Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PERAWATAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD)

DISUSUN OLEH:
RENI RATIH OKTAVIANTINA

NIM. 04121303054

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2014
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh

memerlukan suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi

gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain

seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu

dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran

pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage).

Kebutuhan pemasangan WSD misalnya, pada trauma (luka tusuk di dada),

biasanya disebabkan oleh benda tajam, bila tidak mengenai jantung, biasanya dapat

menembus rongga paru-paru. Mekanisme penyebabnya bisa satu tusukan kuat

ataupun satu gerakan mendadak yang hebat. Akibatnya, selain terjadi perdarahan

dari rongga paru-paru, udara juga akan masuk ke dalam rongga paru-paru. Oleh

karena itu, paru-paru pada sisi yang luka akan mengempis. Penderita nampak

kesakitan ketika bernapas dan mendadak merasa sesak dan gerakan iga disisi yang

luka menjadi berkurang (Kartono, M. 1991).

Makalah ini akan menjelaskan tentang perawatan WSD dan diharapkan bisa

membantu mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih

memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage).

2. Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan Water Seal Drainage?

b. Apa tujuan pemasangan Water Seal Drainage?

c. Apa saja macam-macam Water Seal Drainage?

d. Apa indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan Water Seal Drainage?


e. Bagaimana perawatan Water Seal Drainage?

3. Tujuan Penulisan

a. Untuk mengetahui pengertian Water Seal Drainage.

b. Untuk mengetahui tujuan pemasangan Water Seal Drainage.

c. Untuk mengetahui macam-macam Water Seal Drainage.

d. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dari pemasangan Water Seal

Drainage

e. Untuk mengetahui perawatan Water Seal Drainage.


BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Water Seal Drainage

Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk

mengeluarkan udara dan cairan (darah,pus) dari cavum pleura (rongga pleura)

dengan menggunakan pipa penghubung atau selang dada untuk mempertahankan

tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura memiliki

tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura/lubrican.

2. Tujuan Pemasangan Water Seal Drainage

a. Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura

b. Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

c. Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian

d. Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada.

3. Macam-macam Water Seal Drainage

a. Satu botol
Sistem ini terdiri dari satu botol dengan penutup segel. Penutup mempunyai dua

lobang, satu untuk ventilasi udara dan lainnya memungkinkan selang masuk

hampir ke dasar botol.

Keuntungannya adalah :

o Penyusunannya sederhana

o Mudah untuk pasien yang berjalan

Kerugiannya adalah :

o Saat drainase dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan yang diperlukan

o Untuk terjadinya aliran tekanan, pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol

o Campuran darah dan drainase menimbulkan busa dalam botol yang membatasi

garis pengukuran drainase

b. Dua botol

Pada sistem dua botol, botol pertama adalah sebagai botol penampung dan yang

kedua bekerja sebagai water seal. Pada sistem dua botol, penghisapan dapat

dilakukan pada segel botol dalam air dengan menghubungkannya ke ventilasi

udara.

Keuntungan :

o Mempertahankan water seal pada tingkat konstan

o Memungkinkan observasi dan pengukuran drainage yang lebih baik


Kerugian :

o Menambah areal mati pada sistem drainage yang potensial untuk masuk ke

dalam area pleura.

o Untuk terjadinya aliran, tekanan pleura harus lebih tinggi dari tekanan botol.

o Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada kebocoran udara.

c. Tiga botol

Pada sistem tiga botol, botol kontrol penghisap ditambahkan ke sistem dua

botol. Botol ketiga disusun mirip dengan botol segel dalam air. Pada sistem ini

yang terpenting adalah kedalaman selang di bawah air pada botol ketiga dan

bukan jumlah penghisap di dinding yang menentukan jumlah penghisapan yang

diberikan pada selang dada. Jumlah penghisap di dinding yang diberikan pada

botol ketiga harus cukup unutk menciptakan putaran-putaran lembut

gelembung dalam botol. Gelembung kasar menyebabkan kehilangan air,

mengubah tekanan penghisap dan meningkatkan tingkat kebisingan dalam unit

pasien. Untuk memeriksa patensi selang dada dan fluktuasi siklus pernafasan,

penghisap harus dilepaskan saat itu juga.

Keuntungan :

o sistem paling aman untuk mengatur pengisapan.


Kerugian :

o Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan

dalam perakitan dan pemeliharaan.

o Sulit dan kaku untuk bergerak / ambulansi

d. Unit drainage sekali pakai

 Pompa penghisap Pleural Emerson

Merupakan pompa penghisap yang umum digunakan sebagai pengganti

penghisap di dinding. Pompa Penghisap Emerson ini dapat dirangkai

menggunakan sistem dua atau tiga botol.

Keuntungan :

o Plastik dan tidak mudah pecah

Kerugian :

o Mahal

o Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainage bila unit

terbalik.

