Anda di halaman 1dari 15

JURNAL PRAKTIKUM

PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK YANG BERBEDA


TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH MINI (Penisetum
purpiureum) YANG DITANAM DAN SETELAH PEMOTONGAN

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Ilmu
Hijauan pakan dan Tata Laksana Ladang pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh ;

DEWI RESFITA SARI


60700116006

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017
DEWI RESFITA SARI, 60700116006
Jurusan Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Jln. H. Yasin Limpo No. 36, telp. 085242340735, email:resfitasaridewi@gmail.com

ABSTRACK

This practice aims to determine the effect of giving various types of


fertilizer to the growth of mini elephant grass (Pennisetum purpureum schamach)
planted and after cutting. This Practice was held on November 25, 2017, at 08.00
WITA till finished and took place at the Farmyard in the Faculty of Science and
Technology of State Islamic University of Alauddin Makassar. The tools used
were hoe, crowbar, meter, machetes, scales, while the materials used were water,
compost fertilizer, POC fertilizer, urea fertilizer and mini elephant grass
(Pennisetum purpureum schamach). The experiment was conducted with
secondary land treatment, then cutting and planting elephant grass. Elephant grass
that had been cut and planted each was given by fertilizer with different types.
The types of treatment done after cutting and planting were the first treatment
without fertilizer, second treatment with 270 grams of compost fertilizer, third
treatment with 6 grams of urea, and fourth treatment with 270 grams of POC
fertilizer.

Keywords: Growth, mini elephant grass (Pennisetum purpureum schamach),


fertilizer, defoliation, compost, urea, poc

ABSTRAK

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian berbagai


jenis pupuk terhadap pertumbuhan rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach) yang ditanam dan setelah pemotongan. Praktikum ini dilaksanakan
pada tanggal 25 November 2017, pada pukul 08.00 WITA sampai selesai dan
bertempat di Kebun Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar. Alat yang digunakan yaitu cangkul, linggis, meteran,
parang, timbangan, sedangkan bahan yang digunakan yaitu pupuk kandang, pupuk
POC, pupuk urea dan rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach).
Percobaan ini dilakukan dengan pengolahan lahan secara sekunder, kemudian
melakukan pemotongan dan penanaman rumput gajah. Rumput gajah yang telah
dipotong dan ditanam masing-masing diberi pupuk dengan jenis yang berbeda.
Adapun jenis perlakuan yang dilakukan setelah pemotongan dan penanaman yaitu
perlakuan pertama tanpa diberi pupuk, perlakuan kedua 270 gram pupuk kompos,
perlakuan ke tiga 6 gram urea, dan perlakuan ke empat 270 gram pupuk POC.

