Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat
dimasukkan dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-
bungkusan tersebut juga umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan
bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung (walaupun pada kenyataannya itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali
dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di
Amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa
Eropa menemukan benua Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba
menghisap rokok dan kemudian membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok
untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17
para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-
negara Islam.
Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-
satunya produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan
Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang
meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia. Kebiasaan
merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia. Penyakit yang timbul akan
tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara
menghisap rokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut
mendapat penyakit saat tua.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah, khususnya di negara-
negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan berat bagi upaya peningkatan derajat
kesehatan masyarakat. Bahkan organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan
peringatan bahwa dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,
70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Banyak yang tidak menyadari bahwa Indonesia sekarang menempati posisi kelima
tertinggi dalam konsumsi tembakau sejak tahun 2004, dan persentase perokok dewasanya paling
tinggi di Asia Tenggara. Menurut Dr TB Rachmat Sentika, SP.A Prevalensi perokok dewasa
mencapai 34,40 % pada tahun 2007, sedangkan perokok usia 13-15 tahun mencapai 24,5 %.
Hal itu sejalan dengan pemantauan KPAI, akhir-akhir ini kebiasaan merokok aktif pada
anak cenderung meningkat dan dimulai pada usia semakin muda, yaitu pada masa akhir usia
sekolah atau masa remaja. Penelitian Universitas Andalas dengan responden di kecamatan
Padang Barat tahun 2004 menunjukkan bahwa sebesar 97,7 % anak memulai merokok pada usia
di bawah 16 tahun. Begitu pula dengan penelitian di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun
2004 menunjukkan data-data sebagai berikut :
Remaja mulai merokok umur 7 – 12 tahun sebanyak 20,84 % untuk laki-laki dan
4, 17 % untuk perempuan.
Umur 13-15 tahun laki-laki sebanyak 12,50 % dan bagi perempuan sebanyak 8,33
%.
Umur 16 – 18 tahun laki-laki sebanyak 47,92 % dan bagi anak perempuan
sebanyak 6,25 %.
Semua ahli kesehatan termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah lama
menyimpulkan, bahwa secara kesehatan, rokok banyak menimbulkan dampak negatif, lebih-
lebih bagi anak dan masa depannya. Rokok mengandung 4000 zat kimia dengan 200 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
didapatkan pada asap utama maupun asap samping, misalnya karbon monoksida, benzopiren,
dan amoniak.
Begitu banyak sebab atau alasan yang disampaikan oleh remaja mengapa dia melakukan
aktivitas merokok. Sebagian besar remaja melakukan aktivitas merokok karena ia ingin terkesan
dewasa, gagah atau “macho”. Faktor pendorong remaja mulai melakukan aktivitas merokok,
antara lain:
Rasa ingin tahu sampai menjadi ketergantungan.
Untuk meningkatkan kesan “kejagoan”
Hasrat berkelompok dengan kawan senasib dan sebaya.
Adanya stress atau konflik batin atau masalah yang sulit diselesaikan.
Dorongan sosial dari lingkungan yang mendesak remaja untuk merokok atau
kalau tidak merokok dianggap tidak solider dengan lingkungan sosialnya.
Bagi remaja solidaritas kelompok adalah suatu hal yang penting. Remaja
cenderung untuk melakukan apa yang sering dilakukan kelompok. Apabila dalam
suatu kelompok remaja, merokok adalah suatu aktivitas yang sering dilakukan
maka remaja yang tergabung di dalamnya cenderung untuk melakukan aktivitas
merokok
Ketidak tahuan akibat bahaya merokok. (PMI, 1996: 41).
Lingkungan
Faktor penyebab remaja merokok biasanya dari faktor lingkungan. Faktor
lingkungan bisa saja dari faktor keluarga, tempat tinggal atau bahkan lingkungan
pergaulan. Seperti yang disampaikan oleh Darvil dan Powell (2002: 121) bahwa
remaja cenderung merokok karena memiliki teman-teman atau keluarga yang
merokok. Ada lingkungan yang menganggap merokok merupakan suatu hal yang
kurang pantas dilakukan oleh para remaja. Tetapi, ada juga lingkungan dimana
merokok pada remaja adalah suatu hal yang wajar atau bahkan jika remaja laki-
laki tidak merokok akan dibilang remaja laki-laki yang aneh. Selin itu, ada juga
remaja laki-laki yang merokok disebabkan karena ia melihat ayahnya merokok.
2.4. Bahaya rokok terhadap kesehatan pelajar.
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti juga mengisap lebih
dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama dengan memasukkan racun-racun tadi ke
dalam rongga mulut dan tentunya paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini
tidak dapat kita mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok,
tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Selain bisa menyebabkan kematian dan berbagai komplikasi penyakit lainnya.Remaja
yang sudah merokok diketahui bisa memicu berbagai masalah yang muncul. Berikut performa
remaja si perokok.
Merokok saat remaja membuatnya berisiko kena masalah kesehatan yang serius karena
masih berada pada usia pertumbuhan. Rokok ini tidak hanya menyebabkan masalah kesehatan
pada tingkat fisik namun juga emosionalnya. Para ahli mengungkapkan risiko kesehatan
merokok pada remaja jauh lebih buruk dibanding dengan orang dewasa yang merokok. Berikut
ini beberapa masalah yang bisa muncul jika remaja merokok yang bisa terlihat dari
penampilannya
2.5. pencegahan
Berikut ini strategi-strategi yang dapat anda gunakan untuk berhenti merokok:
Obat-obatan
Obat membantu mengurangi gejala-gejala berhenti merokok sampai efek terburuk terlewati.
Anda mempunyai pilihan obat baik berdasarkan resep dokter maupun obat over-the-counter
(tanpa resep dokter). Diskusikan pilihan tersebut dengan dokter anda.
Konseling
Konseling merupakan pertemuan tatap muka dengan dokter yang terpercaya, psikolog, perawat
atau konselor. Forum ini akan membahas hal-hal apa saja yang menghalangi anda untuk
berhenti merokok dan cara-cara untuk mengatasinya.
Cold turkey
Merupakan strategi dengan langsung berhenti merokok. Jika anda memilih cold turkey maka
anda akan mengalami gejala-gejala putus rokok, seperti semua orang yang berhenti merokok
seperti tidak sabar (restlessness), nafsu makan bertambah, mudah tersinggung.
Olahraga
Olahraga akan membantu anda mengatasi stres dan berat badan yang bertambah setelah anda
berhenti merokok.
Terapi alternative
Beberapa perokok mencoba metode hipnotis atau akupuntur untuk membantu mereka berhenti
merokok, meskipun tidak banyak yang terbukti berhasil. Namun, bila metode tersebut membuat
anda berhenti merokok, berarti metode tersebut cocok dengan anda.