 Fluther valve

Keuntungan :

o Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik

o Kurang satu ruang untuk mengisi

o Tidak ada masalah dengan penguapan air

o Penurunan kadar kebisingan

Kerugian :

o Mahal

o Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intra

pleural karena tidak adanya fluktuasi air pada ruang water seal.
 Calibrated spring mechanism

Keuntungan :

o Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik

o Kurang satu ruang untuk mengisi

o Tidak ada masalah dengan penguapan air

o Penurunan kadar kebisingan

o Mampu mengatasi volume yang besar

Kerugian

o Mahal

4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan WSD

a. Indikasi

o Hemotoraks, efusi pleura

o Pneumotoraks ( > 25 % )

o Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk

o Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator

b. Kontraindikasi

o Infeksi pada tempat pemasangan

o Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.

5. Penatalaksanaan Water Seal Drainage

a. Perawatan pra bedah

1) Menentukan pengetahuan pasien mengenai prosedur.

2) Menerangkan tindakan-tindakan pasca bedah termasuk letak insisi,

oksigen dan pipa dada, posisi tubuh pada saat tindakan dan selama
terpasangnya WSD, posisi jangan sampai selang tertarik oleh pasien

dengan catatan jangan sampai rata/ miring yang akan mempengaruhi

tekanan.

3) Memberikan kesempatan bagi pasien untuk bertanya atau mengemukakan

keprihatinannya mengenai diagnosa dan hasil pembedahan.

4) Mengajari pasien bagaimana cara batuk dan menerangkan batuk serta

pernafasan dalam yang rutin pasca bedah.

5) Mengajari pasien latihan lengan dan menerangkan hasil yang diharapkan

pada pasca bedah setelah melakukan latihan lengan.

b. Persiapan alat

 Sistem drainase tertutup

 Motor suction

 Selang penghubung steril

 Cairan steril : NaCl, Aquades

 Botol berwarna bening dengan kapasitas 2 liter

 Kassa steril

 Pisau jaringan

 Trocart

 Benang catgut dan jarumnya

 Sarung tangan

 Duk bolong

 Spuit 10 cc dan 50 cc

 Obat anestesi : lidocain, xylocain

 Masker
c. Perawatan pasca bedah

Perawatan setelah prosedur pemasangan WSD antara lain :

1) Perhatikan undulasi pada selang WSD

2) Observasi tanda-tanda vital : pernafasan, nadi, setiap 15 menit pada 1 jam

pertama

3) Monitor pendarahan atau empisema subkutan pada luka operasi

4) Anjurkan pasien untuk memilih posisi yang nyaman dengan memperhatikan

jangan sampai selang terlipat

5) Anjurkan pasien untuk memegang selang apabila akan mengubah posisi

6) Beri tanda pada batas cairan setiap hari, catat tanggal dan waktu

7) Ganti botol WSD setiap tiga hari dan bila sudah penuh, catat jumlah cairan

yang dibuang

8) Lakukan pemijatan pada selang untuk melancarkan aliran

9) Observasi dengan ketat tanda-tanda kesulitan bernafas, cynosis, empisema.

10) Anjurkan pasien untuk menarik nafas dalam dan bimbing cara batuk yang

efektif

11) Botol WSD harus selalu lebih rendah dari tubuh

12) Bila undulasi tidak ada, ini mempunyai makna yang sangat penting karena

beberapa kondisi dapat terjadi antara lain :

 Motor suction tidak jalan

 Selang tersumbat atau terlipat

 Paru-paru telah mengembang

Oleh karena itu harus yakin apa yang menjadi penyebab, segera periksa

kondisi sistem drainase, amati tanda-tanda kesulitan bernafas.


d. Cara mengganti botol WSD

1) Siapkan set yang baru. Botol yang berisi aguades ditambah desinfektan.

2) Selang WSD diklem dulu

3) Ganti botol WSD dan lepas kembali klem

4) Amati undulasi dalam selang WSD.

e. Indikasi pengangkatan WSD

1) Paru-paru sudah reekspansi yang ditandai dengan :

 Tidak ada undulasi

 Tidak ada cairan yang keluar

 Tidak ada gelembung udara yang keluar

 Tidak ada kesulitan bernafas

 Dari rontgen foto tidak ada cairan atau udara

2) Selang WSD tersumbat dan tidak dapat diatasi dengan spooling atau

pengurutan pada selang.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk

mengeluarkan udara, cairan (darah,pus) dari rongga pleura, rongga thorax; dan

mediastinum dengan menggunakan pipa penghubung untuk mempertahankan

tekanan negatif rongga tersebut. Dalam keadaan normal rongga pleura

memiliki tekanan negatif dan hanya terisi sedikit cairan pleura / lubrican.

Tujuan pemasangan WSD antara lain :

1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan rongga

thorak

2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura

3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps

4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada

5. Mengalirkan / drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk

mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut

B. Penutup

Dalam pebuatan makalah ini juga penulis menyadari bahwa dalam pebuatan

makalah masi terdapat banyak kesalahan, kekurangan serta kejanggalan baik

dalam penulisan maupun dalam pengonsepan materi. Utnuk itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar kedepan lebih baik dan

penulis berharap kepada semua pembaca mahasiswa khususnya, untuk lebih

ditingkatkan dalam pembuatan makalah yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Asih,dkk. 2004. Keperawatan Medikal Bedah Klien Dengan Gangguan Pernapasan.

Jakarta:EGC

Suzanne & Brenda. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC

http://healthyroom.weebly.com/2/post/2011/02/wsd-water-seal-drainage.

Anda mungkin juga menyukai