Kata kunci: Pertumbuhan, rumput gajah mini (Pennisetum purpureum


schamach), pemupukan, defoliasi , pupuk kompos, urea, POC
PENDAHULUAN

Hijauan pakan dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yakni jenis


rumput-rumputan dan jenis daun-daunan. Hijauan pakan rumput-rumputan dapat
berupa rumput lapangan atau rumput unggul. Hijauan pakan daun-daunan yang
gizinya paling baik adalah daun leguminosa. Jenis leguminosa umumnya memiliki
kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan dengan rumput-rumputan
(Anggorodi, 1979).
Hijauan pakan ternak adalah bahan pakan yang diberikan pada ternak
untuk mencukupi kebutuhan nutrisi ternak. Hijauan merupakan bahan makanan
utama ternak ruminanasia karena berfungsi sebagai pengenyang (bulky) dan
sebagai sumber karboihidrat,protein,vitamin dan mineral. Untuk memperoleh
produksi hijauan tinggi, dengan kualitas, kuantitas maupun kontinuitas terjamin
perlu dibuat kondisi lingkungan optimal tersebut akan dicapai apabila diikuti
dengan perencanaan yang matang dan tekhnik budidaya yang sesuai dengan
keadaan setempat (Anggorodi, 1979).
Rumput memiliki peranan penting dalam penyediaan pakan hijauan bagi
ternak ruminansia di Indonesia. Rumput mengandung zat-zat makanan yang
bermanfaat bagi kelangsungan hidup ternak. Hijauan pakan terutama rumput-
rumputan (graminae) telah banyak dibudidayakan, terutama rumput gajah
(Pennisetum purpureum) yang memiliki produksi dan kandungan nutrisi cukup
tinggi sehingga mampu memenuhi kebutuhan ternak. Rumput gajah memiliki sifat
baik yaitu responsif terhadap pemupukan dan mampu tumbuh pada kondisi tanah
yang kurang baik. Hijauan pakan khususnya rumput dapat dikembangbiakkan
menggunakan biji (generatif), atau menggunakan stek (vegetatif)( Ginsonta,
1983).
Hijauan pakan merupakan salah satu faktor penting dalam berhasilnya
usaha pengembangan peternakan. Tanpa memperhatikan faktor tersebut, setiap
usaha pengembangan peternakan khusunya ternak ruminansia dan herbivora tidak
akan memberikan hasil sebagaimana yang diharapkan. Khusus ternak ruminansia
seperti sapi, kerbau, kambing, dan domba, hijauan merupakan sumber makanan
utamanya. Hijauan pakan yang umum diberikan untuk ternak ruminansia adalah
rumput-rumputan yang berasal dari padang penggembalaan atau padang rumput,
tegalan, pematang serta pinggiran jalan (Arianto, 1988).
Pertumbuhan kembali (regrowth) pada rumput merupakan hasil dari
kegiatan metabolisme tanaman (fotosintesis dan respirasi) setelah mengalami
defoliasi dan akan mempengaruhi produktifitas tanaman (Setyati, 1979). Salah
satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kembali adalah adanya persediaan
bahan makanan berupa karbohidrat dalam akar yang ditinggalkan setelah
pemotongan (Sutrisno, 1983). Kecepatan pertumbuhan kembali sangat ditentukan
oleh kadar cadangan karbohidrat tanaman, kesuburan tanah, iklim, penerimaan
cahaya, interval pemotongan (defoliasi) serta tinggi pemotongan (Isbandi, 1985).
Defoliasi merupakan pemotongan bagian tanaman yang ada diatas
permukaan tanah, pada proses ini tanaman kehilangan daun dan sebagian dari
batang (Susetyo,1980). Defoliasi yang baik dengan mengadakan masa istirahat
guna memberi kesempatan agar tanaman dapat tumbuh kembali (Mcllroy, 1976).
Defoliasi sebaiknya dilakukan pada fase vegetative, karena cadangan makanan
dalam akar cukup tersedia untuk pertumbuhan kembali (Haryadi, 1996). Faktor
yang perlu diperhatikan dalam defoliasi adalah umur tanaman, interval dan tinggi
defooliasi. Perlakuan defoliasi tergantung dari kecepatan tumbuh tanaman. Waktu
defoliasi yang singkat akan mempengaruhi regrowth dari tanaman dan waktu
defoliasi yang lama dapat menyebabkan peningkatan bobot batang tanaman
(Seseray, 2013). Tinggi pemotongan memberi pengaruh pada laju pertumbuhan
kembali karena cadangan karbohidrat cukup untuk mendukun pemunculan dan
pertumbuhan tunas baru yang terbentuk ( Kristanto dan Karno, 1991). Kadar serat
kasar meningkat seiring dengan meningkatnya umur defoliasi (Soetrisno, 1983).
Defoliasi tanaman yang berumur relative muda akan menghasilkan rasio yang
lebih besar antara daun batang ( Reksohadiprodjo, 1985).
