All of Inovasi Pendidikan
All of Inovasi Pendidikan
Kelas : 4D-PGSD
INOVASI PENDIDIKAN
A. Pengertian
Inovasi berasal dari kata latin innovation yang berarti pembaruan dan
perubahan. Kata kerjanya innova yang artinya memperbarui dan mengubah.
Inovasi ialah suatu perubahan yang baru menuju ke arah perbaikan yang lain
atau berbeda dari yang ada sebelumnya, yang dilakukan dengan sengaja dan
berencana.
Sedangkan inovasi pendidikan ialah suatu perubahan yang baru dan
bersifat kualitatif, berbeda dari hal yang ada sebelumnya serta sengaja
diusahakan untuk meningkatkan kemampuan dalam rangka pencapaian tujuan
tertentu dalam pendidikan.Istilah perubahan dan pembaruan ada perbedaan dan
persamaannya. Perbedaannya, pada pembaruan ada unsur kesengajaan.
Persamaannya yakni sama–sama memiliki unsur yang baru atau lain dari
sebelumnya.
B. Tujuan inovasi penddikan di Indonesia
Adapun tujuan inovasi pendidikan di Indonesia pada umumnya adalah :
1. Lebih meratanya pelayanan pendidikan
2. Lebih serasinya kegiatan belajar
3. Lebih efisien dan ekonomisnya pendidikan
4. Lebih efektif dan efisiensinya sistem penyajian
5. Lebih lancar dan sempurnanya sistem informasi kebijakan
6. Lebih dihargainya unsur kebudayaan nasional
7. Lebih kokohnya kesadaran, identitas dan kesadaran nasional
8. Tumbuhnya masyarakat gemar belajar
9. Tersebarnya paket pendidikan yang memikat, mudah dicerna dan mudah
diperoleh
10. Meluasnya kesempatan kerja
C. Model-model Inovasi Pendidikan
Top down inovation yaitu ide, proses, produk yang dilakukan oleh
pemerintah. Seorang pemerintah memberikan ide, proses dan menghasilkan
produk yang dibeli rakyat bersifat nasional. Tujuannya meningkatkan mutu
pendidikan, sebagai usaha meningkatkan efesiensi(tepat guna, menggunakan
sesuai fungsinya). Contoh adalah yang dilakukan oleh Departemen Pendidikan
Nasinal selama ini. Seperti penerapan kurikulum, kebijakan desentralisasi
pendidikan dan lain-lain.
Kelebihan :
Kelemahan :
Siswa tidak bisa berperan lebih aktif dikarenakan peran guru yang lebih
dominan bila dibanding peran dari siswa itu sendiri.
Siswa tidak bisa melihat seberapa jauh suatu pembelajaran telah dilaksanakan.
Peran Siswa hanya sebagai penerima keputusan atau hasil dari suatu
pembelajaran tanpa mengetahui jalannya proses pembentukan pembelajaran
tersebut dari awal hingga akhir. Tujuan utama dari pembelajaran tersebut yang
hendaknya akan dikirimkan kepada siswa tidak terwujud dikarenakan guru
tidak begitu memahami hal-hal yang diperlukan oleh siswa.
Siswa akan merasa terabaikan karena suara mereka tidak begitu diperhitungkan
dalam proses berjalannya suatu proses. Siswa menjadi kurang kreatif dengan
ide-ide mereka.
2. Bottom Up Inovation
Kelebihan :
Kelemahan :
Guru akan tidak begitu berharga karena perannya tidak begitu besar.
Hasil dari suatu program tersebut belum tentu biak karena adanya perbadaan
tingkat pendidikan dan bisa dikatakn cukup rendah bila dibanding para
pegawai pemerintahan. Hubungan siswa dengan guru tidak akan berjalan lebih
baik karena munculnya ide-ide yang berbeda dan akan menyebabkan
kerancuan bahkan salah faham antara siswa dengan guru dikarenakan kurang
jelasnya masing-masing tugas dari guru dan juga siswa.
3. Desentralisasi
Kelebihan :
Kelemahan :
4. Quantum Learning
Quantum learning adalah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar
yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar
sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Kelebihan :
Mempengaruhi daya pikir anak lebih lama dalam situasi belajar, interaksi
antara murid dan guru lebih terbuka, situasi proses belajar mengajar dalam
konteks.
Kelemahan :
5. Pendekatan Kontekstual
Kelemahan :
Guru lebih intensif dalam membimbing. Karena dalam metode CTL. Guru
tidak lagi berperan sebagai pusat informasi. Tugas guru adalah mengelola kelas
sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
ketrampilan yang baru bagi siswa. Siswa dipandang sebagai individu yang
sedang berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh
tingkat perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan
demikian, peran guru bukanlah sebagai instruktur atau ” penguasa ” yang
memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka
dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau
menerapkan sendiri ide–ide dan mengajak siswa agar dengan menyadari dan
dengan sadar menggunakan strategi–strategi mereka sendiri untuk belajar.
