Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Laporan keuangan perusahaan terkadang melaporkan hasil yang berbeda dari tahun
ke tahun yang disebabkan karena perubahan perekonomian, perubahan akuntansi, atau
adanya koreksi kesalahan dalam pencatatan transaksi di masa lampau. Perubahan
akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap financial statement perusahaan.
Alasan utama dari perubahan akuntansi, yaitu:

a. Berdasarkan pengalaman atau informasi baru, perusahaan dapat mengubah estimasi


pendapatan atau biayanya.
b. Karena adanya perubahan keadaan perekonomian, perusahaan mungkin perlu
mengubah metode akuntansinya agar lebih mencerminkan situasi perekonomian saat
itu.
c. Badan-badan yang berwenang menetapkan standar akuntansi mungkin mengharuskan
penggunaan suatu metode atau prinsip akuntansi yang baru.
d. Pembelian perusahaan lain atau penjualan anak perusahaan.

Permasalahan yang mendasar mengenai perubahan akuntansi ini yaitu:

a. Apakah perubahan-perubahan serta koreksi kesalahan tersebut harus dilaporkan


sebagai perbaikan atas laporan tahun-tahun sebelumnya sehingga meningkatkan
komparabilitas dari laporan-laporan tersebut dengan laporan tahun berjalan dan laporan
mendatang. Atau,
b. Apakah perubahan tersebut hanya mempengaruhi laporan tahun berjalan dan laporan
tahun-tahun mendatang.

Perubahan akuntansi dipengaruhi oleh konsep materialitas. Kelalaian untuk


mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material,
jika baik secara diri sendiri maupun bersama dapat mempengaruhi keputusan ekonomi
pengguna laporan keuangan. Penilaian apakah suatu kelalaian pencantuman atau
kesalahan pencatatan dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dan menjadi
material, memerlukan pertimbangan karakteristik pemakai tersebut.
Beberapa alternatif yang telah diusulkan untuk melaporkan perubahan akuntansi dan
koreksi kesalahan yaitu:

a. Menyusun kembali laporan keuangan yang disajikan pada tahun-tahun sebelumnya agar
mencerminkan pengaruh dari perubahan atau koreksi tersebut. Menyesuaikan saldo
awal Retained Earnings pada periode berjalan karena pengaruh kumulatif dari
perubahan atau koreksi tersebut.
b. Tidak melakukan koreksi atas statement yang disajikan pada tahun-tahun sebelumnya.
Melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut dalam tahun
berjalan sebagai koreksi langsung terhadap Retained Earnings.
c. Kecuali melaporkan pengaruh kumulatif dari perubahan atau koreksi tersebut sebagai
pos tersendiri dalam Income Statement dan tidak membuat koreksi langsung terhadap
Retained Earnings.
d. Melaporkan pengaruh kumulatif tersebut dalam tahun berjalan tapi juga menyajikan
informasi proforma, terbatas untuk seluruh tahun sebelumnya yang disertakan dalam
laporan keuangan tersebut mengenai apa yang terjadi bila perubahan atas koreksi
tersebut pada tahun-tahun sebelumnya.
e. Membuat perubahan itu hanya berpengaruh untuk periode berjalan dan periode
mendatang tanpa membuat koreksi yang berhubungan dengan periode lalu. Koreksi
kesalahan hanya dilakukan bila mempunyai pengaruh terhadap laporan tersebut.

Dampak pajak akibat koreksi kesalahan dan penyesuaian retrospektif perubahan kebijakan
akuntansi diperlakukan dan diungkapkan sesuai dengan PSAK 46: Akuntansi Pajak
Penghasilan.
PEMBAHASAN

Perubahan Kebijakan Akuntansi

Entitas mengubah suatu kebijakan akuntansi hanya jika perubahan tersebut dipersyaratkan oleh
suatu PSAK atau menghasilkan laporan keuangan yang memberikan informasi yang andal dan lebih
relevan tentang dampak transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya terhadap posisi keuangan, kinerja
keuangan, atau arus kas suatu entitas. Bukan merupakan perubahan kebijakan akuntansi ketika
penerapan suatu kebijakan akuntansi untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang berbeda
secara substansi daripada yang terjadi sebelumnya dan penerapan suatu kebijakan akuntansi baru
untuk transaksi, peristiwa atau kondisi lainnya yang tidak pernah terjadi sebelumnya atau tidak
material.

