Anda di halaman 1dari 106

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA

DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK PRA


SEKOLAH TK KETILANG CIPUTAT

RAUDHOTULJANNAH
102070025977

Skripsi diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam


memperoleh gelar sarjana Psikologi

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
1427 H / 2006 M
HUBUNGAN POl_A ASUH ORANG TUA DE NGAN

PERILAl-\U AGR'.::SIF ,ll,~~AK PRA SEKOU\H DI TK

KETILANG CIPUTAT TANGGERANG

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi syarat-syarat

memperoleh gelar Sarjana Psikolr)gi

Oleh:

ROUDHOTUL JJl,NNr\H

102070025917

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing I.

~·-·~z~~LL~ ±B
Ora. Aqustyawati M.PhiLSne.

NIP: 1502'/7469

Ffl.l<UL.TAS PSIKOLOGI

UNiVERSITAS ISL.AM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAl<ART A 1427 Hi 2006 ~/,


Pengesahan Panitia Ujian

Skripsi yang berjudul HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA


DENGAN PERILAKU AGRESIF ANAK PRA SEKOLAH TK KETILANG
CIPUTAT telah diujikan dalam munaqasyah Fakultas Psikologi Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 22 November 2006.
Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Psikologi.
Jakarta, November 2006

Sidang Munaqasyah
Dekan/ Pembantu Dekan/
Sekretari

Ora. Nett

Penguji I Penguji II

Ph.O
~
Ors. Sofiandy Zakaria, M.Psi.T
NIP. 150 326 891

~~
Ora. Agustyawati, M. Phil, Sne M.Si
NIP. 132 121 898 NIP. 150277 469
P/NSFl(Lo<PE/DI 'l(W[J<DVP}l:N

'l(f k,uatan
utama aafam R§liitfupan aaafali iman aan cinta,
satufi,gn R§auanya mak,a R§Galigiaan fi,gn mengiringi, cfi setiap tapak,
jafan yang k,an Rjta fa{ui d'engan menyusup cfi setiap sisi re{ung liati

:M.eraili merupaf&,n Gagian aari perjuangan, jangan tak,ut untuk,


mefangfi,gli, ti£ak,semua orang memifikj apa yang engfi,gu mifikj sefi,grang.
:J{anya satu untuk,Gisa mengunggu{f&,n apa yang kjta milikj yak,ni
d'engan mengliargai mafi,g apapun yang aaa cfi aafam cfiri Rita al{,an
terfiliat Gerliarga cfi setiap mata yang meliliat aan setiap liati yang
menifai

14-07-2006
~:MJl.JfSV!J?.ffJl

Segafa puji Gagi Jl{{afi S'WT. 'l(arya sed'erliana ini l{,upersem6alif&,n


untu{yang tersayang aan tercinta em~ 6a6eli serta fi,gfi,gl{,aan}lcfi/&
acfil{,fi!J
Abstrak

(A) Fakultas Psikologi


(B) Jurusan Psikologi
(C) November 2006
(D) Raudhatul Jannah
(E) Hubungan Antara Pola asuh Orang tua dengan Perilaku agresif anak
Pra sekolah di Tk Ketilang Ciputat
(F) Halaman xi + 71
(G) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai hubungan antara
Pola Asuh dengan Perilaku Agresif Anak Pra-sekolah. Latar belakang
dari penelitian ini adalah keluarga merupakan media interaksi paling
utama yang dilalui seorang anak, di mana di dalamnya ada orang tua
yang menerapkan pola asuh tertentu yang bias mempengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan anak, adapun populasi pada
penelitian ini adalah para orang tua yang memilki anak berusia antara
4-6 tahun yang bersekolah di TK Ketilang Ciputat. Teknik sampling
yang digunakan adalah incidental sampling (n =50). Data dikumpulkan
dengan menggunakan Angket dan diolah dengan menggunakan
rumus koefisien Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas dan
menggunakan korelasi Product Moment Pearson untuk melakukan
pengujian validitas dan hipotesis. Hasil yang diperoleh menunjukkan
bahwa, 1). Terdapat hubungan positif signifikan antara Pola asuh
Otoriter dengan perilaku agresif anak pra sekolah (r-hitung (0,369)
lebih besar dari r-tabel (alpha 1 % dan 5%= 0,361 dan0,279) atau p >
0,361,0,279
2) Tidak ada hubungan antara Pola asuh demokratis dengan perilaku
agresif anak r hitung (-0,39) lebih kecil dari r label ( alpha 1%=0,361)
atau p<0,361
3) tidak ada hubungan antara Pola asuh permissive dengan perilaku
agresif anak r hitung(-0, 10) lebih kecil dari r table (alpha 1%=0,361)
atau p<0,361, maka dapat disimpulkan bahwa dari ketiga pola asuh
yakni pola asuh otoriter, pola asuh permissive dan pola asuh
demokratis, hanya pola asuh otoriter yang dapat memunculkan
perilaku Agresif pada anak pra-sekolah, maka dapat disarankan bagi
orang tua, guru dan pihak sekolah supaya menerapkan pola
pendidikan yang sesuai dengan setiap fase perkembangan dan
pertumbuhan anak. Dari ketiga pola asuh tersebut disaran kan kepada
para orang tua untuk menerapkannya dengan situasional
(G) Bahan bacaan : 26(1953 - 2005) + 3 Jurnal
PENGANTAR

<Bismi{fufiirranmanirraniim
Alhamdulillah segala puji bagi Allah yang maha dari segala yang ada di alam
semesta dimana dengan limpahan mutiara rahmat serta inayah-Nya penulis
dapat meneyelasaikan tugas akhir ini yang insya Allah dapat bermanfaat bagi
ummat yang sedang dipercaya mengemban tanggung jawab berupa anak
yang merupakan amanat, shalawat serta salam penulis lantunkan kepada
panglima tiada banding, baginda besar Rosulullah SAW, semoga kita semua
termasuk ummat yang dirindukan dan mendapat syafaat di pengadilan agung
Allah SWT

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak dapat


selesai tanpa adanya bimbingan dan dukungan yang penuh ketulusan, baik
secara moril maupun materiil dari semua pihak oleh karena itu dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Psikologi, lbu Hj. Netty Hartati, M. Si., lbu Zahrotun
Nihayah, M. Si, pembantu dekan I bagian akademik, Bapak Ors. Abdul
Rahman Saleh, M. Si, dosen pembimbing akademik serta seluruh dosen
dan seluruh staf akademik yang secara tulus dan ikhlas memberikan
pelayanan yang terbaik pada penulis selaku mahasiswa yang masih perlu
bimbingan dalam segala hal.
2. lbu Dra. Agustiyawati, M. Phil, Sne dosen pembimbing satu dan ibu
Ora. Diana Mutia, M.Si dosen pembimbing dua, terima kasih atas
kesabaran, saran dan motivasi yang di berikan selama masa bimbingan
sehingga menghantarkan penulis untuk bisa menyelesaikan skripsi ini
dengan semangat dan pengetahuan yang insyaAllah memadai.
3. Kepada kedua Orang tua ku yang sangat dibanggakan dan dicintai yang
sudah memberikan segenap kasih sayang serta dukungan secara moril
dan materil yang tidak bisa tergantikan meskipun dengan dunia seisinya,
tiada kata, tiada upaya, dan tiada asa selain doa yang selalu kupanjatkan
untukmu ayah ibu, ya Allah berikanlah mereka kebahagiaan fiddunya
walakhirat, dan lindungilah mereka dari segala makar yang ada di dunia.
4. Untuk paman sekaligus berperan sebagai orang tua Bapak H, Zaeni yang
tercinta engkaulah tombak penegak hati ku ketika aku dalam keadaan
lalai akan kewajibanku, penerang hati ketika diri ini kehilangan arah dalam
pencapaian asaku terima kasih ku ucapkan semoga kebahagiaan kan
selalu tercurah dalam kehidupanmu
5. Untuk Mamah dan ayah( a' Rio) kalian adalah kedua orang tuaku selama
menyelami perjalanan satu sesi kehidupan disuatu tempat, terima kasih
atas dukungan, nasihat serta doa mamah yang akan selalu diingat dan
mengiringi di sepanjang aku masih menepaki perjalanan dalam
memeperjuangkan hidup untuk selalu menjadi lebih baik.
6. Untuk Ummi dan abah (the utie) tidak bisa dihindari keberadaan kalian
dalam mewarnai kehidupan penulis, terima kasih alas doa serta dukungan
sehingga penulis bisa tetap tegak menatap dunia dengan tetap iman di
hati.
7. Untuk ayah dan Almarhumah mamih (Ana), kehadiran kalian sudah
menjelma menjadi pelita hati penulis yang selalu memencarkan sinarnya
apabila nasihat sudah disiramkan sebagai penyejuk jalan yang gersang
dalam berjuang dijalan-Nya, untukmu mamih doa anakmu ini kan selalu
terpanjatkan kepada yang maha kasih ya..Allah berikanlah mamih salah
satu tempat yang mulia disisMu
8. Kepada kakak-kakak serta adikku, yang senantiasa memberikan segenap
kasih sayang, perhatian serta dukungan pada penulis sehingga penulis
bisa menyelesaikan skripsi ini, khusushan untuk kang Agus dan Yu iyah,
makasih yah sudah mendampingi aqyu adikmu tercinta dalam
menghadapi kesulitan selama masa peneyelesaian, betulin komputer,
ngeditin, pokoknya semuanya deh, makasih, makasih dan makasih
9. Tak lupa pada yang paling diutamakan segenap para sahabat satu
perjuangan anak-anak kelas BHE, Shinta, Diana (din makasih yah dan
mas mu juga totok dah bantuin aqyu ngolah data ), Neneng, Rita, Lala,
Lora,Uuk,Chami,Afif, Arif, Totok, pokoknya semuanya deh yang tidak bisa
disebutkan satu persatu tanpamu kawan, tiada warna yang mengiringi
perjalanan hidupku ini (chie puitis uey) tengqyu fren, For U All
10. Untuk teman sejati yang selalu mengiringi perjuangan suci ini, Ana, The
tuti, Surya (uni iya),Ai cute, Nenden, mba Ami, Hanna, ka lbah, ka lndah,
Uyun, Ka Uyun, Ba'diyah, Atop, Jamali, Andi, A'Yudi,Bang Ayat, ka Bekti,
kalian adalah lentera hati ku ketika aku dalam kegersangan jiwa, pelipur
Iara hatiku ketika aku kesusahan hati, penjaga hatiku ketika aku dalam
keadaan labil, mudah-mudahan kebersamaan ini bisa menghantarkan kita
menuju ridho-Nya dan kita semua bisa berkumpul di Janna! Firdaus-Nya.
11. Kepada seluruh pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu
persatu sekecil dan sebesar apapun yang sudah dilakukan mudah-
mudahan bisa menjadi ladang amal yang bisa di petik buahnya baik di
dunia maupun di akhirat.

Jakarta , November, 2006


Penulis

(Roudhotul Jannah)
DAFTAR ISi

HALAMAN JUDUL.................................................................... 1
LEMEAR PENGESAHAN......................................................... ... n
LEMEAR PERSETUJUAN......................................................... .. m
MOTTO .................................................................................. IV
ABSTRAKSI............................................................................ v
KATA PENGANTAR.................................................................. vi-viii
DAFT AR ISI............................................................................. IX
DAFTAR TABEL ..................................................................... . XI
DAFT AR LAMPIRAN ............................................................... .

BAB1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1-8
1.2. ldentifikasi Masalah... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 9
1.3. Perumusan dan Pembatasan Masalah... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 9-10
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian... ... . .. ... ... . . . . . . ... ... ... ... . . . ... ... .. . . 11
1.5. Sistematika penulisan... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 11-12

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1. PolaAsuh ........................................................................ . 13-16

2.2. Pendidikan atau pola asuh anak dalam perspektif Islam ............ . 17-26

2.3. Perilaku Agresif... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 27-31
2.4. Anak pra-sekolah... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 31-36
2.5. Kerangka berpikir...... ... . . . . . . ... . . . ... ... ... . . . . . . ... . . . ... . . . . . . ... . . . ... ... 36-38
2.6. Hipotesa.... .. ... ... ... ... . .. ... .. . ... . . . ... .. . .. . ... ... ... .. . ... . . . ... ... . .. ... . . . 39

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN


3.1. Jenis penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . ... ... ... ... ... ... ... ... 40-42
3.2. Pengambilan sampel...... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... . .. ... ... .. 42-44
3.3. Pengumpulan data.............................................................. 44-48
3.4. Tekhnik analisa data............................................................ 48-50
3.5 Prosedur penelitian... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ..... 51

BAB 4 PRESENTASI DAN ANALISA DATA

4.1 Gambaran umum subjek penelitian ....................................... . 52


4.2 Presentsi dan analisa data .................................................. . 53-60
4.3 Pembahasan .................................................................... . 60-62

BAB 5 KESIMPULAN DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................... . 63-64


5.2 Diskusi ............................................................................ . 65-69
5.3 Saran .............................................................................. . 70-71

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR LAMPIRAN
Daftar Tabel

2.1. Skema pola asuh dengan perilaku anak... ... ... ... ... ... . .. ... ... 38
3.1 Kisi-kisi instrumen pol a asuh.... .. .. . ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... 45
3.2 Kisi-kisi instrumen perilaku agresif... ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. 46
3.3 Nilai kategori jawaban... .. . ... ... ... . .. ... ... ... ... ... ... ... ... ... ... .. . 47
4.1 Frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin anak... ... ... ... .. 52
4.2 Frekuensi sampel berdasarkan usia anak... ... ... ... ... ... ... ..... 52
4.3 Kisi-kisi instrumen pola asuh (try out)............................... 53
4.4 Kisi-kisi instrumen pola asuh (penelitian)... ... ... .. . ... ... ... ... .. 54
4.5 Kisi-kisi instrumen perilaku agresif (try out)........................ 56
4.6 Kisi-kisi instrumen perilaku agresif (penelitian)...... ... ... ... ... . 56
4. 7 Uji normalitas skala pola asuh dan perilaku agresif... ... ... ... .. 58
4.8 Korelasi pola asuh dengan perilaku agresif... ... . .. ... ... ... ... ... 59
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat

berinteraksi. Hal ini menggambarkan bahwa salah satu faktor lingkungan

sosial yang memiliki sumbangan terhadap perkembangan tingkah laku

individu (anak) ialah keluarga, khususnya orang tua.

Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak akan nampak pada pola

pengasuhan tertentu , penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan

sumbangan dalam mewarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku

tertentu pada anaknya, apabila orang tua mendidik anaknya dengan penuh

kasih sayang, misalnya, maka anak akan tumbuh menjadi individu yang

penuh kasih sayang pula. Dan begitupun sebaliknya bila dia didik dengan

keras,maka anak akan tumbuh menjadi individu yang keras serta memiliki

jiwa pemberontak.

Dalam proses perkembangan hidup setiap individu ada tiga faktor yang

mempengaruhi, dua diantaranya adalah pengasuhan yang biasa di sebut


2

faktor lingkungan dan faktor genetik yang disebut faktor bawaan, (John W

Santrock, 1995:25).

Keluarga sebagai salah satu faktor yang turut menunjang proses

perkembangan serta pertumbuhan anak, juga merupakan media interaksi

paling utama yang dilalui seorang anak. Hal ini dikuatkan oleh pendapat

Brown (1961: 76) yang mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan yang

pertama kali menerima kehadiran anak, dimana keluarga dijadikan sebagai

suatu wadah atau tempat dalam memenuhi kebutuhan manusia, terutama

dalam hal pemenuhan kebutuhan biologis, disamping itu keluarga juga turut

menunjang proses pengembangan kepribadian dan pertahanan hidup setiap

anggota didalamnya.

Untuk dapat mencapai apa yang diinginkan secara ideal dalam suatu

keluarga, maka dalam hat ini keluarga mempunyai fungsi-fungsinya

diantaranya; fungsi biologis, fungsi intelektual dan fungsi sosialisasi,

(Abubakar Baradja, 2005:6).

Sama halnya dengan sebuah institusi yang didalamnya ada aturan dan tata

cara dalam menjalankan program, dimana peraturan dan tata cara ini

terealisasi melalui proses interaksi. Dalam proses ini setiap anggota

mengalami hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan yang
3

lainnya. Proses ini akan secara langsung dapat memberikan kontribusi serta

pengaruh terhadap anggotanya dalam bertindak dan berperilaku.

Begitupun keluarga yang merupakan institusi terkecil yang ada dimasyarakat

dimana orang tua sebagai mediator utama memiliki aturan dan tata cara atau

pola dalam mendidik dan mengasuh anak-anak nya yang dapat memberikan

pengaruh dalam pembentukan kepribadian anak.

Hal ini menggambarkan bahwa interaksi antara anak dengan keluarganya

(orang tua) adalah sangat penting. Dengan kata lain, pola asuh orang tua

akan mempengaruhi perilaku anaknya, karena dalam proses interaksi ini

anak-anak mengalami hubungan timbal balik dengan orang tuanya ,yakni

anak dipengaruhi dan mempengaruhi lingkungannya (orang tua).

Selain itu kepribadian orang terdekat (orang tua) sangat berpengaruh pada

perkembangan anak, baik aspek sosial maupun emosionalnya. Hal ini akan

terjadi terutama pada perkembangan anak yang memasuki lima tahun

pertama, anak akan lebih banyak dipengaruhi orang tuanya dalam

menerapkan pola asuhnya, pola asuh orang tua itu sendiri merupakan bentuk

atau cara yang digunakan orang tua dalam mengasuh, membimbing,

mendidik anak baik secara fisik maupun mentalnya sejak anak kecil sampai

dewasa. ( Syamsu Yusuf, 2002:26).