Pupuk organik cair adalah larutan dari hasil pembusukan bahan-bahan
organik yang berasal dari sisa tanaman, kotoran hewan (feses dan urine) dan
manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Urine adalah zat-zat
yang disekresikan melalui ginjal, zat-zat yang didapat didalamnya zat-zat
makanan yang telah dicerna, diserap dan bahkan telah dimetabolisme oleh sel-sel
tubuh kemudian dikeluarkan melalui ginjal dan saluran urine. Urine mempunyai
zat pengatur tumbuh dan mempunyai sifat penolak hama atau penyakit tanaman
(Ginsonto, 1983). Menurut Parman (2007) pupuk organik cair selain dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, juga membantu meningkatkan
produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, mengurangi
penggunaan pupuk anorganik dan sebagai alternatif pengganti pupuk kandang.
Parnata (2004) menambahkan bahwa pupuk organik cair memiliki kandungan
bahan kimia maksimal 5% dan mengandung bahan tertentu seperti
mikroorganisme yang jarang terdapat dalam pupuk organik padat. Disamping itu
biasanya pupuk organik cair juga mengandung asam amino dan hormon yaitu
Giberelin, Sitokinin dan IAA.
Kompos merupakan salah satu pupuk organik alternatif yang dapat di
peroleh dengan memanfaatkan bahan-bahan organik yang mampu menyediakan
unsur hara bagi tanaman. Bahan baku organik banyak dijumpai di lingkungan
sekitar, seperti limbah peternakan dan limbah pertanian. Limbah peternakan
berupa kotoran sapi secara ekonomis relatif murah dan mudah diperoleh. Kompos
kotoran sapi mengandung hara dengan komposisi N (0,4%), P (0,2%), dan K (0,1)
(Mulyono, 2014).
Pupuk urea adalah pupuk buatan yang mensuplai nitrogen dan tidak
mempengaruhi keasaman tanah. Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang
diperlukan tanaman untuk meningkatkan pertumbuhan anakan dan daun terutama
pada fase pertumbuhan vegetatif, sebagai bahan pembentuk protein dan klorofil
daun sehingga tanaman mempunyai banyak rumpun dan berdaun lebat (Susetyo,
et al, 1977). Peningkatan nitrogen akan meningkatkan proporsi daun (Sutanto et
al, 1982) dan juga produksi bahan kering tanaman (Sarief, 1986). Kelebihan
nitrogen selama proses pertumbuhan akan memperpanjang periode tumbuh dan
jaringan sekulen yang peka terhadap kerusakan mekanis dan serangan penyakit
(Foth, 1995).
Hal yang melatar belakangi dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan
rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach) yang ditanam dan setelah
pemotongan. Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach) yang ditanam dan setelah pemotongan.
Berdasarkan uraian di atas bahwa begitu pentingnya hijauan sebagai
pakan ternak dan merupakan salah satu faktor penunjang dalam pengembangan
usaha peternakan. Maka dapat dikatakan kedudukan hijauan sebagai pakan ternak
sangatlah tinggi. Seperti dinegara-negara maju, bahwa hijauan (rumput dan
legume) sudah merupakan obyek penelitian yang intensif oleh para ahli agronomi,
serta dijadikan suatu peluang berwirausaha dan tanaman-tanaman sengaja ditanam
dan dibudidayakan untuk diambil produksinya bagi peternakan intensif. Dengan
demikian agar hijauan atau tanaman tersebut dapat dibudidayakan dan memiliki
produksi yang tinggi maka perlu adanya pengolahan terhadap tanaman tersebut
salah satunya adalah penanaman rumput gajag mini yang ditanam setelah
pemotongan dengan pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan
rumput gajah mini.
Hal yang melatar belakangi dilakukannya praktikum ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan
rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach) yang ditanam dan setelah
pemotongan. Tujuan pada praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
pemberian jenis pupuk yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput gajah mini
(Pennisetum purpureum schamach) yang ditanam dan setelah pemotongan.
Tumbuhan merupakan ciptaan Allah swt yang sangat memiliki banyak
manfaat seperti sebagai bahan pakan untuk semua makhluk hidup dan berguna
bagi tubuh makhluk hidup. Hal ini sesuai dengan Firman Allah SWT (Q.S. An-
am: 99) yang berbunyi:

