Anda di halaman 1dari 8

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1 Definisi Rokok

Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok
untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17
para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-
negara Islam.

Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan


ketergantungan, di samping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung, penyakit
pernafasan,penyakit pencernaan efek buruk bagi kelahiran, dan masih banyak lagi.

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-
satunya produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang
meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia. Kebiasaan
merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia. Penyakit yang timbul akan
tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara
menghisap rokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut
mendapat penyakit saat tua.

Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-
negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan
peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,
70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.

Banyak yang tidak menyadari bahwa Indonesia sekarang menempati posisi kelima
tertinggi dalam konsumsi tembakau sejak tahun 2004, dan persentase perokok dewasanya paling
tinggi di Asia Tenggara. Menurut Dr TB Rachmat Sentika, SP.A Prevalensi perokok dewasa
mencapai 34,40 % pada tahun 2007, sedangkan perokok usia 13-15 tahun mencapai 24,5 %.

Survey Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan terjadinya


peningkatan jumlah perokok yang mulai merokok pada usia di bawah usia 19 tahun, dari 69 %
pada tahun 2001 menjadi 78 % pada tahun 2004. Survey ini juga menunjukkan trend usia inisiasi
merokok menjadi semakin dini, yakni usia 5-9 tahun. Perokok yang mulai merokok pada usia 5-9
tahun mengalami peningkatan yang paling signifikan, dari 0,4 % pada tahun 2001 menjadi 1,8 %
pada tahun 2004.

Hal itu sejalan dengan pemantauan KPAI, akhir-akhir ini kebiasaan merokok aktif pada
anak cenderung meningkat dan dimulai pada usia semakin muda, yaitu pada masa akhir usia
sekolah atau masa remaja. Penelitian Universitas Andalas dengan responden di kecamatan
Padang Barat tahun 2004 menunjukkan bahwa sebesar 97,7 % anak memulai merokok pada usia
di bawah 16 tahun. Begitu pula dengan penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun
2004 menunjukkan data-data sebagai berikut :

 Remaja mulai merokok umur 7 – 12 tahun sebanyak 20,84 % untuk laki-laki dan
4, 17 % untuk perempuan.
 Umur 13-15 tahun laki-laki sebanyak 12,50 % dan bagi perempuan sebanyak 8,33
%.
 Umur 16 – 18 tahun laki-laki sebanyak 47,92 % dan bagi anak perempuan
sebanyak 6,25 %.

Semua ahli kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan, rokok banyak menimbulkan dampak negatif, lebih-
lebih bagi anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
didapatkan pada asap utama maupun asap samping, misalnya karbon monoksida, benzopiren,
dan amoniak.

2.1.1 jenis-jenis rokok


Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis.
 Bahan pembukus rokok,
1. klobot = rokok yang bahan pembungkusnya berupa kulit jagung.
2. Kawung = rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren.
3. Sigaret = rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas.
4. Cerutu = rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau.
5. Rokok daun nipah

 bahan baku atau isi rokok


1. Rokok putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
2. Rokok kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak: rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu
 proses pembuatan rokok
1. Sigaret Kretek Tangan (SKT): rokok yang proses pembuatannya dengan cara
digiling atau dilinting dengan menggunakan tangan dan atau alat bantu
sederhana.
2. sigaret kretek mesin (SKM) : rokok yang proses pembuatannya menggunakan
mesin. Sederhananya,material rokok dimasukkan ke dalam mesin pembuat
rokok. Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok
batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan keluaran
sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per menit. Mesin pembuat
rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin pembukus rokok sehingga
keluaran yang dihasilkan bukan lagi berupa rokok batangan namun telah
dalam bentuk pak. Ada pula mesin pembungkus rokok yang mampu
menghasilkan keluaran berupa rokok dalam pres. satu pres berisi 10 pak.
Sayangnya, belum ditemukan mesin yang mampu menghasilkan SKT karena
terdapat perbedaan diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM,
lingkar pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.

2.2 Kandungan bahan kimia Rokok


Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya
bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya
kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti
kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Aterosklerosis
atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke,
menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.

 Nikotin : kandungan yang menyebabkan perokok merasa rileks.


