Anda di halaman 1dari 10

e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 1

Kontrol Optimal pada Balancing Robot


Menggunakan Metode Linear Quadratic
Regulator
Juliana. Sumanti, Arie S. M. Lumenta, ST, MT, David Pang, ST, MT,
Jurusan Teknik Elektro-FT, UNSRAT, Manado-95115, Email: juliana.sumanti@gmail.com

Abstrak - Balancing robot is a mobile robot that has wheels balancing robot telah digunakan sebagai alat transportasi yang
on its left and right sides which construction is unstable and must bernama segway.
be actively balanced to stay upright. Balancing robot is a Dalam Tugas Akhir ini akan dikaji masalah pengendalian
development from the reverse-pendulum model which is then put sistem balancing robot dengan menggunakan kontrol optimal
on wheels. To control the balancing robot’s system, Linear
Linear Qudratic Regulator (LQR) yang kemudian akan di
Quadratic Regulator (LQR) method is used as a feedback, which is
simulated using MATLAB’s simulink program. simulasikan ke dalam simulik MATLAB.
The analysis and simulations yields optimum results at weight
matrix values 𝑸 𝟏, 𝟏 = 𝟏𝟎𝟎, 𝑸 𝟑, 𝟑 = 𝟏𝟎𝟎, and 𝑹 = 𝟏𝟎. II. LANDASAN TEORI
System’s cart settling time is at 3.8 seconds with stability at 0.063
meter and 4 seconds for the pendulum. Delay time for the cart is at A. Dasar Sistem Kendali
1.8 seconds. Sistem adalah kumpulan objek yang saling berinteraksi
dan bekerja sama untuk mencapai tujuan logis dalam suatu
Keywords: Balancing Robot, MATLAB, Optimal, Simulink, Time lingkungan yang kompleks. Sistem kendali adalah kumpulan
obSistem kendali adalah kumpulan komponen yang bekerja
Abstrak - Balancing robot merupakan suatu robot mobile
yang memiliki roda disisi kanan dan kirinya yang tidak stabil sama di bawah arahan dari sebuah atau beberapa mesin cerdas
dan harus diseimbangkan secara aktif untuk menjaganya tetap (machine intellegence). Di samping itu, sistem kendali juga
tegak. Balacing robot merupakan pengembangan dari model dapat diartikan sebagai proses pengaturan/pengendalian
pendulum terbalik yang diletakkan diatas kereta beroda. Untuk terhadap satu atau beberapa besaran (variabel, parameter)
mengontrol sistem balancing robot digunakan metode kontrol sehingga berada pada suatu harga atau dalam suatu rangkuman
Linear Quadratic Regulator (LQR) sebagai umpan balik yang harga (range) tertentu.
disimulasikan menggunakan program simulink MATLAB. Sistem kendali terdiri dari dua model sistem dasar, yakni
Dari hasil analisa dan simulasi diperoleh kesimpulan hasil sistem kendali loop terbuka dengan sistem kendali loop
yang paling optimal pada nilai matriks bobot 𝑸 𝟏, 𝟏 = 𝟏𝟎𝟎,
tertutup.
𝑸 𝟑, 𝟑 = 𝟏𝟎𝟎 dan 𝑹 = 𝟏𝟎. Respon sistem mencapai keadaan
optimal (settling time) untuk cart 3.8 detik dengan kestabilan
pada jarak 0.063 meter dan untuk pendulum 4 detik. Waktu Sistem Kendali Loop Terbuka
tunda (delay time) untuk cart 1.8 detik. Sistem kendali loop terbuka adalah sistem kendali yang
keluarannya tidak terpengaruh pada aksi pengendalian. Jadi
Kata Kunci: Balancing Robot, MATLAB, Optimal, pada sistem kendali loop terbuka, keluaran tidak diukur atau
Simulink, Waktu diumpan-balikkan untuk dibandingkan dengan masukan.
Gambar 1 menunjukkan hubungan masukan dan keluaran
I. PENDAHULUAN untuk sistem kendali loop terbuka.
Setiap sistem kendali loop terbuka, keluaran tidak
Perkembangan teknologi robotika telah membuat dibandingkan dengan masukan. Sehingga untuk setiap
kualitas kehidupan manusia semakin tinggi. Saat ini masukan, terdapat satu kondisi operasi yang tetap. Jadi,
perkembangan teknologi robotika telah mampu meningkatkan ketelitian sistem bergantung pada kalibrasi. Apabila terjadi
kualitas maupun kuantitas berbagai industri. Teknologi gangguan, sistem kendali loop terbuka tidak dapat bekerja
robotika juga telah menjangkau sisi hiburan dan pendidikan seperti yang diinginkan. Kendali loop terbuka dapat digunakan
bagi manusia. salah satu cara menambah tingkat kecerdasan dalam praktek hanya jika hubungan antara masukan keluaran
suatu robot yaitu dengan menambah metode kontrol bahkan diketahui dan tidak terdapat gangguan internal maupun
memberikan kecerdasan buatan pada robot tersebut. Salah eksternal.
satunya adalah balancing robot.
Balancing robot (robot penyeimbang) merupakan suatu Sistem Kendali Loop Tertutup
robot mobile yang memiliki roda di sisi kanan dan kirinya Sistem kendali loop tertutup adalah sistem kendali yang
yang tidak akan seimbang tanpa adanya kontroler. Balancing sinyal keluarannya mempunyai pengaruh langsung pada aksi
robot ini merupakan pengembangan dari model pendulum pengendalian. Jadi, sistem kendali loop tertutup adalah sistem
terbalik (inverted pendulum) yang diletakkan diatas kereta kendalli yang berumpan-balik.
beroda. Menyeimbangkan balancing robot memerlukan suatu Sinyal kesalahan yang merupahan selisih antara sinyal
metode kontrol yang baik untuk mempertahankan posisi robot masukan dan sinyal umpan-balik, diumpan ke kontroler untuk
dalam keadaan tegak lurus. Bahkan sekarang ini, konsep memperkecil kesalahan dan membuat agar keluaran sistem
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 2