‫ش ْيءٍ ُك ِِّل‬ َ ‫َض ًرا ِم ْنهُ َر ْجنَا فَأ َ ْخ‬ ِ ‫ا ِكبًا ُمت َ َر َحبًّا ِم ْنهُ نُ ْخ ِر ُج خ‬
‫اء ِمنَ أ َ ْنزَ َل الَّذِي َو ُه َو‬ ِ ‫س َم‬َّ ‫ات ِب ِه نَا َر ْجفَأ َ ْخ َما ًء ال‬
َ َ‫نَب‬
ٍ ‫الز ْيتُونَ أ َ ْعنَا‬
‫ب ِم ْن‬ َّ ‫الر َّمانَ َو‬ ُّ ‫ظ ُروا ُمتَشَا ِب ٍه َو َغي َْر ُم ْشت َ ِب ًها َو‬ ُ ‫ا ْن‬
َ‫ط ْل ِع َها ِم ْن النَّ ْخ ِل َو ِمن‬ َ ‫ان‬ ٌ ‫ت دَا ِنيَةٌ ِق ْن َو‬
ٍ ‫َو َجنَّا‬
‫ت ذَ ِل ُك ْم فِي ِإ َّن َويَ ْن ِع ِه أَثْ َم َر ِإذَا‬ٍ ‫يُؤْ ِمنُونَ ِلقَ ْو ٍم ََليَا‬
‫] ِإلَى‬99 :‫ث َ َم ِر ِه [األنعام‬
Terjemahnya:
Dan dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan
pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah
buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi
orang-orang yang beriman. [Al-An'aam:99]
Pada ayat diatas telah memberikan kita penjelasan bahwa Tumbuh-
tumbuhan itu merupakan kekuasaan Allah SWT yang memiliki berbagai manfaat
bagi seluruh makhluk hidup didunia yang dimana tumbuh-tumbuhan tumbuh
dengan air hujan yang diturunkan Allah SWT ke bumi sebagai bentuk kekuasaan-
Nya.

