Laporan Kasus Kejang Demam
Laporan Kasus Kejang Demam
I. ANAMNESIS
Identitas
Umur : 3 tahun
Umur : 33 tahun
Pekerjaan : Honorer
Pendidikan : SMA
Umur : 25 tahun
Pendidikan : SMA
- Hubungan dgn orangtua : Anak kandung
- Agama : Islam
- Suku : Jawa
-Alamat : Marga 3
Riwayat Penyakit
Pasien datang ke RSAY pada tanggal 28 Desember 2010 dengan keluhan BAB cair ± 2 kali,
berwarna kuning, tidak berampas, disertai lendir, tetapi tidak disertai darah, dan tiap BAB kira-
kira banyaknya ¼ gelas aqua. Keluhan ini disertai muntah ± 2 kali berupa air barcampur
makanan, kira-kira banyaknya ¼ gelas aqua. Pasien juga demam dan badannya lemas. ± 5 jam
kemudian pasien kejang yang berlangsung ± 10 menit, tangan dan kaki lurus dan kaku.
Kemudian pasien dibara ke Rumh Sakit Ahmad Yani
Keluhan kejang baru pertama kali di alami oleh pasien. Karena khawatir, pasien dibawa ke RS
Kota Bandar Lampung dan pada saat di RS, pasien mengalami kejang kembali berlangsung > 15
menit, jenis kejang klonik, kejang berhenti dengan pengobatan yang diberi lewat anus dan
setelah kejang, pasien menangis. Karena keadaan tersebut, akhirnya pasien langsung di rujuk ke
RSAM. Setibanya di RSAM, pasien kejang kembali, kejang disertai demam dan kembali diberi
pengobatan lewat anus. BAB dan BAK selama sakit tidak terganggu, dan riwayat trauma di
sangkal.
Ibu pasien menyangkal anaknya pernah mengalami kejang baik disertai demam ataupun tidak
sebelumnya.
Dalam keluarga tidak ada yang pernah mengalami sakit seperti ini.
Riwayat Kehamilan
Selama hamil, ibu pasien rajin memeriksakan kehamilannya ke bidan dan tidak ada keluhan yang
berarti.
Riwayat Persalinan
Pasien lahir ditolong oleh bidan, lahir cukup bulan, spontan dan langsung menangis, tidak ada
cacat. Berat badan lahir 3000 gram dan panjang badan 49 cm. Pasien adalah anak pertama.
Riwayat Makanan
Umur : 0-1 bulan : ASI
1-13 bulan : susu tambahan (Lactogen) + nasi tim saring + bubur saring + buah
Riwayat Imunisasi
Polio : 1 x (2 bulan)
DPT : 1 x (2 bulan)
Campak : -
Hepatitis B : -
Status Present
- Respirasi : 30 x/menit
- Suhu : 37,3 0C
- BB : 9 kg
- Tinggi badan : 73 cm
Status Generalis
- Pucat : (-)
- Sianosis : (-)
- Ikterus : (-)
- Perdarahan : (-)
- Turgor : cukup
KEPALA
- Bentuk : normochepali
- UUB : datar
- Mulut : bibir tidak kering, lidah tidak kotor, faring tidak hiperemis, tonsil
ditengah
LEHER
- Bentuk : simetris
- Trakhea : ditengah
THORAKS
- Retraksi : (-)
JANTUNG
- Inspeksi : ictus cordis tidak terlihat
- Palpasi : ictus cordis teraba pada sela iga IV garis miclavicula sinistra
- Perkusi :
PARU
ANTERIOR POSTERIOR
= Kiri
Palpasi Fremitus taktil Fremitus Fremitus taktil Fremitus taktil
taktil
ABDOMEN
- Palpasi : nyeri tekan (-), turgor cukup, hepar dan lien tidak teraba
- Perkusi : timpani
- Auskultasi : bising usus (+) normal
GENITALIA EXTERNA
EKSTREMITAS
STATUS NEUROLOGIS
Brudzinsky I : (-)
Brudzinky II : (-)
- Klonus -/- - /-
- Hb : 10,6 gr/dl
- Hematokrit :-
- LED : 20 mm/jam
- Leukosit : 6.900/ ul
- Trombosit :-
RESUME
I. Anamnesis
Pasien laki- laki, berusia 13 bualn, datang dengan keluhan 1 hari SMRS, mencret- mencret ±
20 kali, mencret berupa cairan dan tiap mencret kira- kira banyaknya ¼ gelas aqua, keluhan
ini diseratai demam dan mual, namun tidak disertai muntah maupun batuk pilek. Pasien juga
mengalami kejang, yang berlangsung > 15 menit, serangan terjadi 1 kali, jenis kejang klonik,
kejang berhenti dengan pengobatan lewat anus dan setelah kejang pasien menangis dan
merespon orang sekitar. Dalam sehari pasien mengalami kejang ± 3 kali. BAB dan BAK
selama sakit tidak terganggu dan riwayat trauma disangkal.
- Respirasi : 30 x/ menit
- Suhu : 37,3 0 C
- BB : 9 kg
III. Laboratorium
1. Darah rutin
- Hb : 10,6 gr/dl
- Hematokrit :-
- LED : 20 mm/jam
- Leukosit : 6.900/ul
- Trombosit :-
V. Diagnosis Banding
Meningitis
VI. Penatalaksanaan
o IVFD RL gtt X/mnt
o O2 1 l/menit
o PCT
o Cotrimoxazol 2 dd 1/2
VII.Pemeriksaan anjuran
- Pungsi lumbal
- EEG
VII. Prognosis
FOLLOW UP PASIEN
Pemeriksaan Fisik
21-07-2010 22-07-2010 23-07-2010
Keadaan Tampak
Tampak sakit sedang Tampak sakit sedang
umum sakitsedang
Terapi:
21-07-2010 22-07-2010 23-07-2010
- O2 1 l/menit - KCL
- PCT
- Cotrimoxazol 2 dd 1/2
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik, diagnosa kasus di atas kurang tepat, karena
berdasarkan :
Anamnesa :
Mengalami kejang berulang sebanyak 3 kali dengan lama lebih dari 15 menit, tipe
kejang klonik, setelah kejang pasien sadar.
1 hari SMRS pasien mengalami mencret ± 20 x, cairan >> ampas, ± ¼ gelas aqua, lendir
(-), darah (-)
Pemeriksaan Fisik :
Status Present
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
Vital sign
RR : 32 x/menit
Suhu : 37,5 º C
BB : 9 Kg
Tinggi Badan : 73 cm
Gizi : Baik
Status Neurologis
Brudzinsky I : (-)
Brudzinky II : (-)
- Klonus -/- - /-
Karena, pasien tersebut terdapat beberapa gejala pada kejang demam kompleks, diantaranya :
2. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum di dahului kejang parsial
o O2 1 l/menit
o Cotrimoxazol 2 dd 1/2
Karena, pada pasien dengan kejang demam kompleks + Diare akut seharusnya mendapat terapi :
- Zink 20 mg/hari
Pemeriksaan anjuran
- Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, elektrolit, dan gula darah)
- Pungsi lumbal
Kami menganjurkan pemeriksaan elektrolit pada pasien ini, karena kemungkinan kejang yang
terjadi pada pasien ini bisa disebabkan oleh gangguan elektrolit. Namun, pada pasien ini,
pemeriksaan tersebut tidak dikerjakan, sehingga tidak dapat dibuktikan.