Anda di halaman 1dari 12

1

Studi Pustaka

Keanekaragaman hayati didefenisikan sebagai keragaman diantara


makhluk hidup, dari berbagai sumber termasuk darata, lautan dan ekosistem
perairan. Keanekaragaman sumberdaya hayati laut lainnya serta kompleksitas
ekologis dimana mereka merupakan bagiannya. Termasuk didalamnya keragaman
dalam satu spesies, antar spesies dan ekosistem. Pemerintah Indonesia sebenarnya
belum pernah membuat defenisi yang tegas tentang keanekaragaman hayati.
Pemerintah hanya menjelaskan istilah sumberdaya hayati dinyatakan ialah unsur-
unsur hayati di alam yang terdiri dari sumberdaya alam nabati (tumbuhan) dan
sumberdaya alam hewani (satwa) yang bersama dengan unsur non hayati
disekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem (Wiadnya, 2012).
Tumbuhan air mampu menyerap dan mengangkut air serta mineral untuk
dipakai dan dilepaskan melalui proses penguapan (evapotranspirasi). Tumbuhan
air mampu menjernihkan air, meningkatkan kualitas air dengan menyerap materi
yang tidak berguna termasuk logam berat bersifat racun, komponen organik
sintetik, dan beberapa zat radioaktif. Daya pemekatan materi pencemar yang
diserapnya oleh tumbuhan air mencapai 4.000 - 20.000 kali konsentrasi
diperairan (Sugiyanto dkk., 1991).
Pemanfaatan tumbuhan akuatik sebagai agen rehabilitasi perairan dalam
biofilter perairan. Peran utama tumbuhan air adalah sebagai produsen utama,
pemasok oksigen, bahkan dapat menyerap logam berat. Tumbuhan tersebut akan
meningkatkan kadar oksigen dalam air, menyediakan makanan, melindungi serta
tempat bersarang untuk ikan dan insekta, serta mencegah erosi dan kekeruhan air
Tumbuhan air juga berfungsi sebagai biofilter yang menyerap kotoran dan urin
ikan yang lambat laun bisa berakibat racun untuk pertumbuhan ikan itu sendiri
(Kurniawan dkk., 2010).
Tumbuhan air sebagai produser primer mempunyai peranan yang penting
dalam ekosistem perairan. Secara umum ada sembilan peranan tumbuhan air.
Sebagai organisme autotrof, bersama dengan algae, tumbuhan air bisa mengubah
zat-zat hara anorganik menjadi bahan organik. Melalui aktivitas fotosintesis,
tumbuhan air memproduksi oksigen ke lingkungan sekitarnya. Tumbuhan air
menyediakan naungan untuk ikan dan biota air lainnya. Tumbuhan air juga
2

merupakan makanan langsung bagi binatang herbivora, dan beberapa jenis


tanaman air juga menjadi makanan manusia. Secara tidak langsung, tumbuhan air
berfungsi sebagai tempat menempel (substrat) perifiton yang sangat
menguntungkan, terutama bagi larva ikan (Augusta, 2015).
Berbagai spesies dari berbagai familia tumbuh-tumbuhan hidup diperairan.
Ada yang mengapung dipermukaan dengan akar bebas atau mengapung dengan
akar tertanam di dasar perairan dan ada pula yang berbatang tegak tumbuh
diperairan. Tumbuhan air yang digolongkan sebagai gulma kebanyakan tumbuh
mengapung di permukaan perairan, ada yang tetap ditempatnya atau dapat
berpindah karena terbawa arus (Suwasono, 1996).