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

Waktu dan Tempat


Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada
Sabtu, 25 Oktober 2017 pukul 08.00 WITA - selesai. Tempat pelaksanaan Lahan
Prakatikum Rumput Pakan Ternak di depan Gedung F Fakultas Sains dan
Teknologi.
Materi Praktikum/ Percobaan
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini yaitu cangkul, linggis,
meteran, parang, timbangan, sedangkan bahan yang digunakan yaitu air, pupuk
kompos, pupuk POC, pupuk urea dan rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach).
Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut:
1. Proses penanaman
a. Tanpa pemberian pupuk
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan lahan
3. Membuat media tanam ( Bedengan)
4. Memotong rumput yang akan di jadikan bibit
5. Melakukan penanaman rumput
6. Melakukan pengamatan selama 3 minggu

b. Penanaman dengan pemberian pupuk kompos


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan lahan
3. Membuat media tanam (Bedengan)
4. Memotong rumput yang akan dijadikan bibit
5. Melakukan penanaman rumput
6. Menimbang pupuk kompos 6 gram
7. Memberikan pupuk kompos sebanyak 270 gram pada stiap rumpun
8. Melakukan pengamatan selama 3 minggu

c. Penanaman dengan pemberian pupuk urea


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membersihkan lahan
3. Membuat media tanam (Bedengan)
4. Melakukan pemotongan rumput gajah mini
5. Memotong rumput 3-4 ruas yang akan dijadikan bibit
6. Melakukan penanaman rumput
7. Menimbang pupuk urea
8. Memberikan pupuk urea sebanyak 6 gram pada setiap rumpun
9. Melakukan pengamatan selama 3 minggu

d. Penanaman dengan pemberian pupuk organik cair (Poc)


1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Membuat media tanam (Bedengan)
3. Melakukan pemotongan rumput gajah mini
4. Memotong rumput sepanjang 3-4 ruas yang akan dijadikan bibit
5. Melakukan penanaman rumput
6. Menakar poc yang akan digunakan
7. Memberikan poc sebanyak setiap rumpun
8. Melakukan pengamatan selama 3 minggu

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Tanpa Perlakuan Penanaman
Tabel 1. Hasil pengamatan rumput gajah mini (pennisetum purpiureum
schmach) yang ditanam tanpa pengolahan.