 Tar : yang terdiri dari lebih dari 4.000 bahan kimia yang mana 60 bahan kimia di
antaranya bersifat karsinogenik.
 Sianida : senyawa kimia yang mengandung kelompok cyano.
 Benzene : juga dikenal sebagai bensol, senyawa kimia organik yang mudah
terbakar dan tidak berwarna.
 Cadmium : sebuah logam yang sangat beracun dan radioaktif.
 Metanol (alkohol kayu) : alkohol yang paling sederhana yang juga dikenal
sebagai metil alkohol.
 Asetilena : merupakan senyawa kimia tak jenuh yang juga merupakan
hidrokarbon alkuna yang paling sederhana.
 Amonia : dapat ditemukan di mana-mana, tetapi sangat beracun dalam
kombinasi dengan unsur-unsur tertentu.
 Formaldehida : cairan yang sangat beracun yang digunakan untuk mengawetkan
mayat.
 Hidrogen sianida : racun yang digunakan sebagai fumigan untuk membunuh
semut. Zat ini juga digunakan sebagai zat pembuat plastik dan pestisida.
 Arsenik : bahan yang terdapat dalam racun tikus.
 Karbon monoksida : bahan kimia beracun yang ditemukan dalam asap buangan
mobil dan motor.

2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi remaja merokok

Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan oleh remaja mengapa dia melakukan
aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok karena ia ingin terkesan
dewasa, gagah atau “macho”. Faktor pendorong remaja mulai melakukan aktivitas merokok,
antara lain:
 Rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan.
 Untuk meningkatkan kesan “kejagoan”
 Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
 Adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
 Dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok atau
kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
Bagi remaja solidaritas kelompok adalah suatu hal yang penting. Remaja
cenderung untuk melakukan apa yang sering dilakukan kelompok. Apabila dalam
suatu kelompok remaja, merokok adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan
maka remaja yang tergabung di dalamnya cenderung untuk melakukan aktivitas
merokok
 Ketidak tahuan akibat bahaya merokok. (PMI, 1996: 41).
 Lingkungan
Faktor penyebab remaja merokok biasanya dari faktor lingkungan. Faktor
lingkungan bisa saja dari faktor keluarga, tempat tinggal atau bahkan lingkungan
pergaulan. Seperti yang disampaikan oleh Darvil dan Powell (2002: 121) bahwa
remaja cenderung merokok karena memiliki teman-teman atau keluarga yang
merokok. Ada lingkungan yang menganggap merokok merupakan suatu hal yang
kurang pantas dilakukan oleh para remaja. Tetapi, ada juga lingkungan dimana
merokok pada remaja adalah suatu hal yang wajar atau bahkan jika remaja laki-
laki tidak merokok akan dibilang remaja laki-laki yang aneh. Selin itu, ada juga
remaja laki-laki yang merokok disebabkan karena ia melihat ayahnya merokok.
2.4. Bahaya rokok terhadap kesehatan pelajar.

Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih
dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke
dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini
tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,
tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Selain bisa menyebabkan kematian dan berbagai komplikasi penyakit lainnya.Remaja
yang sudah merokok diketahui bisa memicu berbagai masalah yang muncul. Berikut performa
remaja si perokok.
Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius karena
masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan
pada tingkat fisik namun juga emosionalnya. Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan
merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok. Berikut
ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok yang bisa terlihat dari
penampilannya

1.Mengganggu performa di sekolah.


Remaja yang merokok akan mengalami penurunan dalam nilai olahraganya
karena tidak bisa berjalan jauh atau berlari cepat seperti sebelum merokok. Jika ikut
ekstrakulikuler musik akan membuatnya tidak maksimal saat main musik, serta
menurunkan kemampuan memori otaknya dalam belajar yang bisa mempengaruhi nilai-
nilai pelajaran nya.

2. Perkembangan paru-paru terganggu.


Tubuh berkembang pada tahap pertumbuhannya, dan jika seseorang merokok
pada periode ini bisa mengganggu perkembangan paru-parunya, terlebih jika remaja
merokok setiap hari maka bisa membuatnya sesak napas, serta batuk yang terus-
menerus,dahak berlebihan dan lebih mudah terkena pilek berkali-kali.
3. Lebih sulit sembuh saat sakit.
Ketika remaja sakit maka mereka akan lebih sulit baginya untuk bisa kembali
sehat seperti semula karena rokok mempengaruhi sistem imun di dalam tubuh. Rokok ini
juga memicu masalah jantung di usia muda serta mengurangi kekuatan tulang.

4. Kecanduan remaja yang merokok cenderung jauh lebih mungkin menjadi


kecanduan terhadap nikotin yang membuatnya lebih sulit untuk berhenti.
Saat ia memutuskan untuk berhenti merokok, maka gejala penarikan seperti
depresi, insomnia, mudah marah dan masalah mentalnya bisa berdampak negatif pada
kinerja sekolah serta perilakunya.

5.. Terlihat lebih tua dari usianya.