4

Stewart dan Koch (1983: 93) dalam penelitiannya menemukan bahwa anak

yang berumur tiga tahun biasanya mereka akan mempunyai sikap

tergantung, dan sikap permusuhan, akan tetapi apabila sikap tergantung dan

permusuhan tersebut dihambat dengan pola disiplin yang diterapkan orang

tua maka kedua sikap tersebut tidak nampak dalam bentuk perilaku, karena

anak yang berusia tiga tahun sudah bisa mengetahui dan memahami

adanya aturan-aturan yang harus ditaati baik dilingkungan keluarga maupun

dalam lingkungan bermain, meskipun si anak belum tentu melaksanakan apa

yang sudah diketahui dan dipahaminya itu

Apabila disiplin yang ketat dikenakan pada umur yang lebih tua misalnya

dikenakkan pada anak usia sekolah maka anak tidak akan menghambat

permusuhan dan akan tampak dalam tingkah laku agresifnya, karena pada

usia ini anak sudah mengetahui dan memahami hal-hal apa saja yang harus

dipertahankan terlebih dalam hal kelompok bermain dengan teman sebaya,

apabila orang tua menerapkan disiplin yang ketat sehingga anak kehilangan

energi positif berupa kesenangan, maka anak cenderung akan memberikan

sikap perlawanan, Hal ini akan terlihat mencolok apabila terjadi salah

pembentukan kepribadian pada diri anak, yang tidak lain disebabkan oleh

salah tindak atau salah asuh dari orang tuanya.


5

Sedangkan dalam penelitian seorang ahli psikologi anak yang bernama

Hertup(1970) ia menemukan bahwa pengaruh timbal balik yang dilakukan

pada anak seperti tingkah laku agresif ternyata lebih banyak di pengaruhi

oleh modelling yang ia lihat dan ia dengar. (Siti Rahayu Haditono dkk,

2000.184)

Kartlni Kartono yang merupakan salah satu ahli psikologi perkembangan

anak ( 1995:45), berpendapat dengan melihat kondisi anak, dimana ia

mengemukakan bahwa pada dasarnya anak tidak mengerti tingkah laku apa

yang dipuji atau dihargai dan tingkah laku apa yang tidak di puji atau dihargai,

dia belum tahu apa yang harus dilakukan untuk dapat diterima dilingkungan

kelompoknya, termasuk ketika ia berperilaku agresif.

Perilaku agresif ini merupakan gejala yang ada dalam masyarakat.

Keagresifan sebagai gejala sosial cenderung dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Sebagaimana yang sudah dipaparkan diatas mengenai salah satu

faktor yang diduga menjadi sebab timbulnya tingkah laku termasuk tingkah

laku agresif adalah kecenderungan pola asuh tertentu dari orang tua (child

rearing).

Perkembangan tingkah laku agresif pada anak dipengaruhi oleh orang tuanya

melalui pengontrolan pengalaman frustasi, artinya orang tua apakah bisa

atau tidak mendeteksi hal-hal apa saja yang bisa memicu si anak untuk
6

frustrasi selain itu juga cara orang tua memberikan penguatan ataupun

hukuman terhadap tingkah laku agresif.

Bandura (1976: 256 - 260) mengatakan bahwa anak belajar bertingkah laku

agresif melalui imitasi atau model, terutama dari orang tua, guru dan anak-

anak lainnya. la juga mengatakan bahwa dalam masyarakat modern ada

tiga sumber munculnya tingkah laku agresif yakni: Pertama pengaruh

keluarga sebagaimana yang sudah diterangkan diatas, kedua pengaruh

subkultural, dalam konteks pengaruh subkultural ini sumber agresif adalah

komunikasi atau kontak langsung yang berulang kali terjadi antar sesama

anggota masyarakat di lingkungan anak tinggal. Mengingat kondisi anak pra

sekolah, maka peer group berperan juga dalam mewarnai perilaku anak pra

sekolah yang bersangkutan. Ketiga, modelling (vicarious learning), yang

artinya sumber tingkah laku agresi secara tidak langsung yang didapat

melalui media massa, misalnya tv, majalah, koran, video atau bioskop.

Mengingat perilaku agresif merupakan hasil proses belajar dalam interaksi

sosial maka tingkah laku agresif juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Keluarga merupakan lingkungan sosial anak yang terdekat. Oleh sebab itu,

keadaan kehidupan keluarga bagi seorang anak dapat dirasakan melalui

sikap dari orang yang sangat dekat dan berarti baginya.


7

Seperti dikatakan di atas, perilaku agresif dapat diperoleh atau dipengaruhi

oleh lingkungan. Ungkungan keluarga merupakan lingkungan terdekat bagi

anak-anak termasuk bagi anak pra sekolah, sehingga keluarga juga

merupakan sumber bagi timbulnya agresif.

Untuk melengkapi landasan-landasan dalam pembentukan asumsi mengenai

pengaruh keluarga ( orang tua) terhadap kepribadian anak. Penulis

mengemukakan hasil pengamatan dilapangan, dimana penulis menemukan

beberapa kasus dan keluhan orang tua tentang anak-anak mereka, seperti

anak yang tidak bisa diam kalau tidak mengganggu teman-temannya yang

lain, suka membanting sesuatu kalau sedang marah, dan keinginannya yang

ingin selalu dan segera dituruti.

Setelah mencari informasi dari orang tua , tetangga dekat, serta guru mereka,

ternyata, sebagian anak-anak ada yang mendapat perlakuan dari orang

tuanya yang otoriter ada juga yang membiarkan anaknya untuk berbuat

"semaunya", dan ada orang tua yang tidak bersikap tegas kalau anaknya

melakukan kesalahan (permissive)

Dari fenomena ini dapat dipahami bahwa si anak sebenarnya tidak

mengetahui apa sebenarnya yang dia lakukan, dia hanya berpikir ketika dia

melakukan sesuatu dia mendapatkan beberapa perlakuan yang bisa ditiru

olehnya, tentunya tergantung bagaimana si anak menerima perlakuan dari


8

masing-masing orang tuanya. Seperti, memarahi bahkan memukul bagi

orang tua yang otoriter dan kemungkinan si anak meniru apa yang dilakukan

orang tuanya, yang kedua orang tua yang cenderung tidak bisa bersikap

tegas ketika anaknya melakukan suatu kesalahan, dan kemungkinan si anak

merasa dibenarkan setiap apa yang dilakukannya.

Sedangkan pada penelitian sebelt1mnya yang dilakt1kan olehTarsis Tarmt1dzi

(2001) ia menemt1kan ada ht1bt1ngan signifikan antara pola asllh dengan

perilaku agresif pada remaja, dimana hasil penelitian menunjukkan bahwa

pola asuh demokratis mempt1nyai hubungan yang negatif dan tinggi,

sedangkan pola ast1h otoriter mempunyai hubungan yang positif tapi rendah,

dan pola ast1h permisif mempunyai ht1bt1ngan yang positif dan sedang

dengan perilakll agresif anak. Hampir tidak ada orang tua yang

mempraktikan pola asuh secara murni pada salah satu tipe. Kecenderungan-

kecendernngan pada tipe pola asuh tertentu nampaknya lebih banyak

digunakan oleh orang tlla dan bersifat situasional.

Pada penelitian tersebllt hanya melihat agresivitas pada remaja. Oleh sebab

itu peneliti tertarik untuk meneliti agresivitas pada anak pra sekolah yang

berkaitan dengan pola asuh orang tua. Adapun judul dari penelitian ini adalah

"Hubungan Pola Asuh Orang Tua Dengan Perilaku Agresif Anak Pra

Sekolah Di TK Ketilang Ciputat Tanggerang".


9

1.2. ldentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di jelaskan diatas setidaknya

memunculkan beberapa pertanyaan, yaitu :

1. Apakah ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku agresif

anak?

2. Jenis pola asuh seperti apa yang bisa mempengaruhi perilaku agresif

anak

3. Dalam hal apa saja anak meniru perlakuan orang tuanya.

1.3. Pembatasan Masalah

1.3.1 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini penulis membatasi permasalahan penelitian mengenai:

1. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua

selama mengadakan kegiatan pengasuhan, yang terdiri dari:

a. Pola asuh otoriter: Membatasi, Mengatur dan Merencanakan setiap

kegiatan anak secara sepihak yakni dari pihak orang tua tanpa meminta

persetujuan dari sang anak.

b. Pola asuh demokratis:merupakan kebalikan dari bentuk pola asuh otoriter

yakni orang tua dan anak bersama-sama dalam menyepakati setiap

kegiatan anak.

c. Pola asuh permissive: Orang tua cenderung membiarkan dan

membebaskan anak untuk bertindak semaunya


10

2. Perilaku Anak rnerupakan tindakan yang rnuncul akibat dari interaksi yang

didapat dari lingkungan ternpat ia tinggal, Perilaku tersebut terdiri dari:

a. Perilaku agresif : Perilaku rnenyerang baik secara fisik rnaupun kata- kata

b. Perilaku non agresif : Perilaku anak yang sewajarnya dan cenderung

rnernilki rasa ernpati, perhatian dan kasih sayang yang cukup rnenonjol

ketika berinteraksi dengan ternan-ternannya

3. Anak-anak pra-sekolah adalah rnereka yang berusia antara 3-6 tahun

dirnana pada rnasa ini biasa disebut usia pra-kelornpok, usia penjelajah

usia bertanya. Masa ini dikatakan usia pra kelornpok karena pada rnasa

ini anak-anak rnernpelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan

bagi kehidupan sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk

penyesuaian diri pada waktu rnasuk kelas satu SD.

1.3.2. Perumusan masalah.

Oari pernbatasan rnasalah diatas, rnaka rurnusan rnasalah penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Jenis pola asuh apakah yang diterapkan orang tua terhadap anaknya?

2. Apakah ada hubungan yang signifikan antara pola asuh yang diterapkan

orang tua dengan perilaku agresif anak?


11

1.4. Tujuan dan manfaat penelitian

1.4.. 1 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tipe pola asuh orang tua dan untuk

mengetahui apakah terdapat hubungan antara pola asuh orang tua dengan

perilaku agresif pada anak yang diasuhnya.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Penulis berharap dapat berperan serta menyumbangkan pikiran dan tenaga

kepada masyarakat, orang tua dan pendidik untuk dapat mempertimbangkan

pola pengasuhan yang baik bagi anak-anaknya sesuai dengan

perkembangan fisik serta psikisnya.

1.5 Sistematika Penulisan.

Bab 1 Pendahuluan: Latar belakang Masalah Penelitian, identifikasi

masalah,pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, sistematika penulisan

Bab 2 Kajian Pustaka: Pola Asuh , Definisi pola asuh, Aspek-aspek Pola

asuh, Macam-macam Pola asuh, Pendidikan atau pola asuh pada

anak dalam perspektif Islam,

Perilaku Agresif, Definisi perilaku agresif, Ciri-ciri perilaku agresif,

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif


12

Anak pra sekolah, pengertian anak pra sekolah, karkteristik anak pra

sekolah, fase perkembangan anak pra sekolah.

Bab 3 Metodologi Penelitian: Jenis penelitian, pengambilan sampel,

pengumpulan data, teknik analisa data.

Bab 4 Presentasi dan Analisa data : Gambaran umum subjek penelitian,

presentasi dan Analisa data, Pembahasan.

Bab 5 Kesimpulan, diskusi dan saran.


BAB2

LANDASAN TEORI

2.1. Pola Asuh

2.1.1.Pengertian Pola Asuh

Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua

mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk

mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

masyarakat.

Kohn (dalam Taty Krisnawaty, 1986: 46) menyatakan bahwa pola asuhan

merupakan sikap orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap

orang tua ini meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah

maupun hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang

tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.

2.1.2. Aspek-aspek Pola Asuh

Menurut Mussen (1984) dalam pengasuhan anak, mencakup beberapa aspek

yang terdapat pada hubungan orang tua dan anak yaitu:

.n
14

1. Aspek kontrol, meliputi segala usaha orang tua untuk mempengaruhi

aktivitas bertujuan, memodifikasi ekspresi dari rasa ketergantungan anak,

agresifitas atau tingkah laku bermain.

2. Aspek tuntutan,ditampilkannya tingkah laku yang matang, meliputi

tuntutan dan penekanan pada anak agar dapat menampilkan dengan

sebaik-bainya kemampuan dalam bidang sosial, intelektual, serta

emosional.

3. Aspek kejelasan komunikasi antara orang tua dan anak, meliputi orang

tua memberikan kejelasan dan menanyakan pendapat anak dalam

membuat peraturan-peraturan bagi si anak.

4 .. Aspek pemeliharaan terhadap anak, meliputi keterlibatan orang tua dalam

pengasuhan, pengungkapan rasa kasih sayang, rasa bangga dan senang,

kehangatan serta pengertian terhadap anak. (Cholilah, 2002,20)

2.1.3. Macam-macam Pola Asuh

Pola asuh menurut Diana Baumrind( 1967 ), mengemukakan dari hasil

penelitiannya terdapat tiga perlakuan orang tua yang memiliki dampak

terhadap perilaku anak. Tiga pola asuh tersebut adalah otoriter(Authoritarian),

permisif (permissive), dan demokratis(democratic) (Syamsu Yusuf, 2002,51)

Pendapat ini senada dengan hasil penelitian dua tokoh yakni, Stewart dan

Koch (1983: 178) yang mengemukakan bahwa ada tiga kecenderungan pola
15

asuh orang tua yaitu: (1) pola asuh otoriter, (2) pola asuh demokratis, dan (3)

pola asuh permisif, dan dari ketiga bentuk pola asuh ini memiliki ciri masing-

masing yaitu:

1. Orang tua yang menerapkan po/a asuh otoriter (Stewart dan Koch (1983:

203), mempunyai ciri sebagai berikut: kaku, tegas, suka menghukum,

kurang ada kasih sayang serta simpatik. Orang tua memaksa anak-anak

untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk tingkah

laku sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang

keinginan anak. Orang tua tidak mendorong serta memberi kesempatan

kepada anak untuk mandiri dan jarang memberi pujian. Hak anak dibatasi

tetapi dituntut tanggung jawab seperti anak dewasa.

Pada penelitian Walters (dalam Lindgren 1976: 306) ditemukan bahwa

orang yang otoriter cenderung memberi hukuman terutama hukuman fisik,

sedangkan menurut Sri Mulyani Martaniah (1964: 16) orang tua yang

otoriter amat berkuasa terhadap anak, memegang kekuasaaan tertinggi

serta mengharuskan anak patuh pada perintah-perintahnya. dengan

berbagai cara, segala tingkah laku anak dikontrol dengan ketat.

Sementara itu, menurut Sutari Imam Barnadib (1986: 24) dikatakan

bahwa orang tua yang otoriter tidak memberikan hak anaknya untuk

mengemukakan pendapat serta mengutarakan perasaan-perasaannya.


17

2.2. Pendidikan atau Pola Asuh Anak Dalam Perspektif Islam

Menu rut Ulwan Nasih Abdullah (1994) Keluarga merupakan unsur terpenting

dalam pembentukan kepribadian pada fase pertumbuhan dan perkembangan

anak. Fase pertumbuhan dan perkembangan ini memi!iki perbedaan yang

sangat besar dalam menentukkan .kecendenmgan-kecenderungan

Makna pendidikan tidaklah semata-mata orang tua menyekolahkan anak

kesekolah untuk menimba ilmu pengetahuan, namun lebih luas daripada itu.

Seorang anak akan tumbuh kembang dengan baik manakala ia memperoleh

pendidikan yang komperehensip yakni mendapatkan pendidikan yang

meliputi pengetahuan umum dan agama , agar ia kelak menjadi manusia

yang berguna bagi masyarakat, bangsa, negara, dan agama.

Anak yang demikian ini adalah anak yang sehat dalam arti luas, sehat fisik,

mental emosional, mental intelektual, mental sosial, dan mental spiritual

dimana bisa melahirkan potensi-potensi positif pada diri anak, Pendidikan itu

sendiri sudah harus sedini mungkin dirumah maupun diluar rumah formal di

institusi pendidikan, dan non formal dimasyarakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadist nabi Muhammad SAW, sebagai

berikut: " Didiklah anak-anakmu, sebab mereka dilahirkan untuk hidup dalam

suatu zaman yang berbeda dengan zamanmu. "(Diriwayatkan oleh Bukhari

Muslim)
18

Dalam dunia pendidikan itu sendiri menyangkut tiga hal pokok yaitu :

1. Aspek kognitif, adalah, kemampuan anak untuk menyerap ilmu yang

diajarkan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual dan taraf

kecerdasan anak didik.

2. Aspek afektif, adalah, kemampuan anak untuk merasakan dan

menghayati apa-apa yang diajarkan, yang telah di perolehnya dari aspek

kognitif

3. Aspek psikomotorik, adalah, kemampuan anak untuk merubah sikap dan

perilaku sesuai dengan ilmu yang telah dipelajari dan ilmu yang telah

dihayati.

Peranan orang tua dalam menunjang proses perkembangan ketiga aspek

tersebut memilki peranan yang sangat penting, orang tua sebagai pendidik

utama diharapkan berperan aktif dalam menghantarkan anak pada setiap

aspek perkembangan dengan menyediakan sarana bermain yang memadai

bagi perkembangan aspek psikomotornya, mengajak anak memecahkan

sebuah masalah seperti bermain puzzle untuk menunjang perkembangan

kognitifnya dan memberikan pengajaran untuk berbagi makanan, membantu

temanya dan meminjamkan mainannya, untuk menunjang perkembangan

aspek afektifnya

Kehadiran orang tua dalam perkembangan jiwa anak amat penting. Bila anak

kehilangan fungsi orang tuanya, sehingga seorang anak dalam proses


19

tumbuh kembangnya kehilangan haknya untuk dibina, dibimbing,. Diberikan

kasih sayang, perhatian dan sebagainya. Maka disebut anak ini mengalami

"deprivasi paternal".

Anak-anak yang dibesarkan dalam keluarga yang mengalami disfungsi

perkawinan dan mengalami depriavsi paternal, mempunyai resiko tinggi untuk

menderita gangguan perkembangan kepribadiannya, yaitu perkembangan

psikososial serta spiritualnya. ( Ulwan Nasih Abdullah 1994, 53-56).