Jenis-Jenis Tumbuhan
Semanggen (Semanggi Gunung)

Gambar 1. Semanggen (Oxalis corniculataI)


Morfologi :
Semanggen (Oxalis corniculata) merupakan tumbuhan merayap atau
tegak, dan tingginya mencapai 5-35 cm. Batangnya lunak bercabang, tanaman
semanggi gunung ini memiliki bentuk daun yang sangat unik yaitu berbentuk
jantung, tanaman ini dapat dijumpai hidup di seluruh kawasan dunia yang
beriklim. Dalam satu tangkai daun biasanya tanaman semanggi ini hanya memiliki
tiga helai anak daun akan tetapi ada pula yang memiliki hingga empat helai anak
daun. Daun dari tanaman semanggi yang berbentuk menyerupai jantung yang
tersusun melingkar ini sangat khas dan unik, keunikan inilah yang
membedakannya dengan daun dari tanaman-tanaman lainnya.

Warnanya yang hijau dengan daun-daunnya yang lebat serta memiliki


bentuk yang khas inilah yang dapat memikat hati siapapun untuk selalu ingin
melihatnya. Bunga keluar dari ketiak daun, berwarna kuning, dan berbentuk
3

paying kecil-kecil. Buah kotak, berbentuk lonjong, dan bagian ujungnya seperti
paruh. Buah matang berwarna cokelat merah. Ukuran biji kecil dan berwarna
hitam. Memiliki akar tunggang dan pulih kekuningan (Utami, 2016).

Habitat :

Tanaman ini biasanya tumbuh dan hidup secara liar di pinggir jalan
maupun di tempat-tempat lembab yang teduh ataupun terbuka. Tumbuh baik pada
ketinggian mencapai 1300 m dpl (Utami, 2016).

Kekerabatan :
Tanaman ini digolongkan pada Divisi Magnoliophyta, dapat dilihat dari
banyaknya petal pada bunganya yang kecil. Bunga kecil tersebut berpetal 5,
salah satu cirri dari Divisi Magnoliophyta. Namun, ketika kita perhatikan
daunnya, sama-sekali tidak bisa digolngkan sebagai daun yang bertipe menjari,
menyirip dan sebagainya. sebagai ciri khas Divisi Magnoliophyta. Inilah salah
satu keunikan yang dimiliki oleh tumbuhan semanggi ini. Daunnya merupakan
daun majemuk dengan bentuk mirip petal bunga, pangkal daun tidak begitu
terlihat dan memiliki simetris radial.

Perkembangbiakan :

Semanggi berkembang biak dengan menggunakan carageragih atau stolon,


yaitu cara membentuk individu baru adalah dengan tumbuh memanjang dan
menjauh dari induknya serta membengkok keatas, lalu tunas akan terbentuk dari
ruas-ruasnya. Tumbuhan ini mempunyai ciri yaitu akarnya dapat tumbuh diatas
atau dibawah tanah.

Sendokan Air (Plantago major)


4

Gambar 2. Sedokan air (Plantago major)


Morfologi :
Daun sendok merupakan tanaman terna, atau tak berkayu, termasuk
tanaman semusim, tinggi sekitar 70 cm, tegak. Biasanya tanaman ini hidup secara
liar, di pinggir kali, ladang, perkebunan teh, karet, rerumputan dan bebatuan,
sering dianggap tumbuhan pengganggu. Daunnya berbentuk bundar, tunggal
bertepi, bagian tepi rata atau sedikit bergerigi, sedikit kasar tumbuh tak teratur,
bersilang, saling tindih, tangkai daun agak panjang (Soenanto, 2009).
Batang tegak, satu aksis batang, dengan rhizoma tebal, tegak dan dalam.
Daun tunggal, bertangkai, susunan roset akar, helaian, bentuk bulat telur terbalik
sampai lanset melebar atau sudip, tepi rata atau bergerigi kasar (tidak beraturan),
ukuran 3-22 cm x 1-22 cm, permukaan licin atau tegak berambut, ujung
membulat, tumpul atau runcing, panjang tangkai 1-25 cm, daun berwarna hijau.
Bunga banci, dalam susunan majemuk bulir, 1-35 cm, silindris, panjang tangkai
bulir 4-60 cm, bulat atau beralur, tidak berongga, gundul atau berambut pendek, di
ketiak daun. Kelopak bersegmen oval memanjang, ujung tumpul atau agak
runcing, tanpa penyangga. Mahkota bersegmen tanpa lengkungan pangkal 1-1,7
mm. Benang sari 4, tertancap di pertengahan tabung mahkota atau lebih tinggi,
tangkai sari putih atau putih kekuningan. Tangkai putik dewasa 4-6 mm, bakal
buah beberapa ruang. Buah berbentuk lonjong memanjang (Sholihah, 2008).

