Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah). Masalah nutrisi erat kaitannya
dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Secara umum faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi adalah faktor fisiologis untuk
kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti adanya penyakit tertentu yang
menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi, faktor sosio-ekonomi yang
seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi.
Nutrisi adalah ikatan kimia diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu
energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan
(Soenarjo, 2000). Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan
dan utnuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan
kebutuhan nutrisi. Sedangkan menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah suatu proses organism
menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolism dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk
mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-organ, serta
menghasilkan energi.
Pemberian Nutrisi Parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infus yang
di masukkan ke dalam tubuh melalui darah vena baik sentral (untuk nutrisi parenteral total)
atau vena perifer (untuk nutrisi parenteral parsial). Pemberian nutrisi melalui parenteral
dilakukan pasien yang tidak dapat di penuhi kebutuhan nutrisinya melalui oral atau enteral
Nutrisi Enteral merupakan pemberian nutrient melalui saluran cerna dengan menggunakan
sonde (tube feeding).
Nutrisi enteral direkomendasikan bagi pasien- pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya secara volunter melalui asupan oral. Pemberian nutrisi enteral dini (yang
dimulai dalam 12 jam sampai 48 jam setelah pasien masuk ke dalam perawaatan intensif
[ICU]) lebih baik dibandingkan pemberian nutrisi parenteral.B.

1
B. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral.
2. Mengetahui indikasi dari pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral.
3. Mengetahui kontraindikasi dari pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral.
4. Mengetahui manfaat dari pemberian manfaat dari pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi
Parenteral.
5. Mengetahui prosedur pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral.

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral


Nutrisi enteral adalah nutrisi yang diberikan pada pasien yang tidak dapat memenuhi
kebutuhan nutrisinya melalui rute oral, formula nutrisi diberikan melalui tube ke dalam
lambung (gastric tube), nasogastrik tube (NGT), atau jejunum dapat secara manual maupun
dengan bantuan pompa mesin (At Tock, 2007). Menurut Wiryana (2007), Nutrisi
enteraladalah faktor resiko independent pnemoni 13 nosokomial yang berhubungan dengan
ventilasi mekanik. Cara pemberian sedini mungkin dan benar nutrisi enteral akan menurunkan
kejadian pneumonia, sebab bila nutrisi enteral yang diberikan secara dini akan membantu
memelihara epitel pencernaan, mencegah translokasi kuman, mencegah peningkatan distensi
gaster, kolonisasi kuman, dan regurgitasi. Posisi pasien setengah duduk dapat mengurangi
resiko regurgitasi aspirasi. Diare sering terjadi pada pasien di Intensif Care Unit yang
mendapat nutrisi enteral, penyebabnya multifaktorial, termasuk therapy antibiotic, infeksi
clostridium difficile, impaksi feses, dan efek tidak spesifik akibat penyakit kritis. Komplikasi
metabolik yang paling sering berupa abnormalitas elektrolit dan hiperglikemi (Wiryana,
2007).
Nutrisi parenteral adalah suatu bentuk pemberian nutrisi yang diberikan langsung
melalui pembuluh darah tanpa melalui saluran pencernakan (Wiryana, 2007). Nutrisi
parenteral diberikan apabila usus tidak dipakai karena suatu hal misalnya: malformasi
kongenital intestinal, enterokolitis nekrotikans, dan distress respirasi berat. Nutrisi parsial
parenteral diberikan apabila usus dapat dipakai, tetapi tidak dapat mencukupi kebutuhan
nutrisi untuk pemeliharaan dan pertumbuhan ( Setiati, 2000). Tunjangan nutrisi parenteral
diindikasikan bila asupan enteral tidak dapat dipenuhi dengan baik. Terdapat kecenderungan
untuk 14 memberikan nutrisi enteral walaupun parsial dan tidak adekuat dengan suplemen
nutrisi parenteral. Pemberian nutrisi parenteral pada setiap pasien dilakukan dengan tujuan
untuk dapat beralih ke nutrisi enteral secepat mungkin. Pada pasien IRIN, kebutuhan dalam
sehari diberikan lewat infuse secara kontinyu dalam 24 jam. Monitoring terhadap faktor
biokimia dan klinis harus dilakukan secara ketat. Hal yang paling ditakutkan pada pemberian
nutrisi parenteral total (TPN) melalui vena sentral adalah infeksi (Ery Leksana, 2000).
Ada 2 macam metode pemberian nutrisi parenteral, yaitu:
1. Nutrisi parenteral parsial, pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena.
Sebagian kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral.
Cairan yang biasanya digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi parenteral total, pemberian nutrisi melalui jalur intravena ketika kebutuhan
nutrisi sepenuhnya harus dipenuhi melalui cairan infus. Cairan yang dapat digunakan