Perlakuan Hasil Pengamatan


Tanpa
Pengolahan Minggu 1 Minggu 2
Tanaman 1 T : 12 cm T : 13,3 cm
P : 6 cm P : 6,2 cm
L : 1 cm L : 1,4 cm
B : 3 daun B : 5 daun
Tanaman 2 T : 9,5 cm T : 11,7 cm
P : 5 cm P : 5,6 cm
L : 1 cm L : 1,3 cm
B : 5 daun B : 6 daun
Tanaman 3 T : 10 cm T : 15 cm
P : 3,7 cm P : 4,5 cm
L : 1,5 cm L : 1,7 cm
B : 4 daun B : 6 daun
Tanaman 4 T : 9,8 cm T :12,5 cm
P : 4 cm P : 8 cm
L : 1,1 cm L : 1,2 cm
B : 6 daun B : 8 daun
Tanaman 5 T : 17 cm T : 17,5 cm
P : 9 cm P : 10 cm
L : 1,5 cm L : 1,7 cm
B : 8 daun B : 9 daun
T : 16 cm T : 19 cm
Tanaman 6 P : 5 cm P : 7 cm
L : 1,1 cm L : 1,5 cm
B : 5 daun B : 6 daun
Tanaman 7 T : 13 cm T : 20,5 cm
P : 10, 4 P : 15 cm
L : 1,6 cm L : 1,7 cm
B : 5 daun B : 7 daun
Tanaman 8 T : 15 cm T : 15,5 cm
P : 5 cm P : 7,6 cm
L : 1,2 cm L : 1,3 cm
B : 4 daun B : 6 daun
Tanaman 9 T : 11 cm T : 13,2 cm
P : 6 cm P : 9 cm
L : 1 cm L : 1,3 cm
B : 6 daun B : 8 daun
Tanaman 10 T : 11,2 cm T : 13,5 cm
P : 8 cm P : 8,5 cm
L : 1,3 cm L : 1,5 cm
B : 5 daun B : 7 daun
Sumber : Lapangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017
2. Penanaman menggunakan pupuk kompos
Tabel II. Hasil pengamatan rumput gajah mini (pennisetum purpiureum
schmach) yang ditanam menggunakan pupuk kompos

Perlakuan
Pemberian Pupuk
Kompos Minggu 1 Minggu 2
Tanaman 1 T : 12 cm T : 16 cm
L : 1,3 cm L : 1,4 cm
B : 3 daun B : 5 daun
Tanaman 2 T : 9,2 cm T : 13,8 cm
L : 1,6 cm L : 1,2 cm
B : 51 daun B : 4 daun
Tanaman 3 T : 8,1 cm T: 12,5 cm
L : 2 cm L : 1,3 cm
B : 4 daun B : 5 daun
Tanaman 4 T : 9,8 cm T : 13,1 cm
L : 2 cm L : 1 cm
B :4 daun B : 6 daun
Tanaman 5 T : 10,5cm T: 14,9 cm
L : 1,9 cm L : 2,4 cm
B : 3 daun B : 5 daun
Tanaman 6 T : 7,3 cm T :10,5 cm
L : 2,5 cm L : 2,7 cm
B : 2 daun B : 5 daun
Tanaman 7 T : 12,6 cm T : 20 cm
L : 1,7 cm L : 2 cm
B : 2 daun B : 5 daun
Tanaman 8 T : 10 cm T : 15 cm
L : 2,4 cm L : 2,8 cm
B : 4 daun B:6
Tanaman 9 T : 17 cm T: 22 cm
L : 2,3 cm L : 2,6 cm
B : 3 daun B : 6 daun
Sumber : Lapangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017
3. Penanaman menggunakan POC
Tabel III. Hasil pengamatan rumput gajah mini (pennisetum purpiureum
schmach) yang ditanam menggunakan POC ( Pupuk Organik Cair )
Tabel 1. Hasil pengamatan minggu pertama
Rumpung Tinggi Jumlah Jumlah Panjang Lebar
Tanaman Tanaman Tunas Daun Daun Daun
3,7 cm 0.7 cm
A 14 cm 2 buah 4 buah
1
7,7 cm
B 13 cm 3 buah 7 buah 1,6 cm

10,8 cm
A 15 cm 1 buah 4 buah
2
1,5 7 cm 1,5 cm
B 2 buah
7 buah
A 17 cm 1 buah 5 buah 10 cm 1,9 cm
3 1,2 cm
B 10 cm 2 buah 8 buah 510,7 cm
A 18 cm 2 buah 5 buah 5,16 cm 1,2 cm
4
B 18 cm 3 buah 7 buah 5,7 cm 0,7 cm
A 17 cm 1 buah 5 buah 5,5 cm 1,7 cm
5
B 10cm 2 buah 8 buah 8,9 cm 1,2
A 13 cm 2 buah 8 buah 10 cm 1 cm
6
B 18 cm 4 buah 6 buah 11 cm 1,6 cm
A 10,4 cm 2 buah 6 buah 7,6 cm 1,3 cm
7
B 13 cm 2 buah 11 buah 11,9 1,1 cm
8 A 13 cm 2buah 5 buah 7,6 cm 1,8 cm
B 18 cm 2 buah 4 buah 11,9 cm 1,5 cm