2.2.1. Macam-macam pola pendidikan orang tua terhadap anak

Menu rut Haya Binti Mubarak AJ-Barik( 2004) , dalam mengiringi setiap

pertumbuhan dan perkembangan anak pola pendidikan yang harus

diterapkan oleh orang tua dimulai dari Pendidikan Agama, hal ini

dikatakan karena, keberadaan orang tua ditengah-tengah keluarga dan

masyarakat memberi pengaruh yang amat kuat pada diri anak-anak, baik

dengan perkataan, keteladanan, cinta dan kasih sayang. Anak-anak

senantiasa menyerupai kedua orang tuanya, jika orang tua menjalankan

kewajiban sebagai muslim atau muslimah dengan berakhlakul karimah

sebagaimana yang dijelaskan RasuluJJah melalui alqur'an dan hadist maka

anak tersebut diharapkan berperilaku sesuai dengan apa yang diajarkan

agama islam yakni berperilaku akhlakul karimah, begitupun sebaliknya,

apabila orang tua tidak menerapkan hukum-hukum Allah dan tidak berpegang

pada apa yang sudah Rasulullah ajarkan maka anak tersebut akan
20

berperilaku sesuai kehendaknya sendiri tanpa ada kontrol dan pada akhirnya

akan mudah untuk berperilaku menyimpang.

Pada periode-periode pertama dari kehidupannya, anak akan menerima

pengaruh dari kedua orang tuanya, maka tanggung jawab untuk

mengarahkan anak kepada kebaikan berada diatas pundak orang tuanya

Teladan yang baik merupakan landasan yang fundamental dalam

membentuk anak dalam segi agama maupun akhlak. Anak tidak melihat

kecuali orang-orang disekitarnya pula. Jika dia melihat kebaikan , maka dia

akan menirunya dan tumbuh pada kebaikan tersebut, begitupun sebaliknya,

jika sudah begitu, tentu sulit merubah dan meluruskannya.

Adapun suri tauladan yang paling baik adalah Rosulullah.

"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan yang baik

(Q.SAl-Ahzab :21)

Dengan adanya ayat diatas jadikanlah sosok Rasulullah sebagi suri tauladan

dalam mendidik anak-anak, berikanlah kewajiban pada anak-anak untuk

belajar mencintai, mentaati, dan mengikuti semua yang diajarkan Rasulullah

( Haya Binti Mubarak Al-Barik, 2004,246-248)

Sedangkan MenurutAbdullah Nashih Ulwan (2002) pendidikan sosial tidak

kalah penting diterapkan pada anak yang memasuki tahun-tahun pertama,

hal ini disebabkan karena pada akhirnya anak akan berinteraksi dengan
21

lingkungan diluar lingkungan keluarganya, maka dari itu merupakan

kewajiban orang tua untuk membekali anaknya dengan norma-norma sosial

yang ada dimasyarakat, yang dimaksud dengan pendidikan sosial itu sendiri

adalah rnendidik anak sejak kecil agar terbiasa rnenjalankan perilaku sosial

yang utama, dasar-dasar kejiawaan yang mulia yang bersumber pada akidah

lslamiyah yang kekal dan kesadaran irnan yang mendalam, agar ditengah-

tengah masyarakat nanti ia rnarnpu dan berperilaku sosial baik, rnemilki

keseimbangan aka! yang matang dan tindakan yang bijaksana, pendidikan

sosial amat penting, karena pendidkan sosial merupakan sarana untuk

mempersiapkan, baik pendidikan keirnanan maupun kejiwaan.

Adapun berikut ini beberapa metode pendidikan sosial yang diterapkan pada

anak:

1. Penanarnan dasar-dasar kejiwaan pada masing-rnasing anak, dalam

penanaman dasar-dasar jiwa yang rnulia, islarn rnerniliki dasar-dasar

kejiwaan yang selalu dianjurkan para orang tua, pendidik, maupun

rnasyarakat dalarn cakupan yang lebih luas untuk rnenanamkannya pada

rnasing-rnasing anak, adapun dasar-dasar kejiwaan tersebut yaitu, taqwa,

rnenjalin tali silaturahmi, berkasih sayang, saling menolong sesama,

memaafkan dan mengedepankan kebenaran

2. Memelihara hak orang lain, hak sosial yang terpenting yang harus

diajarkan kepada anak sebagai landasan rnereka dalam bersoialisasi

adalah sebagai berikut:


22

1. Hak orang tua

2. Hak keluarga

3. Hak guru

4. Hak teman

5. Hak orang yang lebih tua.

3. Disiplin etika sosial, mengenai pendidikan anak, islam telah meletakkan

norma-norma sosial dimana sejak dini harus sudah dibiasakan

menjalankan etika sosial tersebut seperti; etika makan dan minum, etika

mengucapkan salam, etika meminta izin masuk rumah, etika berbicara

dan etika bergaul.

Menurut Manhaj (2004) proses pelaksanaan pendidikan sosial itu sendiri

memilik beberapa langkah, yaitu:

1. Melatih keberanian anak untuk menyampaikan pendapat-pendapatnya

tentang persoalan yang dihadapi.

2. Melatih kepekaan anak terhadap berbagai persoalan dan problematika

yang dihadapi dilingkungan sekitarnya

3. Menjelaskan pada anak pendapat yang salah dan pendapat yang benar

4. Melatih anak untuk berdiskusi secara bebas dan berdialog dengan tenang

mengenai berbagai persoalan.


23

5. Mempersiapkan kepribadian anak yang siap secara mental, rasional dan

spiritual untuk menghadapi persoalan-persoalan dimasa

depannya.(manhaj,2004,45)

Menurut Dadang Hawari (1997} Perkembangan atau pembentukan

kepribadian anak tidaklah terjadi begitu saja, melainkan merupakan

perpaduan( interaksi} antara faktor-faktor konsitusi biologis (cara dalam

pemenuhan kebutuhan biologis seperti, makan, minum ). psikoedukatif (cara

dalam pemenuhan kebutuhan kasih sayang, perhalian, perlakuan },

psikososial (proses interaksi yang dilakukan dimana proses ini memilki

pengaruh timbal balik bagi si anak} , dan spiritual (pemenuhan dalam

kebutuhan beragama}. Peran orang tua amat penting pada faktor ini, maka

dari itu orang tua dianjurkan sedini mungkin untuk melakukan pendidikan

kepribadian atau pendidikan karakter pada anak.

Para ahli psikologi perkembangan anak berpendapat bahwa orang tua dapat

mempengaruhi perkembangan jiwa anak, yang selanjutnya anak mempunyai

resiko yang tinggi untuk menjadi pribadi yang nakal dengan tindakan

antisosial ( Delinquent/anti social behavior), keadaan ini terlebih lagi kalau

dalam keluarga tersebut terjadi perceraian, perpisahan, pertengkaran antara

ayah dan ibu dan keadaan-keadaannya merupakan disharmoni/disfungsi

keluarga. Kondisi ini menggambarkan bahwa anak akan tumbuh kembang


24

dengan baik dan memiliki kepribadian yang matang apabila diasuh dan

dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang sehat dan bahagia.

Dua orang sarjana dari Universitas Nebraska (AS) yaitu Prof. Nick Stinnet

dan Prof, Jhon De Frain dalam studinya yang berjudul " The national Study

on Family Strength" mengemukakan bahwa paling sedikit harus ada enam

kriteria bagi perwujudan suatu keluarga yang dapat di kategorikan sebagai

keluarga yang sehat dan bahagia. Yang amat penting bagi pertumbuhan dan

perkembangan kepribadian anak. Keenam kriteria tersebut adalah :

a. Kehidupan beragama dalam keluarga

b. Mempunyai waktu untuk bersama

c. Mempunyai pola komunikasi yang baik sesama anggota keluarga

d. Saling menghargai antara satu dengan yang lainnya

e. Masing-masing anggota keluarga merasa terikat dalam ikatan keluarga

sebagai kelompok

f. Bila terjadi suatu permasalahan dalam keluarga mampu menyelesaikan

secara positifdan konstruktif. ( Dadang Hawari,1997.195-220).


25

Diriwayatkan oleh lbnu Mas'ud.

"Aku telah memukul anak laki-laki dengan tanganku, lalu aku mendengar ada

suara di belakangku ternyata Rasulallah SAW, dimana beliau berkata" Wahai

lbnu Mast'ud bahwa Allah lebih kuasa atas dirimu daripada kekuasaanmu

atas anak itu (H.R .Muslim).

Dari hadist diatas kita dapat mengambil pelajaran bahwa kadar kasih sayang

Rasulallah SAW, terhadap anak-anak sangat tinggi. Alangkah baiknya jika

para orang tua saat ini bisa mangambil pelajaran dari apa yang di contohkan

oleh Rasulallah melalui hadist tersebut dengan menerapkan pendidikan

empati pada anak. Yang sangat disayangkan justru kebanyakan sekarang ini

memperlakukan anak-anaknya dengan bersikap ringan tangan meskipun

karena suatu sebab sepele. Bahkan sebagian mereka menghalangi anak-

anak mereka secara otoriter untuk bermain memberikan kepada mereka

kebebasan dan selalu menghardik mereka. Kondisi seperti ini akan

menjadikan anak tidak memahami arti sebuah kasih sayang. ( Mahmud

Mahdi Al-lstanbuli, 2005,418).

2.2.2. Metode pola asuh yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Seorang pendidik yang bijaksana, sudah barang tentu akan terus mencari

metode alternatife yang paling efektif dengan menerapkan dasar-dasar

pendidikan yang berpengaruh dalam mempersiapkan anak secara mental


26

dan moral, saintikal(pengetahuan umum), spiritual dan etos sosial, sehingga

anak dapat mencapai kematangan yang sempurna, memiliki wawasan yang

luas dan kepribadian integral.

MenurutAbdullah Nasih Ulwan(1994) ada beberapa metode pola asuh yang

bisa mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Pola asuh dengan nasehat

Termasuk metode pendidikan yang cukup berhasil dalam pembentukan

akidah anak dan mempersiapkannya baik secara moral, emosional maupun

sosial, adalah pendidikan dengan petuah dan memberikannya nasehat-

nasehat karena nasehat dan petuah memiliki pengaruh cukup besar dalam

membuka mata anak-anak akan hakikat sesuatu mendorong menuju harkat

dan martabat yang luhur, menghiasinya dengan akhlak yang mulia dan

membekalinya dengan prinsip-prinsip Islam.

Sebagaimana perintah Allah dalam surah Adz-zariyat yang artinya :

"Dan tetap/ah memberi peringatan, karena sesugguhnya peringatan itu

beranfaat bagi orang-orang yang beriman"( Q.S Adz-Dzariyat :55).

2. Pola asuh dengan perhatian dan pengawasan.

Keteladanan dalam pendidikan merupakan metode yang berpengaruh dan

terbukti paling berhasil dalam mempersiapkan dan membentuk aspek moral,


27

spiritual, dan etos sosial anak. Mengingat orang tua dan para pendidik adalah

seorang figur dalam pandangan anak, yang tindak tanduk dan sopan

santunnya, disadari atau tidak, akan ditiru oelh mereka. Bahkan bentuk

perkataan, perbuatan dan tindak tanduknya, akan senantiasa tertanam dalam

kepribadian anak. (Abdullah Nashih Ulwan jilid 2, 1994, 142).

2.3 Perilaku Agresif.

2.3.1. Pengertian Perilaku Agresif.

Agresif merupakan perilaku menyerang baik secara fisik maupun kata-kata.

Juga merupakan salah satu bentuk reaksi terhadap frustrasi (rasa kecewa

karena tidak terpenuhi kebutuhan/ keinginannya) yang dialaminya. Perilaku

agresif dihasilkan melalui proses belajar dalam interaksi sosial dimana

tingkah laku agresif juga dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Keluarga

merupakan lingkungan sosial anak yang terdekat. Oleh sebab itu, keadaan

kehidupan keluarga bagi seorang anak dapat dirasakan melalui sikap dari

orang yang sangat dekat dan berarti baginya .. ( Syamsu Yusuf, 2002,124)

Dalam kehidupan sehari-hari istilah agresif sering digunakan oleh

masyarakat. Di dalam istilah yang digunakan tersebut kebanyakan di

dalamnya mengandung akibat ataupun kerugian bagi orang lain maupun

dirinya sendiri.
28

Menurut Sears (dalam Stewart dan Koch, 1983: 342) dan juga Dittman dan

Godrich (dalam Johnson dan Medinnus, 1974: 57) tingkah laku agresif ini

pada dasarnya merupakan tingkah laku yang bermaksud untuk melukai,

menyakiti atau merugikan orang lain.

Herbert (1978: 124) berpandangan bahwa tingkah laku agresif merupakan

suatu tingkah laku yang tidak dapat diterima secara sosial, yang

menyebabkan Iuka fisik, psikis pada orang lain, atau yang bersifat merusak

benda.

Baron (1977: 231) mengatakan bahwa agresif itu merupakan tingkah laku

individu yang ditujukan untuk melukai atau mencelakakan individu lain.

Sementara itu, Moore Fine (dalam E Koeswara, 1988: 104) mengatakan

agresif sebagai tingkah Jaku kekerasan secara fisik ataupun secara verbal

terhadap individu lai.n atau terhadap obyek lain.

Tingkah laku agresif adalah reaksi yang normal pada anak-anak kecil. Hal ini

tampil sebagai kesiapsiagaan anak untuk melindungi dirinya agar aman,

tetapi jika pola-pola itu menetap secara berlebihan maka akan menjadi

masalah yang serius yang harus dikontrol. Perilaku agresif ini terwujud dalam

perilaku menyerang, seperti : memukul, mencubit, menendang, menggigit,

marah-marah, dan mencaci maki.(Reni Akbar, 2000,54)


29

Dollar dan kawan-kawan (1939) mengatakan bahwa agresif merupakan

dorongan yang disebabkan oleh frustrasi. Hipotesis frustrasi agresi berasumsi

bahwa bila usaha seseorang untuk mencapai suatu tujuan mengalami

hambatan, akan timbul dorongan agresif yang pada gilirannya akan

memotivasi perilaku yang dirancang untuk melukai orang atau objek yang

menyebabkan frustrasi, ekspresi frustrasi dapat mereduksi dorongan suatu

perilaku (Rita.L Atkinson, Richard C, Atkinson, Ernest, R Hilgard, 1999,60)

2.3.2. Ciri-ciri perilaku agresif

Ada beberapa ciri anak yang memilki perilaku agresif diantaranya:

1. Anak yang agresif cenderung menampilkan sikap yang menyerang,

bertingkah laku temparemental bila merasa frustrasi, suka bertengkar,

memilih berkelahi untuk menyelesaikan konflik, tidak memperdulikan

hak dan harapan orang lain.

2. Anak agresif terlihat sering menakut-nakuti atau secara fisik menyerang

orang lain, mengejek, mempermalukan orang lain atau menuntut orang

lain agar keinginannya terpenuhi.

3. Karakteristik anak dengan tingkah laku agresif adalah merasa senang

bermusuhan, senang menyerang secara fisik maupun verbal, sering

melakukan pelanggaran terhadap milik orang lain, atau mempunyai

keinginan untuk menguasai suatu hal tertentu


30

4_ Gangguan emosi pada pada anak p;a sekolah biasanya ditandai dengan

kebiasaan memukul dengan tangan dan tongkat pada benda di

sekitarnya. Selain itu juga disertai dengan kebiasaan mencakar dan

mencubit orang lain. Bila bem1ain tampak anak terdapat kecenderungan

mendo;ong temannya hingga jatuh. Kebiasaan lainnya adalah

melempar mainan atau benda yang dipegang secara berlebihan. (Reni

Akbar,2000,55).

Orang tua dan guru adalah sosok pendamping saat anak melakukan aktifitas

kehidupannya setiap hari. Peranan mereka sangat dominan dan sangat

menentukan kualitas hidup anak di kemudian hari. Sehingga sangatlah

penting bagi mereka untuk mengetahui dan memahami permasalahan dan

gangguan kesehatan pada anak usia sekolah yang cukup luas dan kompleks.

Deteksi dini gangguan kesehatan anak usia sekolah dapat mencegah atau

mengurangi komplikasi dan permasalahan yang diakibatkan menjadi lebih

berat lagi. Peningkatan perhatian terhadap kesehatan anak usia sekolah

tersebut, diharapkan dapat tercipta anak usia sekolah Indonesia yang cerdas,

sehat dan berprestasi


31

2.3..3. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agresif

Menurut Reni Akbar(2000), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku agrseif

secara um urn dapat dikelornpokkan menjadi dua yaitu faktor yang berasal

dari dalarn diri dan dari luar diri si anak.

1. Dari dalam diri anak

Pada dasarnya, berkelahi adalah insting yang universal ada dalam diri

rnanusia, frustrasi dalarn kehidupan sehari-hari akan rnenirnbulkan

dorongan agresif. Anak akan bereaksi agresif jika mendapatkan hambatan

dalarn memuaskan keinginannya.

2. Dari luar diri anak

Perilaku agresif itu didapat anak karena contoh dari lingkungan sekitarnya,

bisa orang tua, paman, bibi, atau saudara kandung maupun temannya

sendiri. Jadi perilaku agresif itu karena mereka pelajari dari

sekitarnya.seperti film kartun,hukuman fisik yang diberikan orang tua untuk

mendisiplinkan justru menjadi contoh bagi anak untuk berperilaku agresif.

(Reni Akbar,2000,56)

2.4. Anak pra sekolah

2.4.1.Pengertian Anak Prasekolah

Yang dirnaksudkan dengan anak pra sekolah adalah rnereka yang berusia

antara 3-6 tahun menurut Biechler dan Snowman (1993) mereka biasanya

mengikuti program pra sekolah dan tarnan kanak-kanak (kindergarten).


32

Sedangkan di Indonesia umumnya mereka mengikuti program tempat

penitipan anak (3 bulan-5 tahun) dan kelompok bermain usia (3 tahun)

sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti program taman

kanak-kanak.