mendekati harga yang diinginkan. Gambar 2 menunjukkan Dengan:


hubungan masukan-keluaran dari sistem kendali loop tertutup.
𝑥1 𝑦1 𝑢1
B Persamaan Ruang Keadaan 𝑥2 𝑦2 𝑢2
𝑥 = ⋮ ,𝑦 = ⋮ ,𝑢 = ⋮
Persamaan ruang keadaan (state-space equation) dari
sistem dinamik mengandung tiga hal, yaitu variabel input 𝑥𝑛 𝑦𝑛 𝑢𝑛
(input variable), variabel output (output variable) dan variabel 𝑓1 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
𝑓 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
keadaan (state variable). 𝑓 𝑥, 𝑢, 𝑡 = 2
Persamaan ruang keadaan dari suatu sistem dapat ⋮
bervariasi, sesuai dengan definisi awal dari variabel-variabel 𝑓𝑛 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
dari suatu sistem. Misalkan suatu sistem memiliki state 𝑔1 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
sejumlah n (persamaan diferensial biasa berdimensi n), input 𝑔2 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
𝑔 𝑥, 𝑢, 𝑡 =
sebanyak r, dan output sebanyak m. Misalkan pula x = ⋮
(𝑥1 , 𝑥2 , … , 𝑥𝑛 ), 𝑢 = 𝑢1 , 𝑢2 , … , 𝑢𝑟 . Maka, sistem tersebut dapat 𝑔𝑛 (𝑥, 𝑢, 𝑡)
dituliskan sebagai berikut:
𝑥1 = 𝑓1 𝑥, 𝑢, 𝑡 , Jika vektor fungsi f, g bergantung kepada variabel t,
𝑥2 = 𝑓2 𝑥, 𝑢, 𝑡 , maka persamaan (3) dan (4) disebut sistem time-variying. Jika
⋮ sistem tersebut dilinearkan, maka persamaan linear ruang
𝑥𝑛 = 𝑓𝑛 𝑥, 𝑢, 𝑡 (1) keadaan dalam persamaan outputnya dapat dituliskan sebagai
berikut:
Sedangkan output dari sistem diberikan sebagai berikut:
𝑥 𝑡 = 𝐴 𝑡 𝑥 𝑡 + 𝐵 𝑡 𝑢(𝑡) (5)
𝑦1 = 𝑔1 (𝑥, 𝑢, 𝑡) 𝑦 𝑡 = 𝐶 𝑡 𝑥 𝑡 + 𝐷 𝑡 𝑢(𝑡) (6)
𝑦2 = 𝑔2 (𝑥, 𝑢, 𝑡)

𝑦𝑛 = 𝑔𝑛 (𝑥, 𝑢, 𝑡) (2) Dengan 𝐴(𝑡) disebut matriks keadaan, 𝐵(𝑡) matriks masukan,
𝐶(𝑡) matriks keluaran, dan 𝐷(𝑡) matriks transmisi langsung.
Persamaan (1) dan (2) dapat dituliskan dalam notasi vektor
sebagai berikut:
𝑥 𝑡 = 𝑓(𝑥, 𝑢, 𝑡) (3)
𝑦 𝑡 = 𝑔(𝑥, 𝑢, 𝑡) (4)

Masukan Keluaran
Kontroler Plant
Gambar 1. Komponen Sistem Kendali Loop Terbuka

Gambar 4. Grafik Fungsi Step


Masukan Keluaran
Kontroler Plant

Gambar 2. Komponen Sistem Kendali Loop Tertutup

D
+ y
u + ẋ x
B 1/s C
+
+

Gambar 5. Grafik Fungsi Ramp


Gambar 3. Blok Diagram Persamaan Keadaan (State Space)
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 3

