organization (WHO), terdapat 9,6 juta jiwa di dunia terjangkit penyakit
tuberkulosis dan 1,5 juta diantaranya meninggal akibat penyakit tersebut. Hampir 95% kasus kematian akibat tuberkulosis
berada di negara berpendapatan menengah ke bawah. India, Cina, dan Indonesia adalah negara dengan kasus tuberkulosis
terbanyak secara global. Indonesia menempati urutan ketiga dengan ditemukannya kasus tuberkulosis sebanyak 324.539
kasus. Pada tahun 2015, jumlah seluruh kasus tuberkulosis di provinsi Lampung adalah 8.211 dengan kasus terbanyak
berada di Kota Bandar Lampung yaitu 1.871 kasus. Kasus terjadi pada Ny. T, 32 tahun, janda, ibu rumah tangga, berat badan
2
54 kg, tinggi badan 158 cm (IMT 21 kg/m ), tekanan darah 120/80 mmHg, mengeluh batuk berdahak kuning kental
terutama malam hari sejak ±1 bulan yang lalu. Pasien mengatakan pernah dua kali batuk berdarah merah segar. Pasien juga
mengeluhkan sesak napas, keringat malam, penurunan nafsu makan, dan penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam satu
bulan terakhir. Pasien pernah mengalami tuberkulosis paru tahun 2014. Pasien didagnosis sebagai tuberkulosis paru
kambuh. Terapi yang diberikan adalah terapi medikamentosa dan non medikamentosa.
Abstract
In 2014, World Health Organization said, there were an estimated 9.6 million new cases of tuberculosis. The disease kills 1.5
million people. Almost 95% death case because of tuberculosis occurs in developing countries. India, China, and Indonesia
is the country with the most cases of tuberculosis globally. Indonesia ranked third with the discovery of as many as 324 539
cases of tuberculosis cases. In 2015, the total number of tuberculosis cases in the province of Lampung is 8,211 with most
cases in the city of Bandar Lampung is 1,871 cases. The case happens in Mrs. T, 32 years old, housewife, weight 54 kg,
2
height 158 cm (BMI 21 kg/m ), blood pressure 120/80 mmHg, complained of cough since ± 1 month ago. Thick yellow
phlegm cough, especially at night. Patients say ever had fresh red bloody cough two times. Patients also complain of
shortness of breath, night sweats, decreased appetite, and weight loss of 8 kg in the last 1 month. The patient had
experienced tuberculosis in 2014. The patient diagnosed as relapsed lung tuberculosis. The management of the patient are
given non medical and medical treatment.
Korespondensi: Diah Anis Naomi, S.Ked, alamat Jl. Alam Lembayung no 12 BTN 2 Way Halim Permai, Bandar Lampung, HP
081382184613, e-mail diahanisnaomi.dan@gmail.com
berupa batuk lama (≥2 minggu), batuk BTA positif atau negatif dengan lokasi anatomi
berdahak, batuk darah, nyeri dada, sesak di manapun. Pasien dengan riwayat
napas, keringat malam, penurunan berat pengobatan sebelumnya dibagi menjadi
badan, dan hilang nafsu makan. Sedangkan TB beberapa kelompok yaitu kasus kambuh, kasus
ekstra paru memberikan gejala sesuai dengan gagal, dan kasus lalai. Kasus kambuh adalah
organ yang terkena infeksi TB.2 pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat
Menurut World Health Organization pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh
(WHO) pada tahun 2014, terdapat 9,6 juta jiwa atau pengobatan lengkap kemudian kembali
terjangkit penyakit TB dan 1,5 juta diantaranya lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
meninggal akibat penyakit tersebut. Hampir BTA positif atau biakan positif.2
95% kasus kematian akibat TB berada di negara Berdasarkan data WHO, pada tahun
berpendapatan menengah ke bawah. Sekitar 2014, terdapat TB Paru kambuh di Indonesia
75% pasien TB adalah kelompok usia produktif sebanyak 7.840 kasus, dengan 6.449 kasus
secara ekonomi yaitu usia 15-50 tahun. terkonfirmasi secara bakteriologis dan 1.391