Tabel 2. Hasil pengamatan minggu ke 2


Rumpung Tinggi Jumlah Jumlah Panjang Lebar
Tanaman Tanaman Tunas Daun Daun Daun
3,7 cm 1,3 cm
A 18 cm 2 buah 4 buah
1
7,7 cm
B 13 cm 3 buah 6 buah 1 cm

10,8 cm
A 15 cm 2 buah 4 buah
2
1,5 7 cm 1,5 cm
B 3 buah
7 buah
A 17 cm 1 buah 4 buah 10 cm 1,9 cm
3
B 10 cm 2 buah 6 buah 10,2 cm 1,2 cm

A 18 cm 2 buah 5 buah 5,16 cm 1,2 cm


4
B 18 cm 3 buah 7 buah 5,7 cm 0,7 cm
A 19,5 cm 2 buah 2 buah 8,5 cm 1,5 cm
5
B 14,5 cm 3 buah 7 buah 4,1 0,9 cm
A 13,5 cm 3 buah 8 buah 9,5 cm 1 cm
6
B 18 cm 2 buah 6 buah 11 cm 1,6 cm
A 10, cm 4 buah 6 buah 7,6 cm 1,3 cm
7
B 12,9 cm 2 buah 11 buah 11,9 1,1 cm
A 13 cm 2 buah 5 buah 5,5 cm 1,5 cm
8
B 18 cm 2buah 4 buah 3,3 cm 1,5 cm
Sumber : Lapangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017

4. Penanaman menggunakan pupuk Urea


Tabel IV. Hasil pengamatan rumput gajah mini (pennisetum purpiureum
schmach) yang ditanam menggunakan pupuk Urea
Tabel 1. Hasil pengamatan minggu pertama
Rumpung Tinggi Jumlah Jumlah Panjang Lebar
Tanaman Tanaman Tunas Daun Daun Daun
A 9,3 cm 1 3 6,5 cm 0,6 cm
1
B 7,2 cm 1 2 5 cm 0,6 cm
A 8,8 cm 1 4 3,4 cm 0,7 cm
2
B 6,2 cm 1 3 2,9 cm 0,9 cm
A 6,2 cm 1 4 4 cm 0,5 cm
3
B 9 cm 2 3 6 cm 0,7 cm
A 7,4 cm 1 1 3,2 cm 0,5 cm
4
B 9,8 cm 1 2 4,8 cm 0,9 cm
A 8,3 cm 2 2 3,2 cm 0,8 cm
5
B 6,5 cm 1 3 3,8 cm 1,2 cm
A 8,8 cm 2 4 5,2 cm 0,9 cm
6
B 9,3 cm 2 2 4,3 cm 0,9 cm
A 9 cm 2 5 5 cm 0,6 cm
7
B 7,8 cm 2 3 4,6 cm 0,8 cm

Tabel 2. Hasil pengamatan minggu kedua


Rumpung Tinggi Jumlah Jumlah Panjang Lebar
Tanaman Tanaman Tunas Daun Daun Daun
A 18,6 cm 2 7 13,6 cm 1,3 cm
1
B 14,5 cm 2 4 10,2 cm 1,3 cm
A 18 cm 2 7 7,5 cm 1,4 cm
2
B 12,3 cm 2 5 6 cm 1,9 cm
A 13 cm 2 8 8,2 cm 1,3 cm
3
B 18,5 cm 3 6 11 cm 1,7 cm
A 16 cm 2 3 7,5 cm 1,3 cm
4
B 21,5 cm 2 5 9,8 cm 1,8 cm
A 16,5 cm 3 6 7,5 cm 1,9 cm
5
B 12,7 cm 2 5 8 cm 2 cm
A 17,7 cm 3 8 10 cm 1,8 cm
6
B 19 cm 3 5 8 cm 1,9 cm
A 20,5 cm 3 10 9,5 cm 1,5 cm
7
B 16 cm 3 6 9 cm 1,9 cm
Sumber : Lapangan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar, 2017
Keterangan : T = Tinggi Tanaman
L = Lebar Daun
B = Banyak Daun

Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama dua minggu atau 14
hari dengan perlakuan yang berbeda seperti pemberian jenis pupuk yang berbeda
dan tanpa pemberian pupuk menunjukkan pertumbuhan yang tidak jauh berbeda.
Hal ini dikarenakan keempat perlakuan mendapatkan air yang cukup dan unsur
hara yang cukup. Ke tiga jenis tanaman yang diberi pupuk pada awal pengamatan
tidak memiliki pengaruh yang besar, bahkan pertumbuhan pada perlakuan tanpa
pemberian pupuk pertumbuhannya lebih baik. Hal ini dikarenakan pupuk yang
diberi pada tanaman belum terurai dengan tanah yang ditumbuhi tanaman. Serta
tanah yang ditumbuhi oleh tanaman tersebut tidak subur. Hal ini sesuai dengan
pendapat Ayu (2011), yang menyatakan bahwa jika tanah tidak subur maka
tanaman tidak akan mampu memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Pada tanaman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum schamach)
dengan pemberian pupuk kompos berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan
pertumbuhannya lebih baik dibandingakan dengan rumput gajah dengan
pemberian pupuk cair dan pupuk urea. Hal tersebut dapat terjadi karena pupuk
kandang mengandung unsur-unsur yang alami (organik) yang dapat diserap
dengan baik oleh tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat Abdurahman et al
(1999), yang menyatakan bahwa salah satu bahan organik yang dapat
meningkatkan kesuburan tanah dan pemberiannya mempunyai manfaat ganda
yaitu selain memperbaiki sifat fisik tanah juga merupakan sumber hara yang
cukup potensial.
Pada tanaman dengan perlakuan pemberian pupuk cair/POC hasilnya
tanaman tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan perlakuan tanpa pupuk dan
pupuk kandang. Pertumbuhan yang lambat pada perlakuan ini disebabkan karena
salah satu faktor seperti kurangnya intensitas cahaya yang didapatkan pada
tanaman setelah penanaman dan terlalu banyaknya kadar air yang terkadung
dalam tanah. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Schnug (1990), yang
menyatakan bahwa pupuk cair merupakan sumber unsur hara bagi pertumbuhan
tanaman. Pupuk cair memegang peranan penting dalam metabolisme dan penentu
kualitas nutrisi tanaman.
Perlakuan pada tanaman rumput gajah mini (Pennisetum purpureum
schamach) dengan pemberian pupuk urea pertumbuhannya jauh lebih lamban
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Hal ini dapat disebabkan karena pupuk
urea yang diberikan tidak sesuai kadarnya atau bahkan pupuk urea tersebut telah
mengalami masa tidak baik untuk digunakan lagi. Hal ini tidak sesuai dengan
pendapat Susetyo et al (1977), yang menyatakan bahwa pupuk urea adalah pupuk
buatan yang mensuplai nitrogen dan tidak mempengaruhi keasaman tanah.
Nitrogen merupakan unsur hara esensial yang diperlukan tanaman untuk
meningkatkan pertumbuhan anakan dan daun terutama pada fase pertumbuhan
vegetatif, sebagai bahan pembentuk protein dan klorofil daun sehingga tanaman
mempunyai banyak rumpun dan berdaun lebat.
PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama tiga minggu maka
dapat disimpulkan bahwa perbedaan jenis perlakuan pada tanaman baik setelah
penanaman maupun setelah pemotongan tidak memberikan pengaruh yang besar
karena pada perlakuan tanpa pemberian pupuk pertumbuhannya lebih baik
dibandingkan dengan yang mengalami pemberian jenis pupuk yang berbeda.
Pemberian pupuk urea memberikan hasil yang labih rendah dibandingkan dengan
pemberian jenis pupuk kompos dan pupuk cair/ Poc.
Saran
Saran pada praktikum ini adalah sebaiknya praktikum ini dilakukan bukan
pada musim hujan dikarenakan tanaman yang baru mengalami pertumbuhan atau
penyesuaian bisa stabil dan tidak kelebihan air dalam masa pertumbuhannya.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, A., I. Juarsah, & U. Kurnia. 1999. Pengaruh penggunaan berbagai
jenis dan takaran pupuk kandang terhadap produktivitas tanah Ultisol
terdegradasi di Desa Batin, Jambi. Pros. Seminar Nasional Sumberdaya
Tanah, Iklim dan Pupuk. Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat. Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Jakarta
Anggorodi, 1979. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jendral Peternakan.
Departemen Pertanian, Jakarta.
Arianto_ Hendri 1988 . Hijauan Pakan Ternak ( nunput gajah ) Buletin Informasi
Penanian, Departemen Peranian BIP Jawa Tirnur 16 – 18 Pupureum %
Dcpartemen Penanian. BIP - Mataram NTB 3 – 5
Ayu. R. 2011. Cara membuat pupuk organik, untuk Tanaman Buah dan Bunga
yang Ramah Lingkungan. Jakarta : Pustaka Mina.
BIP Padang. 1979/1980 . Rumput Gajah Hijauan Makanan Ternak Buletin
Informasi Penanian, Depatemen Penanian . BIP Padang : 9 – 10
Foth, H.D. 1995. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Cet. 3. Yogyakarta : Gadjah Mada
University. (Diterjemahkan oleh E.D. Purbayanti, D.R. Lukiwati dan R.
Trimulatsih).
Ginsonta . 1983 Hijauan Makanan Ternak . Pennisetum Purpureum ( Rurnput
Gajah ) Yogyakarta : 52 - 53 .
Haryadi, S.S. 1996. Pengantar Agronomi. Jakarta : Gramedia.
Isbandi. 1985. Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. Yogyakarta : Jurusan
Budidaya Pertanian. Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Kristanto, B.A. dan Karno. 1991. Pertumbuhan Kembali Rumput Raja
(Pennisetum purpuphoides) pada Beberapa Tinggi Pemotongan dan
Pemupukan Nitrogen. Laporan Penelitian Fakultas Peternakan.
Universistas Diponegoro.
Mcllroy. 1976. Pengantar Budidaya Rumput Tropika. Jakarta : Pradnya Paramita.
(Diterjemahkan oleh Susetyo, S. Soedarmadi, L. Kismono dan S. Harini).
Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga.
Jakarta : Agromedia Pustaka.
Parman, S. 2007. Pengaruh Pemberian Pupuk Organik Cair Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi kentang (Solanum tuberosum L). Buletin
Anatomi dan fisiologi. Vol Xv. No 2 Oktober 2007.
Parnata, A. S. 2004. Pupuk Organik Cair : Aplikasi dan Manfaatnya. Bandung :
Agromedia Pustaka.
Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.
BPFE. Yogyakarta : Gadjah Mada.
Sandiah, N., Y.B. Pasolon dan L.O. Sabaruddin. 2013 Uji Keseimbangan Hara
dan Vareasi Jarak Tanam terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput
Gajah. http://faperta.uho.ac.id [24 Desember 2017]
Schnug, E. 1990. Sulphur nutrition and quality of vegetable. Sulphur in Agr.
14:3-6.
Seseray, D.Y., B. Santoso dan M.N. Lakitoo. 2013. Produksi Rumput Gajah
(Pannisetum Purpureum) yang diberi Pupuk N, P dan K dengan Dosis 0,
50, dan 100 pada Devoliasi Hari ke 45. http://peternakan.fp.uns.ac.id/ [24
Desember 2017]
Susetyo, D.I., Kismono dan B. Suwardi. 1977. Hijauan Makanan Ternak. Jakarta
: Direktorat Jenderal Peternakan. Departemen Pertanian.
Setiawan, A. 2015. Laporan Praktikum Budidaya Rumput Gajah (Pennisetum
Purpureum). http://amirsetiawanaspbatch2.ac.id [24 Desember 2017]
Setyati, S.H. 1979. Pengantar Agronomi. Cet. 1. Jakarta : PT. Gramedia.
Sutanto, H.J., Schiere, Sumarno, D. Karniati, H. Indratin dan H. Sudarwati. 1982.
Produksi Nilai Gizi dan Daya Cerna Dua Jenis Rumput (Panicum
maximum dan Pennisetum purpureum) dengan Interval Pemotongan yang
Berbeda dan Pemupukan Nitrogen Tiga Tingkat. Malang : Fakultas
Peternakan dan Perikanan. Universitas Brawijaya.
JURNAL PRAKTIKUM
ILMU HIJAUAN PAKAN DAN TATA LAKSANA LADANG
TERNAK (PENGARUH PEMBERIAN JENIS PUPUK YANG
BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN RUMPUT GAJAH
MINI ( Pennisetum purpureum schamach) YANG DITANAM
DAN SETELAH PEMOTONGAN)

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan Mata Kuliah Ilmu
Hijauan Pakan dan Tata Laksana Ladang Ternak pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin
Makassar

Oleh :

DEWI RESFITA SARI


60700116006

LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2017

Anda mungkin juga menyukai