Anda di halaman 1dari 7

WISATA ACEH YANG ISLAMI

1. Masjid Raya Baiturrahman

Salah satu masjid yang merupakan bangunan paling megah di Asia Tenggara
adalah Masjid Raya Baiturrahman. Masjid yang terletak di pusat kota ini berhias
ukiran nan indah. Selain itu halamannya pun amat luas. Udara yang sejuk akan
menyelimuti anda ketika masuk ke dalam masjid. Bangunan megah ini merupakan
saksi bisu sejarah Aceh dan kebanggaan masyarakat Aceh. Masjid Baiturrahman
juga mempunyai menara yang menjulang tinggi dan membuatnya makin menarik
minat wisatawan untuk berkunjung. Pembangunan masjid dilakukan pada tahun
1612 M (Kesultanan Iskandar Muda). Masjid yang memiliki panggilan sayang
‘Mesra Baiturrahman’ atau singkatan dari nama masjid tersebut, mempunyai 7
kubah. Dan pada salah satu sudut pekarangan masjid, anda dapat melihat prasasti
yang mengabadikan riwayat kematian Jenderal Belanda J.H.R. Kohler disertai 400
pasukan.

2. Makam Sultan Iskandar Muda


Makam ini letaknya tepat di samping Museum Aceh. Sultan Iskandar Muda
adalah seorang raja yang dikenal adil baik kepada keluarganya sendiri serta
masyarakat. Raja yang memerintah sejak tahun 1607 sampai dengan 1636 ini
makamnya sampai sekarang masih banyak dikunjungi para peziarah. Mereka yang
datang bukan hanya untuk memanjatkan doa, akan tetapi juga ingin memberi
penghormatan pada sultan yang terkenal adil tersebut.

Sutan Iskandar Muda berhasil membawa Aceh ke puncak kejayaan terutama saat
banyak kapal-kapal dagang singgah dan Serambi Mekah menjadi pusat perniagaan
dunia. Aceh berhasil menduduki satu dari lima kerajaan islam yang paling besar di
dunia.

3. Areal Pemakaman Massal Daerah Ulee Lheue

Saat anda berkunjung ke Museum Tsunami, jangan lupa untuk singgah sejenak di
Pemakaman Massal Ulee Lheue Banda Aceh. Ini merupakan salah satu
pemakaman massal di mana korban-korban tsunami Aceh dimakamkan.
Sebetulnya masih ada lokasi pemakaman massal yang lain. Seperti yang terdapat
di Lampuuk.

Pemakaman Massal Lampuuk, sepintas hanya tampak seperti tanah lapang yang
dipagari saja. Tapi jika anda perhatikan lagi dengan seksama, barulah kelihatan
ada sebuah prasasti yang menerangkan tempat tersebut adalah pemakaman
massal.
4. Masjid Agung Kota Meulaboh

Masjid yang terletak di pusat kota ini, tepatnya berada di Jalan Imam Bonjol,
Meulaboh. Bangunan tersebut adalah salah satu obyek wisata religi Aceh yang
populer.

Terkenal dengan keindahan arsitektur dan kubah menjulang berwarna terang. Jadi
sayang untuk dilewatkan begitu saja jika anda sedang berkunjung ke aceh namun
tidak mengunjungi masjid agung kota meulaboh ini yang memiliki keindahan dan
keunikan bangunan yang akan membuat anda terpanah akan keindahan masjid
agung kota meulaboh ini.

5. Makam Syiah Kuala

Obyek wisata religi Aceh yang banyak dikunjungi pelancong selanjutnya bernama
Makam Syiah Kuala. Letaknya jika ditempuh dari Pantai Alue Naga Banda Aceh,
kurang lebih berjarak 30 meter. Tempat ini tak hanya menarik minat turis lokal,
tetapi juga turis mancanegara. Mereka yang datang, tak sekedar rekreasi saja, tapi
juga memanjatkan doa dan dzikir. Makam ini menggambarkan perjuangan dalam
sejarah Aceh. Nah, jika anda lelah atau ingin shalat, persis di depan makan
terdapat sebuah surau.

Untuk yang ingin memberi sedekah atau sumbangan, bisa dimasukkan saja ke
dalam kotak amal. Aturan masuk area makam adalah wajib menggunakan pakaian
yang sesuai dengan syariat islam dan dilarang merokok. Satu hal lagi yang
menakjubkan, Makam Syiah Kuala sama sekali tidak rusak (sedikit kerusakan saja
di beberapa sudut) tatkala tsunami Aceh menerjang, padahal jaraknya teramat
dekat dengan pantai. Ketika mentari tenggelam, anda pun dapat menyaksikan
keindahan sunset dari halaman makam.

6. Kuburan Kerkhoff

Apabila anda ingin mengunjungi salah satu kuburan tertara yang paling luas di
dunia, silakan datang ke Kuburan Kerkhoff yang ada di Aceh. Kuburan ini
dirawat dengan baik oleh warga Aceh dan ada yang berbeda dengan bagian tengah
makam. Ada makam yang terpisah dengan lainnya, itulah makam Meurah Pupok,
putra Sultan Iskandar Muda yang dirajam ayahnya sendiri karena melakukan
perbuatan zina. Meurah Pupok berzina dengan istri perwira muda yang tengah
melatih angkatan perang Aceh di daerah Blang Peurade. Kembali ke makam para
tentara Belanda.