Seorang pasien TB dewasa diperkirakan akan kasus didiagnosis klinis.6 Faktor yang
kehilangan rata-rata waktu kerjanya 3-4 bulan. mempengaruhi terjadinya TB kambuh/relaps
Hal ini berakibat pada kehilangan pendapatan antara lain adanya reinfeksi, jumlah basil
tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. sebagai penyebab infeksi cukup dengan
Selain merugikan secara ekonomi, TB juga virulensi yang tinggi, daya tahan tubuh
memberikan dampak buruk lainnya, misalnya menurun sehingga memungkinkan basil TB
dampak sosial yang berakibat pasien TB berkembangbiak menyebabkan timbulnya
dikucilkan oleh masyarakat.3 kembali penyakit TB, kebiasaan merokok dan
Pada tahun 2014, India, Cina, dan meminum alkohol, serta pengobatan TB yang
Indonesia adalah negara dengan kasus TB terlalu pendek.7
terbanyak secara global. Indonesia menempati Kejadian TB relaps adalah kejadian yang
urutan ketiga dengan ditemukannya kasus TB cukup sering pada penderita TB. Adanya
sebanyak 324.539 kasus. Insidensi TB di kejadian relaps ini dapat menimbulkan
Indonesia pada tahun 2014 adalah sekitar masalah baru karena meningkatkan
1.000 per 100.000 populasi. Insidensi ini lebih kemungkinan resistensi obat anti TB. Bahaya
besar dibandingkan insidensi TB pada tahun resistensi obat adalah penyakit TB dapat
2013, yaitu 403 per 100.000 populasi.4 Pada kembali dengan kuman yang lebih kuat
tahun 2015, jumlah seluruh kasus TB di sehingga lebih sulit diobati, biaya pengobatan
provinsi Lampung adalah 8.211 dengan kasus lebih mahal, dan tingkat keberhasilan
terbanyak berada di Kota Bandar Lampung pengobatan lebih rendah. Selain meningkatkan
yaitu 1.871 kasus.5 kemungkinan resistensi obat, TB kambuh
Pasien TB diklasifikasikan berdasarkan meningkatkan jumlah sumber penularan TB di
lokasi anatomi dari penyakit, riwayat masyarakat sehingga dapat menghambat
pengobatan sebelumnya, hasil konfirmasi tercapainya tujuan pengobatan dan
7
pemeriksaan bakteriologis dan klinis, hasil pengendalian TB.
pemeriksaan uji kepekaan obat, dan status HIV.
Klasifikasi pasien TB berdasarkan riwayat Kasus
pengobatan sebelumnya dibagi menjadi pasien Ny. T, 32 tahun, janda, seorang ibu
baru dan pasien dengan riwayat pengobatan rumah tangga, datang dengan keluhan batuk
sebelumnya. Pasien baru adalah pasien yang sejak ±1 bulan yang lalu. Batuk disertai dahak
belum pernah mendapatkan pengobatan TB berwarna kuning kental yang memberat pada
sebelumnya atau sudah pernah mendapatkan malam hari. Pasien mengatakan pernah dua
obat anti TB (OAT) kurang dari satu bulan, kali batuk disertai bercak darah berwarna
dengan hasil dahak BTA positif atau negatif dan merah segar. Pasien juga mengeluhkan sesak
lokasi anatomi penyakit dimanapun. napas yang dirasakan terutama ketika batuk,
Sedangkan pasien dengan riwayat pengobatan berkeringat banyak pada malam hari,
sebelumnya adalah pasien yang sudah pernah penurunan nafsu makan yang diikuti dengan
mendapatkan pengobatan TB sebelumnya penurunan berat badan sebanyak 8 kg dalam
minimal selama satu bulan, dengan hasil dahak satu bulan terakhir dan lemah badan.
cukup. Cahaya matahari dapat membunuh apabila minimal satu dari pemeriksaan dahak
bakteri-bakteri patogen, salah satunya adalah SPS memiliki hasil BTA positif.14
Mycobacterium tuberculosis.13 Penelitian Pasien ini didiagnosis TB paru
Rosiana (2013)12, menunjukkan bahwa kambuh/relaps. TB diklasifikasikan berdasarkan
responden yang intensitas pencahayaan di lokasi anatomi dari penyakit, riwayat
rumah tidak memenuhi syarat, yaitu luas pengobatan sebelumnya, hasil konfirmasi
penghawaan/ventilasi yang permanen minimal pemeriksaan bakteriologis dan klinis, hasil uji
10% luas lantai, memiliki risiko 3,9 kali lebih kepekaan pada OAT, dan status HIV.