Habitat :

Daun sendok tumbuh baik pada daerah yang agak lembab. Tumbuhan ini
berasal dari daratan Asia dan Eropa dapat ditemukan dari daratan rendah sampai
ketinggian 3.300 m dpl. Daun sendok tumbuh pada ketinggian 5-3.300 m dpl,
5

kebanyakan di atas 700 m dpl, di tepi jalan, parit, padang rumput, ladang
pertanian, halaman (Sholihah, 2008).

Kekerabatan :

Daun sendok masih anggota tumbuhan dari famili Plangaginaccae yang


berbentuk kumpulan daun berbentuk menyerupai sendok.

Perkembangbiakan :

Berkembang biak dengan biji (penyemaian secara buatan) (Sholihah, 2008).

Sejora (Nelumbo nucifera)

Gambar 3. Sejora (Nelumbo nucifera)


Morfologi :

Tangkai bunganya panjang dan tumbuh menyembul jauh ke permukaan


air. Ketinggian tangkai daun sangat beragam, antara 60 cm hingga 100 cm,
sedangkan tinggi tangkai bunganya 40-180 cm. Tangkai ini kuat, lentur, dan tidak
mudah patah diterpa angina. Bunga lotus terdiri dari banyak helaian petal yang
saling menumpuk. Petal berbentuk lonjong, cekung, dan meruncing dibagian
ujungnya. Panjang petal 10-15 cm dan lebar 3-7 cm. Di tengah-tengah bunga
terdapat kumpulan putik yang dikelilingi benang sari. Warna lotus di Indonesia
umumnya hanya putih dan merah jambu. Masa mekar bunga lotus umumnya
berlangsung 3-4 hari. Setelah itu, petal bunga mulai berguguran dan hanya
menyisakan bakal buah seperti spon. Bentuknya seperti corong mikrofon dengan
permukaan datar. Putik ini lalu membesar membentuk bakal buah. Setelah tua,
6

dari permukaan putik akan muncul biji-biji lotus. Satu bunga biasanya
menghasilkan 5-10 biji (Agromedia, 2008).

Habitat :

Lotus biasa tumbuh didaerah yang berair atau perairan terbuka. Di


Indonesia, masyarakat lebih banyak mengenal seroja sebagai tanaman rawa atau
dimanfaatkan sebagai tanaman hias kolam maupun pot karena keindahan
bunganya (Magandhi, 2015).

Kekerabatan :

Seroja atau nama ilmiah Nelumbo nucifera termasuk dalam family


Nelumbonaceae, ordo Proteales, sedangkan teratai (Nymphaea lotus) termasuk
dalam family Nymphaeaceae, ordo Nymphaeales (Magandhi, 2015).

Perkembangbiakan :
Seroja dapat diperbanyak melalui akar rimpang atau biji (Magandhi, 2015).

Teratai (Nymphaea lotus L)

Gambar 4. Teratai (Nymphaea lotus L)


Morfologi :
Tumbuhan herba menahun ini memiliki akar rimpang yang menjalar dan
terendam di bawah permukaan air, sedangkan daunnya mengapung di permukaan
air, dan bunganya menyembul di atas permukaan air. Bunganya yang putih dan
indah menjadikan teratai ini cocok juga ditanam sebagai tanaman hias kolam
(Magandhi, 2015).

Habitat :
7

Teratai tumbuh di tempat yang tergenang air seperti rawa, danau, selokan
dan kolam. Teratai berasal dari Mesir, Afrika Tengah dan Afrika Barat kemudian
menyebar ke hampir seluruh daerah tropika dan sub tropika (Magandhi, 2015).