Menurut teori Erik Erikson (1992) yang membicarakan perkembangan

kepribadian seseorang dengan titik berat pada perkembangan psikososial

dan untuk tahapan 3-6 tahun mereka berada dalam tahapan dengan krisis

'autonomy versus shame dan doubt' yang artinya anak sedang

menyeimbangkan antara pengakuan tentang keberadaan dirinya dengan

perasaan malu dan sering munculnya rasa bersalah dalam berinteraksi. dan

dari teori Piaget anak pra sekolah dalam perkembangan kognitif yang berada

pada tahapan praoperasional. (Soemarti Patmonodewo,2000, 19)

2.4.2. Karakteristik anak pra sekolah

Awai masa kanak-kanak berlangsung dari 3-6 tahun, orang tua menyebutnya

sebagai usia problematik atau usia sulit karena memelihara atau mendidik

mereka sulit; disebut sebagai usia main karena sebagian besar hidup anak

waktunya dihabiskan untuk main.

· Para pendidik menyebut masa ini sebagai anak usia pra sekolah; sebagai

anak yang belum matang untuk sekolah yakni usia yang belum siap secara
33

mental dan intelektual untuk menerima pelajaran-pelajaran yang banyak

mempergunakan pola pikir dan menyita masa-masa bermainnya dimana

kondisi tersebut merupakan masa persiapan untuk masuk sekolah dasar.

Lain halnya dengan para psikolog mereka menyebut masa ini dengan

sebutan usia pra kelompok; usia penjelajah, usia mengeksploitasi atas apa-

apa yang ia Jihat, yang didengar dan yang dirasakan menjadi suatu bentuk

tingkah laku, usia bertanya.

Masa ini dikatakan usia pra kelompok karena pada masa ini anak-anak

mempelajari dasar-dasar perilaku sosial sebagai persiapan bagi kehidupan

sosial yang lebih tinggi yang diperlukan untuk penyesuaian diri pada waktu

masuk kelas satu SD. (M Yusuf Sabri, 1993, 169)

Fase kanak (Althifi) yaitu fase yang di mulai usia sebulan sampai tujuh tahun

tugas-tugas perkembangan adalah pertumbuhan potensi-potensi indera dan

psikologis, seprti pendengaran penglihatan, dan hati nurani.

Tugas orang tua adalah bagaimana mampu merangsang pertumbuhan

berbagi potensi tersebut, agar anaknya mampu berkembang secara

maksimal, mempersiapkan diri dengan cara membiasakan dan melatih hidup

yang baik, seperti dalam berbicara, makan, bergaul, penyesuaian diri dengan

lingkungan dan berperilaku, pembiasaan ini terutama pada aspek-aspek

afektif( Alinfi'a/1) (Abdul Mujib,2002, 104)


34

2.4.3. Fase pertumbuhan dan perkembangan anak pra sekolah

menurut Syamsu Yusuf (2002), pada fase ini anak akan mengalami beberapa

pertumbuhan dan perkembangan yaitu:

1 Pertumbuhan fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan

berikutnya. Dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut

ukuran berat dan tinggi, maupun kekuatannya memungkinkan anak untuk

lebih mengembangkan keterampilan fisiknya, dan eksplorasi terhadap

lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya.

2. Perkembangan intelektual

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini berada pada

periode pra operasional, yaitu tahapan dimana anak belum mampu

menguasai operasi mental secara logis, yang dimaksud operasi adalah

kegiatan-kegiatanyang diselesaikan secara mental bukan fisik.

3. Perkembangan emosional

Beberapa jenis emosional yang berkembang pada masa kanak-kanak, yaitu

sebagai berikut:

1. Takut, yaitu perasaan terancam oleh suatu objek yang dianggap

membahayakan

2. Cemas, kecemasan ini muncul mungkin dari suatu-suatu yang dihayalkan


35

3_ Marah, perasaan marah ini merupakan reaksi terhadap situasi frustasi

yang dialaminya, yaitu perasaan kecewa atau perasaan tidak senang

karena adanya hambatan terhaap pemenuhan keinginannya.

4. Cemburu, sumber yang menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi

sosial, hubungan dengan orang lain.

5. Kegembiraan atau kesenangan.

6. Kasih sayang, kasih sayang anak kepada orang tua atau saudaranya,

amat di pengaruhi oleh iklim emosional dalam keluarganya.

7. Phobia, perasaan ini muncul akibat perlakuan orang tua yang menakut-

nakuti anak, sebagi cara orang tua untuk menghukum atau menghentikan

perilaku anak yang tidak di senanginya.

8. lngin tahu, perasaan ini biasanya di tandai dengan pertanyaan yang

diajukan anak.

4.Perkembangan sosial.

Perkembangan sosial anak sangat di pengaruhi oleh iklim sosiopsikologis

keluarganya, sedangkan tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah:

1. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga

maupun dalam lingkungan bermain

2. Sedikit demi sedikit anak mulai tunduk pada peraturan

3. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.


36

4. Anak mulai dapat bermain dengan anak-anak lain, atau teman

sebaya(peer group) (Syamsu Yusuf,2002, 162-171)

5. Perkembangan kepribadian

Masa ini lazim disebut masa Totzalter, yakni periode perlawanan atau masa

krisis pertama. Krisis ini terjadi karena ada perubahan yang hebat dalam

dirinya, yaitu dia mulai sadar akan AKU-nya, dia menyadari bahwa dirinya

terpisah dengan lingkungannya atau orang lain, dia suka menyebut nama

dirinya apabila berbicara dengan orang lain.

Masa awal kanak-kanak ialah periode perkembangan yang merentang dari

akhir masa bayi hingga usia kira-kira 5 atau 6 tahun; periode ini kadang

disebut tahun-tahun prasekolah; selama masa ini anak-anak kecil belajar

semakin mandiri (self sufficient) dan menjadi diri mereka sendiri;

mengembangkan keterampilan kesiapan bersekolah( mengikuti

mengidentifikasi huruf) dan meluangkan waktu berjam-jam bermain dengan

teman-teman sebaya. Kelas satu secara umum menandai akhir masa awal

anak-anak( John W, Santrock, 1995,22,) .

6. Perkembangan moral

Bagi seorang anak perkembangan moral itu akan dikembangkan melalui

pemenuhan kebutuhan jasmaniyah, untuk selanjutnya dipolakan melalui

pengalaman dalam lingkungan keluarga, sesuai dengan nilai-nilai yang di


37

berlakukannya. Maka disinaliah sebenarnya letak peranan utama bagi orang-

orang yang paling dekat atau akrab dengan anak (terutam ibu dan ayahnya)

dalam memberikan dasar-dasar pola perkembangan moral anak berikutnya.

{Abu Hamadi, 1999,68)

2.4. Kerangka berpikir

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak dapat

berinteraksi, Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Brown (1961: 76) yang

mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan yang pertama kali menerima

kehadiran anak.

Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan perkembangan kepribadian

anak sangatlah besar hal ini di karenakan banyak faktor dalam keluarga yang

ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah satu faktor dalam

keluarga yang mempunyai peranan penting dalam pembentukan kepribadian

anak adalah praktik pengasuhan orang tua terhadap anaknya

Dalam mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh

tertentu. Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam

mewarnai perkembangan terhadap bentuk-bentuk perilaku tertentu pada

anaknya, salah satu perilaku yang muncul dapat berupa perilaku agresif.

Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orang tua


38

rnendidik, rnernbirnbing, dan rnendisiplinkan serta rnelindungi anak untuk

rnencapai kedewasaan sesuai dengan norrna-norrna yang ada dalarn

rnasyarakat.

Kohn (dalarn Taty Krisnawaty, 1986: 46) rnenyatakan bahwa pola asuhan

rnerupakan sikap orang tua dalarn berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap

orang tua ini rneliputi cara orang tua mernberikan aturan-aturan, hadiah

maupun hukurnan, cara orang tua rnenunjukkan otoritasnya, dan cara orang

tua memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya, dimana

masing-masing perlakuan tersebut dapat memberikan kontribusi yang

berbeda pada anak.

Pola asuhan itu sendiri menurut Stewart dan Koch (1983: 178) terdiri dari

tiga kecenderungan pola asuh orang tua yaitu: (1) pola asuh otoriter, (2) pola

asuh demokartis, dan (3) pola asuh permisif. Sebagai pengasuh dan

pembimbing dalam keluarga, orang tua sangat berperan dalam meletakan

dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan

orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua

itu secara sadar atau tak sadar diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan

pula bagi anak-anaknya. Hal demikian disebabkan karena anak

rnengidentifikasikan diri pada orang tuanya sebelum mengadakan identifikasi


dengan orang lain (Bonner 1953: 207)r···"'·,·~········· ··•··
~ 4:1.({'.ffV_?'<) '<Ji,,-,-~:) ";
39

Uraian-uraian tersebut dapat dituangkan pada skema berikut ini :

Skema 2.1

Skema Pola Asub dengan Perilaku Anak


Suka n1€:nghukun~ I
memaksa anak untuk
~---- patuh, rnengckang ~
rl Otoriter I • I keinginan anakjarang -·~-··-·--,
I r'1._1_:_n:_~-~-~ -ian_;_·~;_•'.1"_"_1'_ol_'__,I I
I I Anak diberi kesernpatan
nntuk rnandiri,rnengakui

j-JI ::~:~::.::,~ anak <lalam


keberadaan_ anak,
Perilalru
k-eputusan,memperhatikan f"
7\
perken1abangan anak
/ l "'~
,I

.----'"-----~

f J Perntlsif I ! Kontrol anak kumng, _ Agresif j Non agresif


~ t-.J keputusan ada ditangan ar1ak,
ber:sikap behas, _himbin3an
terhadap anak kurang.

2.6. Hipotesa

Dari beberapa teori diatas peneliti membuat hipotesa sebagai berikut:

Ha : Ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku agresif

anak

Ho : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan perilaku

agresif anak
BAB3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

3.1.1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kuantitatif dengan menggunakan skala pola asuh dan skala perilaku agresif.

Sedangkan metode yang digunakan adalah deskriptif yang dirancang untuk

mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata saat ini, dengan

jenis penelitian korelasional untuk menentukan tingkat hubungan variabel-

variabel yang berbeda dalam suatu populasi (Sevilla, et all, 1993: 87).

3.1.2. Definisi Variabel dan Operasional Variabel

Menurut Sevilla (1993: 21) variabel adalah suatu karakteristik yang memiliki

dua atau lebih nilai atau sifat yang beridiri sendiri. Sedangkan Kerlinger

(dalam Sevilla, 1993: 21) menyebut variabel sebagai konstruk atau sifat

(properties) yang diteliti.

Menurut Saifuddin Azwar (2005: 74) menyatakan bahwa definisi operasional

adalah suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan

karakteristik-karakteristik variabel tersebut yang dapat diamati.

Ail
41

Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas

(independent variable) dan variabel terikat (dependent variabel). Skala kedua

variabel yang disusun berdasarkan teori-teori yang melandasinya, yang

dirumuskan dalam definisi konseptual dan operasional.

1. Variabel Bebas

Menurut Kerlinger (dalam Sevilla, 1993: 23) variabel bebas adalah variabel

yang diharapkan dapat dimanipulasi sebelum kita menelitinya. Variabel bebas

dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua

a. Definisi konseptual

Pola asuh orang tua itu sendiri merupakan bentuk atau cara yang digunakan

orang tua dalam mengasuh, membimbing, mendidik anak baik secara fisik

maupun mentalnya sejak anak kecil sampai dewasa.

b. Definisi operasional

Pola asuh orang tua adalah skor yang diperoleh melalui pengembangan

instrumen sebanyak 45 butir, dengan skala 1-4 mengenai jenis-jenis pola

asuh yang meliputi pola asuh otoriter dengan indikator Suka menghukum,

Memaksa anak untuk patuh, Mengekang keingianan anak, Jarang memberi

pujian, Hak anak dibatasi, pola asuh permisif dengan indikator, Kontrol

kurang, Keputusan ada di tangan anak, bersikap bebas, bimbingan terhadap


43

3.2. Pengambilan Sampel

3.2.2. Populasi dan Sampel

Kerlinger (1973) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan anggota,

kejadian atau objek-objek yang telah ditetapkan dengan baik. Sedangkan

Gay (1976) mendefinisikan populasi sebagai kelompok di mana peneliti akan

menggeneralisasikan hasil penelitiannya (Sevilla dkk, 1993: 160).

Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak berusia 4-

6 yang berlokasi di TK Ketilang Ciputat . Jumlah sampel dalam penelitian ini

berjumlah 50 orang, hal ini sesuai dengan pendapat Gay (1976) bahwa untuk

penelitian korelasi minimal terdiri dari 30 sampel (Sevilla dkk, 1993: 163).

Pada penelitian ini, keseluruhan populasi akan dibagi berdasarkan

keberadaan wali asuh dan yang memilki anak berusia 4-6 tahun yang

sekolah di TK Ketilang

Sedangkan menurut Ferguson (1976) sampel adalah beberapa bagian kecil

atau cuplikan yang ditarik dari populasi (Sevilla, et all, 1993: 160). Yang

menjadi karakteristik sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Anak-anak pra sekolah yang berusia 4-6 tahun


2) Wali asuh yang secara langsung mengasuh anak-anak
3) Bertempat di TK Ketilang Ciputat

3.2.3. Teknik Pengambilan Sampel

Menurut Vockell dalam Sevilla (1993: 161), teknik pengambilan sampel

(sampling) berkenaan dengan strategi-strategi yang memungkinkan untuk


44

mengambil satu sub kelompok dari kelompok yang lebih besar, lalu kelompok

kecil ini digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan tentang

kelompok besar tersebut

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik

simple random sampling, yaitu sebuah sampel yang diambil sedemikian rupa

sehingga tiap unit penelitian atau satuan elementer dari populasi mempunyai

kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Masri Singarimbun,

1989).

3.3. Pengumpulan Data

3.3.2. Metode dan lnstrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data dari kedua variabel tersebut, peneliti menggunakan

metode kuesioner, yang merupakan suatu metode pengumpulan data yang

berisi pertanyaan yang disusun dan disebarkan secara tertulis kepada

subyek. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua skala,

yaitu skala pola asuh dan skala perilaku agresif.

Sedangkan bentuk skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Liker! dengan menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi

empat angka, yang bertujuan untuk mengurangi pengaruh kecenderungan


45

sentral d.::in mendorong responden untuk memutuskannya sendiri apakah

positif ata1J nAgatif (SAvilla., et all, 1993: 225-226}.

Skala po!a asuh yang disusun berdasarkan konsepsi teori yang

melandasinya, kemudian disusun kisi-kisi (blue print} sebagaimana disajikan

-' aw.a h'mi·


"PJrfb
pa.d a ta..,_ ..
Tabel 3.1

Kisi-kisi lnstrumen pola asuh

I No. Aspek lndikator I Favourable I Unfavourable I Jumlah I


1. Pola asuh a) Suka 3 3 6
Otoriter menghukum
b) Memaksa 3 3 6
anak untuk
patuh 2 2 4
c) Mengekang
keingianan 3 3 6
anak.
d) Jarang
memberi pujian 2 2 4
e) Hak anak I
dibatasi
2. Pola asuh ;i) Kontrol kurang 3 3 6
perm is if P) Keputusan 3 3 6
ada di tangan
anak. I 3 3 6
p) Bersikap I
I bebas. 2 2 I 4
I I j) Bimbingan I'
terhadap anak
kurang. I I I
46

3. Pola asuh a).Anak di beri 3 3 6


demokratis kesempatan
untuk rnandiri. I I
b).mengakui 3 3 6
keberadaan I I
anak
I'
1
Ic)melibatkananak 2 2 4
I ' dalam
mengambil
1

I1 I keputusan.
1

3 3 6
i Id).Memperhatikan I
I I 1 perkembang I
1-~·J ·----~I_a_na_k_. ._ _ _ J___ _ _ _ _ __,___ _~
70

Skala perilaku agresif yang disusun berdasarkan konsepsi teori yang

melandasinya, kemudian disusun kisi-kisi (blue prinf) sebagaimana disajikan

pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.2

Kisi-kisi lnstrumen perilaku agresif

I Aspek I lndikator Favourable \ Unfavorable \ Jumlali \


I I
IE .
i mos1ona I I 1.keb.1as~an
1
4 I 4 I 8
memukui

2.Suka 5
berkelahi

3.Tempare- 4 4 8
mental bila
frustasi
47

1.Tidak 4 4 8
memperdulika
Afeksi n hakorang I
lain
2.Suka 4 4 8
menguasai
I
I I
'
sesuatu ' I I
I I' I
I Tingkah 1.senang 5 5 10
I bermusuhan I
I iaku 2.senang 5 5 10
I menyerang
I secara fisik
I I maupun
verbal,
3.sering 4 4 8
menakut- I I
nakuti ..• I .. -·~·~

70

Dalam skala ini terdapat 4 kategori jawaban, yaitu STS (Sangat Tidak

Setuju), TS (TJdak Setuju), S (SetL1ju), SS (Slilngat Setuju}. Masing-masing

kategori ini merniliki nilai tertentu yang tertera dalam tabeJ berikut ini :

Tabel3.3

NiJai Kategori Jawaban

Pernyataan STS TS s ! SS

Favourable 4 3 2 1 '

Unfavourable 1 12 3 4
I I
48

3.3.3. Teknik Uji lnstrumen Penelitian (Try Out)

Sebelum penelitian ini dilaksanakan, peneliti akan melakukan uji instrumen

kepada 52 orang di TK Ketiiang dan Tk Saiman. Tujuan pelaksanaan uji

instrumen (try out) ini yaitu :

1. Untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan oleh responden

dalam menyelesaikan pengisian instrumen

2. Untuk mengetahui pemahaman responden terhadap pemyataan atau

item-item yang diberikan

3. Untuk mengetahui validitas instrumen, di mana skor tiap item

dikorelasikan dengan skor total. Dalam hal ini peneliti akan menggunakan

korelasi Product Moment Pearson, sedangkan untuk penghitungannya

menggunakan program SPSS versi 12.0.

4. Untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan. Untuk

mengukur reliabilitas tersebut peneliti menggunakan koefisien Alpha

Cronbach, sedangkan untuk penghitungannya menggunakan program

SPSS versi 12.0.

3.4 Teknik Analisis Data

Pengolahan data di lakukan dengan analisa statistik, yaitu:

1. Statistik deskriptif untuk mengolah gambaran umum responden

') V:;ilidit;ig (dalam Azwar, 2D01: -5~ ad.al.ah sejauh mana ketepatan dan

.kecermatan sua!u ala! 1.ikur daJam mP.l;:ik1Jk;:in f1mgsi ukurny;:i


49

Sedangkan hipotesis (dalam Sevilla, 1993: 13) adalah harapan yang

dinyatakan oleh peneliti mengenai hubungan antara variabel-variabel di

dalam masalah penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan korelasi Product Moment

Pe£Jrlfion unt11k meJakuk.an pengujian validltas dan hipotesis dengan rumus

sebagai berikut:

N = Jumlah subjek

l:XY = Jumlah skala X dikalikan dengan skala Y


LX = Jumlah skala X

:Lr= Jumiah skala Y

:z=x 2
= Jumlah skala X dikuadratkan

:LY' = Jurnlah skala Y dikuadratkan

3. Reliabilitas (dalarn Azwar, 2001: 4) adalah sejauh mana hasil st1atu

pengukuran daRijlt dipercaya. Dalam penelitian ini, penelili menggunakan


50

koefisien Alpha Cronbach untuk menguji reliabilitas ala! pengumpulan

data dengan rumus sebagai berlkut

rit : koefisien reiiabililas test

N : Jumlah soai test

SDt : Sirnpangan baku skor rala-rala total pada tes

SD2 · .Jun1Jah varians skor scial

3.5 Prosedur Penelitian.

Tahap PeiSiapan

a) Pada tahap awa! peneliti rnelakukan perumusan masa!ah, dengan

rnener1ttJkan variabei yang akan dite.Hii.

"'J
V 'Vl"'I"- 'K·,,·"«a·,,
I•~-~------- __ 1 ."t11J·-
a. _y_1·
1 1·1tJ.~',
~ '"K'_-:;•
;:,._(:1 " 11·11t1.1
·-- --"-·
1-
f·-,-,- - -'~ ·1,.tk·a1'
~flUdf_rJ. "0-,.,,c)"'l'"n
__ -~ g·~. _J~g_g __ "'~1-!
l_..!a •,,. A,,,da~·-1'
_i':f!!~ -~(':;t_!

teori yang tepat mengenai va;iabeJ peneHtian.

''-e· '"'
C·1' 1v1 ·~K'UKan
' ~ penyL~
. . '"L•tl · ;,; Pnla··
.:.kB.-..
,. .an ~. ·-· . "'" h
-~u.. d"«n· ~""'"
,. .. ::ila· F"'L-. _.,res'f
~n·1'lak u a·"·· 1

berdasarkan leori-teori yang melandasinya.


51

2 Tahap Pengambilan Data

a) Menentukan populasi dan pengambilan sampel penelitian.

b) Melakukan try out Skala penelitian terhadap sampel penelitian.

c) Me!akukan perbaikan-perbaikan terhadap alat ukur.

d) Melaksanakan penelitian.

3. Tahap Pengolahan Data

a) Melakukan skoring terhadap hasil penelitian.

b) Menghitung dan membuat tabu!asi data.

c) Melakukan analisis data ·


BAB4

PRESENTASI DAN ANALISA DATA

4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Gambaran umum responden pada penelitian ini ak.an di je!askan melalui

frekuensi berdasarkan usia anak, dan jenis ke!amin wa!i murid. Sedangkan

popu!asi untuk pene!itian ini para wa!i murid di TK Ketilang yang berlokasi di

Ciputat dengan jumlah 50 sampel

Tabel 4.1

Frekuensi sampel berdasarkan jenis kelamin wali anak

Jenis kelamin Jumlah prosentase


Laki-laki 0 0%
perempuan 50 100%

Tabel 4.2

Frekuensi sampel berdasarkan usia anak

Usia Jumlah Presentase


!
6 tahun 4 8%

5 %-5 tahun 18 36%

4 %-4 tahun 28 56%

Total 50 100%
53

4. 2 Presentasi Dan Analisa Data

4.2.1. Uji lnstrumen Penelitian

Sebelum diadakan penelitian di!akukan pengujian terhadap 52 item dalam

skala Pola Asuh, dipero!eh 25 item yang valid dan dari 32 skala Peri!aku

Agresif dJperoleh 26 item yang valid.

Selanjutnya item yang memiliki nilai validitas yang linggi dipilih untuk

dijadikan alat penelitian. Berikut daftar item yang valid dan drop dari dua

skala yang digunakan :

Tabel 4.3

Kisi-kisi lnstrumen pola asuh (Try out)

No. Aspek lndikator Favourable Unfavourable Jumlah

1. Pola asuh f) Suk a 1* 4 3**, 7**, 4


Otoriter menghukum
g) Memaksa 6* ,8 2, 5, 4
anak untuk
patuh 15**, 10 9,13, 4
h) Mengekang
keingianan I
anak. 11**, 12* 14*18** 4
i) Jarang
memberi pujian 16**, 22* 17**,19**, 4
j) Hak anak
dibatasi
2. Pola asuh e) Kontrol kurang 36**, 37**, 3* ,41** 4
permisif ) Keputusan 40,51 42, 43, 4
ada di tangan
anak. 45* 44 50*, 49 4
l) Bersikap
I bebas. 47*,48* 46**,52** 4
54

h) Bimbingan
terhadap anak I I
kurana. I I I
3. Pola asuh a}.Anak di beri 23,24 20, 21, 4
demokratis kesempatan
untuk mandiri.
b).mengakui 29,25 26,31**, 4
I
keberadaan
I anak
c)melibatkananak 27,32 28,30, 4
dalam
I mengambil
keputusan.
d).Memperhatikan 33,35, 34**, 39 4
perkembang
Ianak.
52
'
Ket: ( * )= Valid

Adapun dari hasil uji reliabilitas , skala Pola Asuh ini memiliki koefisien Alpha

Cronbach sebesar 0, 7837 dengan demikian dapat dikatakan bahwa data

instrumen ini bersifat reliabel, karena menurutAzwar (2005: 177) besarnya

koefisien reliabilitas berkisar antara D sampai dengan 1,00.

Tabel 4.4

Kisi-k:!si instrumen pola asuh( penelitian)

aspek indikator favourable unfavourable Jumlah


I
1. Pola asuh 1) suka 1, 4 3,5 4
I
otoriter menghukum.
2) jarang 6, 7 I 11 s 4
'
memberi pujian.
3). hak anak 9, 15 12, 10 4
dibatasi
55

2. Pola asuh 1).Anak di beri 16,2 13, 14 4


demokratis kesempatan
untuk mandiri.
2).mengakui
I keberadaan anak 24,17
3)melibatkananak
18, 23 4
II
dalam 19, 22 2
mengambil
keputusan.

3 Polaasuh ) Kontrol kurang 25,26 27,28 4


permisive
2) Bersikap bebas 30 29 2

.)Bimbingan 20, 32 21,31 4


terhadap anak
kurang

22

Tabel 4.5

Kisi-kisi lnstrumen perilaku agresif (Try out)

.A.spe!{
l I !ndikator
l Favourab!e J

I
Unfavorable Jumlah

Emosional 1.kebiasaan 3**, 12** 129, 30,** 4


memukul
2.Suka
berkelahi
1** 7** 14** 9** 4

3.Tempare- 2** 8*,11** 4


'
mental bila
frustasi --- ."
- - - - '"--·---- ---~-·· - - - - - - - - - - - ----
1.Tidak 5, 6, 14** 4
memperdulika
Afeksi n hakorang
lain
I 2.Suka 16**, 22** 17**,24** 4
I menguasai
I
sesuatu I
I
56

I Tingkah laku 1.senang 13*, 23** 18**, 19* 4


bermusuhan
2.senang 25**, 28 27*' 32 ....A
menyerang
I
secara fisik
I
J maupun I
verbal,
I 3.sering 21"', 26 20**,31**
I 4
I
menakut-
nakuti
I
32
I
- I
Ket: ( * )= Valid

Adapun dari hasil uji reliabilitas, skala perilaku agresif ini memiliki

keterhanda!an sebesar 0.8249 dengan demikian dapat dikatakan bahwa data

instrumen ini bersifat reliabel.

Tabel 4.6

Kisi-kisi instrumen perilaku agresif (penelitian)

Aspek indikator favourable unfavourable jumlah


I I
Emosional 1.Suka berkelahi 1,5 3, 7 4
2 Temparemental
bila frustasi 6,8
I 4
12, 12

Afeksi 1.Tidak 11, 9 2


memperdulikan hak
orang lain 13, 19 14,20 4
2.Suka menguasai
sesuatu
Tingkah 1.senang 10,21 15, 16 4
bermusuhan
laku 2.senang 22, 4,

L ··-------·--
menyerang secara
fisik maupun verbal, -----_,-~-------------
--2 I
57

3.sering menakut-
nakuti
18, 17, 2

22

4.2.2 Uji Persyaratan

setelah mendapatkan data validitas dan reliabilitas pada skala item,

selanjutnya peneliti melakukan uji persyaratan melalui uji normalitas item-item

yang valid pada masing-masing skala.

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi normal suatu data.

Berdasarkan uji normalitas item yang valid dari 2 skala penelitian, yaitu skala

pola asuh dan perilaku agresif, maka dengan mellihal besaran Kolmogorov-

Smirnov hasil yang diperoleh adalah angka signmkansi Jebih besar dari 0,05

yaitu 0,935(0,935 > 0,05) untuk skala pola asuh dan 0,05 lebih besar dari

0.476 untuk skala perllkau agresif (0,4?6>0,05) dengan demikian data

tersebut berdistribusi normaL Perhatikan !abe! di bawah ini:


58

Tabel 4.7

Uji Normalitas Skala Pola asuh dan skala Perilaku agresif

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


!
I I pola asuh
perilaku
aoresif
N 50 50
Normal Parameters a,b Mean 91.1400 61.5800
Std. Deviation 5.01023 5.89393
Most Extreme Absolute .076 .119
Differences Positive .068 .119
Negative -.076 -.079
Kolmogorov-Smimov Z .537 .843
Asymp. Sig. (2-tailed} .935 .476
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

4.1.1. Uji Hipotesis

Untuk mengetahui korelasi masing-masing skala,yakni antara skala pola asuh

yang terdiri dari skala pola asuh otoriter (POT}, skala poJa asuh

demokratis(POD) dan skala pola asuh permissive (POP) dengan skala

peri!aku agresif, peneliti menggunakan mmus kore!asi Product Moment dari

Pearson dan penghitungannya menggunakan program SPSS versi 12. 0.

Perhatikan table berikut ini:


59

Tabel 4.8

Korelasi Pola Asuh Otoriter dengan Perilaku Agresif


Correlations

VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 .369*'
Sig. (2-tailed) .008
N 50 50
VAR00002 Pearson Correlation .369*' 1
Sig. (2-tailed) .008
N 50 50
*'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk Pola asuh otoriter

dihasiJkan r-hitung (0,369) lebih besar dari r-tabel (alpha 1 % dan 5%=

0,361dan0,279) atau p > 0,361,0,279 maka Ha yang menyatakan bahwa

ada hubungan antara Pola asuh otoriter dengan perilaku agresif anak

diterima, dan Ho ditolak a

Korelasi Pola Asuh Demokratis dengan Perilaku Agresif


Correlations

VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 -.038
Sig. (2-tailed) .795
N 50 50
VAR00002 Pearson Correlation -.038 1
Sig. (2-tailed) .795
N 50 50

Sedangkan untuk Pola asuh demokratis mendapatkan skor hasil r hitung (-

0,39} !ebih keci! dari r tabe! (alpha 1%=0.361) atau p<0,361 maka Ho yang
60

menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara Pola asuh demokratis dengan

perilaku agresif diterima dan Ha ditolak, a

Korelasi Pola ASuh Permissive dengan Perilaku Agresif


Correlations

VAR00001 VAR00002
VAR00001 Pearson Correlation 1 -.010
Sig. (2-tailed) .945
N 50 50
VAR00002 Pearson Correlation -.010 1
Sig. (2-tailed) .945
N 50 50

Selanjutnya untuk Pola asuh permissive dihasi!kan skor r hitung(-0, 10) lebih

kecil dari r table (alpha 1%=0,361) atau p<0,361 ha! ini menggambarkan

bahwa Ho vana
" v
m1:mvatakan
- " -
tidak ada hubunaan antara Pola asuh
'-.i

permissive dengan perilaku agresif diterima dan Ha ditolak. a

4.3. Pembahasan hasil

berdasarkan keterangan skor uji hipotesis yang dihasilkan dengan

menggunakan rumus korelasi Product Moment dari Pearson dan

penghitungannya menggunakan program SPSS versi 12.0. dihasilkan

hipotesis yakni korelasi antara Pola asuh otoriter dengan perilaku agresif

mendapatkan skor r hitung(0,369) lebih besar dari r table( alpha 1% dan

5%=0,361,0,279) atau p>0,361 maka Ha yang menyatakan bahwa ada


61

hubungan antara poJa asuh otoriter dengan perilaku agresif diterima dan Ho

yang menyatakan tidak ada hubungan antara pola asuh otoriter dengan

perilaku agresif ditolak.

Hasil penelilian juga menunjukkan korelasi yang positif tinggi karena berada

di antara taraf signifikasi 1% dan 5%,kore!asi pearson product momen , hal ini

menunjukkan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh otoriter pada

anak pra sekolah, berpotensi tinggi untuk menimbulkan perilaku agresif

dan untuk Pola asuh demokratis dihasilkan skor r hitung( -0,391) lebih keci!

dari r table(alpha5%=0,279)atau p<0,279, maka Ho yang menyatakan tidak

ada hubungan antara pola asuh demokratis dengan perilaku agresif diterima

dan Ha yang menyatakan ada hubungan antara pola asuh demokratis

dengan perilaku agresif ditoJak

hasil penelitian juga menunjukkan korelasi yang negatif, hal ini menunjukkan

bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh demokratis pada anak pra

sekolah, tidak rnemiliki potensi untuk menimbulkan perilaku agresif.

sedangkan untuk Pola asuh permissive dihasilkan skor r hitung {-0,10) lebih

kecil dari r table(5%=0,279) atau p<0,279, mak.a Ho yang menyatakan tidak

ada hubungan antara pola asuh permis.sive dengan perilaku agresif diterima
62

dan Ha yang rnenyatakan bahwa ada hubungan dengan perilaku agresif

ditolak.

Hasil penelitian juga rnenunjukkan korelasi yang negatif hal ini

menggarnbarkan bahwa orang tua yang menerapkan pola asuh permissive

pada anak pra seko!ah, tidak memilki peluang untuk menimbulkan perilaku

agresif.
BABS

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di telah dijelaskan pada bab 4 diperoleh

skor untuk pola asuh otoriter dengan perilaku agresif r hitung (0,369) lebih

besar darl r table( alpha 1% dan 5%=0,361 ,0,279) atau p>0,361 maka Ha

yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh

otoriter dengan perilaku agresif diterima dan Ho yang menyatakan tidak ada

hubungan antara pola asuh otoriter dengan perilaku agresif ditolak.

Hal ini dapat disimpuJkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara Pola

asuh otoriter dengan munculnya perilak:u agresif pada anak: pra sek:olah

Dan untuk Pola asuh demokratis dihasilkan skor r hitung( -0,39) lebih kecil

dari r table(alpha 5%=0,279) atau p<0,279, maka Ho yang menyatakan tidak

ada hubungan antan:i pola asuh demokratis dengan perilaku agresif diterima

dan Ha yang menyatakan ada hubungan antara pola asuh demokratis

dengan perilaku agresif ditolak .

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara pola asuh

demokratis dengan perilaku agresif pada anak pra sekolah


64

Sedangkan untuk skor pola asuh permissive sama dengan skor hasil pola

asuh demokratis yakni hasil kesimpulan yang didapat tidak ada hubungan

antara digunakannya pola asuh permissive dengan perilaku agresif anak pra

sekolah

Penelitian yang telah dilakukan juga membahas tentang usia anak serta jenis

kelamin orang orang tua, (bapak dan ibu), dimana hasil prosentase untuk

usia anak rentangan antara 4 Yz - 4 tahun terdapat 56% dengan jumlah anak

28, untuk rentangan usia antara 5 % -5 tahun terdapat 36% dengan jumlah 18

anek dan untuk usia 6 tahun terdapat 8% dengan jumlah 4 anak, sedangkan

untuk jenis kelamin orang tua 100% berjenis kelamin wanita (ibu).