besar menderita TB daripada responden yang Berdasarkan lokasi anatomi penyakit, TB
intensitas pencahayaannya memenuhi syarat. diklasifikasikan menjadi TB paru dan TB esktra
Pada pemeriksaan fisik, didapatkan hasil paru. Tuberkulosis paru adalah TB yang terjadi
berupa keadaan umum tampak sakit ringan, pada parenkim (jaringan) paru, sedangkan TB
kesadaran compos mentis, tekanan darah ekstra paru adalah TB yang menyerang organ
120/80 mmHg, nadi 84x/menit, frekuensi nafas selain paru, misalnya pleura, kelenjar getah
20 x/menit, suhu 37 oC, dan status gizi normal bening, selaput otak, tulang, sendi, kulit, usus,
dengan IMT 21. Pada pemeriksaan thoraks ginjal, saluran kencing, dan alat kelamin.2
untuk paru-paru, didapatkan hasil pada Klasifikasi pasien TB berdasarkan riwayat
inspeksi berupa pergerakan kedua hemithoraks pengobatan sebelumnya dibagi menjadi pasien
simetris, pada palpasi terdapat fremitus taktil baru dan pasien dengan riwayat pengobatan
simetris normal, pada perkusi terdapat sonor sebelumnya. Pasien baru adalah pasien yang
pada seluruh lapangan paru, serta pada belum pernah mendapatkan pengobatan TB
auskultasi kedua hemithoraks terdapat suara sebelumnya atau sudah pernah mendapatkan
nafas vesikuler dan rhonki, serta tidak OAT kurang dari satu bulan, dengan hasil dahak
ditemukan wheezing. Hasil pemeriksaan fisik BTA positif atau negatif dan lokasi anatomi
untuk regio dan organ lain dalam batas normal. penyakit di manapun. Sedangkan pasien
Hasil pemeriksaan fisik untuk penderita dengan riwayat pengobatan sebelumnya
TB berkaitan dengan organ yang terlibat. adalah pasien yang sudah pernah
Pasien dengan TB paru dapat memiliki suara mendapatkan pengobatan TB sebelumnya
nafas abnormal, khususnya pada bagian lobus minimal selama satu bulan, dengan hasil dahak
atas atau daerah yang terlibat. Suara nafas BTA positif atau negatif dengan lokasi anatomi
bronkhial atau rhonki dapat ditemukan pada dimanapun. Pasien dengan riwayat
pemeriksaan fisik thoraks.2 pengobatan sebelumnya dibagi menjadi
Pada pemeriksaan laboratorium, telah beberapa kelompok yaitu kasus kambuh, kasus
dilakukan pemeriksaan dahak di laboratorium gagal, dan kasus lalai. Kasus kambuh adalah
Puskesmas di Rajabasa pada tanggal 19 Mei pasien TB yang sebelumnya pernah mendapat
2016 dengan hasil BTA positif (+2). pengobatan TB dan telah dinyatakan sembuh
Sebelumnya, pada tanggal 12 Agustus 2014, atau pengobatan lengkap kemudian kembali
pasien menjalani pemeriksaan dahak untuk lagi berobat dengan hasil pemeriksaan dahak
pertama kali dan didapatkan hasil BTA positif BTA positif atau biakan positif.2
(+3). Setelah menjalani pengobatan TB selama OAT adalah komponen terpenting dalam
6 bulan, pasien memeriksakan dahaknya dan pengobatan TB. Semua pasien TB yang belum
didapatkan hasil BTA negatif. pernah menjalani pengobatan sebelumnya dan
Pemeriksaan dahak pada pasien diduga tidak memiliki faktor risiko lain untuk resisten
TB berfungsi untuk menegakkan diagnosis, obat sebaiknya mendapatkan pengobatan lini
sedangkan pada pasien yang sudah didiagnosis pertama yang direkomendasikan oleh WHO.