Kekerabatan :
Teratai atau nama ilmiah Nymphaea lotus termasuk dalam family
Nymphaeaceae, ordo Nymphaeales (Magandhi, 2015).

Perkembangbiakan :
Dapat berkembangbiak dengan biji yang sudah tua, berkembangbiak
dengan umbi dilakukan dengan memisahkan anakan umbi yang menempel
disekitar umbi indukan. Perbanyakan dengan tunas dan tunas daun, dan
berkembangbiak dengan akar rimpang (Agromedia, 2008).

Sikejut (Mimosa pudica)

Gambar 5. Sikejut (Mimosa pudica)


Morfologi :
Tumbuhan Sikejut memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan.
Diameter akar tidak lebih dari 5 mm. Jika dibaui, akar mimosa memiliki bau
menyerupai buah jengkol. Batangnya berbentuk bulat, berbulu, dan berduri. Bulu-
bulu halus yang melekat di sepanjang batang berwarna putih dengan panjang
sekitar 2 mm. Batang muda berwarna hijau dan batang tua berwarna merah. Daun
menyirip dan bertepi rata. Daunnya kecil-kecil tersusun secara majemuk,
berbentuk lonjong dengan ujung lancip. Letak daunnya berhadapan. Warnanya
hijau tapi ada juga yang kemerah-merahan. Warna daun bagian bawah tanaman
putri malu berwarna lebih pucat. Pada tangkai daun terdapat duri-duri kecil.
Bunganya berbentuk bulat seperti bola. Warnanya merah muda dan bertangkai.
8

Bunganya berambut dan polennya berada di ujung rambut. Putik berwarna


kuning. Tangkai bunga berbulu halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan
menutup seakan telah layu, tapi jika matahari terbit keesokan paginya, bunga itu
akan kembali mekar.
Buah dari tanaman putri malu menyerupai buah kedelai dalam bentuk
mini. Panjang tangkai buah sekitar 3cm-4cm dengan diameter 1mm-2mm. Pada
satu tangkai buah, terdapat 10-20 buah dengan pangkal melekat pada ujung
tangkai. Setiap buah terdapat 3 biji, dan ketika buah telah masak, buah putri malu
akan meletup sehingga bijinya akan melompat ke segala arah dan bersiap untuk
menjadi tunas baru. Buah yang masak maupun yang mentah berwarna hijau
dengan ukuran 2cm x 6mm x 1mm (Syahid, 2009).

Habitat :
Sebagai tumbuhan liar jenis ini tumbuh di banyak tempat seperti tepian
jalan raya, jalan setapak, galengan sawah, tepian sungai, danau, lahan-lahan tak
terurus di sekitar kampung serta di daerah tebing-tebing yang curang dan curam.
Jenis ini paling mudah ditemui tumbuh di galengan sawah atau di tepian saluran
irigasi. Jenis ini tumbuh dari daerah pantai hingga datarang tinggi 1—1000 meter
di atas permukaan laut.

Kekerabatan :
Salah satu tanaman perdu pendek yang masih dalam kelompok dan
keluarga suku polong – polongan dari famili Fabaceae yang mudah dikenal
dengan tanaman yang menutup daun – daunnya secara cepat dengan sendirinya
saat disentuh (http://fredikurniawan.com/klasifikasi-dan-morfologi-tumbuhan-
putri-malu/).

Perkembangbiakan :
Sikejut berkembang biak dengan cara generatif atau melalui penyerbukan
pada bunga putri malu dengan bertemunya sel kelamin betina (putik) dan jantan
(benang sari).
9

Walingi (Scirpus grossus)

Gambar 6. Walingi (Scirpus grossus)


Morfologi :
Tumbuhan ini tergolong kedalam gulma sedges (berdaun sempit) dengan
batang mending (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-ruas
yang lebih panjang dan berbentuk segitiga. Memiliki tiga baris daun (berwarna
coklat pada tumbuhan yang sudah tua) dan agak keemasan pada tumbuhan yang
masih muda serta memiliki rimpang (stolon).