Bila fungsi vektor f dan g tidak bergantung terhadap terjadinya perubahan sinyal input/gangguan/beban sampai
waktu t, maka sistem disebut sistem time-invariant. Dalam hal respon masuk dalam keadaan steady state. Tolak ukur yang
ini, Persamaan (3) dan (4) dapat disederhanakan menjadi: digunakan untuk mengukur kualitas respon transien secara
𝑥 𝑡 = 𝑓(𝑥, 𝑢) (7) grafik ditunjukkan pada gambar 6 dan didefinisikan dalam
𝑦 𝑡 = 𝑔(𝑥, 𝑢) (8) lima hal yaitu waktu tunda, waktu naik, waktu puncak,
overshoot maksimum dan waktu turun. Waktu tunda (𝑡𝑑 )
Persamaan (7) dan (8) dapat dilinearkan di sekitar kedudukan adalah waktu yang diperlukan oleh tanggapan untuk mencapai
operasi sebagai berikut: setengah nilai akhir untuk waktu yang pertama. Waktu naik
(𝑡𝑟 ) adalah waktu yang diperlukan oleh tanggapan untuk naik
𝑥 𝑡 = 𝐴𝑥 𝑡 + 𝐵𝑢(𝑡) (9) dari 10% menjadi 90%, 5% menjadi 95%, atau 0% menjadi
𝑦 𝑡 = 𝐶𝑥 𝑡 + 𝐷𝑢(𝑡) (10) 100% dari nilai akhir yang biasa digunakan. Untuk sistem atas
redaman waktu naik yang biasa digunakan 10% menjadi 90%.
Diagram blok yang mewakili persamaan (9) dan (10) Waktu puncak (𝑡𝑝 ) adalah waktu yang diperlukan untuk
ditunjukkan dalam gambar 3. mencapai puncak pertama overshoot. Overshoot maksimum
(𝑀𝑝 ) adalah nilai puncak kurva tanggapan diukur dari satuan.
C Karakteristik Respon Apabila nilai akhir keadaan tunak tanggapannya jauh dari satu,
Karakteristik respon adalah ciri-ciri khusus perilaku maka biasa digunakan persen Overshoot maksimum, dan
respon dinamik (spesifikasi performansi) output sistem yang didefinisikan oleh
muncul akibat diberikannya suatu sinyal masukan tertentu Maksimum (persen) Overshoot =
yang khas bentuknya (disebut sebagai sinyal uji). 𝑐 𝑡 𝑝 −𝑐(∞)
Sinyal uji merupakan sinyal masukan uji (test input 𝑥 100%
𝑐 (∞)
sinyal) yang biasa digunakan adalah fungsi tangga, fungsi Besarnya persen Overshoot maksimum menunjukkan
“ramp”, fungsi percepatan, fungsi impuls, fungsi sinusoida kestabilan relatif dari sistem. Waktu turun (𝑡𝑠 ) adalah waktu
dan sebagainya. Dengan sinyal uji ini dapat dilakukan analisis yang diperlukan untuk menanggapi kurva agar dapat mencapai
matematika dan eksperimental sistem kontrol secara mudah dan tetap berada dalam gugus nilai akhir ukuran yang
karena sinyal-sinyal ini merupakan fungsi waktu yang sangat disederhanakan dengan persentase mutlak harga akhir (2%
sederhana. Jenis sinyal masukan yang akan digunakan untuk atau 5%). Waktu turun tadi dihhubungkan dengan tetapan
menganalisis karakteristik sistem di antara sinyal-sinyal waktu terbesar sistem kontrol. Apabila kita menemukan
masukan khas ini, dapat ditentukan dari bentuk masukan yang kriteria kesalahan persentase untuk sistem kontrol, kita boleh
paling sering akan diberikan ke sistem pada operasi normal. menetapkannya dari tujuan desain sistem dalam pertanyaan.
Jika masukan sistem kontrol merupakan fungsi waktu yang Spesifikasi respon steady state adalah spesifikasi repson
berangsur-angsur berubah, maka funsi waktu “ramp” mungkin sistem yang diamati mulai saat respon masuk dalam keadaan
merupakan sinyal uji yang baik. Demikian pula jika sistem steady state sampai waktu tak terbatas. Tolak ukur yang
dikenai gangguan secara tiba-tiba, maka fungsi waktu digunakan untuk mengukur kualitas respon steady state ini
berjenjang (step) mungkin merupakan sinyal uji yang baik. antara lain error steady state baik untuk error posisi, error
Dan untuk sistem yang dikenai masukan-masukan kejut, kecepatan maupun error percepatan.
sinyal uji yang paling baik mungkin adalah fungsi impuls.
Setelah sistem kontrol di disain berdasarkan sinyal uji, kinerja
sistem dalam memberikan respon terhadap masukan yang
sebenarnya biasanya memuaskan. Penggunaan sinyal uji
memungkinkan kita untuk membandingkan kenerja semua
sistem dengan basis yang sama. Gambar 4 dan Gambar 5
memberikan gambaran contoh sinyal uji fungsi step dan fungsi
ramp.
Keluaran yang dihasilkan merupakan (response) dari
sistem yang diberikan sinyal uji. Bila analisa yang dilakukan
merupakan analisa dalam lingkup waktu dan masukan yang
diberikan bukan merupakan fungsi periodik (mempunyai
frekuansi), maka analisa tersebut merupakan analisa
tanggapan waktu (time response).

Karakteristik Respon Waktu (Time Respons)


Karakteristik respon waktu adalah karakteristik respon
yang spesifikasi performansinya didasarkan pada pengamatan
bentuk respon output sistem terhadap berubahnya waktu.
Secara umum spesifikasi performasi respon waktu dapat
dibagi atas dua tahapan pengamatan yaitu spesifikasi respon
transien dan spesifikasi respon steady state.
Spesifikasi Respon TransienSpesifikasi respon transien
Gambar 6. Penggolongan Tanggapan Transien
adalah spesifikasi respon sistem yang diamati mulai saat
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 4

D Pendulum Terbalik (Inverted Pendulum) fungsi obyektif adalah fungsi kuadratik dari keadaan plant dan
Pendulum terbalik adalah sebuah pendulum (bandul) sinyal input kendali.
dimana pusat massanya berada di atas titik tumpunya. Kelebihan penggunaan formulasi Linear Quadratic
Seringkali diimplementasikan pada sebuah kereta yang dapat adalah pada kemudahan analisa dan pengimplementasiannya.
bergerak secara horizontal dan bias disebut sebagai sebuah Beberapa masalah yang biasa diselesaikan dengan metode ini
kereta-galah. Kebanyakan aplikasi membatasi pendulum pada adalah masalah minimasi waktu, dan lain-lain.
satu derajat kebebasan dengan mengasifikasi tiang (galah)
pada sebuah sumbu putar. Dimana sebuah pendulum normal Linear Quadratic Regulator (LQR)
stabil ketika digantung menghadap ke bawah, sebuah Metode optimasi dengan linear qudratic regulator adalah
pendulum terbalik bersifat tidak stabil dan harus dengan menentukan sinyal masukan yang akan memindahkan
diseimbangkan secara aktif untuk menjaganya tetap tegak. Ini suatu state sistem linear dari kondisi 𝑥(𝑡0 ) menuju ke suatu
bisa dilakukan dengan mengaplikasikan torsi pada titik tumpu, kondisi akhir 𝑥(𝑡) yang akan meminimumkan suatu indek
dengan menggerakan titik tumpu secara horizontal sebagai untuk kerja performansi quadratik. Cost function yang
bagian dari sistem umpan balik, merubah nilai putaran dari dimaksud adalah waktu integral dari bentuk kusdratis pada
massa yang bertumpu pada pendulum dalam satu sumbu vektor keadaan (state) 𝑥 dan 𝑢 seperti pada persamaan:
parallel ke sumbu tumpuan lalu setelah itu menciptakan nilai

