Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MUSKULOSKELETAL
KELOMPOK 2
Anggota Kelompok:
1. Kurmalatasari J210140002
2. Luqmanul Hakim J210140006
3. Hanifah Dwi Saputri J210140011
4. Debby Clara Sinta J210140015
5. Azeis Rianang J210140020
6. Nona Tunjung S. W J210140024
7. Dwi Safitri J210140030
8. Ita Kiswarsiki J210140034
9. Arba’ani J210140038
10. Yohana Augustin F J210140042
11. Lia Ayu K. D J210140047
12. Ratih Larasati J210140050
13. Hakim Anasulfalah J210140055
S1 KEPERAWATAN
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah
“ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN
MUSKULOSKELETAL”
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai asuhan keperawatan pada
lansia.Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-
kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan.
Makalah ini membahas mengenai proses pengkajian kasus pada lansia, diagnose,
hingga intervensi keperawatan yang diberikan kepada lansia berdasarkan kasus. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi
penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta
memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan
berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis,
dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh
secara keseluruhan (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah
memasuki usia lanjut mengalami perubahan, dan sebagian besar perubahan itu terjadi
ke arah yang memburuk/ mengalami penurunan, misalnya, organ reproduksi lebih
cepat usang dibanding organ yang lain, perubahan penampilan, perubahan panca indra,
perubahan seksual (Hurlock, 1999).
Bertambahnya usia selalu meninggalkan bekas pada setiap makhluk hidup.,dan
prinsip ini berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ, danorganism).
Rentang hidup manusia menunjukkan periode perkembangan secara bertahap
dengan meningkatnya efisiensi tubuh pada masa anak-anak dan remaja sampa
mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang dengan perubahan
yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam kekuatan ,khususnya kekuatan fisik.
Ini biasa disebut periode menua.(Padila, 2013).
Proses penuaan adalah proses yang tersembunyi, dan permulaannya berbeda-
beda antara tiap individu, demikian pula kecepatan penurunannya. Perubahan ini
meliputi perubahan kekuatan jantung, penurunan sekresi cairan pencernaan ,penurunan
aktivitas endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses penuaan ini ditandai
dengan melambatnya waktu beraksi, melambatnya proses belajar, serta penurunan
daya ingat dan efisiensi intelektual. (Sunaryo, 2016).
1.3 Tujuan
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh tujuan apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
1. Untuk mengetahui pengkajian pada lansia.
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan yang dapat ditegakkan pada lansia ini
3. Untuk mengetahui intervensi keperawatan pada lansia tersebut.
1.4 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang akan
dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Bagi dosen:
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa.
2. Bagi mahasiswa:
Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta mampu
menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan intervensi yang sesuai.
BAB II
PEMBAHASAN
Makalah
diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Community Nursing Program II yang di bimbing oleh Bhakti
Permana S.Kep., M.Kep., M.Si.
disusun oleh:
KELAS 2A
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
BANDUNG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah “ASUHAN
KEPERAWATAN PADA LANSIA” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Penulis berterima kasih kepada Pak Bhakti Permana S.Kep., Ners., M.Kep., M.Si selaku tutor
yang telah memberikan tugas ini kepada tim penulis.
Tiada gading yang tak retak. Andaipun retak jadikanlah sebagai ukiran, begitupun
dengan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu melalui kata pengantar ini tim
penulis sangat terbuka menerima kritik serta saran yang membangun sehingga penulis dapat
memperbaikinya.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan bagi pembacanya mengenai asuhan keperawatan pada lansia. Penulis
juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang diharapkan.
Makalah ini membahas mengenai proses pengkajian kasus pada lansia, diagnose,
hingga intervensi keperawatan yang diberikan kepada lansia berdasarkan kasus. Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekali lagi penulis
mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan serta memohon
kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, terus-menerus, dan
berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, dan
biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki
usia lanjut mengalami perubahan, dan sebagian besar perubahan itu terjadi ke arah yang
memburuk/ mengalami penurunan, misalnya, organ reproduksi lebih cepat usang
dibanding organ yang lain, perubahan penampilan, perubahan panca indra, perubahan
seksual (Hurlock, 1999).