Habitat :
S. grossus pada umumnya hidup di lahan basah (daerah berair), namun
dapat pula ditemukan di daerah tanah yang subur dengan sirkulasi yang baik.

Kekerabatan :
Mensiang atau wlingi (Actinoscirpus grossus) adalah sejenis rumput
anggota suku teki-tekian (Cyperaceae).

Perkembangbiakan :
S. grossus, termasuk gulma tahunan yaitu gulma yang umurnya lebih dari
2 tahun. Gulma ini umumnya berkembang biak secara vegetatif dan generatif.
Memiliki organ perkembangbiakan berupa stolon / rimpang yaitu batang yang
menjalar dalam tanah, pada setiap buku / ruas dapat tumbuh tunas dan akar
menjadi individu baru. Pemotongan organ-organ tersebut biasanya terjadi saat
10

pengolahan tanah (http://mhdrivaisyafputra.blogspot.co.id/2015/08/jenis-jenis-


gulma.html).

BAHAN REFERENSI

Agromedia, R. 2008. Tanaman Hias. PT. AgroMedia Pustaka, Jakarta.


Augusta, T. S. 2015. Identifikasi Jenis dan Analisa Vegetasi Tumbuhan Air di
Danau Lutan Palangka Raya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika 4 (1). ISSN:
2301-7783.
Kurniawan, M., M. Izzati., Y. Nurchayati. 2010. Kandungan Klorofil, Karotenoid,
dan Vitamin C pada Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik. Buletin
Anatomi Dan Fisiologi. 18 (1).
Sholihah, S. H. 2008. Uji Efek Infusa Daun Sendok (Plantago major L.) Terhadap
Penurunan Kadar Glukosa Darah Kelinci Jantan [SKRIPSI]. Universitas
Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
Soenanto, Hardi. 2009. 100 Resep Sembuhkan Hipertensi, Asam Urat dan
Obesitas. PT. Elex Media Komputindo : Jakarta.
Sugiyanto, T., M. Darussalam dan N. Nurhidayat. Pemanfaatan Gulma Air untuk
Menanggulangi Pencemaran Limbah Aktif Cr51. Prosiding Seminar
Reaktor Nuklir dalam Penelitian Saiins dan Teknologi. Badan Tenaga
Atom Nasional. Jakarta.
Suwasono, H. 1996. Peran Tumbuhan Air Sebagai Pengurang Pencemaran dan
Tumbuh Inang Vektor Filariasis Mansonia sp [ARTIKEL]. Media
Litbangkes 6 (3).
Syahid, M. A. N. 2009. Pengaruh Ekstrak Putri Malu (mimosa pudica, Linn.)
Terhadap Mortalitas ascaris suum, goeze ini vitro.[SKRIPSI]. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.
Utami, P. 2016. Motif Daun Semanggi Dengan Teknik Batik Tulis Pada Gaun
Wanita. Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta.
Wiadnya, G. 2012. Keanekaragaman Sumberdaya Hayati Laut. Jakarta.
11

Paper Mata kuliah Tumbuhan Air Terapan

JENIS-JENIS TUMBUHAN

Oleh :
Devi Septiani 140302010
Siti Qamarurrizki Mungkur 140302026
Agnes Denni Simanullang 140302034
Eddy Kurniawan Marbun 140302043
Astrid Indah Sari Nainggolan 140302047
Reni Yunita Rambe 140302056
Yonas Afrianto Tarigan 140302078

MATA KULIAH TUMBUHAN AIR TERAPAN


PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
12

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Jenis-Jenis Tumbuhan”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen pengampuh mata kuliah
Tumbuhan Air Terapan bapak Indra Lesmana, S.Pi, M.Si yang telah membantu
dan membimbing penulis dalam penyusunan paper ini.
Demikian paper ini dibuat semoga paper ini dapat memberikan wawasan
yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya
mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih.

Medan, Januari 2018

Penulis

Anda mungkin juga menyukai