torsi pada pendulum, atau dengan mengosilasi titik tumpu 𝐽= (𝑥 𝑇 𝑄𝑥 + 𝑢𝑇 𝑢𝑅) 𝑑𝑡 (11)
0
secara vertikal. Demo sederhana dari menggerakkan titik
tumpu dalam suatu system umpan balik bisa dilakukan dengan Dimana Q adalah faktor pembobotan state (matriks semi
menyeimbangkan sapu terbalik pada ujung jari. Pendulum difinit positif) dan R adalah bobot faktor variable kontrol
terbalik merupakan masalah yang klasik dalam dinamika dan (matriks definit positif). Dengan persamaan seperti diatas,
teori control dan digunakan sebagai standar untuk mengukur variasi parameter dari masalah peracangan LQR dapat
suatu percobaan strategi kontrol. ditentukan, juga untuk kondisi akhir yang mungkin dapat
Tipe kedua dari pendulum terbalik adalah sebuah berpengaruh pada cost finction.
pengukur kemiringan sebuah struktur bangunan yang tinggi, Prinsip penggunaan metode LQR adalah memperoleh
terdiri dari sebuah kabel yang ditanamkan pada dasar pondasi sinyal kendali optimal sinyal kendali optimal dari umpan balik
kemudian dikaitkan pada sebuah pelampung dalam sebuah keadaan (state feedback).
kolam minyak di atas struktur yang memiliki alat pengukur
perpindahan posisi normal pelampung kemudian dibandingkan 𝑢 = −𝐾𝑥 (12)
dengan posisi sebenarnya.
Matriks umpan balik 𝐾 diperoleh dengan memecahkan
E Konsep Sistem Kontrol Optimal Menggunakan Metode persamaan Riccati. Salah satu kendala penggunaan metode
Linear Quadratic Regulator (LQR) LQR adalah pemecahan persamaan Riccati yang tidak mudah
Sistem optimal adalah sistem yang mempunyai unjuk jika diselesaikan secara manual, maka dibutuhkan bantuan
kerja terbaik (best performance) terhadap suatu acuan tertentu. komputer, dalam hal ini dengan paket program MATLAB.
Sistem kontrol optimal memerlukan adanya suatu kriteria
optimasi yang dapat meminimumkan hasil pengukuran dengan Controller Algebraic Riccati Equation (CARE)
deviasi perilaku sistem terhadap perilaku idealnya. Untuk sistem linier, time-invariant, dapat dirutunkan
Pengukuran tersebut dilakukan dengan menetukan indek persamaan Aljabar Riccati untuk mencari solusi optimal
performansi yang merupakan suatu fungsi dari suatu harga sebagai berikut:
yang dapat dianggap menunjukkan seberapa besar kinerja ∞
sistem yang sesungguhnya sesuai dengan kinerja yang 𝐽= (𝑥 𝑇 𝑄𝑥 + 𝑢𝑇 𝑢𝑅) 𝑑𝑡
diinginkan. Indeks performansi merupakan tolak ukur suatu 0
sistem optimal. Sistem akan optimal bila indek
performansinya adalah minimum. u + ẋ x
B 1/s
Agar sistem tersebut dapat dikontrol, maka perlu dibuat
- +
model matematis yang menghubungkan antara masukan
(input) dan keluaran (output). Pada sistem kontrol optimal,
model yang banyak digunakan adalah persamaan keadaan
(state space).
A
Teori Regulator Optimal
Dalam beberapa proses, variabel yang dikontrol akan
mengalami deviasi karena adanya gangguan. Regulator
kontrol dirancang untuk melakukan kompensasi terhadap
gangguan. K
Linear Quadratic Control merupakan salah satu metode
dalam perancangan sistem kontrol optimal. Plant diasumsikan
bersifat sistem linear, dalam bentuk persamaan keadaan, dan Gambar 7. Blok Digram LQR
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 5

Formulasi dan solusi masalah LQR untuk waktu continuous, MATLAB, antara lain simulink dan m-file. Dari hasil simulasi
dengan umpan balik keadaan dituliskan sebagai berikut: tersebut, dapat dibandingkan respon sistem terhadap pengaruh
pengontrol LQR dalam bentuk sinyal keluaran.
𝑢 = −𝐾𝑥
𝐾 = 𝑅 −1 𝐵𝑇 𝑃 (13) B Cara Kerja Penelitian
Syarat cukup untuk kontrol optimal matriks P harus Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan menjawab
memenuhi: rumusan masalh dalam skripsi ini, dilakukan tiga tahap
𝑑𝑃 pengerjaan yaitu studi literatur untuk menganalisa masalah
= 𝐴𝑇 𝑃 + 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵𝑅−1 𝐵𝑇 𝑃 + 𝑄 = 0 (14)
𝑑𝑡 kontrol optimal pada plant, dilakukan dengan menghimpun
Persamaan (14) dikenal sebagai Persamaan Riccati
informasi dari buku-buku dan jurnal-jurnal yang berkaiatan.
(Riccati Equation). Dengan syarat matriks A dan B,
Buku dan jurnal-jurnal tersebut sebagian diperoleh dari
controllable dan observable. Blok diagram sistem kontrol
Laboratorium Teknik Kendali, Jurusan Teknik Elektro
optimal dengan umpan balik deadaan dapat dilihat pada
Universitas Sam Ratulangi dan beberapa di antaranya di
gambar 7.
peroleh dari internet. Membuat dan menganalisa hasil simulasi
sistem. Setelah system telah dianalisa, maka dapat ditarik
III. METODE PENELITIAN
kesimpulan.
A Rencana Penelitian
C Alat Penelitian
Untuk merealisasikan tujuan yang ingin dicapai dalam
Penelitian ini menggunakan perangkat keras (hardware)
penulisan skripsi ini, langkah-langkah yang akan dilakukan
berupa Laptop dengan spesifikasi sebagai berikut Processor :
adalah sebagai berikut:
Intel(R) Core(TM) i3-2367M CPU @ 1.40GHz 1.40 GHz.
Installed memory (RAM) : 4.00 GB (3.06 GB usable). System
Bahan Penelitian
type : 32-bit Operating System
Data yang dikumpulkan diperoleh dari studi literatur dan
Untuk perangkat lunak (software) yaitu MATLAB
bentuk real mekanik balancing robot dari skripsi yang disusun
dengan spesifikasi sebagai berikut Version 7.11.0.584
oleh Samuel Yosia Dimpudus yang berjudul
(R2010b). 32-bit (win32)
“PERANCANGAN SISTEM PENGATURAN BALANCING
ROBOT”. Data-data tersebut berupa parameter-parameter,
D Model Sistem Balancing Robot
dan kompenen yang menyusun sistem.
Balancing robot merupakan suatu robot mobile yang
memiliki roda disisi kanan dan kirinya yang tidak akan
Pemodelan Matematik Sistem
seimbang apabila tanpa adanya pengendali. Balancing robot
Langkah-langkah yang dilakukan untuk mendapatkan
ini merupakan pengembangan dari model pendulum terbalik
model matematis sistem antara lain menentukan sistem yang
yang diletakkan diatas kereta beroda.
akan diteliti dan komponen-kompenen yang menyusun sistem
Gambar 8 adalah sebuah contoh dari balancing robot.
tersebut. Setelah diketahui komponen-kompenen penyusun
Dalam kasus ini, kereta yang dilengkapi motor hanya dapat
sistem beserta parameter-parameternya, maka sistem dapat
bergerak garis lurus (horizontal), dan pendulum yang
dimodelkan menjadi sebuah persamaan matematis dalam
diletakkan di atas kereta bergerak (berotasi) dalam bidang
bentuk persamaan keadaan (state space).
yang sama. Gaya 𝑢 𝑡 diberikan kepada kereta. Tanda adanya
gaya yang sesuai, pendulum akan jatuh. Dengan adanya
Analisis Sistem
umpan balik, motor pada kereta akan memberikan gaya yang
Analisis optimal sistem bertujuan untuk mendapatkan
sesuai sehingga pendulum tetap dalam keadaan tegak.
gain kontrol untuk pengontrolan optimal.
Untuk membuat sistem dapat teranalisa, maka di buat y
beberapa tahap. Pertama sistem dibuat dalam bentuk
persamaan keadaan dilakukan pemeriksaan apakah sistem x l sinӨ