3
adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti Triofusin E1000, cairan yang
mengandung asam amino seperti PanAmin G, dan cairan yang mengandung lemak
seperti Intralipid
Lokasi pemberian nutrisi secara parenteral melalui vena sentral dapat melalui vena
antikubital pada vena basilika sefalika, vena subklavia, vena jugularis interna dan
eksterna, dan vena femoralis. Nutrisi parenteral melalui perifer dapat dilakukan pada
sebagian vena di daerah tangan dan kaki.
2. Indikasi Pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral
a. Indikasi Enteral
Pemberian nutrisi enteral diperlukan pada penderita yang memerlukan asupan
nutrien dengan saluran cerna yang masih berfungsi seperti pada penyakit AIDS atau HIV
(yang disertai malnutsi), kakeksia pada penyakit jantung/ kanker, penurunan kesadaran/
koma, disfagia/ obstruksi esophagus, anoreksia pada infeksi yang berat/ kronis/
malnutrisi, pembedahan/ kanker pada kepala/ leher dan gangguan psikologis seperti
depresi berat/ anoreksi nervosa. Keadaan hypermetabolisme (luka bakar, trauma, infeksi
HIV), asupan oral yang tidak mencukupi, inflamasi usus/ penyakit kronik, intubasi/
ventilasi, upaya mempertahankan keutuhan usus, seperti panda pancreatitis juga
memerlukan nutrisi enteral. Bahkan pada kasus-kasus berat sperti pembedahan dan
trauma dengan resiko sepsis diperlukan pemberian nutrisi enteral secara dini yang dapat
disertai suplementasi nutrient yang berperan dalam proses pergantian sel-sel jonjot usus
seperti glutamine. Selain itu juga diindikasikan untuk gangguan seperti di bawah ini:
a) Gangguan menguyah dan menelan
b) Prematuritas
c) Kelainan bawaan saluran nafas, saluran cerna, dan jantung
d) Refluks gastroesofagus berat
e) Penyakit kronik dan keganasan
b. Indikasi Parenteral
a) Gangguan absorbs makanan seperti fistula enterokunateus, atresia intestinal, colitis
infeksiosa, obstruksi usus halus.
b) Kondisi dimana usus harus diistirahatkan sperti pada pankrestitis berat, status
preoperative dengan malnutrisi berat, angina intertinal, diare berulang.
c) Gangguan motilitas usus seperti pada ileus yang berkepanjangan.
d) Makan, muntah terus menerus, gangguan hemodinamik, hiperemesis gravidarum
(Wiryana, 2007).

4
3. Kontraindikasi Pemberian Nutrisi Enteral dan Parenteral
a. Kontraindikasi Enteral
a) Kondisi yang mengakibatkan perubahan fungsi saluran cerna (osbtruksi
menyeluruh pada saluran cerna bagian distal, perdarahan saluran cerna yang
hebat, fistula enterokutan high-output, intractable diarrhea, kelainan congenital
pada saluran cerna).
b) Gangguan perfusi saluran cerna (instabilitas hemodinamik, syok septic)
b. Kontraindikasi Parenteral
a) Pasien-pasien kanker yang sedang menjalankan terapi radiasi dan kemoterapi.
b) Pasien-pasien preoperatif yang bukan malnutrisi berat.
c) Pankreatitis akuta ringan.
d) Kolitis akuta.
e) AIDS.
f) Penyakit paru yang mengalami eksaserbasi.
g) Luka bakar.
h) Penyakit-penyakit berat stadium akhir (end-stage illness).
4. Manfaat Pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral
a. Manfaat dari pemberian nutrisi enteral antara lain:
a) Mempertahankan fungsi pertahanan dari usus
b) Mempertahankan integritas mukosa saluran cerna
c) Mempertahankan fungsi-fungsi imunologik mukosa saluran cerna
d) Mengurangi proses katabolic
e) Menurunkan resiko komplikasi infeksi secara bermakna
f) Mempercepat penyembuhan luka
g) Lebih murah dibandingkan nutrisi parenteral
h) Lama perawatan di rumah sakit menjadi lebih pendek dibandingkan dengan
Nutrisi Parenteral
b. Manfaat dari pemberian nutrisi parenteral antara lain:
a) Menyediakan nutrisi bagi tubuh melalui intravena, karena tidak
memungkinkannya saluran cerna untuk melakukan proses pencernaan makanan
b) Mencegah lemak subcutan dan otot digunakan oleh tubuh untuk melakukan
katabolisme energi
c) Mempertahankan kebutuhan nutrisi