TB, pemeriksaan dahak berfungsi untuk Tahap awal (intensif) selama dua bulan
menentukan potensi penularan dan menilai meliputi pengobatan dengan Isoniazid (H),
keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan dahak Rifampisin (R), Pirazinamid (Z), dan Etambutol
untuk penegakkan diagnosis dilakukan dengan (E). Tahap lanjutan meliputi pengobatan
mengumpulkan 3 contoh uji dahak yang dengan Isoniazid dan Rifampisin selama empat
dikumpulkan dalam dua hari kunjungan yang bulan. Regimen yang mengandung Rifampisin
berurutan berupa dahak sewaktu-pagi-sewaktu merupakan kemoterapi antituberkulosis utama
(SPS). Pasien ditetapkan sebagai pasien TB dan sangat efektif untuk mengobati TB yang
disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis adalah sekitar pada akhir minggu ke-5
yang rentan terhadap pengobatan. Durasi pengobatan tahap intensif. Periode waktu yang
minimal pengobatan adalah selama enam dibutuhkan bervariasi, namun pada pasien
bulan. Pengobatan kurang dari enam bulan dengan respon pengobatan yang baik akan
memiliki kemungkinan relaps yang tinggi.2 Hal mengalami konversi sputum sebelum akhir
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan bulan ketiga pengobatan. Sekitar 80% pasien
Sianturi (2014)10, bahwa pasien TB yang tidak TB Paru dengan hasil BTA positif akan
teratur mengonsumsi obat akan berpeluang mendapatkan hasil BTA negatif setelah
9,4 kali mengalami kekambuhan TB paru pengobatan tahap intensif selesai. Pasien
dibandingkan dengan pasien yang teratur dengan hasil BTA tetap positif setelah
minum obat. pengobatan tahap intensif selesai
Pada pasien dengan riwayat pengobatan membutuhkan perhatian khusus. Hasil BTA
lini pertama, pengobatan sebaiknya positif tersebut akan menimbulkan penilaian
berdasarkan hasi uji kepekaan secara terhadap kepatuhan pasien dan reevaluasi
individual. Selama menunggu hasil uji untuk menentukan adanya kondisi komorbid,
kepekaan, diberikan paduan obat Isoniazid, seperti infeksi HIV atau bentuk imunosupresi
Rifampisin, Pirazinamid, Etambutol, dan lain, dan diabetes melitus. Pasien TB dengan
Streptomisin selama dua bulan tahap intensif, sputum non-konversi memiliki hubungan
dilanjutkan dengan satu bulan pemberian dengan infeksi strain resisten terhadap
Isoniazid, Rifampisin, Pirazinamid, dan pengobatan atau strain yang awalnya rentan
Etambutol, dan lima bulan dengan pemberian terhadap pengobatan namun menjadi resisten
Isoniazid, Rifampisin, dan Etambutol. Pada melalui pengobatan yang tidak benar, baik
pasien ini, dengan TB Paru kambuh, diberikan pada pasien dengan kasus baru maupun yang
pengobatan OAT kategori 2. OAT kategori 2 sudah pernah diobati sebelumnya. Pasien
yaitu 2HRZES/HRZE/5HRE, disediakan dalam dengan hasil pemeriksaan dahak BTA positif
bentuk paket obat kombinasi dosis tetap (OAT- masih infeksius untuk orang-orang yang
KDT). Tablet OAT ini terdiri dari kombinasi 2 berkontak dekat dengan pasien. Sehingga
atau 4 jenis obat dalam satu tablet dengan diperlukan kewaspadaan mengenai kontrol
dosis disesuaikan dengan berat badan pasien. infeksi untuk meminimalisir penyebaran infeksi
OAT kategori 2 diberikan untuk pasien dengan selama periode ini.14 Sehingga
riwayat pengobatan TB lini pertama. Dosis penatalaksanaan untuk pasien ini selain
pemberian OAT berdasarkan dari berat badan penatalaksanaan farmakologis dari puskesmas,
pasien. Berat badan pada pasien ini adalah 54 juga diperlukan penatalaksanaan non-
kg. Untuk berat badan 38-54 kg, diberikan farmakologis berupa edukasi kepada pasien
injeksi Streptomisin 750 mg dan 3 tablet OAT- dan keluarga pasien.
4KDT yang berisi Rifampisin 150 mg, Isoniazid Edukasi merupakan salah satu cara
75 mg, Pirazinamid 400 mg, dan Etambutol 275 promosi kesehatan berupa pemberian
mg untuk tahap intensif.2 informasi-informasi kesehatan dengan tujuan
Pemantauan kemajuan dan hasil tercapainya perubahan perilaku. Dengan
pengobatan TB pada orang dewasa pengetahuan yang diperoleh akan
dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak menimbulkan kesadaran pada individu, dan
secara mikroskopis. Pemeriksaan dahak secara akhirnya akan menyebabkan individu
mikroskopis lebih baik dibandingkan dengan perperilaku sesuai dengan pengetahuan yang
pemeriksaan radiologis dalam memantau dimilikinya. Hasil atau perubahan perilaku
kemajuan pengobatan. Pemeriksaan dahak dengan cara ini memakan waktu lama, tetapi
dilakukan dengan memeriksa dua contoh uji perubahan yang dicapai akan bersifat langgeng
dahak (sewaktu dan pagi). Hasil pemeriksaan karena didasari oleh kesadaran mereka
dinyatakan negatif bila kedua contoh uji dahak sendiri.15 Edukasi yang diberikan kepada pasien
tersebut negatif. Bila salah satu atau kedua dan keluarganya disampaikan dengan
contoh uji positif, maka hasil pemeriksaan menggunakan media leaflet. Leaflet
dahak tersebut dinyatakan positif.2 merupakan salah satu alat peraga sederhana
Rata-rata waktu yang dibutukan untuk untuk promosi kesehatan yang sesuai untuk
terjadinya konversi BTA positif menjadi negatif tingkat rumah tangga.16