memenuhi syarat keteramatan dan kekontrolan. Jika tidak,


maka berarti sistem tidak dapat dikontrol. Jika ya, maka proses
dapat dilanjutkan. Kedua, tentukan matriks bobot Q dan R.
Penentuan matriks bobot Q dan R ini dilakukan dengan cara
coba-coba (trial and error) untuk mendapatkan matriks umpan
balik LQR. Ketiga, analisa hasil sistem apakah sudah mg
memenuhi dua criteria antara yaitu waktu stabil (settling time) l cosӨ
l
Ө
untuk cart dan pendulum kurang dari 5 detik dan waktu tunda
(delamy time) untuk cart kurang dari 2 detik. Jika sistem tidak
memnuhi dua criteria tersebut, atur kembali matriks bobot 𝑄
dan 𝑅. Jika ya, maka proses selesai. x
M
u
Simulasi Sistem
Simulasi sistem dilakukan dengan menggunakan
fasilitas-fasilitas yang tersedia pada perangkat lunak program Gambar 8. Model Dari Balancing Robot (Tampak Samping)
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 6

Dimana: Untuk mendapatkan persamaan gerak selanjutnya, maka


𝜃 : sudut antara pendulum gaya-gaya yang tegak lurus dengan batang pendulum
dengan garis vertikal. dijumlahkan.
𝑀 : berat kereta (kg).
𝑚 : berat pendulum (kg). 𝑉 𝑠𝑖𝑛𝜃 + 𝐻 𝑐𝑜𝑠𝜃 − 𝑚𝑔𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑚𝑙𝜃 + 𝑚𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜃 (18)
𝑑𝜃
𝜃 : kecepatan sudut 𝑑𝑡 .
𝑑2𝜃
Untuk mengeliminasi V dan H dari persamaan (18),
𝜃 : percepatan sudut . jumlahkan momen-momen di sekitar pendulum.
𝑑𝑡 2
𝑑𝑥
𝑥 : kecepatan benda .
𝑑𝑡
𝑑2𝑥 𝜏𝑝𝑒𝑛𝑑 = 𝐼𝜃
𝑥 : percepatan benda 𝑑𝑡 2 .
−𝑉𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃 − 𝐻𝑙 𝑐𝑜𝑠𝜃 = 𝐼𝜃 (19)
𝐼 : momen inersia.
𝑏 : koefisien dari gaya gesek (viscount friction) antara kereta
Subtitusikan persamaan (19) ke persamaan (18) maka
dengan lantai.
didapatkan:
𝑉 : gaya reaksi vertikal pada pendulum.
𝐻 : gaya reaksi horisontal pada pendulum.
−𝐼𝜃 − 𝑚𝑔𝑙𝑠𝑖𝑛𝜃 = 𝑚𝑙 2 𝜃 + 𝑚𝑙𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜃
𝑢 : gaya input yang diberikan pada kereta (N).
𝐼 + 𝑚𝑙 2 𝜃 = −𝑚𝑔𝑙𝑠𝑖𝑛𝜃 − 𝑚𝑙𝑥 𝑐𝑜𝑠𝜃 (20)
Asumsi
Berikut adalah asumsi-asumsi dalam memodelkan Dapat dilihat bahwa persamaan (16) dan persamaan (20)
balancing robot yaitu pendulum homogen (rapat massa di adalah persamaan diferensial nonlinear. Untuk menjaga agar
setiap titik pada pendulum sama), sehingga 𝐼 (momen inersia) balancing robot tetap vertikal, maka dapat diasumsikan bahwa
1 𝜃 yang dihasilkan kecil sehingga cos 𝜃 ≈ 1, sin 𝜃 ≈ 𝜃, dan
= 3 𝑚𝑙 2 dan 𝜃 kecil (cos 𝜃 ≈ 1 dan sin 𝜃 ≈ 𝜃).
𝜃𝜃 2 ≈ 0. Kemudian persamaan (17) dan (20) dapat
dilinearisasi sebagai berikut:
Formulasi model
Berikut ini akan diturunkan model matematik untuk 𝑢 = (𝑀 + 𝑚)𝑥 + 𝑏𝑥 + 𝑚𝑙𝜃 (21)
sistem balancing robot. Setelah mendapatkan model 𝐼 + 𝑚𝑙 2 𝜃 = −𝑚𝑔𝑙𝜃 − 𝑚𝑙𝑥 (22)
matematik sistem, akan dilakukan pengendalian terhadap
sistem balancing robot. Persamaan Keadaan (State Space)
Penjumlahan gaya dari cart secara horisontal dirumuskan Misalkan vector
dalam persamaan berikut:
𝑥1 𝑥
𝐹𝐻 = 𝑀𝑎 𝑥2 𝑥
𝑥= 𝑥 = 𝜃
3
𝑢 − 𝐻 − 𝑏𝑥 = 𝑀𝑥 𝑥4 𝜃
𝑢 = 𝑀𝑥 + 𝑏𝑥 + 𝐻 [3] (15) Dan
𝑥
𝑦= sebagai output dari sistem.
Karena cart bergerak arah horisontal, maka penjumlahan 𝜃
gaya pada arah vertikal diabaikan. pada gambar 8 free body
diagram dapat dibagi menjadi 2 yaitu free body diagram Agar diperoleh persamaan state space linear untuk 𝑥,
untuk cart dan free body diagram untuk pendulum. Dengan persamaan (21) harus merupakan fungsi dari turunan yang
menjumlahkan gaya pada arah horisontal maka didapatkan lebih rendah saja. Untuk itu, 𝜃 harus dieliminasi dari
persamaan gaya H. persamaan (21), dan diperoleh:
𝑑2 −𝑚𝑔𝑙𝜃 −𝑚𝑙 𝑥
𝐻 = 𝑚 𝑑 𝑡 2 (𝑥 + 𝑙 𝑠𝑖𝑛𝜃) 𝑀 + 𝑚 𝑥 = 𝑢 − 𝑏𝑥 − 𝑚𝑙 𝐼+𝑚 𝑙 2