Penerapan perubahan kebijakan akuntansi bergantung pada entitas mencatat perubahan


kebijakan akuntansi akibat dari penerapan awal suatu PSAK sebagaimana diatur dalam ketentuan
transisi dalam PSAK tersebut. Namun jika tidak ada, perubahan kebijakan akuntansi dilakukan secara
sukarela maka entitas menerapkan perubahan tersebut secara retrospektif. Penerapan retrospektif
adalah suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran, transaksi,
peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan. Penyajian kembali
retrospektif adalah suatu perubahan kebijkan akuntansi baru adalah koreksi pengakuan, pengukuran,
transaksi, peristiwa dan kondisi lain seolah-olah kebijakan tersebut telah diterapkan.

Ketika perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara retrospektif, maka entitas


menyesuaikan saldo awal setiap komponen ekuitas yang terpengaruh untuk periode sajian paling awal
dan jumlah komparatif lainnya diungkapkan untuk setiap periode sajian seolah-olah kebijakan
akuntansi baru tersebut sudah diterapkan sebelumnya. Keterbatasan penerapan retrospektif ketika
penerapan retrospektif disyaratkan, maka perubahan kebijakan akuntansi diterapkan secara
retrospektif, kecuali sepanjang tidak praktis untuk menentukan dampak spesifik periode atau dampak
kumulatif periode tersebut.

Perubahan
kebijakan
akuntansi

Current Prospective Retrospective

Perubahan Estimasi Akuntansi


Estimasi akuntansi merupakan estimasi entitas yang dapat mempengaruhi elemen-elemen dalam
laporan keuangan. Estimasi harus melibatkan pertimbangan entitas berdasarkan informasi terkini yang
tersedia dan dapat diandalkan. Banyak hal yang mempengaruhi elemen laporan keuangan yang tidak
dapat diukur secara akurat namun hanya dapat diestimasi karena ketidakpastian yang melekat pada
aktivitas bisnis. Penggunaan estimasi yang reasonable adalah yang terpenting dalam penyusunan
laporan keuangan tanpa mengesampingkan keandalannya.

Estimasi melibatkan pertimbangan berdasarkan informasi terkini yang tersedia dan andal. Jadi,
estimasi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang menjadi dasar estimasi atau
akibat informasi baru atau tambahan pengalaman. Perubahan estimasi akuntansi adalah Penyesuaian
jumlah tercatat aset atau liabilitas, atau jumlah pemakaian periodik aset, yang berasal dari penilaian
status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait dengan, aset dan liabilitas.
Perubahan estimasi akuntansi dihasilkan dari informasi baru atau perkembangan baru. Oleh karena itu
bukan dari koreksi kesalahan.

Entitas harus mengakui efek dari perubahan estimasi secara prospektif sebagai berikut:

a. Sepanjang perubahan estimasi akuntansi mengakibatkan perubahan aset dan liabilitas, atau terkait
dengan suatu item ekuitas, perubahan estimasi akuntansi tersebut diakui dengan menyesuaikan
jumlah tercatat item aset, liabilitas, atau ekuitas yang terkait pada periode perubahan.

b. Dampak perubahan estimasi akuntansi, selain perubahan penerapan di atas, diakui secara
prospektif dalam laporan laba rugi pada:

 Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau

 Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada keduanya.

Entitas mengungkapkan sifat dan jumlah perubahan estimasi akuntansi yang berdampak pada
periode berjalan atau diperkirakan akan berdampak pada periode mendatang, kecuali pengungkapan
dampak pada periode mendatang tidak praktis untuk mengestimasi dampak itu. Jika jumlah dampak
pada periode mendatang adalah tidak diungkapkan karena estimasinya tidak praktis, maka entitas
mengungkapkan fakta tersebut.