Bertambahnya usia selalu meninggalkan bekas pada setiap makhluk hidup.,dan
prinsip ini berlaku bagi semua tingkat oragnisasi(molekul,sel, organ, danorganism).
Rentang hidup manusia menunjukkan periode perkembangan secara bertahap
dengan meningkatnya efisiensi tubuh pada masa anak-anak dan remaja sampa
mencapai tingkat kematangan. Setelah melalui periode yang panjang dengan perubahan
yang kecil, terjadilah penurunan bertahap dalam kekuatan ,khususnya kekuatan fisik. Ini
biasa disebut periode menua.(Zarb G.A,2002).
Proses penuaan adalah proses yang tersembunyi, dan permulaannya berbeda-beda
antara tiap individu, demikian pula kecepatan penurunannya. Perubahan ini meliputi
perubahan kekuatan jantung, penurunan sekresi cairan pencernaan ,penurunan aktivitas
endokrin. Pada tingkatan psikologis, proses penuaan ini ditandai dengan melambatnya
waktu beraksi, melambatnya proses belajar, serta penurunan daya ingat dan
efisiensi intelektual. (G.A, 2000).
1.8 Manfaat
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diperoleh manfaat apa saja yang akan dibahas
dalam makalah ini, yaitu :
3. Bagi dosen:
Untuk bahan ajar kepada mahasiswa.
4. Bagi mahasiswa:
Mampu mengetahui cara mengkaji lansia dengan baik dan benar serta mampu
menentukan diagnose pada lansia hingga dapat menegakan intervensi yang sesuai.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengkajian
1. Identitas Klien
a. Nama : Nenek Y
b. Umur : 03 April 1947, 68 tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SD
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Suku/bangsa : Indonesia
g. Status marital : -
h. Tanggal pengkj : 11 Desember 2017
i. Ruang : ruang 09
j. Alamat : Gonilan
2. Identitas Penanggungjawab
a. Nama : Ny. M
b. Umur : 34 Tahun
c. Agama : Islam
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Hub. Dgn klien: Anak
g. Alamat : Gonilan
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengeluh kesakitan pada saat berjalan dan duduk akibat cedera pada
kakinya, kaki kiri klien terdapat sejumlah luka dan balutan luka yang masih basah.
b. Kesehatan dahulu
Pasien memiliki riwayat terkena Diabetes Melitus (DM) dan Hipertensi. Pasien
mengalami kecelakaan beberapa tahun silam
c. Kesehatan keluarga
Keluarga mempunyai riwayat kesehatan dengan penyakit hipertensi.
5. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Mentis (Kesadaran penuh)
Penampilan : Rapi & bersih
Tanda vital
Tekanan Darah: 150/90mmHg
Nadi : 96 x/menit
Respiratory Rate : 20x/menit
Suhu : 36,80C
c. Sistem respirasi
Inspeksi : Dada simetris, bernafas tanpa batuan otot tambahan
d. Sistem kardiovaskuler
Inspeksi : Keadaan umum baik
Palpasi : Tidak ada pelebaran pembuluh darah, dan tidak ada pembesaran
jantung
e. Sistem gastrointestinal
Klien mengkonsumsi makanan yang disiapkan oleh anaknya. Ditambah dengan
konsumsi kopi. Klien mampu menghabiskan 1 porsi makan yang disediakan tanpa
keluhan mual. Klien setelah operasi membuatnya makan teratur. Klien makan
3x/hari dengan snack 2x/hari dan tambahan susu, teh atau kopi sehingga klien
merasa badannya lebih gemuk. BB sekarang 56kg, keadaan gigi klien sudah
ompong, klien mengatakan tidak kesulitan menelan dan mengunyah.
f. Sistem genitourinaria
Klien mengatakan biasa buang air kecil dikamar mandi, frekuensi 3-4x perhari,
jumlah biasa (100cc). Tidak mengalami ngompol. Akan tetapi setelah sakit klien
tidak dapat ke kamar mandi sendiri dan menggunakan pispot.