Dengan memperhatikan bahwa: Atau


𝑑2 𝑚 2𝑙2𝑔 𝑚 2𝑙2
𝑠𝑖𝑛𝜃 = − 𝑠𝑖𝑛𝜃 𝜃 + (𝑐𝑜𝑠𝜃)𝜃 2 [1] 𝑀 + 𝑚 𝑥 = 𝑢 − 𝑏𝑥 + 𝜃+ 𝑥
𝑑𝑡 2 𝐼+𝑚 𝑙 2 𝐼+𝑚 𝑙 2
Maka persamaan menjadi: 𝐼+𝑚 𝑙 2 𝑢−𝑏 𝐼+𝑚 𝑙 2 𝑥 +𝑚 2 𝑙 2 𝑔𝜃
𝑥= 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
−𝑏(𝐼+𝑚 𝑙 2 ) 𝑚 2𝑙2 𝑔 𝐼+𝑚 𝑙 2
𝐻 = 𝑚𝑥 − 𝑚𝑙𝜃 2 𝑠𝑖𝑛𝜃 + 𝑚𝑙𝜃 𝑐𝑜𝑠 (16) 𝑥=𝐼 𝑥+𝐼 𝜃+𝐼 𝑢 (23)
𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2

Dengan mensubtitusikan persamaan (16) ke persamaan Persamaan berikut di peroleh dengan mengeliminasi 𝑥
(15) maka didapatkan persamaan gerak yaitu: dari persamaan (22) untuk memperoleh persamaan state space
linear untuk 𝜃 .
𝑢 = (𝑀 + 𝑚)𝑥 + 𝑏𝑥 − 𝑚𝑙𝜃 2 𝑠𝑖𝑛𝜃 + 𝑚𝑙𝜃 𝑐𝑜𝑠𝜃 (17)
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 7

