Frekuensikkkk

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 2

Orang Fisika Menyebutnya Satu Frekuensi

“Jika Anda ingin menemukan rahasia alam semesta,

berpikirlah dengan memerhatikan energi, frekuensi, dan getaran.”

–Nikola Tesla.

Teori Einstein mengatakan bahwa segala sesuatu dimulai dari adanya energi. Energi itu
mewujud dalam bentuk getaran, sedangkan frekuensi adalah banyaknya getaran yang muncul
dalam setiap satuan waktu. Seperti sebuah gitar yang dipetik, maka akan menghasilkan sebuah
nada dengan frekuensi tertentu. Getaran pada gitar tersebutlah yang membawa energi dan
kemudian terdengar oleh telinga kita.

Prinsip lain yang dikenal dalam dunia fisika adalah apabila sebuah garpu tala digetarkan,
garpu tala tersebut mampu menggetarkan garpu tala di sekitarnya meskipun tidak saling
bersentuhan. Kenapa hal tersebut bisa terjadi? Karena kedua garpu tala tersebut mempunyai
frekuensi yang sama (Azaleav,2016: 107).

Segala sesuatu yang bergetar itu ternyata tidak hanya berlaku untuk cahaya, bunyi atau pun
besaran fisis yang teramati dalam dunia fisika. Ternyata pola pikir, perasaan dan emosi dalam diri
manusia juga memancarkan sebuah energi dengan frekuensi tertentu. Menurut ilmuwan dan
peneliti di Amerika Serikat, frekuensi sebuah gelombang energi yang dipancarkan oleh perasaan
bahagia akan bergetar sangat cepat atau frekuensinya sangat tinggi. Sebaliknya, frekuensi sebuah
gelombang energi yang dipancarkan dari perasaan takut bergetar sangat lambat atau frekuensinya
sangat rendah (Steve, 2005 : 17).

Bahagia dialirkan dalam gelombang pendek, Takut dialirkan dalam gelombang panjang,
sehingga frekuensinya cepat dan memiliki sehingga frekuensinya lambat dan memiliki
getaran tinggi getaran rendah.

Ilustrasi Gelombang Persaan

Gambar diadaptasi https://books.google.co.id/


Oleh karena itu, karena pikiran dan perasaan setiap orang berbeda satu sama lain, maka
frekuensi yang masing-masing pribadi miliki juga berbeda. Akan tetapi hal tersebut tidak serta
merta menjadikan setiap individu tidak dapat berinteraksi dengan orang lain. Masih bisa, hanya
saja sering dibatasi oleh zona nyaman frekuensi masing-masing individu tersebut. Pada
kenyataannya, masih ada orang-orang yang menyukai aliran musik yang sama, menyukai hobi
yang sama, bahkan hanya sekedar sedang memiliki rasa yang sama. Tak jarang kecocokan tersebut
sering disebut dengan istilah ‘satu frekuensi’ oleh orang-orang yang sedang bergulat dengan fisika.

Frekuensi yang tidak sama bukan berarti tidak bisa bergabung dengan frekuensi yang lain.
Dalam prinsip fisika dikatakan bahwa frekuensi bisa diubah dengan memancarkan energi yang
lebih besar atau lebih kecil, sesuai dengan yang dibutuhkan untuk bisa mencapai keadaan
sefrekuensi. Pemahaman tersebut jika dibawa dalam kehidupan nyata adalah bahwa dengan
mengubah dasar yang kita miliki seperti keyakinan yang kita miliki, cara pandang kita, dan sikap
kita kepada dunia maka kita bisa mengubah kehidupan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Bila menginginkan sesuatu yang positif, maka pancarkanlah frekuensi yang positif pula. Frekuensi
dalam diri kita tersebut akan secara otomatis menyatakan energi yang mampu menarik frekuensi
lainnya untuk datang mengerubungi kita.

“Jangan kau kira cinta datang dari keakraban dan pendekatan yang tekun.

Cinta adalah putera kecocokan dewa.” –Kahlil Gibran.

Anda mungkin juga menyukai