Hal ini menggambarkan bahwa ketiga pola asuh yang digunakan orang tua

(ibu ) yakni pola asuh otoriter, pola asuh demokratis dan pola permissive,

pada anaknya yang berusia antara 4-6 tahun hanya pola asuh otoriter yang

memiliki hubungan memunculkannya perilaku agresif, sedangkan unruk dua

jenis po!a asuh lainnya tidak memilki hubungan memunculkannya peri!aku

agresif pada anak pra seko!ah (4-6 tahun}


65

5.2. Diskusi

berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang dijelaskan diatas ada

beberapa ha! yang menurut peneliti perlu didiskusikan

Penelitian yang telah dilakukan pada tiga jenis pola asuh yakni pola asuh

otoriter , pola asuh demokratis dan pola asuh permissive terkait dengan

perilaku agresif mendapatkan skor hasil yang menjelaskan bahwa pola asuh

otoriter lah yang memiliki hubungan positif signifikan dengan munculnya

perilaku agresif pada anak pra sekolah hal ini sesuai dengan teori yang di

ungkapkan oleh Diana Baumrind {Stewart dan Koch, 1983: 203 - 209} bahwa

keluarga yang suka melakukan hukuman terutama hukuman fisik

menyebabkan anak mempunyai sifat pemarah dan pemarah untuk sementara

ditekan karena norma sosial (barief), namun, suatu saat akan me!uapkan

amarahnya dengan berperilaku yang agresif, teori ini dikuatkan oleh Karl

Meninger ( dalam 1001 tentang si kecil, 2005, 48) yang menyatakan orang

tua yang mendidik anak dengan keras maka anak akan menjadi pribadi yang

keras dan berjiwa pemberontak

Menurut Stewart dan Koch (1983: 203}, Karakteristik dari pola asuh otoriter itu

sendiri bersifat kaku, suka menghukum, Orang tua memaksa anak-anak

untuk patuh pada nilai-nilai mereka, serta mencoba membentuk Jingkah Jaku

sesuai dengan tingkah lakunya serta cenderung mengekang keinginan anak

dan hak anak dibatasi, apabila kondisi seperti ini diterapkan orang tua dalam
66

mengasuh anak -anaknya, maka kecenderungan yang terjadi adaiah anak

rnenjadi rnudah frustrasi Karena tertekannya keinglnan yang tidak dapat

diperoleh dengan maksirnal sedangkan saiah saiu penyebab timbulnya

tindakan agresif itu sendiri adaiah kondisi emosi anak yang sedang frustrasi

Hai ini sesuai dengan Pendapat Doiiard dkk (i939) yang menyatakan bahwa

penyebab iindakan agresif iirnbui akibai dari ie1jadinya frusiasi pada diri anak

yang tidak memperoieh apa yang diharapkan, anak akan berekasi agresif jika

mendapatkan hambatan daiam memuaskan keinginannya,

Sedangkan skor hasii uniuk poia asuh demokraiis yang menjelaskan tidak

ada hubungan antara poia asuh demokratis dengan periiaku agresif anak,

hasil yang negatif tersebut terjadi karena dalam poia asuh demokratis

hampir segaia kebutuhan pokok anak dapat terpenuhi dengan wajar.

Kebutuhan pokok manusia yang terpenuhi akan menimbulkan suasana

pslkologls maupun soslal yang menggembirakan.

Daiam Poia asuh demokratls komunikasi dapat berjaian wajar dan iancar

s.ehin·.g· g"'
"' setiap· . .. _ yarivo o·1·aia-m··1
_ _ perso·aian·· "'' aro·
.. an a11.• ciaiam- k"'u ~a o·a·p···
a1

disalurkan daiam suasana dialogis, yakni clengan berusaha memcahkannya

secara bersama-sama antara orang tua dan anak, dengan demikian, stres
67

dan frustrasi yang merupakan salah satu penyebab perilaku agresif tidak

muncul.

Hal ini dikuatkan oleh Barnadib (1986: 31-40), bahwa keluarga yang diasuh

dengan Pola asuh demokratis hubungan anak dengan orang tuanya

harmonis, mempunyai sifat terbukA dan bersedia mendengarkan pendapat

orang lain, sehingga mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya

secara baik dan emosinya stabil artinya anak tidak mudah marah, bisa peka

dengan kondisi sekitarnya dapat mengetahui apa yang boleh dan tidak boleh

dilakukan_ Kesetabilan ini penting peranannya agar anak selalu sadar akan

tindakan yang akan dilakukannya_

Da!am keluarga demokratis anak selalu merasakan hangatnya suasana

harmonis dan tidak melihat kekerasan-kekerasan baik secara verbal maupun

secara fisik yang ada di rumah_ Padahal, diketahui bahwa anak dalam

keluarga selalu melihat interaksi dan perlakuan orang tuanya, yang dapat

mempengaruhi perilakunya. Pengaruh-pengaruh yang diterima oleh anak

dalam suasana keluarga yang harmonis tentu akan berpengaruh bail<. Hal

ini didukung oleh pendapat Stewart dan Koch (1983: 218-.223} bahwa

suasana yang berpola asuh demokratis ini paling baik memberikan pengaruh

positif terhadap perkembangan anak.


68

Dan skor hasil terakhir ditunjukkan pada pola asuh permissive yang

mendapatkan kesimpulan akhir tidak ada hubungan antara pola asuh

pemisive dengan perilaku agresif anak pra sekolah, hasil negatif rendah ini

berlawanan dengan hasil penelitian Diana Baumrand yang dilakukan pada

tahun 1994 dimana hasil penelitian Baumrand menunjukkan bahwa pola asuh

permissive ada hubungan positif yang signifikan dengan perilaku agresif,

namun tidak menutup kemungkinan bahwa ada hal lain yang bisa

membuktikan bahwa mernang pola asuh permissive tidak rnerniliki hubungan

dengan perilaku agresif anak pra sekolah seperti teori yang mengemukakan

karakteristik dari pola asuh permissive itu sendiri sebagaimana yang

diungkapkan oleh Hurlock (1976: 107) yang mengatakan bahwa pola asuhan

perrnisive mernilki ciri orang tua bersikap bebas dan longgar , dimana anak di

berikan kebebasan untuk melakukan apapun yang diinginkan, kondisi seperti

ini menjadikan anak dapat bermain dan berekspresi tanpa tekanan, sehingga

anak dapat tumbuh dan berkembang dengan melalui rnasa kanak-kanak

yang memuaskan, diiringi pribadi yang riang penuh jiwa petualang.

Dalam pola asuh permissive menutup kemungkinan adanya tekanan yang

dialami anak dari orang tuanya sehingga dunia anak yang memasuki usia pra

sekolah yang identik dengan bermain tidak terhambat dengan peraturan-

peraturan dari orang tua.


69

Orang tua yang memberikan tekanan terhadap aspek psikologis anak,

kemungkinan anak akan mudah mengalami frustrasi, karena apabila anak

yang memasuki usia pra sekolah mengalami tekanan atas pemenuhan

keinginannya maka anak akan berkecenderungan berperilaku agresif hal ini

dikuatkan oleh Reni Akbar-Hawadi (2002) bahwa perilaku agresif pada anak-

anak akan terjadi apabila si anak akan mendapatkan hambatan dalam

memuaskan keinginannya.

5.3. Saran

Berkenaan dengan penelitian yang sudah dilaksanakan peneliti memberikan

beberapa saran:

Saran pertama untuk penelitian

1. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya ada penambahan variable sepeti

perbedaan jenis kelamin anak, latar belakang keluarga, dan latar

belakang pendidikan orang tua, ekonomi, atau yang biasa di sebut

dengan pengambilan sample secara strata sehingga bisa dilaksanakan

penyebaran skor pada masing-masing skala sehingga instrumen memifiki

homogenitas yang bisa digunakan pada sample yang memiliki syarat-

syarat yang sama yang sesuai dengan variable yang akan diteliti dan

populasi pun dapat terwakili dalam sampel .


70

2 Oalam mengumpulkan data .selain rnenggunakan angket (kuantitatif)

sebaiknya ditambahkan metode. wawanC',ara untuk rnenambah informasi

yang lebih banyak

Saran kedua untuk orang tua, para guru dan sekolah

1 untuk para orang tua sekiranya dapat rnenerapkan pola asuh yang sesuai

dengan pertumbuhan dan perkembangan anak, ada baiknya anak

diterapkan dengan ketiga pola asuh tersebut akan tetapi dengan

mengambil sebagian penting yang ada pada masing-masing metode

didalamnya, seperti pola asuh demokratis, anak di berikan pendidikan

untuk belajar mandiri dengan kondisi yang tidak menuntut anak,

sedangkan untuk pola asuh otoriter bisa diambil unsur disiplin yang

diterapkan orang tua yang senantiasa memiliki po!a peraturan-peraturan

tertentu yang ditunjukkan pada anak, dan untuk pola asuh permissive

orang tua dapat memberikan kebebasan pada anak untuk berekspresi

sehingga anak rnendapatkan kepuasaan atas pemenuhan setiap

keinginannya hal ini akan menjadikan anak jauh dari kondisi emosi yang

merugikan seperti stress dan frustrasi

Pola pengasuhan seperti ini bisa disebut dengan pola asuh gabungan

yang insya Allah bisa menghantarkan anak dalam menyelesaikan tugas-

tugas perkembangan dan pertumbuhan dengan sernestinya


71

2. Untuk para guru atau para pendidik

Untuk para guru sebaiknya mampu mengetahui setiap tugas

perkembangan dan pertumbuhan muridnya, sehingga perlakuan yang

diberikan lebih bisa menghantarkan sang anak pada setiap fase ,

perkembangan dan pertumbuhan sang anak sesuai yang diharapakan

tanamkan pola interaksi dengan perilaku yang berakhlakul karimah

3. Untuk sekolah sekiranya dapat menyediakan sarana atau pra sarana

yang sekiranya dapat menunjang fase perkembangan serta pertumbuhan

anak yang memasuki usia pra sekolah seperti sarana bermain, mampu

menyiapkan tenaga professional untuk mengajar, kurikulum yang di

ditawarkan lebih diberatkan pada ajaran Islam yang sesuai dengan al-

qur'an dan hadist


DAFTAR PUSTAKA

Akbar Reni ( 2001) psiko!ogi perkembangan anak Mengena! sifat, Bakat, dan

Kemampuan Anak .Jakarta: PT Grasindo

Y11s11f 8;::ims1J (?OO?) psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung:

PT Remaja Rosda Karya.

Choli!ah (2002} perbadaan motif Afiliasi Remaja di Tinjau dari Pola Asuh

Orang Tua. Jakarta : Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Mujib Abdul, Yusuf Mudzakir, (2002) Nuansa-Nuansa Psikologi Islam Jakarta

: PT Raja Grafindo Persada

Stewart & Koch. 1983. Chidren Development Throught Adolescence.


Canada: John V\/iley and Sons, Inc.

Alisuf Sabri M, (1993) Pengantar Psiko/ogi Umum dan Perkembangan

Jakarta : Pedoman llmu Jaya

K'artono. Kartini (1995) Psikologi Anak, Psikologiperkembangan Bandung

:Mandar Maju

Atkinson, L Rita dan Kawan-Kawan (1999) pengantar psikologi Jakarta :

Erlangga

Abubakar Baradja (2005) Psikologi perkembangan Tahapan-Tahapan dan

Aspek-Aspeknya ,Jakarta ·Studia Press

Abu Ahmadi (1991) psikologi Perkembangan Jakarta :PT Rineka Cipta


Santrock W, Jhon (1995) Span development, perkembangan kehidupan

)akarta :Erlangga

Soemaiarti Patmonodewo (2000) Pendidikan Anak Pra sekolah,Jakarta :PT

Rineka Cipta

Rahayu Siti dan kawan kawan (2000) Psikologi perkembangan pengantar

dalam berbagai bagiannya ,Yogyakartii: G;:idjah Mada University Press

Hawari Dadang (1997) Al-qur'an ilmu kedokteranjiwa dan kesehatanjiwa,

Yogyakarta : PT Dana Bhakti Prima Jasa

Herbert. M. 1978. Conduct Disorder of Chilhood and Adolescence.


Chichester: John Wiley And Sons. Ltd.

Haya binti Munarok Al-Barik (2004),Enkslopedia wanita mus/imah, Jakarta:

Darul Falah

Bonner, H. 1953. Social Psychology. New York: American Book Company

Mahdi Mahmud Al-lstanbuli (2005) Kado perkawinan, Jakarta: Pustaka Azam

N;:ijati Usman ( 2001) ,Jiwa manusia de/am sorotan al-qur'an, Jakarta

:Cendekia Sentra Muslim

U!wan Nasih Abdullah (1994) Pendidikan anak da!am Islam Jilid 1&11,

Jakarta: Pustaka Amani

Sevilla, Consuelo G (et. all). (1993). PengantarMetodePenelitian. Jakarta:

LJl-Press

Saifuddin A (2001). Reliabillitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar


Manhaj (2004) Pendidikan anak muslim, Jakarta: Mustaqim

Sutrisno Hadi (2001) Statistik, cetakan kedelapan belas, Yogyakarta: Andi

Office

Rujukan Skrlpsi

Choli!ah (2002) perbadaan motif Afiliasi Remaja di Tinjau dari Pola Asuh
Orang Tua. Jakarta : Skripsi UIN Syarif Hidayatullah

Ta!y Krisnawaty. 1986_ Skripsi Studi tentang Pengaruh Pola Asuhan Orang
Tua terhadap Perkembangan Penalaran Moral Remaja Awai
S/-s"'~ SMP'"'
-JV
l'»'Q
IKIP Vng·u~k·~rl~
f-V JU Ui &0. v:,,,.,,,~i,.,..,;_,,.
:; .._.:::tJOf'•U•
,:.,,i,
& .....
p.,;i,,..1,-,,,1·
n. • .._.,."....,''""~
• .....

UGM.

Sutari I. Barnactib. 1988. Pengantar Pendidikan Sistimatis Yogyakarta· FIP

IKIP Yogyakarta

Internet

WWW 11epclikn35 m. i

www.pdpersi.eo.id/ artikel - 76k


DEPARTI~MEN
AGAMA
UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI (UIN)
SY ARIF HIDA YATULLAH .JAKARTA
FAKULTAS PSIKOLOGI
Kcrta Mukti No.5 Circndcu Ciputat .Jakarta Sclatan 15419 Tclp. (021) 7433069 Fax. 74714714

r : Ft. 71/0T.OJ.7//bl/'/ /VIIl/2006 Jakarta, 31 Agustus 2006

: lzin Penelitian

Kepada Yth.
Kepala Sekolah TK .................... .
di
Ciputat

Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, kami sampaikan bahwa :

Nam a Roudhotul Jannah


Tempat/Tgl Lahir Jakarta, 16 April 1984
Alamat JI. Raya Jatiwaringin Pondok Gede Jakarta Timur

adalah bcnm rnahasiswa Fakultas Psikologi UIN SymifHidayatullan Jakarta

Semester JX (scmbilan)
Nomor Pokok l 02070025977
Tahun /\kadcmik 2006/2007
Program Strata l (S- J)

Sehubungan dcngan tugas penyclcsaian skripsi yang be1judul : 'llubungan Pola asuh
Orang Tua Dcngan Perilaku Agrcsif Anak Pra-Sckolah" mahasiswa tersebut
memerlukan izin penelitian lembaga yang Bapak/Jbu/Saudara Pin»pin. Oleh karena itu
kami mohon kesediaan Bapak/lbu/Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan
memberilrnn bantuannya.

Demikian atas perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu'alaikum Wr. Wb.


4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 1 3- --3- 3 3 3 2 2 2 86
5 2 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 4 2 4 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 3 3 1 3 3 89
6 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 80
7 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 2 84
8 3 3 4 3 4 4 3 2 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 2 2 4 1 1 2 3 2 3 3 4 2 4 3 95
9 3 4 2 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 1 1 3 2 1 2 3 2 2 4 4 2 3 4 90
10 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 2 1 3 2 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 87
11 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 73
12 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 77
13 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3, 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 85
14 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3, 3 3 3 1 2 3 2 2 4 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 81
15 4 4 4 3 4 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 2 2 3 1 1 1 4 2 2 3 2 3 4 1 89
16 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 86
17 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 2 3 2 1 2 3 2 3 3 3 1 3 2 84
18 2 3 3 2 4 3 3 1 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 3 4 3 3 3 2 4 1 82
19 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 85
20 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 82
21 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 85
22 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 84
23 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 2 84
24 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 88
25 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 1 3 2 87
26 4 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4 1 1 4 3 1 1 4 2 4 2 2 1 4 2 87
27 3 3 3 1 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 2 89
28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 92
29 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 88
30 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 101
31 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 99
32 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 90
33 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 4 2 93
34 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 100
35 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 91
36 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 91
37 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 1 96
38 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 93
39 2 2 3 2 4 3 4 2 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 2 4 2 2 2 4 3 90
40 4 4 4 4 1 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 1 4 3 3 4 3 4 3 3 2 2 4 4 4 4 3 106
-
41 3 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 1 97
42 2 2 3 3 4 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 86
43 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 91
44 2 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 3 4 2 4 2 4 2 2 3 4 2 103
45 3 2 2 3 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4 2 101
46 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 88
47 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 89
48 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 98
49 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 91
50
51
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
2
2
3
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
4
3
4
4
3
2
2 ,,
3 3
3
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
3
94
114
52 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 4 3 1 4 3 4 4 4 2 3 4 4 2 98
53 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 98
54 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 92
-
2 2 2 2 1 - 3 2 2 3 4 3 2 4 4 3 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 151
1 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 2 1 3 3 4 3 3 2 3 2 3 148
1 1 2 1 1 2 2 2 4 3 2 1 4 4 1 1 3 2 4 3 3 1 4 1 4 137
2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 1 1 4 4 3 1 3 2 3 3 3 2 3 2 3 136
2 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 141
2 1 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 4 2 3 4 3 3 3 142
2 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 139
2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 134
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 4 3 2 2 3 2 4 3 4 2 4 2 3 137
1 1 3 3 1 2 3 1 3 2 3 2 2 3 4 2 2 2 4 2 2 1 3 1 4 132
2 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 138
2 1 3 2 1 2 3 2 3 4 4 1 2 3 2 1 4 2 4 4 3 3 4 2 4 137
2 1 1 2 2 2 2 3 4 3 3 1 3 4 3 2 4 4 4 3 4 4 3 3 3 148
1 2 2 2 1 2 2 1 3 4 3 1 1 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 135
2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 4 1 2 3 3 2 3 2 3 3 4 1 4 3 4 141
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 132
2 2 2 2 2 3 2 3 4 4 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 143
1 4 1 2 2 3 2 2 4 4 4 1 4 3 3 2 3 2 4 3 3 2 3 2 3 147
2 2 2 2 2 4 2 2 3 3 4 1 2 3 3 2 3 2 3 3 4 1 4 3 4 137
1 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 3 130
3 3 3 2 2 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 2 1 3 3 1 4 2 3 3 3 139
2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 3 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 146
2 3 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 139
2 2 3 2 2 3 2 2 4 3 4 2 3 4 3 2 2 2 4 3 3 2 4 3 3 143
2 1 3 2 1 3 1 2 4 4 3 1 2 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 143
2 1 4 2 1 4 1 2 1 1 4 1 2 3 3 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 142
2 3 1 2 4 2 4 2 4 3 3 1 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 2 4 149
2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140
3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 135
4 1 3 2 2 3 1 3 4 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 1 4 1 4 149
2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 135
2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 140
4 1 2 1 4 3 2 3 4 4 4 1 3 4 2 2 3 3 4 3 4 2 3 2 4 147
2 2 2 2 2 2 1 2 4 4 4 1 2 3 2 2 2 2 3 4 4 2 3 2 3 144
2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 137
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 139
2 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 3 4 2 1 3 4 4 4 4 2 3 2 3 140
1 3 2 1 1 3 2 2 4 4 4 2 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 4 3 4 142
2 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 2 3 131
2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 129
2 3 2 3 2 3 2 1 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 2 3 132
2 3 3 2 1 3 2 2 4 3 4 2 1 3 2 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 141
3 4 4 2 2 1 2 1 3 4 4 2 2 4 2 2 4 2 3 3 3 3 3 3 4 147
2 4 3 2 1 4 2 3 4 3 4 1 2 4 3 3 4 2 4 3 4 2 3 1 3 137
2 2 2 2 1 2 3 1 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 132
2 2 2 2 3 2 3 1 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 126
2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 2 4 136
2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 134
1 2 3 2 1 2 2 2 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 4 145
1 2 2 1 2 4 2 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 144
2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 1 4 4 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 4 144
Validitas Item Perilaku Agresif

