Latar Belakang
Latar Belakang
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit degeneratif dan salah satu penyakit tidak
menular yang meningkat jumlahnya dimasa akan datang, World Health Organization
(WHO) memperkirakan pada tahun 2025 angka kejadian DM meningkat menjadi 300 juta
hidup. Indonesia salah satu negara yang masuk dengan negara yang prevalensi DM juga
meningkat dan diperkirakan pada tahun 2025 DM di Indonesia menjadi urutan kelima (12.4
juta orang) dari sebelumnya urutan ketujuh pada tahun 1995 (4.7 juta orang) (Suyono,
2014).
Pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu pencegahan primer
dan skunder. Pencegahan primer yaitu mencegah agar tidak terjadinya luka dan pencegahan
skunder yaitu mencegah kecacatan akibat luka. Apabila seseorang terdiagnosa diabetes
mellitus maka sangat diperlukan yaitu pencegahan primer yaitu dengan perawatan kaki
seperti membersihkan kaki, memakai kaus kaki dan tidak berjalan menggunakan alas kaki
Senam kaki diabetes dapat membantu sirkulasi darah dan memperkuat otot-otot kecil
kaki dan mencegah terjadinya kelainan bentuk kaki, mengatasi keterbatasan jumlah insulin
pada penderita DM mengakibatkan kadar gula dalam darah meningkat hal ini menyebabkan
rusaknya pembuluh darah, saraf dan struktur. Latihan kaki juga dipercaya untuk mengelola
pasien yang mengalami DM, pasien DM setelah latihan kaki merasa nyaman, mengurangi
nyeri, mengurangi kerusakan saraf dan mengontrol gula darah serta meningkatkan sirkulasi
Sensitivitas adalah kemampuan organisme untuk merespon obat atau agen lain .
Neuropati akan menghambat signal, rangsangan atau terputusnya komunikasi dalam tubuh
yang menyebabkan insensitivitas atau hilangnya kemampuan untuk merasakan. Pengukuran
kepekaan dengan menggunakan homemade 10-g monofilament, jarum, sikat dengan kapas.
Kriteria sensitifitas pada ujung telapak kaki adalah nilai 0 tidak ada sensitifitas, nilai 1
sensitifitas kurang, nilai 2 sensitifitas sedang, nilai 3 sensitifitas baik (Suriadi, 2004).
Hasil pengukuran ABI menunjukan keadaan sirkulasi darah pada tungkai bawah dengan
rentang nilai sama atau lebih 0,90 menunjukkan bahwa sirkulasi ke daerah tungkai normal
dan apabila kurang dari 0.90 dinyatakan sirkulasi ke kaki mengalami obstruksi. Nilai ini
didapatkan dari hasil perbandingan tekanan sistolik pada daerah kaki dan tangan (Antono &
Dari uraian diatas peneliti perlu melakukan penelitian terhadap pengaruh senam kaki
diabetik terhadap sensitifitas kaki dan nilai abi (ankle brakial indeks) pada pasien dm tipe II.
DAFTAR PUSTAKA
Antono, D., & Hamonangani, R. (2014). Penyakit Arteri Perifer. In S. Setiati, I. Alwi, A.
W. Sudoyo, & Simadibrata (Eds.), (VI, Vol. 2, p. 1591). Jakarta: Interna Publishing.
Black, J.M., Hawks, J.H. (2009). Medical-surgical nursing clinical management for positive
Pribowo, S. (2012). Pengaruh Senam Kaki Terhadap Sensitivitas dan Kadar Gula Darah
Ruben, Graceistin. (2016). Pengaruh Senam Kaki Diabetes Terhadap Perubahan Kadar Gula
Simadibrata (Eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam (VI, Vol. 2, p. 2315). Jakarta:
Interna Publishing.
Taylor, R. B. (2010). Managing Diabetes With Exercise 6 Tips for Nerve Pain. Retrieved
Tjokroprawiro, A., & Murtiwi, S. (2014). Terapi Nonfarmakologis Pada Diabetes Melitus. In
S. Setiati, I. Alwi, A. W. Sudoyo, & M. Simadibrata (Eds.), Buku Ajar Ilmu Penyakit