Koreksi Kesalahan

Koreksi kesalahan bukanlah merupakan perubahan akuntansi tetapi perlakuannya


diatur dalam opini APB Nomor 16. Akibatnya kesalahan akuntansi yang terjadi pada tahun-
tahun sebelumnya yang belum terkoreksi atau disesuaikan jumlahnya, dilaporkan sebagai
penyesuaian tahun sebelumnya dan dicatat langsung pada Retained Earnings. Perusahaan
harus memperbaiki kesalahan akuntansi yang terlanjur terjadi di periode sebelumnya
(sebaiknya di awal periode). Kesalahan akuntansi di masa lalu yang berasal dari kesalahan
penghitungan, penerapan prinsip yang tidak dapat atau diabaikan fakta-fakta yang material,
semuanya itu haruslah dikoreksi.

Kesalahan dapat digolongkan sebagai berikut:


a. Kesalahan yang segera ditemukan dalam pelaksanaan prosedur akuntansi yang normal.
b. Kesalahan yang terbatas pada perkiraan neraca.
c. Kesalahan yang terbatas pada perkiraan laba rugi.
d. Kesalahan yang mempengaruhi baik perkiraan neraca maupun perkiraan laba rugi.

Current Year
SOFP dan I/S
Prior Year
Error
Counter
Balancing
SOFP dan I/S
Non Counter
Balancing
KESIMPULAN

Motivasi suatu perusahaan untuk melakukan perubahan kebijakan akuntansi adalah


untuk meningkatkan laba serta memperkuat likuiditas perusahaannya agar dapat
mempengaruhi investor dan kreditur. Perusahaan umumnya tidak mengoreksi kesalahan yang
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap laporan keuangan. Mendefinisikan
materialitas memang sulit, manajer dan auditor harus menggunakan pengalamannya dan
penghakimannya untuk menentukan apakah penyesuaian diperlukan untuk kesalahan tertentu.

Pendekatan retrospektif:

a. Mengubah laporan keuangan dari semua periode sebelum disajikan.

b. Mengungkapkan di tahun perubahan dari efek pada laba bersih dan laba per saham untuk semua
periode sebelum disajikan.

c. Melaporkan penyesuaian untuk saldo awal RE dalam laporan RE pada awal tahun penyajian.

Perubahan pada estimasi akuntansi (prospektif):

a. Melaporkan laporan keuangan sekarang dan masa dengan dengan dasar yang baru.

b. Menyajikan laporan keuangan periode sebelumnya seperti dilaporkan sebelumnya.

c. Tidak ada penyesuaian untuk saldo awal (untuk efek periode sebelumnya).

Kesalahan yang terjadi dan melibatkan kedua jenis laporan keuangan yaitu laporan posisi keuangan
dan laporan laba-rugi. Terbagi menjadi 2 (dua) jenis:

1. Counter-balancing Error

Akan menutupi kerugian atau diperbaiki lebih dari dua periode. Jika perusahaan telah menutup
buku pada periode kesalahan:

a. Jika kesalahan sudah counterbalanced, tidak ada entri.

b. Jika kesalahan belum dilakukan counterbalanced, buat entri untuk menyesuaikan saldo RE.

Untuk tujuan perbandingan, penyajian ulang dibutuhkan walaupun entri jurnal koreksi tidak di
butuhkan. Jika perusahaan belum menutup buku pada periode kesalahan:

a. Jika kesalahan sudah counterbalanced, buat entri untuk memperbaiki kesalahan di periode
berjalan dan untuk menyesuaikan saldo awal dari RE.

b. Jika kesalahan belum dilakukan counterbalanced, buat entri untuk menyesuaikan saldo awal
dari RE.

2. Non-Counterbalancing Error
Tidak akan menutupi kerugian pada periode akuntansi yang berikutnya. Perusahaan harus
membuat entri koreksi, walaupun perusahaan sudah melakukan penutupbukuan.
DAFTAR REFERENSI

https://www.academia.edu/7329729/AKUNTANSI_KEUANGAN_II

Anda mungkin juga menyukai