Di sini ada sekitar 2.200 tentara yang dimakamkan termasuk 4 jenderal. Perang
yang terjadi di Aceh merupakan pengalaman yang terpahit bahkan jika
dibandingkan pengalaman Belanda tatkala perang napoleon. Kuburan tentara yang
paling besar tentunya terdapat di Negeri Belanda. Perlu diketahui bahwa Belanda
menyerang kesultanan Aceh dengan memakai meriam yang ditembakkan dari
sebuah kapal perang bernama Citadel Van Antwerpen, dengan jumlah tentara kala
itu mencapai 3.198 orang. Kuburan Kerkhoff tak hanya bukti nyata betapa gigih
masyarakat Aceh berjuang melawan penjajah, namum juga bukti betapa adil
Sultan Iskandar Muda pada masa memerintah.

7. Masjid Baitul Musyahadah

Lokasi wisata religi Aceh selanjutnya adalah Masjid Baitul Musyahadah. Apa
sajakah daya tarik obyek wisata tersebut? Yang pertama tentu karena keindahan
arsitekturnya, yang kedua adalah keunikan kubahnya yang berbentuk replika topi
khas Aceh yang bernama kupiah meukeutop. Jadi Masjid Baitul Musyahadah juga
dikenal dengan nama Masjid Meukeutop. Kupiah meukeutop sendiri mempunyai
filosofi yang sangat tinggi bagi warga Aceh dikarenakan warna warninya
merupakan perlambang unsur agama islam, kepahlawanan, dan kerajaan. Untuk
tingkatan kupiah sendiri, merupakan simbol hukum islam, reusam, adat istiadat,
dan qanun. Selain kubah utama, kupiah meukeutop pun ada di atas gerbang masjid
dan juga dekat mimbar.

Ornamen khas Aceh pun tampak di pintu besi sekeliling masjid dan dinding
masjidnya. Awal mula pembangunan masjid yang merupakan swadaya
masyarakat ini dilakukan tahun 1989. Rencana dan rancangan arsitektur dibuat
oleh cendekiawan Aceh yang termasyur bernama Prof. Ali Hasjmi dengan nama
awal Masjid Al-Ikhlas. Selanjutnya pada tahun 1993, masjid diganti nama
menjadi Baitul Musyadah dan diresmikan secara langsung oleh gubernur Aceh
kala itu didampingi KH. Zainuddin MZ. Masjid berbentuk segi 5, sebagai simbol
rukun islam yang berjumlah 5 dan harus dilaksanakan. Untuk pemilihan kupiah
meukeutop didasari keinginan mengabadikan semangat juang Teuku Umar.
Alamat obyek wisata ini : Jalan Teuku Umar, Setui. Seberang Suyuza Mall.

8. Masjid Baiturrahim

Namanya Masjid Baiturrahim. Bangunan yang menjadi salah satu saksi bisu
tsunami Aceh pada tahun 2004 silam, di mana bangunan ini masih tegak berdiri
walau diterjang tsunami yang dahsyat. Ya, satu-satunya bangunan yang masih
berdiri tegak di kawasan Ulee Lheue. Masjid yang pada awal berdirinya bernama
Masjid Jamik Ulee Lheue ini adalah peninggalan dari Sultan Aceh pada abad ke-
17. Masjid ini pernah dibakar Belanda tahun 1873 dan mempunyai arsitektur
khususnya di bagian depannya yang bergaya Eropa. Ketika anda berkunjung
kemari otomatis anda juga akan mengunjungi situs ziarah tsunami Aceh. Bagi
yang ingin berkunjung, silakan datang ke Bundaran Ulee Lheue tepat di
Kecamatan Meuraxa bagian kiri, menuju pelabuhan ferry. Mengenang tsunami
2004, terdapat ruang khusus yang memajang foto-foto tsunami Aceh.

9. Masjid Teuku Dianjong


Lurus dari Kuil Palani Andawer, menempuh perjalanan sekitar 10 menit, anda
akan temukan sebuah bangunan masjid bersejarah bernama Masjid Teuku Di
Anjong. Lokasinya di Gampong Peulanggahan, Kecamatan Kuta Raja. Masjid
yang dibangun oleh Sayyid Abu Bakar bin Husein Bafaqih ini ada sejak abad ke-
18. Perlu diketahui bahwa Sayyid Abu Bakar adalah saudagar yang berasal dari
Arab dan merantau ke Aceh untuk berdagang, yang pada akhirnya juga turut
menyebarkan ajaran islam di Serambi Mekah. Masjid ini tak mempunyai kubah,
tetapi atapnya bertingkat-tingkat, mengingatkan pada arsitektur bangunan Jawa.
Gelar karamah Teuku Chik Di Anjong kemudian diberikan kepadanya dan
dijadikan pula sebagai nama masjid. Saat berkunjung ke masjid ini, tak hanya
dapat pengalaman wisata religi akan tetapi juga wisata sejarah.

Di masjid tersebut dapat dijumpai pula prasasti mengenai riwayat pembangunan


masjid, makam Sayyid Abu Bakar beserta keluarganya dan juga ulama Arab lain,
tugu untuk mengenang tsunami, serta prasasti yang mengabadikan masyarakat
Peulanggahan yang hilang saat tsunami, masjid tempat Teuku Umar “bersumpah”
ketika melakukan penyamaran turut bersama tentara Belanda.

Anda mungkin juga menyukai