Namun dalam konteks ini tentunya guru memerlukan perhatian dan bimbingan
yang ekstra terhadap siswa agar tujuan pembelajaran sesuai dengan apa yang
diterapkan semula.
KOMPONEN PEMBELAJARAN
1. Tujuan pendidikan
Berdasarkan UU. No.20 Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional
dalam pasal 3, bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
2. Peserta didik
Siswa atau peserta didik biasanya digunakan untuk seseorang yang
mengikuti suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan
lainnya, di bawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks
keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang
mengikuti bimbingan seorang tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa
jangan selalu dianggap sebagai objek belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia
memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang
berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent effect) berupa
terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai suatu
transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai
keutuhan dan kemandirian.
3. Pendidik
Pendidik atau Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga
berarti guru, tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar
suatu ilmu. Dalam bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik
profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.
Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling
maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara
pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak
hanya terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga
sebagai pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran
yang dapat memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
4. Bahan atau materi pelajaran
Materi juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa.
Adapun karakteristik dari materi yang bagus
menurut Hutchinson dan Waters adalah:
7. Sumber belajar
Sumber belajar (learning resources) adalah semuasumber baik berupa data,
orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik
dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga
mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuanbelajar atau mencapai
kompetensi tertentu.
8. Evaluasi
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Evaluation”. Menurut
Wand dan Brown, evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai dari suatu hal. Ada pendapat lain yang mengatakan
bahwa evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya,
sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna
mengetahui sebab akibat dan hasil belajar siswa yang dapat mendorong
dan mengembangkan kemampuan belajar.
TAHAPAN-TAHAPAN INOVASI
Menurut Roger, proses keputusan inovasi terdiri dari 5 tahap, yaitu (a) tahap
pengetahuan, (b) tahap bujukan, (c) tahap keputusan, (d) tahap implementasi, dan
(e) tahap konfirmasi.
Proses keputusan inovasi dimulai dengan tahap pengetahuan yaitu tahap pada saat
seseorang menyadari adanya suatu inovasi dan ingin tahu bagaimana fungsi
inovasi tersebut. Pengertian menyadari dalam hal ini bukan memahami tetapi
membuka diri untuk mengetahui inovasi. Seseorang menyadari atau membuka diri
terhadap suatu inovasi tentu dilakukan secara aktif bukan secara pasif. Misalnya
pada acara siaran televisi disebutkan berbagai macam acara, salah satu
menyebutkan bahwa pada jam 19.30 akan ada siaran tentang metode baru cara
mengajar berhitung di Sekolah Dasar. Guru A yang mendengar dan melihat acara
tersebut kemudian sadar bahwa ada metode baru tersebut, maka pada diri Guru A
tersebut sudah mulai proses keputusan inovasi pada tahap pengetahuan.
Sedangkan Guru B walaupun mendengar dan melihat acara TV, tidak ada
keinginan untuk tahu, maka belum terjadi proses keputusan inovasi.
Pada tahap persuasi dari proses keputusan inovasi, seseorang membentuk sikap
menyenangi atau tidak menyenangi terhadap inovasi. Jika pada tahap pengetahuan
proses kegiatan mental yang utama bidang kognitif, maka pada tahap persuasi
yang berperan utama bidang afektif atau perasaan. Seseorang tidak dapat
menyenangi inovasi sebelum ia tahu lebih dulu tentang inovasi.
Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran.
Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan
menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi
informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan
karakteristik inovasi dalam mempengaruhi proses keputusan inovasi.
Dalam tahap persiasi ini juga sangat penting peran kemampuan untuk
mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada
kemampuan untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam pemikiran
berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu,
perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan inovasi, jika
mungkin sampai pada konsekuensi inovasi. Hasil dari tahap persuasi yang utama
ialah adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi inovasi. Diharapkan
hasil tahap persuasi akan mengarahkan proses keputusan inovasi atau dengan
dengan kata lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi inovasi dan
menerapkan inovasi. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya antara sikap dan
aktivitas masih ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia menerapkan
inovasi. Ada jarak atau kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan penerapan
(praktek). Misalnya seorang guru tahu tentang metode diskusi, tahu cara
menggunaknnya, dan senang seandainya menggunakan, tetapi ia tidak pernah
menggunakan, karena beberapa faktor: tempat duduknya tidak memungkinkan,
jumlah siswanya terlalu besar, dan takut bahan pelajarannya tidak akan dapat
disajikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Perlu ada bantuan
pemecahan masalah.
c. Tahap Keputusan (Decision)
Dapat juga terjdai percobaan cukup dilakukan sekelompok orang dan yang lain
cukup mempercayai dengan hasil percobaan temannya. Perlu diperhatikan bahwa
dalam kenyataannya pada setiap tahap dalam proses keputusan inovasi dapat
terjadi penolakan inovasi. Misalnya penolakan dapat terjadi pada awal tahap
pengetahuan, dapat juga terjadi pada tahap persuasi, mungkin juga terjadi setelah
konfirmasi, dan sebagainya. Ada dua macam penolakan inovasi yaitu: (1)
penolakan aktif artinya penolakan inovasi setelah melalui proses
mempertimbangkan untuk menerima inovasi atau mungkin sudah mencoba lebih
dahulu, tetapi keputusan akhir menolak inovasi, dan (2) penolakan pasif artinya
penolakan inovasi dengan
tanpa pertimbangan sama sekali.