~lations Correlations
Correlations correlations

VAR00001 total total VAR00002


)0001 Pearson Correlation 1 .501*'" total Pearson Correlation 1 .515*
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
Pearson Correlation .501* 1 VAR00002 Pear$on Correlation .515* 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the O.D1 level (2-tailed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00003 total VAR00004


Pearson Correlation 1 .445*' total Pearson Correlation 1 .483~

Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .000


N 54 54 N 54 54
10003 Pearson Correlation .445~ 1 VAR00004 Pearson Correlation .483* 1
Sig. (2-tailed) .001 Sig. (2-tailed) .ODD
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00005 total VAR00006


Pearscn Correlation 1 .203 total Pearson correlation 1 .140
Sig. (2-tailed) .141 Sig. (2-tailed) .313
N 54 54 N 54 54
0005 Pearson Correlation .203 1 VAROOOOS Pearson Correlation .140 1
Sig. (2-tailed) .141 Sig. (2-tailed) .313
N 54 54 N 54 54

ilations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00007 total VAR00008


Pearson Correlation 1 .371*~ total Pearson correlation 1 .329*
Sig. (2-tailed) .006 Sig. (2-tailed) .015
N 54 54 N 54 54
)007 Pearson Correlation .371* 1 VAR00008 Pearson Correlation .329* 1

.
Sig. (2-tailed) .006
-. - .
Sig. (2-tailed) .015
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00009 total VAR00010


Pearson Correlation 1 ,480"'" total Pearson Correlation 1 .329*
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .015
N 54 54 N 54 54
)0009 Pearson correlation .480'" 1 VAR00010 Pearson Correlation .329. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .015
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). •. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Correlations
Correlations Correlations

total VAR00011 total VAR00012


Pearson Correlation 1 .674• total Pearson Correlation 1 .574•
Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .ODO
N 54 54 N 54 54
10011 Pearson Correlation .674.. 1 VAR00012 Pearson Correlation .574• 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ... Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00013 total VAR00014


Pearson Correlation 1 .344. total Pearson Correlation 1 .533·'
Sig. (2-tailed) .011 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
0013 Pearson Correlation .344• 1 VAR00014 Pearson Correlation .533.. 1
Sig. (2-tailed) .011 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
:orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

,lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00015 total VAR00016


Pearson Correlation 1 .462· total Pearson Correlation 1 .42s··
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
l015 Pearson Correlation .462~ 1 VAR00016 Pearson Correlation .426.. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
.. _.,,._,_~:-- :- -·--=~=---~ -> H- - ft ft"' , _ _ • '"" , •• "
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00017 total VAR00018


Pearson Correlation 1 -.357• total Pearson Correlation 1 .428'"'
Sig. (2-tailed) .008 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
10017 Pearson Correlation -.357" 1 VAR00018 Pearson Correlation .428· 1
Sig. (2-tailed) .008 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00019 total VAR00020


Pearson correlation 1 .322· total Pearson Correlation 1 .557•
Sig. (2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
0019 Pearson Correlation .322· 1 VAR00020 Pearson Correlation .557.. 1
Sig. (2-tailed) .018 Sig. (2-tailed) .ODO
N 54 54 N 54 54
:orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed). ••. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1lations Correlations
Correlations correlations

total VAR00021 total VAR00022


Pearson Correlation 1 .467"' total Pearson correlation 1 .294•
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .031
N 54 54 N 54 54
0021 Pearson Correlation .467*; 1 VAR00022 Pearson Correlation .294' 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .031
N 54 54 N 54 54
~orrelatlon is significant at the 0.01 level (2-talled). '. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00023 total VAR00024


Pearson Correlation 1 .519.. total Pearson Correlation 1 .542'
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
)023 Pearson Correlation .519.. 1 VAR00024 Pearson Correlation .542. 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .ODO
N 54 54 N 54 54
--
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00026 total VAR00025


Pearson Correlatio 1 .157 total Pearson Correlation 1 .5aou
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .257
N 54 54
N 54 54
VAR00025 Pearson Correlation .580.. 1
)0026 Pearson Correlatio1 .157 1 Sig. (2-tailed) .ODO
Sig. (2-tailed) .257 N 54 54
N 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations
total VAR00027
total VAR00028
Pearson Correlation 1 .320'
total Pearson Correlation 1 .176
Sig. (2-tailed) .018
Sig. (2-tailed) .202
N 54 54
)027 Pearson Correlation .320' 1
N 54 54
Sig. (2-tailed) .Q18 VAR00028 Pearson Correlation .176 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .202
·orrelation 1s significant at the 0.05 level (2-tailed). N 54 54

1lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00029 total VAR00030


Pearson Correlatio1 total Pearson Correlation 1 .496**
1 .211
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .125
N 54 54
N 54 54 VAR00030 Pearson Correlation .496*'" 1
0029 Pearson Correlatio1 .211 1 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .125 N 54 54
N 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00031 total VAR00032


Pearson Correlation 1 .650" total Pearson Correlatio 1 .037
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .788
N 54 54
)031 Pearson Correlation N 54 54
.650* 1
Sig. (2-tailed) .000 VAR00032 Pearson Correlatio .037 1
.. .. Ci,.. /"l +...,,;1 .... ...1\ ~nn
Validitas Item Skala Pola Asuh

~lations Correlations
Correlations Correlations
VAR00001 total total VAR00002
0001 Pearson Correlation 1 .361 ..
total Pearson Correlation 1 .108
Sig. (2-tailed) .007
Sig. (2-tailed) .438
N 54 54
Pearson Correlation .361• 1 N 54 54
Sig. (2-tailed) .007 VAR00002 Pearson Correlatior .108 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .438
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 54 54

~lations Correlations
Correlations
Correlations
total VAR00003
Pearson Correlation 1 .469* total VAR00004
total Pearson Correlatio 1 .180
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .193
N 54 54
0003 Pearson Correlation .469* 1 N 54 54
Sig. (2-tailed) .000 VAR00004 Pearson Correlatio .180 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .193
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed). N 54 54

1lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00005 total VAR00006


Pearson Correlalio 1 .114 total 1-"earson Correlation 1 .311·
Sig. (2-tailed) .022
Sig. (2-tailed) .411
N 54 54
N 54 54 VAR00006 Pearson Correlation .311· 1
0005 Pearson Correlatio .114 1 Sig. (2-tailed) .022
Sig. (2-tailed) .411 N 54 54
N 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level {2-tai!ed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00007 total 'AROOOOB


Pearson Correlatio; 1 .503* total Pearson Correla! 1 .042
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .763
N 54 54
N 54 54
0007 Pearson Correlatio1 .503* 1
Sig. (2-tailed) .000 VAROOOO. Pearson Correla! .042 1
. ' -. t">!- ,,,., L-"- _O\ ---
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00009 total VAR00010


Pearson Correlatior 1 .244 total Pearson Correlatior 1 .123
Sig. (2-tailed) .076 Sig. (2-tailed) .377
N 54 54 N 54 54
l0009 Pearson Correlatior .244 1 VAR00010 Pearson Correlatior .123 1
Sig. (2-tailed) .076 Sig. (2-tailed) .377
N 54 54 N 54 54

!lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00011 total VAR00012


Pearson Correlatior 1 .542*' total Pearson Correlalior 1 .365*
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .007
N 54 54 N 54 54
10011 Pearson Correlatior .542' 1 VAR00012 Pearson Correlatior .365* 1
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .007
N 54 54 N 54 54
8orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed) *". Correlation is significant at the 0 .01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations
total VAR00013 total I VAR00014
Pearson Correlatior 1 .241 total t-'earson Correlation .323'
Sig. (2-tailed) .017
Sig. (2-tailed)
N 54 .
.079
54
N 5: I 54
VAR00014 Pearson Correlation .323' 1
10013 Pearson Correlatirn .241 1 Sig. (2-tailed) 017
Sig. (2-tailed) .079 N 54 54
N 54 54 '*. Correlation is significant at the 0.05 level (2~tai!ed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00015 total VAR00016


Pearson Correlatio 1 .539' total Pearson Correlatior 1 .524*'
Sig. (2-tailed) .000 Sig. (2-tailed) .000
N 54 54 N 54 54
0015 Pearson Correlatio1 .539* 1 VAR00016 Pearson Correlatior .524' 1
Sig. (2-tailed) .ODO Sig. (2-tailed) .000
N I 54 54 N 54 54
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed) **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00017 total VAR00018


Pearson Correlatior 1 .383*' total Pearson Correlatior 1 .429*
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
)0017 Pearson Correlatio1 .383* 1 VAR00018 Pearson Correlatior .429' 1
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .001
N 54 54 N 54 54
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed} ••.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

~lations Correlations
Correlations Correlations
total VAR00019 total /AR00020
Pearson Correlatio1 1 .396*'
total Pearson Correlati 1 .182
Sig. (2-tailed) .003
Sig. (2-tailed) .188
N 54 54
10019 Pearson Correlatio1 .396* 1
N 54 54
Sig. (2-tailed) .003 VAR00021 Pearson Correlati .182 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .188
~orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed) N 54 54

1iations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00021 total VAR00022


Pearson Correlatio1 1 .168 total Pearson Correlation 1 .313'"
Sig. (2-tailed) .021
Sig. (2-tailed) .225
N 54 54
N 54 54 VAR00022 Pearson Correlation .313" 1
0021 Pearson Correlatio .168 1 Sig. (2-tailed) .021
Sig. (2-tailed) .225 N 54 54
N 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00023 total VAR00024


Pearson Correlatio 1 -.131 total Pearson Correlation 1 .026
Sig. (2-tailed) .344 Sig. (2-tailed) .851
N 54 54 N 54 54
0023 Pearson Correlatio• -.131 1 VAR00024 Pearson Correlation .026 1
Sig. (2-tailed) .344 Sig. (2-tailed) .851
N 54 54 N 54 54
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00025 total VAR00026


Pearson Correlatio 1 -.103 total Pearson Correlatior 1 -.019
Sig. (2-tailed) .459 Sig. (2-tailed) .892
N 54 54 N 54 54
10025 Pearson Correlatior -.103 1 VAR00026 Pearson Correlatior -.019 1
Sig. (2-tailed) .459 Sig. (2-tailed) .892
N 54 54 N 54 54

flations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00027 total VAR00028


Pearson Correlatior 1 -.065 total Pearson Correlation 1 .182
Sig. (2-tailed) .641 Sig. (2-tailed) .189
N 54 54 N 54 54
0027 Pearson Corretatior -.065 1 VAR00028 Pearson Correlation .182 1
Sig. (2-tailed) .641 Sig. (2-tailed) .189
N 54 54 N 54 54

'lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00029 total VAR00030


Pearson Correlation 1 .104 total Pearson Correlatior 1 -.230
Sig. (2-tailed) .453 Sig. (2-tailed) .095
N 54 54 N 54 54
0029 Pearson Correlation .104 1 VAR00030 Pearson Correlatior -.230 1
Sig. (2-tailed) .453 Sig. (2-tailed) .095
N 54 54 N 54 54

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00031 total /AR00032


Pearson Correlatior 1 -.363 .. total Pearson Correlati 1 .021
Sig. (2-tailed) .007 Sig. (2-tailed) .883
N 54 54
N 54 54
)031 Pearson Correlatior -.363~ 1
Sig. (2-tailed) .007
VAR0003: Pearson Correlati .021 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .883
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed) N 54 54
Correlations
Correlations Correlations

total VAR00033 total VAR00034


total Pearson Correlation 1 ·.271•
Pearson Correlation 1 .258
Sig. (2-tailed) .048
Sig. (2-tailed) .060
N 54 54
N 54 54 VAR00034 Pearson Correlation -.271. 1
10033 Pearson Correlation .258 1 Sig. (2-tailed) .048
Sig. (2-tailed) .060 N 54 54
N 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level {24ai!ed).

1lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00035 total VAR00036


total Pearson Correlation 1 .525*"*
Pearson Correlatio1 1 .264
Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .054
N 54 54
N 54 54 VAR00036 Pearson Correlation .525.. 1
10035 Pearson Correlatio1 .264 1 Sig. (2-tailed) .000
Sig. (2-tailed) .054 N 54 54
N 54 54 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

1lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00037 total VAR00038


Pearson Correlatior 1 .383* total Pearson c;orrelatior 1 .301·
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .027
N 54 54 N 54 54
0037 Pearson Correlatior .383.. 1 VAR00038 Pearson Correlatior .301* 1
Sig. (2-tailed) .004 Sig. (2-tailed) .027
N 54 54 N 54 54
:orrelation is significant at the 0.01 level (2-tailed) •.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00039 total VAR00040


Pearson Correlatio1 1 ·.200 total Pearson Correlation 1 .160
Sig. (2-tailed) .147 Sig. (2-tailed) .248
N 54 54 N 54 54
)039 Pearson Correlatio1 ·.200 1 VAR00040 Pearson Correlation .160 1
Sig. (2-tailed) .147 Sig. (2-tailed) .248
N 54 54 N 54 54
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00041 total 1AR00042


Pearson Correlatior 1 .410*
total Pearson Correlati 1 .019
Sig. (2-tailed) .002
N 5~ I 54
Sig. (2-tailed) .892
10041 Pearson Correlatior .410*' 1
N 54 54
Sig. (2-tailed) .002 VAR0004: Pearson Correlati .019 1
N 54 54 Sig. (2-tailed) .892
C:orrelation is significant at the O.D1 level (2-tailed) N 54 54

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00043 total VAR00044


tot.al

N
Pearson Correlatior
Sig. (2-tai!ed)
54
1· I -.261
.056
54
Pearson Correlatior
Sig. (2-tailed)
N 54
1 .132
.342
54
0043 Pearson Correlatio -.261 1 VAR00044 Pearson Correlatior .132 1
Sig. (2-tailed) .056 Sig. (2-tailed) .342
N 54 54 N 54 54

1lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00045 total VAR00046


Pearson Correlatim 1 .333* total Pearson Correlation 1 .349*
Sig. (2-tailed) .014 Sig. (2-tailed) .010
N 54 54 N 54 54
0045 Pearson Correlatior .333* 1 VAR00046 Pearson Correlation .349* 1
Sig. (2-tailed) .014 Sig. (2-tailed) .010
N 54 54 N 54 54
orrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **.Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00047 total VAR00048


Pearson Correlatior 1 .293* total Pearson Correlatior 1 .293*
Sig. (2-tailed) .032 Sig. (2-tailed) .031
N 54 54 N 54 54
J047 Pearson Correlatior .293* 1 VAR00048 Pearson Correlation .293* 1
Sig. (2-tailed) .032 Sig. (2-tailed) .031
N 54 54 N 54 54
~rrelation is significant at the 0.05 level (2-tailed). •.Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00049 total VAR00050


Pearson Correlatior 1 .014 total Pearson Correlation 1 .321 ..
Sig. (2-tailed) .018
Sig. (2-tailed) .919
N 54 54
N 54 54 VAR00050 Pearson Correlation .321" 1
)0049 Pearson Correlatior .014 1 Sig. (2-tailed) .018
Sig. (2-tailed) .919 N 54 54
N 54 54 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-ta1Jed).