𝑢−𝑏𝑥 −𝑚𝑙 𝜃 Dengan menggunakan pemisalan tersebut, persamaan


𝐼 + 𝑚𝑙 2 𝜃 = −𝑚𝑔𝑙𝜃 − 𝑚𝑙 𝑀+𝑚 (24) dan (25) dapat dituliskan sebagai berikut
𝑚𝑙 𝑚𝑙𝑏 𝑚 2𝑙2
𝐼 + 𝑚𝑙 2 𝜃 = −𝑚𝑔𝑙𝜃 − 𝑢+ 𝑥+ 𝜃 𝑥1 0 1 0 0 𝑥
𝑀+𝑚 𝑀+𝑚 𝑀+𝑚
−(𝑀+𝑚 )𝑚𝑔𝑙𝜃 −𝑚𝑙𝑢 +𝑚𝑙𝑏 𝑥 𝑥2
= 0 −1.3072 0.9608 0 𝑥 +
𝜃= 𝑥3 0 0 0 1 𝜃
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
𝑚𝑙𝑏 𝑀 + 𝑚 𝑚𝑔𝑙 𝑥4 0 1.9608 −16.1412 0 𝜃
𝜃= 𝑥− 𝜃− 0
𝐼 𝑀 + 𝑚 + 𝑀𝑚𝑙 2 𝐼 𝑀 + 𝑚 + 𝑀𝑚𝑙 2
𝑚𝑙 1.3072 𝑢 (27)
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙2𝑢 (24) 0 (3.10)
−1.9608
𝑥
Berdasarkan pemisalan vektor 𝑥, dan dari persamaan
(23) dan (24), diperoleh: 1 0 0 0 𝑥 0
𝑦= + 𝑢 (28)
0 0 1 0 𝜃 0
𝜃
𝑥1 = 𝑥2 = 𝑥
−𝑏(𝐼+𝑚 𝑙 2 ) 𝑚 2𝑙 2 𝑔
𝑥2 = 𝑥 = 𝐼 𝑥+𝐼 𝜃+ Uji Keterkontrolan (Controllability)
𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
𝐼+𝑚 𝑙 2
Uji kekontrolan dari sistem ini dapat dilihat dari rank dan
𝑢 singularity dari matriks controllability, yaitu:
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
𝑥3 = 𝑥4 = 𝜃
𝑚𝑙𝑏 (𝑀+𝑚 )𝑚𝑔𝑙 [𝐵 𝐴𝐵 … 𝐴𝑛 −1 𝐵]
𝑥4 = 𝜃 = 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝑥 − 𝐼 𝜃−
𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
𝑚𝑙
𝑢 Maka matriks controllability dari sistem balancing robot ini
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
berdasarkan state-space pada persamaan (27) dan (28), adalah:
Dalam bentuk state space, persamaan matematika dari
sistem dibuat ke dalam bentuk persamaan matriks berikut: 𝐵 𝐴𝐵 𝐴2 𝐵 𝐴3 𝐵
0 1.3072 −1.7087 0.3498
= 1.3072 −1.7087 0.3498 2.0054
𝑥 = 𝐴𝑥 + 𝐵𝑢 0 −1.9608 2.5631 28.2989
𝑦 = 𝐶𝑥 + 𝐷𝑢 −1.9608 2.5631 28.2989 −40.6859
Dimana, 𝐴,𝐵,𝐶, dan 𝐷 adalah matriks, sementara 𝑥 Setelah diperiksa, matriks ini memiliki rank 4. Sedangkan
adalah state, dan 𝑦 adalah output sistem dan 𝑢 adalah input inversnya adalah:
sistem. Sehingga state space sistem dapat di rumuskan sebagai
berikut. 𝐵 𝐴𝐵 𝐴2 𝐵 𝐴3 𝐵 −1
1.0000 0.8400 0.0000 0.0500
1 0
𝑥1 0 −𝑏(𝐼+𝑚 𝑙 2 ) 𝑚 2𝑙2𝑔 0 𝑥 = 0.8400 0.0680 0.0500 0.0454
0.0680 0.0520 0.0454 0.0347
𝑥2 𝑥
= 0 0
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
0.0520 −0.0000 0.0347 −0.0000
𝑥3 0 0 0 1 𝜃 +
𝑥4 0 𝑚𝑙𝑏 −(𝑀+𝑚 )𝑚𝑔𝑙 0 𝜃 Dengan demikian matriks ini adalah matriks yang non-
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
0 singular.
𝐼+𝑚 𝑙 2 Karena matriks controllability memiliki rank 4, sama
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 dengan dimensinya (matriks 4x4), dan sudah diperiksa bahwa
𝑢 (25)
0 matriks ini adalah matriks yang non-singular, maka dapat
𝑚𝑙 disimpulkan bahwa sistem ini completely state controllable.
−𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
𝑥 u + ẋ x y
1 0 0 0 𝑥 0 B 1/s C
𝑦= + 𝑢 (26) -
0 0 1 0 𝜃 0 +
𝜃

E Perancangan Linear Quadratic Regulator (LQR)


Dalam kasus ini, beberapa parameter akan dimisalkan
untuk mempermudah perhitungan, yaitu:
A
𝑀 = 0.74 𝑘𝑔
𝑚 = 0.1 𝑘𝑔
𝑏 =1𝑁𝑚
𝑔 = 9.8 𝑚/𝑠 2
𝑙 = 0.5 𝑚 K
𝐼 = 0.0083 𝑘𝑔 𝑚2
Gambar 9. Diagram blok sistem loop tertutup
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 8

Uji Keteramatan (Observability) 𝑞 0 0 0


𝑄= 0 0 0 0
Uji keteramatan dari sistem ini juga dapat dilihat dari
𝑞 (29)
rank dan singularity dari matriks observability, yaitu: 0 0 0
𝐶 0 0 0 0
𝐶𝐴

Pada 𝑄 di dapat dari 𝑄 = 𝐶 𝑇 𝐶, sehingga nilai yang akan
𝐶𝐴𝑛
diganti-ganti pada matriks 𝑄 terdapat pada matriks 𝑄(1,1) dan
Uji keteramatan yang pertama adalah untuk output 𝑄(3,3).
berupa posisi cart balancing robot, maka dalam hal ini: Sedangkan matriks 𝑅 adalah matriks simetri, definit
positif dan real 𝑅 > 0 . Matriks 𝑅 merupakan matriks
𝑐= 1 0 berordo 1x1 yang ditulis sebagai persamaan (30).
0 0

Matriks observability yang diperoleh adalah: 𝑅 = [𝑟] (30)

𝐶 1 0 0 0 Untuk menghitung besarnya nilai penguatan (gain) optimal K


𝐶𝐴 digunakan bantuan program MATLAB. Setelak mendapatkan
= 0 1 0 0
penguatan optimal K, maka diperoleh persamaan keadaan
𝐶𝐴2 0 −1.3072 0.9608 0
𝐶𝐴3 0 1.7087 −1.2559 0.9608 untuk sistem loop tertutup sebagai berikut:

Setelah diperiksa, matriks ini memiliki rank 4. Sedangkan 1 0


𝑥1 0 −𝑏 𝐼+𝑚 𝑙 2 𝑚 2𝑙2𝑔 0 𝑥
inversnya adalah: 𝑥2 𝑥
= 0 0
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2

