Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai dengan situasi. Proses ini untuk menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Sehubungan dengan itu, pengambilan kepurtusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian yaitu (1) penetapan tujuan yang merupakan terjemahan cita-cita dan aspirasi, dan (2) pencapaian tutjuan melalui implementasinya (Inbar, dalam Salusu. 2001). Beberapa pendapat pakar dalam bidang pengambilan keputusan Salusu (1996) menyatakan bahwa aspek yang paling penting dari kegiatan manajemen ialah kegiatan sentral manajemen. Ini merupakan inti kepemimpinan (Siagian, 1998). Menurut Moore pengambilan keputusan sebagai suatu karakteristik yang fundamental, atau sebagai jantung kegiatan administrasi (Robbin, 1978). Pengambilan keputusan sangat penting dalam suatu organisasi karena maju mundurnya suatu organisasi biasanya efek dari bagus atau tidaknya suatu keputusan diambil. Sebenarnya pengambilan keputusan adalah suatu kegiatan yang sangat komplek dalam sebuah organisasi. Bukan hanya keputusan-keputusan mengenai kebijakan poko yang rumit, tetapi juga pengambilan keputusa yang berkaitan dengan pelaksanaan program, penempatan, dan penganggaran, merupakan titik-titk kritis terhadap mantapnya suatu kebijakan (Gortner et al dalam Salusus, 2001). Oleh karena itu, dalam penerapan etika dalam dunia bisnis yang sangat penting adalah bagaimana dunia bisnis membuat suatu keputusan yang bertanggung jawab baik terhadap internal maupun eksternal. Hal ini dikarenakan tidak semua keputusan yang diambil itu dipandang dari segi dimensi ekonomi saja namun harus juga dipandang melalui dimensi lain seperti sosial budaya, sosial politik, dan keamanan suatu negara. Untuk itu suatu keputusan bisnis harus sesuai dan berkaitan dengan nilai-nilai atau norma dan aturan-aturan yang bersifat legal yang berlaku di lingkungan dan tempat bisnis itu berada. Dalam film “The Wolf of Wall Street” menceritakan tentang budaya yang berkembang dalam lingkungan sebuah perusahaan yang tidak sehat. Film ini memberikan cerminan pengambilan suatu keputusan untuk kemajuan perusahaan dengan cara apapun untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut. Film ini memberikan nilai positif dan nilai negatif dari sebuah keputusan yang dilakukan. Sisi positif yang dapat kita ambil dari film tersebut adalah semangat manajemen dan pegawainya untuk mencapai tujuannya dan keberhasilan manajemen memotivasi pegawainya untuk bekerja sesuai dengan tujuan yang ingin diraih. Sisi negatif dari pengambilan keputusan yang ada dalam film tersebut adalah cara perusahaan tersebut untuk mencapai tujuannya adalah salah dan bertentangan dengan etika bisnis yaitu dengan menghalalkan segala cara agar perusahaannya sukses. Sisi negatif lain adalah moral yang diajarkan manajemen perusahaan kepada pegawainya agar hidup materialis dan penuh glamor dengan segala cara adalah hal yang tidak baik untuk nilai-nilai norma masyarakat. Aspek norma yang berpengaruh dari pengambilan keputusan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut adalah berubah dan rusaknya tatanan masyarakat yang baik dengan adanya keputusan memotivasi agar hidup mmaterialis dan glamor dengan segala cara. Efek dari penyimpangan norma ini adalah orang tersebut bisa dibenci dan dijauhi oleh masyarakat yang tidak menyukai penyimpangan yang dilakukannya. Adapun aspek legal yang muncul dalam pengambilan keputusan perusahaan dalam film tersebut adalah menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan mereka bahkan melakukan penipuan-penipuan agar masyarakat percaya kepada mereka. Penipuan-penipuan ini adalah permasalahan yang biasanya diatur dalam aturan-aturan atau undang-undang yang berlaku di sebuah negara atau daerah. Sehingga resiko yang akan diterima apabila melakukan penipuan dalam berbisnis maka akan dikenakan hukuman yang terikat sesuai yang telah diatur dalam undang-undang atau aturan-aturan yang ada, dapat berupa hukuman penjara atau denda tertentu.