~lations Correlations
Correlations Correlations

total VAR00051 total VAR00052


Pearson Correlatior total Pearson Correlation 1 .404..
1 .122
Sig. (2-tailed) .002
Sig. (2-tailed) .379
N 54 54
N 54 54 VAR00052 Pearson Correlation .404*" 1
10051 Pearson Correlatior .122 1 Sig. (2-tailed) .002
Sig. (2-tailed) .379 N 54 54
N 54 54 '"'. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
HASIL PENELITIAN PERILAKU AGRESIF

no ! I I.
resc 1 2 3 4 5 6 7!' 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 16 19 20 211 22 'uml.ah
1 3 3 3 3 2 3 41 3 3 4 4 3 2 4 3 2 4 1 1 2 2 2 61
2 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 3 2 1 2 3 2 58
3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 2 2 60
4 4 4 2 4 2 1 3 4 4 2 4 4 2 1 4 1 3 1 2 2 3 4 61
5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 1 3 4 1 3 1 1 1 3 1 65
6 3 3 3 3 2 3 31 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 3 3 59
7 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 3 3 59
8 3 3 1 4 2 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 2 2 3 2 60
9 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 4 1 3 4 1 4 3 1 1 2 1 59
. 10 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3-
~
3 - 3,_
2--3·3 2 3 2 2 2 3 1 59· -
11 3 3 2 3 3 3 31 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2
2 2 58
12 2 3 3 2 2 3 31 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2
2 56
13 3 2 2 3 2 3 3i 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2
3 2 57
14 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 57
15 2 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 2 55
16 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 57
17 2 3 2 3 1 2 3· 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 1 4 2 53
18 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 1 3 2 1 2 2 1 55
19 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 57
20 4 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 1 3 3 2 3 1 1 1 2 3 59
21 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 3 2 4 3 2 2 2 2 56
22 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 57
23 2 2 2 2 2 2 i 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 51
24 2 2 2 2 2 2 2' 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 2 3 2 50
25 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 4 4 1 3 2 2 2 3 2 57
26 3 3 3 4 2 4 2 2 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 65
27 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 66
28 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 61
29 3 2 3 3 2 3 3, 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 61
30 3 2 3 4 3 3 2 4 4 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 68
31 2 4 2 2
3 4 3 4 4 4 3 4 4 2 4 4 4 3 4 . 2 3 71
32 3 3 3 3 2 2 21 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 64
33 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 57
34 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 4 4 3 69
3i 4 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4 3 , 4 75
36 2
2 2 4 2 3 2 4 4 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 2 60
37 3 3 3 3 2 3 3, 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 63
38 3 3 3 2 3 3 31 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 65
39 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 , 3 63
40 3 3 3 3 2 3 2, 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 62
41 3 3 2 3 2 3 ····-3
~
4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 69
42 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 64
43 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 64
44 3 4 3 2 2 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 3 70
45 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 71
46 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 59
47 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 65
48 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 65
49 4 4 4 4 2 4
0 0 0 0 0
4 3,
0
4
0 0
3
0
4 4 3 2 4
0 0 0
4
'
4
0 . .
4 4 4 3
. .
3 79
--
Hasil penelitian skala pola asuh
i
no ' no no I
resp 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12,jmlh resp 1 2 3 ' 5 6 7 8 9 10 jmlh resp 1 2 3 4 51 6 7 8 9 10 imlh
1 4 4 1 2 3 1 3 4 4 2 3 3 34 1 2 1 2 3 3 1 1 1 4 3 21 1 3 2 4 4 2 4 3 4 3 3 32
2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 4 3 I 31 2 3 2 3 3 2 2 2 1 2 3 23 2 2 2 2 3 2 4 3 3 3 3 27
3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 2 3 37 3 3 2 4 4 2 4 4 3 4 4 34 3 2 2 4 2 3! 3 3 3 3 4 29
4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 2 35 4 1 3 2 4 2 1 2 2 4 4 25 4 2 1 4 3 21 4 3 4 3 3 29
5 3 4 4 3 4 1 3 4 4 4 3 3 40 5 3 2 2 3 4 1 1 2 4 4 26 5 2 2 4 4 2 4 3 3 3 4 31
6 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 30 6 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 26 6 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 27
7 3 3 3 3 32
8
'
3
2
2
4
3 3
3
3
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
2
3
3
3
38
34
7
8
4
3
2
2
3
3
3
2 3
1
2
1
2
1
1
4 3 25
4 4 26
7
8 3
2
2
3
3
3 3
4 3
4
4 4
3
3
4
3
4
4 33
9 3 1 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 j 39 9 4 3 4 4 3 1 2 1 1 1 24 9 4 2 4 3 3\ 4 4 3 4 3 34
10 4 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 34 10 4 2 32 3 1 2 4 4 3 28 10 1 2 3 4 3 4 3 3 3 4 30
11 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 33 11 3 2 33 3 2 2 2 3 3 26 11 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
12 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 3' 29 12 3 2 32 2 2 2 2 3 3 24 12 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 29
13 3 2 3 4 2 4 3 4 4 4 3 2 38 13 4 2 43 2 2 1 2 4 4 28 13 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 32
14 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 31 14 3 22 ' 2 2 3 2 3 3 25 14 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 27
15 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 15 3 33 3 2 2 3 2 3 3 27 15 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 28
16 3 2 4 4 3 3 3 2 4 4 2 3 34 16 4 22 3 3 1 2 4 4 4 29 16 2 1 4 4 3 4 3 4 3 4 32
17 3 2 4 4 4 4 3 4 4 3 2 3 40 17 4 3i 3 3 2 2 3 2 4 4 30 17 2 2 4 3 2 3 4 4 3 3 30
18 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 31 18 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 26 18 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28
19 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 37 19 4 3] 2 3 2 2 3 2 3 3 27 19 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27
20 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 32 20 3 2, 3 3 3 2 2 2 3 3 26 20 2 2 3 4 4i 4 4 4 3 3 33
21 3 3 4 3 3 3 3 4 4 2 3 2 37 21 2 2 2 3 4 1 3 1 4 4 26 21 2 1 4 4 3 4 2 3 4 4 31
22 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 1 3 28 22 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 24 22 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 28
23 2 2 2 1 3 2 2 3 3 2 2 4 i 28 23 2 3 3 3 2 1 2 3 3 3 25 23 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 29
24 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 29 24 3 3' 3 3 3 2 2 2 3 2 26 24 2 3 3 3 2\ 3 2 3 3 3 27
25 3 2 3 3 3 4 3 4 4 4 2 3 38 25 4 2 2 3 2 1 3 1 4 3 25 25 3 2 4 3 3 4 3 3 4 4 33
26 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 2 I 40 26 2 3 2 4 2 2 1 1 4 3 24 26 2 1 2 4 2 4 3 3 4 4 29
27 4 2 2 3 3 3 3 3 4 3 1 3 34 27 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27 27 2 2 1 4 2 3 3 3 3 3 26
28 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 35 28 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 27 28 2 2 3 3 21 3 3 3 3 3 27
29 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 2 39 29 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3 25 29 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 27
30 3 2 3 3 3 4 3 3 4 4 2 3 34 30 3 31 3 3 2 2 2 3 3 3 27 30 3 2 3 3 31 3 2 3 3 3 28
31 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 2 3 41 31 3 2' 1 3 2 1 2 2 3 3 22 31 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
32 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 30 32 3 2 2 3 3 2 2 2 3 3 25 32 2 2 3 3 2' 4 3 4 4 3 30
33 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 36 33 3 3 3 3 2 2 2 1 3 2 24 33 3 3 3 3 2 4 2 2 3 4 29
34 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 2 34 34 4 2 2 4 2 2 3 1 3 3 26 34 2 1 4 3 2 3 3 3 3 3 27
"" 35 4 1 4 3 3 4 3 4 4 2 3 2' 37 35 3 21 2 3 3 1 1 1 3 4 23 35 3 2 4 3 2 4 4 3 4 4 33
36 2 2 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 37 36 4 3 3 3 2 2 4 2 4 3 30 36 1 2 3 4 41 4 3 4 3 3 31
37 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 35 37 3 2 1 3 3 2 1 2 3 4 24 37 2 1 3 1 21 4 3 3 3 3 25
38 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 i 33 36 4 2 2 3 2 2 2 2 3 3 25 38 2 2 4 3 2 3 3 4 4 4 31
39 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 2 2 32 39 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 25 39 2 2 3 3 2 3 2 3 3 3 26
40 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 40 4 2 2 3 2 3 2 2 4 4 28 40 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 27
41 3 3 4 3 3 31 4 4 3 3 3 2 36 41 3 4 4 3 2 1 2 2 4 4 29 41 1 2 4 3 2 4 3 3 3 3 28
42 4 2 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 30 42 3 2 2 4 3 2 2 2 3 3 26 42 2 2 4 3 21 3 3 4 4 4 31
43 2 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 i 30 43 2 2 2 2 3 4 4 2 3 3 27 43 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 28
""
44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 44 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 28 44 3 2 3 2 3 3 1 4 3 3 27
45 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 2 36 45 3 2 3 3 3 2 2 2 4 3 27 45 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 31
46 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 46 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 26 46 3 2 3 3 31 3 3 3 3 3 29
47 4 3- 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 i 35 47 3 3 2 3 3 2 2 2 4 3 27 47 3 2 4 4 2! 4 3 3 4 3 32
48 4 __1 4 3 4 3 3 4 4 3 2 3 37 ··--- 46 3 4 3 3 -·--3 3 3 2 --~ ___] 30 48 2 2 3 3 _:i 4 -···-3 ___] 3 ____} 29
~- ~-- ~- r-------"
49 4 2 4 2 3 3 4 4 3 3 2 3 37 49 3 2 2 4 3 2 3 1 3 4 27 49 2 2 3 4 2 3 3 4 3 4 30
50 4 2 4 3 4 4, 4 4 4 4 4 2 39 50 4 1 2 3 2 2 2 1 4 4 25 50 1 2 4 3 3 3 3 4 3 4 30
Re!iabilitas skala pola asuh

R E L I A B I L I T Y AN ALY S I S-S C A L E (ALPHA)

Mean Std Dev Cases

1. VAROOOOl 3, 1296 ,64S6 S4,0


2. VAR00002 3' 0926 ,6804 S4,0
3. VAR00003 3,0SS6 '6270 S4,0
4. VAR00004 3,2963 ,6333 S4,0
s. VAROOOOS 3,0SS6 '6270 S4,0
6. VAR00006 2,9630 ,S4B2 S4,0
7. VAR00007 2,7037 ,662S S4,0
B. VAR00008 3,3333 ,47S8 S4,0
9. VAR00009 2,7963 ,S623 S4' 0
10. VAROOOlO 3,0741 ,SOBS S4,0
11. VAROOOll 3,42S9 ,S697 S4 ,O
12. VAR00012 3,4444 ,S016 S4 ,O
13. VAR00013 3,1111 ,6344 S4 ,0
14. VAR00014 3,0741 ,S443 S4,0
lS. VAROOOlS 2,0370 ,4744 54' 0
16. VAR00016 2,1481 ,S633 S4,0
17. VAR00017 3,2407 ,6987 S4,0
18. VAR00018 3,2037 ,S949 S4,0
19. VAR00019 3,1667 ,6936 S4 ,0
20. VAR00020 3,2778 ,4S21 S4,0
21. VAR00021 2,4444 ,S719 S4' 0
22. VAR00022 3,4444 ,S379 S4' 0
23. VAR00023 2,8704 ,5843 S4 ,0
24. VAR00024 3,2037 ,4S06 S4 ,O
2S. VAR0002S 3,18S2 ,4788 S4,0

N of
Statistics for Mean Va:riance Std Dev Variables
SCALE
7S,777B 33,68SS S,8039 2S
-
RELIABILITY A N A L Y S I S-S C A L E (ALPHA)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAROOOOl 72,6481 30,6474 ,3667 ,7736


VAR00002 72 ,6852 29, 9556 ,4386 ,7690
VAR00003 72,7222 30,9969 ,3288 ,7759
VAR00004 72,4815 29,8770 ,4921 ,7661
VAR00005 72,7222 29,0346 ,6302 ,7578
VAR00006 72 '8148 31,2858 ,3423 ,7753
VAR00007 73,0741 31,6171 ,2187 ,7826
VAR00008 72,4444 30,8176 ,5000 '7687
VAR00009 72,9815 30,3204 ,4923 ,7673
VAR00010 72,7037 30,6653 ,4904 '7684
VAROOOll 72,3519 30,4588 ,4615 ,7688
VAR00012 72,3333 30' 2264 ,5816 '7642
VAR00013 72,6667 30,9811 ,3259 ,7761
VAR00014 72' 7037 31,8728 ,2467 ,7801
VAR00015 73,7407 36,4221 -,5173 ,8109
VAR00016 73,6296 35,6338 -,3369 ,8085
VAR00017 72,5370 29,3477 ,5086 ,7642
ITAR00018 72,5741 31,3057 ,3043 ,7772
ITAR00019 72,6111 30,7327 ,3214 ,7766
ITAR00020 72,5000 31,8774 ,3141 '7771
ITAR00021 73,3333 32,6415 ,1097 ,7872
ITAR00022 72 ,3333 31,2453 ,3577 ,7745
ITAR00023 72,9074 31,4441 ,2900 ,7780
ITAR00024 72,5741 32' 4378 ,2036 ,7816
ITAR00025 72,5926 31,2648 ,4093 ,7727

Reliability Coefficients

Alpha =, 7837 I N of Cases =54 , 0 N of Items = 25


Reliabilitas Skala Perilaku Agresif

R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)

Mean Std Dev Cases

1. VAROOOOl 2,8889 ,5719 54,0


2. VAR00002 3,0000 '6443 54,0
3. VAR00003 2,9259 ,6399 54,0
4. VAR00004 2,7593 '6123 54' 0
5. VAR00005 3,0185 ,6585 54,0
6. VAR00006 2,2963 ,5366 54,0
7. VAR00007 2,8519 ,5958 54,0
8. VAR00008 2,9444 ,5290 54' 0
9. VAR00009 3,1296 ,5510 54,0
10. VAR00010 3,1296 ,4777 54,0
11. VAR00011 3,0556 ,4521 54,0
12. VAR00012 3,1111 ,5016 54,0
13. VAR00013 3,0370 ,5816 54,0
14. VAR00014 2,3704 ,7345 54,0
15. VAR00015 2,4259 ,6896 54,0
16. VAR00016 3,1852 ,4376 54,0
17. VAR00017 2,5000 ,6659 54,0
18. VAR00018 2,5926 ,9218 54,0
19. VAR00019 3, 1296 ,3908 54 ,O
20. VAR00020 2,4630 ,7451 54,0
21. VAR00021 2,4815 ,8182 54,0
22. VAR00022 2,4630 ,7942 54,0
23. VAR00023 3,0741 ,5085 54,0
24. VAR00024 3,0741 ,5780 54,0
25. VAR00025 2,5000 , 7461 54,0
26. VAR00026 3,2778 ,5636 54,0

N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
SCALE 73,6852 49,2386 7,0170 26
RE LIABILITY ANALYSIS -SCALE (ALPHA)

Item-total Statistics

Scale Scale Corrected


Mean Variance Item- Alpha
if Item if Item Total if Item
Deleted Deleted Correlation Deleted

VAROOOOl 70,7963 45,6370 ,4238 ,8167


VAR00002 70,6852 45,0500 ,4363 ,8158
VAR00003 70,7593 45,6202 ,3712 ,8185
VAR00004 70,9259 45,6171 ,3925 ,8177
VAR00005 70,6667 46,7547 ,2277 ,8244
VAR00006 71,3889 47,1855 ,2395 ,8232
VAR00007 70,8333 45,9528 ,3628 ,8189
VAR00008 70,7407 47,2900 ,2293 ,8235
VAR00009 70,5556 44,2138 '6443 ,8089
VAROOOlO 70,5556 45,4969 ,5453 ,8137
VAROOOll 70,6296 47,4451 ,2551 ,8226
VAR00012 70,5741 45' 9472 ,4471 ,8165
VAR00013 70,6481 45,5154 ,4314 ,8163
VAR00014 71,3148 44,7858 ,3981 ,8174
VAR00015 71,2593 53,7051 - ,4890 ,8534
VAR00016 70,5000 46,5566 ,4171 ,8181
VAR00017 71,1852 46,0783 ,3005 ,8215
VAR00018 71, 0926 42,3498 ,5034 ,8121
VAR00019 70,5556 46,8176 ,4242 ,8185
VAR00020 71,2222 46,3270 ,2323 ,8252
VAR00021 71,2037 43,4860 ,4710 ,8138
VAR00022 71,2222 43,5346 ,4841 ,8131
VAR00023 70' 6111 45,2233 ,5493 ,8131
VAR00024 70,6111 46,6572 ,2846 ,8218
VAR00025 71,1852 44,2669 ,4447 ,8151
VAR00026 70,4074 44,3969 ,6024 ,8102

Reliability Coefficients

N of Cases =54,0 Alpha = ,8249 N of Items 26


PERNYATAAN KESEDIAAN

Assalamu'afaikum Wr. Wb

lbu dan bapak yang saya hormati,


Saya adalah mahasiswi semester IX (sembilan) Fakultas Psikologi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini saya sedang melakukan pengumpulan data
falam rangka menyelesaikan tugas akhir (skrips1) dalam memperoleh gelar
<esarjanaan. Adapun judul skripsi saya mengenai" Hubungan po/a asuh orang
~ua dengan perilaku agresif anak pra-sekolah.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang salah, semua jawaban adalah
)enar, selama hal itu menggambarkan diri anda. lnformasi atau data yang ibu
jan bapak berikan akan sangat bermanfaat bagi peneliltian ini dan akan dijamin
<erahasiaannya. Bagi lbu-ibu yang berkenan menjadi responden diharapkan
nenuliskan pernyataan kesediaan pada bagian berikut ini :
fang bertanda tangan dibawah ini :

Nam a

Jenis kelamin :P\L

Agama

Usia anak

Vlenyatakan bahwa :

1. Saya bersedia menjadi responden dalam pengumpulan data ini.

2. Data saya dijamin kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk


kepentingan pengumpulan data.

Nassalamu'alaikum Wr. Wb

'<esponden, Peneliti,

Roudhotul Jannah
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN PERILAKU
AGRESIF ANAK PRA-SEKOLAH

F'etunjuk Pengisian

Di bawah ini terdapat sejumlah pernyataan yang berkaitan dengan sikap


mda terhadap Pola asuh dan perilaku agresif anak. Anda diminta untuk
nenjawab pernyataan-pernyataan yang telah disediakan dan isilah pada kolom
awaban dengan memberikan tanda ceklist (.../). Di bawah ini terdapat 4 kategori
awaban, yaitu :

:>TS : Sangat Tidak Setuju

rs : Tidak Setuju

:> : Setuju

SS : Sangat Setuju

Conteh:

~-~···
. .. .

No. PERNYATAAN STS TS s SS

I
1. Saya merasa anak saya memiliki sedikit ...;
tern an
I

Anda mungkin juga menyukai