−1 𝑥3 0 0 0 1 𝜃 −
𝐶 1 0 0 0 𝑥4 0 𝑚𝑙𝑏 − 𝑀+𝑚 𝑚𝑔𝑙 0 𝜃
𝐶𝐴 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
= 0 1 −0 −0
0
𝐶𝐴2 0 1.3605 1.0408 0
𝐼+𝑚 𝑙 2 𝑥
𝐶𝐴3 0 0 1.3605 1.0408 𝑥
𝐼 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2 𝐾(1,3) 𝐾(1,4)
𝐾(1,1) 𝐾(1,2) (31)
0 𝜃
Karena rank yang diperoleh adalah 4, sama dengan
−𝐼
𝑚𝑙 𝜃
dimensi dari matriks observability (3x3), kemudian karena 𝑀+𝑚 +𝑀𝑚 𝑙 2
inversnya ada, sebagai indikasi bahwa matriks observability
ini adalah matriks yang non singular, maka dapat disimpulkan 𝑥
bahwa sistem dengan output posisi cart ini completely 1 0 0 0 𝑥 0
𝑦= + 𝑢 (32)
observable. 0 0 1 0 𝜃 0
Uji keteramatan selanjutnya adalah untuk output berupa 𝜃
sudut pendulum, maka dalam hal ini:
𝑐= 0 0 1 0 Diagram blok yang mewakili persamaan (31) dan (32)
ditunjukkan dalam gambar 9.
Matriks onservability yang diperoleh adalah:
IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN
𝐶 1 0 0 0
𝐶𝐴 A Hasil Perhitungan Nilai Umpan Balik LQR
= 0 1 0 0
Tujuan dari optimasi dengan menggunakan LQR adalah
𝐶𝐴2 0 −1.3072 0.9608 0
𝐶𝐴3 0 1.7087 −1.2559 0.9608 mendapatkan nilai balik K optimal dengan memenuhi criteria
waktu turun (settling time) untuk cart dan pendulum kurang
Setelah diperiksa, invers matriks observability dari sudut dari 5 detik dan waktu naik (rise time) untuk cart kurang dari
pendulum tidak ada karena determinan dari matriks ini adalah 2 detik.
0 yang menandakan matriks ini adalah matriks singular. Maka Perhitungan ini dilakukan dengan jalan memasukkan
dapat disimpulkan bahwa sistem dengan output sudut persamaan Riccati yang telah diturunkan pada bab
pendulum ini not completely observable. sebelumnya. Sedangkan matriks pembobotan 𝑄 dan 𝑅
ditentukan secara sembarang. Dari persamaan Riccati tersebut,
Penentuan Matriks Bobot akan dapat diketahui matriks 𝑃.
Matriks bobot adalah matriks 𝑄 dan 𝑅. Pemilihan Matriks 𝑃 adalah matriks solusi dari persamaan Riccati.
matriks 𝑄 dan 𝑅 dapat dilakukan dengan cara coba-coba (trial Jika nilai matriks 𝑃 telah diketahui, kemudian disubtitusikan
and error). Dengan syarat, Matriks 𝑄 adalah matriks simetri, ke persamaan 𝐾 = 𝑅−1 𝐵𝑇 𝑃. Sehingga dapat diketahui nilai
semidefinit positif dan real 𝑄 ≥ 0 . Matriks 𝑄 merupakan matriks umpan balik optimal 𝐾. Bobot-bobot nilai 𝑄 dan 𝑅
matriks berorodo 4x4 yang ditulis sebagai persamaan (29). yang digunakan terdapat pada tabel I.
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 9

TABEL I HASIL PERHITUNGAN NILAI UMPAN BALIK LQR


Q(1,1) Q(3,3) R K
0.1 0.1 10 0.1000 0.0808 -0.0068 -0.0001
0.5 0.5 10 0.2236 0.1735 -0.0321 -0.0109
1 1 10 0.3162 0.2390 -0.0602 -0.0231 Cart
5 5 10 0.7071 0.4905 -0.2322 -0.0844
10 10 10 1.0000 0.6619 -0.4009 -0.1304
25 25 10 1.5811 0.9792 -0.8084 -0.2116
50 50 10 2.2361 1.3182 -1.3529 -0.2835
75 75 10 2.7386 1.5719 -1.8136 -0.3242
100 100 10 3.1623 1.7833 -2.2224 -0.3494

Cart

Pendulum
Pendulum

cart
Pendulum

Gambar 11. Sistem Untuk 𝑄 1,1 = 100, 𝑄 3,3 = 100 Dan 𝑅 = 10

Simulasi Open Loop


Untuk simulasi open loop atau tanpa umpan-balik, hasil
simulasi menunjukkan pbahwa sistem tidak stabil. Hasil ini
dapat dilihat pada gambar 10.

Simulasi Close Loop


Simulasi ini dilakukan pada berbagai nilai bobot 𝑄
dengan nilai 𝑅 yang tetap, dengan menggunakan MATLAB.
Gambar 10. Sistem Untuk Open Loop
Simulasi diberi nilai 𝑄 1,1 = 100, 𝑄 3,3 = 100, dan
𝑅 = 10. Sehingga diperoleh grafik respon sistem terhadap
B Simulasi Balancing Robot dengan Simulink MATLAB sinyal uji step seperti pada gambar 11.
Untuk melihat simulasi dari balancing robot, dilakukan Pada Gambar 11 dapat diamati, Sistem memiliki waktu
dengan menggunakan simulink MATLAB. Simulasi diberi stabil (settling time) untuk cart 3.8 detik dengan kestabilan
sinyal uji step dengan perpindahan posisi dari kereta sebesar pada jarak 0.063 dan untuk pendulum 4 detik. Waktu tunda
0.2 meter ke arah kanan. (delay time) untuk cart 1.8 detik.
e-jurnal Teknik Elektro (2014), ISSN: 2301-8402 10

TABEL II HASIL SIMULASI SISTEM BALANCING ROBOT B Saran


Pemilihan matriks bobot Q dan R pada penelitian ini
dilakukan dengan cara coba-coba (trial and error), dengan
membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan
hasilnya. Oleh sebab itu perlu dikembangkan metode yang
lebih baik untuk medapatkan nilai matriks Q dan R tersebut.
Metode ini dapat dikembangkan dan dapat diterapkan pada
sistem fisik balancing robot.

DAFTAR PUSTAKA

[1] F, Gene. Feedback Control Of Dynamic Systems, Prentice Hall,


California, Fourth Edition.
[2] K, Ogata. Modern Control Engineering, Prentice Hall, New
Jersey, Third Edition,.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
[3] K, Ogata. Teknik Kontrol Automatik , Penerbit Erlangga,
A Kesimpulan Jakarta, 1996.
Berdasarkan dari hasil analisa yang terdapat pada tabel II [4] N, S, Desineni. Optimal Control Sistems, CRC Press, New York,
diperoleh kesimpulan yaitu hasil optimal dengan 2003.
menggunakan metode LQR memiliki respon balancing robot
yang paling optimal dengan kriteria yang diberikan terdapat
pada nilai matriks bobot 𝑄 1,1 = 100, 𝑄 3,3 = 100 dan
𝑅=1

Anda mungkin juga menyukai