COLUMBINE HIGH SCHOOL MASSACRE

(PEMBANTAIAN MASAL SEKOLAH COLUMBINE)

A. Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan jaman, semaki pesat pula perkembangan

teknologi di dunia. Selain itu, seiring dengan pergantian jaman, maka berbeda
pula generasi-generasi tiap masanya. Saat ini dunia begitu termanjakan oleh
teknologi, semua bisa dilakukan dan didapatkan hanya dengan memahami
teknologi. Sebagian manusia memanfaatkan teknologi tersebut dengan sangat
baik. Namun ada pula manusia yang memanfaatkan hal tersebut dengan
sangat tidak masuk akal atau kurang baik.

Salah satu contoh kasus yang pernah terjadi di Columbine High School,
Jefferson, US pada tahun 1999. Dimana saat itu 20 April 1999, terjadi
penembakan masal oleh 2 orang siswa yang menewaskan 12 siswa dan
seorang guru, serta 23 orang lainnya. Setelah melakukan penembakan masal,
siswa tersebut melakukan penembakan pada dirinya sendiri (bunuh diri).
Pembantaian tersebut mendatangkan perdebatan, karena pasalnya hal ini
terjadi dikarenakan undang-undang pembatasan senjata api dan kemudahan
mendapatkannya. Selain itu kurangnya peran agama di sekolah dan juga
akibat peranan film-film dan video game mengandung unsur kekerasan dalam
masyarakat.

B. Hubungan antara Kasus dan Etika Profesi

Dalam kasus tersebut kurangnya peran keagamaan yang membuat ketidak

pahaman akan dasar-dasar kehidupan di masyarakat tentang toleransi, nilai
moral, akal, dan pengembangan ilmiah juga perundang-undangan. Selain itu,
Zona Mabuk Teknologi juga bisa menjadi salah satu faktor terjadi nya kasus
tersebut.
 Dalam bagan konsep etika dimana masyarakat memiliki budaya sesuai
dengan norma / moral yang diatur dalam undang-undang. Dimana undang-
undang tersebut dibuat atas dasar dari keagamaan, yang nantinya akan
menghasilkan sikap dan perilaku individu yang baik.

C. Pencegahan Akan Kasus Ini Adalah:

1. Tingkatkan pendidikan akan keagamaan dan toleransi antar agama
2. Meningkatkan sistem keamanan untuk penjualan akan senjata api
3. Meningkatkan pendidikan dasar akan teknologi, agar masyarakat dapat
membedakan hal yang nyata dan semu.
4. Peran guru dan orang tua juga sangat berpengaruh terhadap anak. Agar
tidak berdampak akan perubahan pola piker dan tingkah laku akibat dari
teknologi.