g. Sistem musculoskeletal
klien tidak mampu berjalan sendiri karena terjadi cidera pada kaki kiri, kaki kanan
klien mengalami deformitas dan tangan klien tidak dapat digerakkan. Skala nyeri 6
seperti tersayat – sayat, saat berjalan klien sering tersandung.
h. Sistem integumen
Kulit terlihat keriput, kendor dan terdapat bekas luka pada kaki kiri
i. Sistem neurosensori
Respon komunikasi klien baik , biicara normal jelas suara tidak pelo, bahasa yang
digunakan adalah bahasa indonesia dan jawa
Keadaan mata kanan terdapat sekret, penglihatan agak kabur akan tetapi mampu
pergi keluar rumah. Klien mampu melihat dalam jarak pandang 50meter.
Kemampuan pedengaran agak menurun sehingga lawan bicara harus bicara agak
keras agar klien mendengar.
j. Sistem endokrin
Klien mengatakan menderita kencing manis. Tidak terdapat pembesaran kelenjar
tyroid.
2) Emosional
Kondisi emosional stabil
3) Spiritual
Baik, klien rajin beribadah, melakukan solat 5 waktu dan mengikuti pengajian.
b. Bartel Indeks
Dengan Ket
No Kriteria Mandiri
Bantuan
Makan Frekuensi : 3x sehari
1. 10 Jumlah : seimbang
Jenis : sayur dan lauk
Total Score : 70
Total Nilai 30 20
Total Score :
Aspek kognitif dan fungsi mental baik : jika total skor > 23
Kerusakan aspek fungsi mental ringan : jika total skor 18-22
mental berat
9. Pengkajian Status Mental Gerontik
Nilai 1 : Jika klien menunjukkan kondisi di bawah ini
Nilai 0 : Jika klien tidak menunjukkan kondisi di bawah ini
Total Score : 11
Analisa Data
3) DO:
- Bentuk tulang klien tidak
sama (tidak simetris)
- Klien tidak mampu untuk
berjalan dengan baik
- Deformitas pada kaki kanan
DS:
Resiko jatuh
1.2 Diagnosa
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas tulang akibat
kecelakaan beberapa tahun silam
2. Nyeri berhubungan dengan Agen cedera fisik
3. Resiko jatuh berhubungan dengan gangguan fisiologis (Deformitas kaki kanan)
2.3 Intervensi
1. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan deformitas tulang akibat kecelakaan
beberapa tahun silam
Tujuan atau kriteria hasil yang diharapkan:
- Klien mampertahankan kekuatan dan ketahanan sistem muskuloskeletal dan
fleksibilitas sendi-sendi dibuktikan oleh tidak adanya kontraktur.
Intervensi Keperawatan Rasional
i. Observasi tanda dan gejala penurunan Memberikan informasi sebagai dasar dan
mobilitas sendi, dan kehilangan pengawasan keefektifan intervensi.
ketahanan
iii. Observasi lingkungan terhadap bahaya- respirasi dan fungsi jantung klien.
bahaya keamanan yang potensial. Ubah
lingkungan untuk menurunkan bahaya-
bahaya keamanan.
iv. Ajarkan tentang tujuan dan pentingnya Mencegah risiko cedera pada lansia
latiha
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan
kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi
normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan
yang diderita (Nugroho, 2000).
Proses penuaan dapat ditinjau dari aspek biologis, sosial dan psikologik. Teori-teori
biologis sosial dan fungsional telah ditemukan untuk menjelaskan dan mendukung
berbagai definisi mengenai proses penuaan. pendekatan multi disiplin mengenai teori
penuaan, perawat harus memiliki kemampuan untuk mensintesa berbagai teori tersebut
dan menerapkannya secara total pada lingkungan perawatan klien usia lanjut termasuk
aspek fisik, mental/emosional dan aspek-aspek sosial. Dengan demikian pendekatan
eklektik akan menghasilkan dasar yang baik saat merencanakan suatu
asuhan keperawatan berkualitas pada klien lansia.
3.2 Saran
Penulis sadari dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
mungkin jauh dari tahapan kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan demi tercapainya
penyusunan makalah yang jauh lebih baik dimasa yang akan datang
DAFTAR PUSTAKA