Orang yang mulai merokok di usia muda akan mengalami proses penuaan lebih
cepat, ia akan memiliki garis-garis di wajah serya kulit lebih kering sehingga
penampilannya akan lebih tua dibanding usianya. Selain itu rokok juga membuat remaja
memiliki jerawat atau masalah kulit lainnya, serta gigi yang kuning.

2.5. pencegahan

Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:

 Rencanakan waktu berhenti


Rencanakan kapan anda akan berhenti merokok untuk selamanya. Waktunya mungkin saja
beberapa hari ke depan atau 2 minggu lagi. Menjelang hari berhenti merokok itu, anda kurangi
jumlah rokok yang dihisap setiap harinya.

 Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati.
Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter
(tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.

 Bantu diri anda sendiri


Dalam merencanakan dan menjaga keinginan anda untuk berhenti merokok, carilah informasi
mengenai rokok dan penyakit yang ditimbulkan dari berbagai sumber terpercaya seperti
American Cancer Society, American Lung Association, Centers for Disease Control and
Prevention atau situs lokal seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia
,Komite Nasional Penanggulangan Masalah Merokok. Bantulah diri anda dengan informasi yang
meyakinkan anda untuk menjauh dari rokok setelah berhenti merokok.
 Kelompok pendukung
Entah anda bertemu secara online atau sebuah kelompok pendukung. Carilah dukungan dari
orang-orang yang juga berusaha untuk berhenti merokok.

 Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat
atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk
berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.

 Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka
anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok
seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.

 Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda
berhenti merokok.

 Ajak Sahabat/Keluarga Anda


Mintalah teman atau anggota keluarga yang tidak merokok untuk menyediakan waktu mereka
jika anda mengalami masa-masa yang sulit.

 Terapi alternative
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti
merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat
anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.

Anda mungkin juga menyukai

  • Analysis of Variance
    Analysis of Variance
    Dokumen2 halaman
    Analysis of Variance
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Inspeksi Sanitasi Ttu
    Inspeksi Sanitasi Ttu
    Dokumen2 halaman
    Inspeksi Sanitasi Ttu
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Tempat Pengolahan Makanan
    Tempat Pengolahan Makanan
    Dokumen2 halaman
    Tempat Pengolahan Makanan
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen11 halaman
    Bab V
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • USULAN PROPOSAL Kel 4
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Dokumen5 halaman
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas
    Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas
    Dokumen1 halaman
    Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • ANDAT
    ANDAT
    Dokumen7 halaman
    ANDAT
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Proposal Ttu (PKL)
    Proposal Ttu (PKL)
    Dokumen32 halaman
    Proposal Ttu (PKL)
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • USULAN PROPOSAL Kel 4
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Dokumen5 halaman
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan Rokok
    Bab 1 Pendahuluan Rokok
    Dokumen3 halaman
    Bab 1 Pendahuluan Rokok
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen16 halaman
    Bab Iv
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab III Metodologi Penelitian
    Bab III Metodologi Penelitian
    Dokumen2 halaman
    Bab III Metodologi Penelitian
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • DPMKL Kel 1
    DPMKL Kel 1
    Dokumen7 halaman
    DPMKL Kel 1
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • USULAN PROPOSAL Kel 4
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Dokumen5 halaman
    USULAN PROPOSAL Kel 4
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • KESLING
    KESLING
    Dokumen3 halaman
    KESLING
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Dokumen7 halaman
    Daftar Isi
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen15 halaman
    Bab Ii
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Daftar Tabel
    Daftar Tabel
    Dokumen3 halaman
    Daftar Tabel
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 6 Hal 71 - 74
    BAB 6 Hal 71 - 74
    Dokumen4 halaman
    BAB 6 Hal 71 - 74
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen4 halaman
    Bab I
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 6 Hal 70
    BAB 6 Hal 70
    Dokumen1 halaman
    BAB 6 Hal 70
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Hal 56 - 69
    BAB 5 Hal 56 - 69
    Dokumen14 halaman
    BAB 5 Hal 56 - 69
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Hal 56 - 69
    BAB 5 Hal 56 - 69
    Dokumen14 halaman
    BAB 5 Hal 56 - 69
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 5 Hal 55
    BAB 5 Hal 55
    Dokumen1 halaman
    BAB 5 Hal 55
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab 4 Hal 20 - 54
    Bab 4 Hal 20 - 54
    Dokumen35 halaman
    Bab 4 Hal 20 - 54
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • Bab 3 Hal 14 - 18
    Bab 3 Hal 14 - 18
    Dokumen5 halaman
    Bab 3 Hal 14 - 18
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat
  • BAB 4 Hal 19
    BAB 4 Hal 19
    Dokumen1 halaman
    BAB 4 Hal 19
    Lydia Oktaviani
    Belum ada peringkat