Tetapi biasanya suatu tanda bahwa taraf implementasi inovasi berakhir jika
penerapan inovasi itu sudah melembaga atau sudah menjadi hal-hal yang bersifat
rutin. Sudah tidak merupakan hal yang baru lagi. Hal-hal yang memungkinkan
terjadinya re-invensi antara inovasi yang sangat komplek dan sukar dimengerti,
penerima inovasi kurang dapat memahami inovasi karena sukar untuk menemui
agen pembaharu, inovasi yang memungkinkan berbagai kemungkinan
komunikasi, apabila inovasi diterapkan untuk memecahkan masalah yang sangat
luas, kebanggaan akan inovasi yang dimiliki oleh suatu daerah tertentu juga dapat
menimbulkan reinvensi.
(1) Apabila seseorang menyadari akan sesuatu kebutuhan dan berusaha mencari
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan misalnya dengan mencari informasi tentang
inovasi. Hal ini terjadi pada tahap penegtahuan dalam proses keputusan inovasi.
(2) Apabila seseorang tahu tentang inovasi dan telah bersikap menyenangi inovasi
tersebut, tetapi belum menetapkan keputusan untuk menerima inovasi. Maka ia
akan berusaha untuk menerimanya, guna mengurangi adanya disonansi antara apa
yang disenangi dan diyakini dengan apa yang dilakukan. Hal ini terjadi pada tahap
keputusan inovasi, dan tahap implementasi dalam proses keputusan inovasi.
1. Strategi Fasilitatif
(a) mengenal masalah yang dihadapi serta menyadari perlunya mencari target
perubahan,
2. Strategi Pendidikan
Dengan strategi ini orang harus belajar lagi tentang sesuatu yang dilupakan yang
sebenarnya telah dipelajarinya sebelum mempelajari tingkah laku atau sikap baru.
Strategi pendidikan dapat berlangsung efektif, perlu mempertimbangkan hal-hal
berikut ini :
– digunakan untuk menjaga agar klien tidak menolak perubahan atau kembali ke
keadaan sebelumnya.
3. Strategi Bujukan
Strategi bujukan tepat digunakan bila klien tidak berpartisipasi dalam perubahan
sosial. Berada pada tahap evaluasi atau legitimasi dalam proses pengambil
keputusan untuk menerima atau menolak perubahan sosial. Strategi bujukan tepat
jika masalah dianggap kurang penting atau jika cara pemecahan masaalah kurang
efektif serta pelaksana program perubahan tidak memiliki alat control secara
langsung terhadap klien..
4. Strategi Paksaan
Strategi dengan cara memaksa klien untuk mencapai tujuan perubahan. Apa yang
dipaksa merupakan bentuk dari hasil target yang diharapkan. Penggunaan strategi
paksan perlu mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
Kennedy (1987:163) juga membicarakan tentang strategi inovasi yang dikutip dari
Chin dan Benne (1970) menyarankan tiga jenis strategi inovasi, yaitu: Power
Coercive (strategi pemaksaan), Rational Empirical (empirik rasional), dan
Normative-Re-Educative (Pendidikan yang berulang secara normatif).
Betapapun baiknya manfaat dari inovasi itu bagi sasaran inovasi akan sangat sulit
diterima jika inovator tersebut tidak memahami strategi inovasi ini, atau dapat
diasumsikan mengenai ketidak berhasilan inovasi salah satunya pelkasana dari
inovasi ini tidak secara komprehenship memahami strategi inovasi.
Pembelajaran inovatif adalah salah satu bentuk strategi inovasi, karena secara
disengaja dimunculkan agar pembelajaran lebih dapat dengan lancar mencapai
tujuan. Dan sudah barang tentu pembelajaran inovatif ini muncul dengan
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan dari proses pembelajaran dari sasaran
inovasi itu sendiri.
Sumber :
https://priyantobudibudi.wordpress.com/2013/01/06/inovasi-pendidikan/
http://www.sekolahdasar.net/2011/11/pengertian-dan-komponen-
pembelajaran.html
https://silabus.org/pengertian-pendidikan/
https://yudhaanggara147.wordpress.com/artikel/komponen-pembelajaran/
https://kelompok2badpend11.wordpress.com/refleksi-materi/proses-inovasi-
pendidikan/
https://inopend3.wordpress.com/2011/01/11/strategi-inovasi-pendidikan/