5
5. Prosedur Pemberian Nutrisi Enteral dan Nutrisi Parenteral
1. Prosedur pemberian nutrisi enteral
a. Cuci tangan
b. Auskultasi bising usus
c. Pastikan pesanan dokter untuk formula, kecepatan, rute, dan frekuensi
d. Siapkan kantung dan selang untuk memberikan formula
e. Jelaskan prosedur pada klien
f. Baringkan klien dalam posisi Fowler
g. Pastikan penempatan selang NGT
h. Mulai memberi makan
Ada 2 macam metode pemberian makan yaitu sebagai berikut:
1. Metode bolus (intermitten)
a) Pijat usus proksimal selang makan
b) Hubungkan spuit ke ujung selang dan tinggikan 45 cm di atas kepala klien
c) Isi spuit dengan formula. Biarkan spuit kosong secara bertahap
2. Metode drip (kontinyu)
Merupakan metode yang dirancang untuk pemberian makan perselang dengan
kecepatan perjam yang dipesankan. Metode ini mengurangi risiko diare. Klien yang
menerima pesanan makanan drip kontinyu harus diperiksa setiap 4 jam.
a) Gantungkan kantung gavage pada tiang IV
b) Hubungkan ujung kantung ke ujung proksimal selang
c) Hubungkan pompa infus dan atur kecepatan
i. Bila selang makan tidak sedang digunakan, kelm ujung proksiamal salang makan
j. Berikan air melalui selang makan secara bersamaan diantar makan
k. Bilas kantung dan selang makan dengan air hangat setelah pemberian semua bolus
makanan
l. Tingkatkan makanan per selang
m. Klien tetap pada posisi fowler tinggi atau dengan kepala tempat tidur ditinggikan
30o atau lebih selama 30 menit setelah memberikan makan melalui selang. Dengan
makan kontinyu klien harus dalam satu posisi ini selama makan
n. Catat jumlah dan jenis makanan, pastikan letak selang, patensi selang, respon klien
terhadap makanan, dan adanya efek merugikan

6
2. Prosedur pemberian nutrisi parenteral
a. Jelaskan prosedur pada klien
b. Cuci tangan
c. Gunakan cara aseptik dalam perawatan kateter
d. Ganti balutan tiap 24- 48 jam
e. Ganti set infuse maksimal 2x24 jam
f. Ganti posisi pemasangan infuse maksimal 3 x 24 jam (perifer)
g. Perhatikan tanda phlebitis, inflamasi, dan thrombosis
h. Jangan gunakan untuk pengambilan sampel darah dan pemberian obat
i. Lakukan pemantauan selama pemberian nutrisi parenteral, antara lain:
j. Pemeriksaan laboratorium seperti BUN, kreatinin, gula darah, elektrolit dan
faal hepar
k. Timbang berat badan pasien
l. Periksa reduksi urine
m. Observasi jumlah cairan yang masuk dan keluar
n. Cairan jangan di gantuk lebih dari 24 jam
o. Pemberian asam amino harus bersamaan dengan karbohidrat dengan harapan
kalori yang di butuhkan akan di penuhi karbohidrat
p. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

7
BAB III
KESIMPULAN
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh,pergerakan tubuh,mempertahankan suhu,fungsi enzim,pertumbuhan dan
pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi manusia,maka akan
terhindar dari macam-macam penyakit.
SARAN
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat penting untuk diupayakan.
Upaya untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan dengan gizi yang seimbang dengan di imbangi dengan keadaan hidup bersih untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari,karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia yang terserang penyakit akibat immune tubuh yang menurun.

8
DAFTAR PUSTAKA

Bare, Smeltzer. Keperawatan Medikal Bedah Volume 2. 2002. Jakarta. EGC.


Doenges, Marilyn E. Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. 2000. Jakarta. EGC.
Hartono, Andry. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit, Ed. 2. Jakarta: EGC.
Schwartz. Intisari Prinsip-prinsip Ilmu Bedah Edisi 6. 2000. Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai