Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
( ESTUARIA )
Disusun Oleh:
Mubin
NIM: 15542431091
Jurusan: Budidaya Perikanan
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN
Air sangat penting dalam kehidupan sehari-hari, permukaan bumi lebih banyak terdapat
kandungan air dari pada daratan. Ekosistem perairan umumnya terbagi menjadi ekosistem air
tawar, air laut dan air payau. Dalam makalah ini kami akan membahas lebih khusus tentang
ekosistem air payau.
Ekosistem perairan payau merupakan suatu zona peralihan air tawar dengan air laut,
dimana organisme yang tumbuh didominasi oleh vegetasi hutan bakau atau mangrove.
Estuariamenurut definisi Pritchard (1967) adalah ‘suatu badan air setengah tertutup yang
berhubungan langsung dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air
laut bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan. Contohnya, muara sungai, teluk
pantai, rawa pasang surut, dan badan air di balik pantai. Ciri-ciri ekosistem perairan estuari
adalah arus yang tenang, residence time yang lama, adanya stratifikasi suhu, oksigen terlarut
lebih rendah dari perairan mengalir, dan tidak ada adaptasi khusus dari organisme penghuninya.
Dari hal tersebut terlihat bahwa suhu adalah faktor pengontrol yang mempengaruhi aktifitas
metabolisme dalam rantai makanan’.
Cahaya merupakan faktor abiotik yang sangat menentukan laju produktifitas primer
perairan. Cahaya matahari ini merupakan faktor pembatas yang cepat memudar karena
kedalaman dan kekeruhan (Boyd 1982).
BAB II
PEMBAHASAN
Perairan payau adalah suatu badan air setengah tertutup yang berhubungan langsung
dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air laut bercampur dengan
air tawar dari buangan air daratan, perairan terbuka yang memiliki arus, serta masih terpengaruh
oleh proses-proses yang terjadi di darat.
Ekosistem perairan payau memiliki salinitas yang berada di antara salinitas air laut dan
salinitas air tawar. Salinitas pada perairan payau tidak bisa ditebak, dikarenakan salinitas
perairan payau sangat fluktuatif. Perubahan ini disebabkan proses biologis yang terjadi di dalam
perairan tersebut serta adanya interaksi antara perairan tambak dengan lingkungan sekitarnya.
Misalnya ketika hari hujan, air tawar masuk kedalam petakan tambak menyebabkan salinitas air
tambak menurun. Atau ketika populasi fitoplankton berkembang pesat akibat pemupukan,
kandungan oksigen dalam air tambak pada malam hari menyusut drastis.
Umumnya perubahan – perubahan yang terjadi pada perairan estuari dipengaruhi oleh
dua macam ekosistem yang berbeda, yaitu ekosistem air laut dan ekosistem air tawar
Berdasarkan pola percampuran air tawar dan air laut, estuari dapat dibedakan menjadi pola
berikut.
1. Pola dengan dominasi air laut (Salt wedge estuary)
Pola ini ditandai dengan desakan air laut pada lapisan bawah permukaan air saat terjadi
pertemuan antara air sungai dengan air laut. Pada peristiwa ini, terjadi perbedaan salinitas antara
lapisan atas dengan lapisan bawah air. Salinitas di lapisan bawah jauh lebih tinggi daripada
lapisan atas.
2. Pola percampuran merata antara air laut dan air sungai (well mixed estuary)
Pola ini ditandai dengan percampuran merata antara air laut dengan air tawar, sehingga tidak
terbentuk lapisan air secara vertikal. Namun, secara horizontal, salinitas air akan semakin
meningkat pada daerah dekat laut.
3. Kombinasi antara pola dominasi air laut dengan pola percampuran merata
Pola inni akan sangat labil dan sangat dipengaruhi desakan air sungai dan air laut. Pada pola ini
terjadi percampuran yang tidak merata, sehingga tidak terbentuk lapisan-lapisan air yang berbeda
salinitasnya, baik secara horizontal maupun secara vertikal.
2.3.3Karakteristik biologi
Termasuk karakteristik biologi adalah ganggang, lumut, dan mikroorganisme lainnya yang
dapat mengganggun kesehatan, walaupun terdapat dalam jumlah kecil . (Yusuf E, 2009).
3.1 KESIMPULAN
1. Ekosistem air payau (estuari) adalah ekosistem perairan yang habitatnya merupakan
percampuran antara air laut dan air tawar. Perairan estuari mempunyai salinitas (kadar
garam) yang lebih rendah dibandingkan dengan lautan, namun lebih tinggi dibandingkan
air tawar.
2. Estuari merupakan habitat bagi fitoplankton, beragam ikan, dan berbagai avertebrata lain
(misalnya udang, Bivalve, Echinodermata, dan Annelida), serta habitat bagi mangrove.
3. Pencemaran air adalah perubahan fisik atau kimiawi air dan menimbulkan pengaruh
buruk bagi kehidupan organisme. Perubahan tersebut dapat terjadi di badan-badan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah. Pada umumnya, air yang tercemar mengalami
perubahan warna, bau, dan rasa.
4. Salinitas di perairan payau sangat berfluktuasi, karena bertemunya 2 ekosistem antara air
tawar dan air laut.
5. Organisme yang hidup di daera estuari mempunyai toleransi yang besar terhadap kadar
garam di perairan ( eurohalin )
DAFTAR PUSTAKA
Miah, Mazrikhatul. Mengenal Ekosistem. 2009. Yogyakarta. PT. Pustaka Insan Madani.
Setyawan, AD. 2006. Permasalahan Konservasi Ekosistem Mangrove di Pesisir Kabupaten
Rembang, Jawa Tengah. Biodiversitas 7 (2): 159-163
Anonim. 2009. Ekosistem Estuari; dalamhttp://geografibaru.blogspot.com/2009/ 11/ekosistem
estuari.html, diakses tanggal 26April 2015
Anonim. 20013. Fungsi dan biota Estuari; dalamhttp://karyatulisilmiah.com/pengertian
deskripsi-fungsi-dan-biota-estuaria/, , diakses tanggal 26April 2015.